Hatur nuhun Kang BG (yang sudah familiar dgn CPI :),
Sebagai informasi bahwa target coring adalah Bekasap FM yang kebetulan
belum depleted...
Banyak sekali masukan yang saya dapatkan dari rekans milis, yang
tentunya akan berguna sekali dalam desain programnya.

For me its not only a two cents, but it's a millions

Salam, RB

-----Original Message-----
From: BAMBANG GUMILAR [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, December 11, 2006 11:19 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well

Informasi tentang Wettability/ kebasahan menjadi penting jika kita akan
mengukur tekanan kapiler batuan untuk memodelkan perubahan saturasi
fluida di batuan tersebut.
   
  Secara genesis (kita sering keliru menulisnya sebagai genesa, padahal
kita menulis thesis = tesis tidak tesa khan?) semua batuan reservoir
(klastik maupun karbonat) pada awalnya memiliki sistem basah-air. Karena
media pengendapan yang umum (kecuali aeolian) adalah air (laut, danau,
sungai) tidak ada batuan sedimen yang terendapkan dan terbentuk di
danau/lautan minyak. 
   
  Hanya pada saat migrasi hidrokarbon ke pori-pori batuan menyebabkan
kebasahannya berubah. Kebanyakan minyak bumi mengandung senyawa berkutub
(polar compounds) yang dapat mengubah kebasahan batuan dari suka-air ke
suka-minyak atau ke kondisi campuran (mixed wettability). 
   
  Jadi asumsi awal adalah bahwa reservoir itu basah-air dan langkah
inisiasi dalam pengukuran tekanan kapiler di laboratorium adalah dengan
"membasahi" sampel dengan "wetting fluid". Sampai sampelnya tersaturasi
penuh (fully saturated).Untuk sistem merkuri - udara (Hg-air), udara
adalah "wetting phase"-nya. 
   
  Jika sudah tersaturasi penuh (jenuh), langkah Pertama adalah
menginjeksikan fluida "non-wetting" dengan sedikit demi sedikit
menaikkan tekanan injeksinya. Volume "wetting fluid"yang terdesak keluar
dari rongga pori diukur dan dipadankan dengan harga tekanan yang
bekerja. Tekanan dan volume "non-wetting fluid"ditingkatkan terus hingga
"semua" fluida (wetting) yang berada di batuan terdesak keluar. Siklus
ini disebut "Drainage", yang dianalogikan dengan cara hidrokarbon
mendesak air di batuan. Tetapi, walaupun dipaksa sehebat apapun oleh
penjajah eh... "non-wetting fluid" tadi, masih ada segelintir "wetting
fluid" yang bertahan di batuan. Air sisa ini lah yang populer disebut
sebagai "Irreducible Water". 
   
  Langkah kedua adalah proses "Imbibition"(minum). Karena berkuranganya
perbedaan tekanan antara fase "wetting" dan "non wetting", maka sebagian
wetting fluid akan kembali memasuki rongga pori batuan secara alamiah.
Fenomena ini dianalogikan dengan kejadian jika kita memproduksi
hidrokarbon di atas oil-water contact-nya. Secara perlahan air akan
bergerak ke atas menggantikan minyak yang terproduksi - sering disebut
coning atau cresting (di sumur horizontal)
   
  Langkah ketiga adalah proses "Forced Imbibition" (minum kepaksa (^_^)
he..he..he..). Dimana tekanan dari "wetting phase" dinaikkan lebih
tinggi daripada "non-wetting"-nya dan memaksa batuan meminum lagi air
yang tadi sudah dipaksa keluar sehingga "non-wetting" diusir lagi dari
rongga pori batuan. Jika dilakukan terus sampai tidak ada "non wetting
fluid" yang bisa mengalir keluar lagi. Walaupun begitu sebagian
"penjajah/non-wetting" ini masih ada yang jatuh cinta dan kawin dengan
pribumi di batuan tersebut. Kondisi ini dianalogikan dengan memproduksi
minyak dari zone yang sudah "depleted". Seperti, memaksa tetes-tetes
minyak terakhir keluar dari Bekasap Sands di Minas Field dengan
waterflood. End-point dari Imbisisi Paksa dapat dianggap sebagai cara
yang paling baik untuk mengestimasi residual hydrocarbon saturation,
Sor. 
   
  Lebih jauh lagi adalah proses "Secondary Drainage", analoginya adalah
injeksi gas yang mendesak OWC yang sudah naik untuk turun ke level
semula atau bahkan lebih rendah dari OOWC-nya.
   
  Baiklah, sekarang kita tarik benang merah diskusi OBM vs WBM untuk
coring.
   
  1. Jika interval yang akan di-core adalah water bearing dan
jelas-jelas water wet. Maka WBM adalah pilihannya.
   
  2. Jika interval yang akan di-core adalah " fully oil saturated,
virgin oil bearing", tapi batuannya basah air (water wet), maka
pemakaian OBM tidak akan mengubah wettability-nya. Karena minyak di
batuan sudah jenuh, tidak ada peluang buat filtrat OBM untuk menggusur
Irreducible Water-nya. Sebaliknya jika batuannya oil-wet, maka filtrat
OBM akan "memperkaya" recharge minyak di dalam rongga pori. Kebasahan
tidak akan berubah, hanya Initial Oil Saturation-nya yang berubah.
Penggunaan WBM akan sedikit mengganggu keseimbangan minyak-air yang ada.
Tambahan filtrat WBM akan memaksa batuan berada pada tahap "Forced
Imbibition".
   
  3. Jika intervalnya "Depleted Oil Zone" maka penggunaan OBM dan WBM
tidak ada yang 'favourable'. Karena jika pakai OBM, maka reservoir akan
mengalami "Forced Drainage"dan jika pakai WBM, akan terjadi "Forced
Imbibition". Teknologi low-invasion belum jadi no-invasion coring. Jadi,
coring company juga tidak berani jamin bahaw tidak akan ada invasi
filtrat ke core-nya.
   
  Jika kita mau tahu Variasi KEBASAHAN, maka artinya kita ingin mengukur
tekanan kapiler dalam sistem basah-air. Biasanya sampel yang akan
diukur, dibuat menjadi sistem Minyak-Air dan dianggap dalam kondisi
"sedang berimbibisi" akibat invasi mud filtrat OBM/WBM. Sebelum
dilakukan pengukuran tekanan kapilernya, sampel core selalu harus berada
dalam kondisi "Aged". Proses "Ageing" mengacu pada cara men-saturasi-kan
sampel batuan dengan "live crude" atau bisa juga minyak sintetis untuk
mensimulasi pengembalian keadaannya seperti pada saat Primary Drainage
terjadi (awal migrasi minyak ke batuan dengan mendesak airnya keluar).
Proses ini bisa berlangsung berminggu-minggu (4 ~ 5 minggu). Baru
Langkah Pertama di atas dilakukan.
   
  Nah jika reservoir di Central Sumatra rata-rata sudah depleted,
penggunaan OBM atau WBM untuk mem-preserve wettability-nya (hese nya
nulis istilah inggris di indonesia keun) tidak begitu berpengaruh. Yang
penting proses "ageing"-nya yang lebih diperhatikan. Tetapi,
sepengetahuan saya, penggunaan OBM di Sumatra (khususnya untuk Telisa
Sands) lebih kepada isu seputar keberadaan mineral lempung,
smectites/montmorilonites and the gangs daripada isu tentang
basah-basahan ini.
   
  My two cents from Brunei. Semoga bisa membantu Rai Barkah mendesain
coring program-nya.
   
  Wassalam,
  -bg
   
  
[EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Pak shofiyudin,
Pengukuran wettability pada core yang dikontimanasi (OBM) menjadi kurang
tepat, itu karena adanya perubahan yang sangat besar pada interaksi
fluida dengan matrix batuan dalam pori2 corenya, Batuan yang pada
awalnya water wet condition akan berubah menjadi oil wet condition,
sehingga pengukuran wettability jadi tidak tepat..
Terlebih pada sandstone yang mempunyai permeability besar, tentunya akan
semakin besar displacement dari fluid insitu nya.

Dampak tersebut akan berkurang bila menggunakan WBM.

Salam
Romdoni





Shofiyuddin
12/08/2006 05:26 PM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well






Mas Rhomdoni,
Bisa dijelaskan lebih lanjut hubungan antara WBM dengan Wettability
analisis?

Trims sebelumnya.

Shofi



On 12/8/06, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
>
>
> Mas amir,
> Pakai WBM lebih bagus tentunya jika memungkinkan, misalkan core yang 
akan
> di cut di sand yang tebal, jadi corenya 100% sand.
> Kalau ada shale yang potensial untuk jd problem atau problem2 lainnya
> tentunya OBM menjadi pilihan.
> Karena menurut orang lab, core dng WBM lebih mudah dan akurat untuk
> dianalisa untuk wettability.
> Pemakaian WBM bukan berarti peningkatan recovery tapi hanya
berpengaruh
> dalam hal analisisnya.
>
> Tetapi kalau kita menggunakan low invasion core head, masalah mud
bukan
> jadi masalah besar lagi.
>
> Selamat weekend.
>
>
>
>
>
>
>
> "Amir Al Amin" 
> 12/08/2006 04:21 PM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject: Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well
>
>
>
>
>
>
> Memakai WBM menurut saya kok malah beresiko,
> pengalaman coring terakhir, recovery cuma 20%,
> padahal sudah hati-hati,
> usut punya usut, dicurigai WBM sebagai biang keladinya.
>
> karena sewaktu coring, ada shale yang terpotong, nah shale ini
> mengembang di dalam core barel, (karena pakai water base mud), jadinya
> sand dibawahnya nggak bisa masuk ke dalam core barrel, istilahnya
> ngejam ...
>
>
>
> On 12/8/06, [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
> >
> >
> > Oh begitu ceritanya,
> > Sekedar saran,
> > Kalau corenya mau dianalisis untuk permeability dan wetability 
sebaiknya
> > dipakai core head yang low invasion, karena mud invasion akan
> mempengaruhi
> > nilai kedua pengukuran tersebut.
> > Pemakaian WBM sudah sangat tepat, Karena pemakaian WBM (jika
> memungkinkan)
> > jauh lebih bagus dari OBM untuk coring.
> > Untuk consolidated sand, alumunium dan resin sudah memadai.
> > Btw, service company nya apa ? karena tiap company berbeda jenis
> alumunium
> > ICB nya.
> >
> >
> >
> >
> > "Barkah, Raden (rbarkah)" 
> > 12/08/2006 02:34 PM
> > Please respond to iagi-net
> >
> >
> > To: 
> > cc:
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Menarik dan sedikit menantang tentunya mas Romdoni :)
> > Tadinya kita berharap bisa dengan vertikal well, selain relatif
lebih
> > mudah operasionalnya juga tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
Tetapi
> > kita terkendala dengan masalah pembebasan lahan (LI) disamping itu 
kita
> > mencoba untuk menghindari fault.
> > Berdasarkan praktek sebelumnya, untuk drilling parameter kita biasa 
pake
> > WBM (berat lumpur 8-9 ppg),
> > conventional core head, ICB-nya pakai alumunium dan handlingnya
pakai
> > resin.
> > Sebagai informasi, Formasi yang akan di coring termasuk consolidated
> > sand.
> > Dengan kondisi reservoir seperti ini kira2 apa yang mesti di improve

ya?
> >
> >
> > Trims,
> > Rai Barkah
> >
> > -----Original Message-----
> > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Friday, December 08, 2006 1:21 PM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well
> >
> >
> >
> > Wah menarik nich, karena saya juga belum pernah melakukan
directional
> > coring.
> >
> > Apakah adahal teknis tertentu, sehingga harus coring dengan 
directional
> > well type? kecuali memang disengaja agar coring BHA tegak lurus
dengan
> > kemiringan formasinya. Karena dengan directional, pasti akan 
mengurangi
> > true thickness dari reservoir yang akan di coring.
> > Mungkin menurut saya, secara operational tidak akan ada bedanya
antara
> > vertical dan directional coring, hanya drilling parameter saja yang
> > harus lebih diperhatikan.
> > Hal2 yang harus diperhatikan;
> > - jenis mud (WBM or OBM),
> > - core head (conventional or low invasion)
> > - inner core barel (allumunium atau fiberglass)
> > - handling on surface (resin or gypsum) Semua akan sangat tergantung
> > pada BHT dan jenis formasi yang akan di coring (apakah temasuk
> > consolidated atau unconsolidated), dan yang terpenting juga,
analisis
> > apa saja yang akan dilakukan di laboratorium.
> >
> > Rasio? nanti sharing yach hasilnya.
> >
> >
> > Best Regards,
> > ROMDONI
> > Operation Geologist
> > Eni Indonesia
> >
> > Phone: 021-52997254
> > HP: 081381877717
> > Email: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > "Barkah, Raden (rbarkah)" 
> > 12/08/2006 11:00 AM
> > Please respond to iagi-net
> >
> >
> > To: 
> > cc:
> > Subject: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Dear Iagi-netter yth,
> > Mohon sharing pengalaman dari rekans semua.
> > Kita ada rencana untuk melakukan pengambilan core (coring) pada
sumur
> > direksional (kemungkinan slanted/J type tapi bisa juga S type), dgn
> > kemiringan sudut +/- 15-20 deg. Kira-kira apa saja yang perlu
> > diperhatikan agar recovery core tsb sesuai harapan (> 80%)?
> > Dan meminimalisasi kendala yg mungkin terjadi saat operasionalnya?
> > Berapa ya sukses rasio-nya dibanding vertical well.
> >
> > Terima kasih
> >
> > kind regards,
> >
> > Rai Barkah
> > yglagibelajarcoring
> >
> >
> >
> >
---------------------------------------------------------------------
> > ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
> > ----- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
> >
---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> >
> >
>
>
> --
> ***********************************
> Amir Al Amin
> Operation/ Wellsite Geologist
> (62)811592902
> amir13120[at]yahoo.com
> amir.al.amin[at]gmail.com
> ************************************
>
> ---------------------------------------------------------------------
> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
> ----- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>


-- 
Salam hangat

Shofi




                
---------------------------------
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik
terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-----  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke