Sudah banyak yang bependapat adanya siklus, mulai setidaknya model stratigrafi berkorelasi dengan perubahan muka laut. Hanya saja, berapa besarnya, ilmuwan sering tak mendapatkan harga pastinya. Padahal, semua hal di alam itu ada ukurannya. Model saya mengemukakan besarnya pereode-pereode siklus tsb, dengan probability 90 %.
JAWAH menekankan grafik curah hujan. BMG sebutkan, curah hujan 2006-2007 lebih kecil dari pada beberapa tahun sebelumnya. Deras di rasakan sejak pertengahan Desember 2006, meliputi Sumatra, Jabar, KalBar. Ini lebih lambat dari pada umumnya "udan", eh hujan, sejak Okober. Lalu semakin deras, pada Januari, February, di ikuti penyebarannya semakin ke timur, ke Jateng, Jogja, Jatim, Nusatenggara, dan dan Maret 2007, mulai menurun curahnya. Dari pola JAWAH, curah hujan global di duga terus mengecil sejak 1982 hingga kini. Pada Desember 2006, banjir di seluruh Sumatra, Semenanjung Malaka, ribuan mengungsi, muka air meninggi hingga ada yang 4 m di atas normal. Banyak kerugian melayang. ACTION: Lebih siap-siaplah banjir yang lebih besar di bulan Januari, Februari 2007. Kenapa curah hujan lebih kecil kok malah banjir sungainya lebih besar ? Jawaban akan benar, bila dan hanya bila, kalau tak banjir begitu, malah salah jawabnya. Faktor utama, dugaan saya adalah adanya hutan yang lebih gundul. Menteri Kehutannya, sekitar th 2000, sebutkan, hutan Sumatra tinggal 10 % dari 2-3 th sebelum tahun-tahun itu. Ini di tunjukkan dengan hasil foto udara. Ya udara yang di foto, jepret-jepret begitu, lalu kelihatan luasan hutannya. Banjir (di sungai), di pengaruhi oleh debit curah hujan per satuan waktu, resapan tanah, luasan yang mengalirkan air. Pengurangan hutan jadikan turunkan resapan, jadikan air hujan terus langsung ke sungai. Luasan sungai yang mungkin menciut oleh penambahan penduduk kota, bisa jadikan tambahan lasan banjirnya. Pun dulu, banjir kalau di daerah tak ada penduduknya, ya tak ada yang berteriak, dan kini, penambahan penduduk, peluasan kota, makin terasakan akibat luapan air hujan itu. Budaya Jawa kenal 12 musim, di sebut "Mongso", dengan umur yang bervariasi dari 27 hari hinga 44 hari disebut ke : 1, 2, 3, ..., 12. Yang paling di kenal, adalah masa mulai kemaru (tidak terkenal yang mulai hujan), yakni ke 3, Tiga, "tigo", "telu", adalah bulan Maret, yang langsung lazimkan masa kemarau adalah Mongso Ketigo (Tak ke-sekawan, ke gangsal, dst). Hal yang belum terjawab, ke depan 35 th adalah curah hujan yang rendah. Apa saja efeknya, bagaimana atasi kalau saja ini terjadi ? Longsor, bisa karena efek curah hujan yang tinggi. Juga mungkin karena lebih banyaknya gempa. Teori lempeng, sebutkan batas lempeng, bila dan hanya bila di situ banyak gempa. Di sebutkan batas lempeng IndoAsia ya Palung Sumatra, Jawa, Nusatenggara. Artinya, di situ tentu banyak gempa. Kalau tak banyak gempa malah bingung dong. Lalu siap-siap resikonya. Begitu ? Salam, Maryanto. =========================== From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Saya setuju dengan Pak Maryanto, bahwa kenaikan suhu global akan diimbangi oleh "alam" sehingga bisa turun lagi saya pernah baca artikel bahwa lubang Ozon akan nutup sendiri suatu saat karena pengaruh kenaikan suhu sendiri. cuma lupa dari milis mana. (kelihatannya argument nya kurang meyakinkan tetapi ide nya ttg feedback system boleh juga) kalau ada nya cycle di alam ini saya juga setuju/percaya cuma tidak tahu berapa tahun cycle nya. dan cycle itu beragam besarnya. ada mega cycle ada yang mini cycle, dst. jadi mungkin tidak terpaku pada satu angka saja, atau kelipatan angka tersebut. sekian saja pendapat pribadi fbs -----Original Message----- From: Maryanto (Maryant) Sent: Thursday, December 21, 2006 2:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Wah ketemu lagi Mas Taufik Manan, Global temperatur naik selama 120 th terakhir, th 1880 hingga kini. Kenaikannya adalah 1 derajat Fahrenheit selama 120 th terakhir, th 1880-2000. Sekala lain, skala Celcius, besaran itu adalah 0.6 derajat Celcius/120 th. Harga kenaikan temperatur 0.005 derajad Celcius/th. Besaran itu adalah gradien garis lurus grafik temperatur vs waktu. Ini superimpose ("jumlahan") dengan fungsi garis itu, adalah fungsi sinusoidal pereode 70 th, dengan amplitudo maximum 0.35 derajad Celcius. Simpangan amplitudonya : nol pada th 1930, maximum pada th 1952, 0 pada th 1965, minimum pada th 1982, nol pada th 2000, akan maximum pada th 2022. Umumnya scientist berpendapat, bahwa kenaikan itu akan terus berlangsung, dengan gradien kenaikan itu. Pendapat saya, adalah global temperatur dengan siklus sebanding dengan Calender SALAM. Garis lurus tadi adalah fungsi sinusoidal pereode yang panjang (700 th, 7000 th,..., 7 Ga.), dan th 2022 adalah simpangan amplitudo sinusoidal pereode 700 th yang maximumnya. Grafik menunjukkan pendinginan sesuadh th 2022. Ya, dengan kenaikan global temperatur, maka es kutub, juga yang ada di puncak gunung, akan mencair. Seluruh es itu, seandainya mencair, akan menaikkan muka laut sebesar 6 m saja (Study Geoph, 1990). Dengan kalimat di atas, maka pertanyaan Anda sudah terjawab. Lalu saya tambahkan info sbb: JAWAH, yang saya tekankan adalah jumlah air hujan di bumi, atau sumber air tawar. Air hujan, ini tentunya tak akan signifikan menaikkan muka laut. Ini besarnya untuk JKT 1700 mm/m2/satuan_waktu. (Satuan waktunya, apakah hari, bulan, atau tahun, untuk besaran itu ?). Tapi ini mungkin per hari. Simpangan maximum 2000 mm/m2, dan minimum 1500 mm/m2. Sehingga untuk jumlah air hujan yang jatuh pada suatu daerah pertahun (misalnya Jabar, Jawa, kalimantan, Indonesia, yang tahu km2 luasnya), akan bisa di hitung. Lalu proyeksikan dengan jumlah kebutuhan air per orang, juga projeksi jumlah orangnya versus waktu. Yang jelas, kenaikan temperatur global, berkorelasi dengan penurunan jumlah air hujan pada masa kini. Yang menarik bahwa, penurunan jumlah air hujan itu, juga mencairnya es kutub (atas kenaikan global temperatur), muka laut malah naik. Ini menunjukkan bahwa kedua faktor itu tak dominan mempengaruhi naik turunnya muka laut. Data memperlihatkan pemanasan global tadi, yang berkorelasi dengan penurunan dasar laut (batuan dasar), penurunan lithosfer. Ini menunjukkan pemanasan global akibatkan pemuaian bumi, lalu mengembanglah jari-jari bumi, juga lithosfer (extention, divergent, akibatkan sedimentasi synrift), muka laut naik. Kenaikan muka laut selama 120 th terakhir ini adalah 1.2 mm/th (0.012 m/th), superimpose grafik sinuoidal pereode 70 th, dengan maximum amplitudo 0.5 m. Tentu dengan simpangan nol pada th 1930, maximum pada th 1952, nol pada 1965, minimum pada 1982, nol pada th 2000, dan akan maximum pada 2022. Kenaikan ini, cukuplah merepotkan, terjadi banjir, muka laut naik pada negara yang 30 % negaranya dibawah muka laut, Belanda, pada th 1952 itu, akibatkan milyartan dollar kerugian. Ya wong 30 % seluruh negara maju... Bagimana dengan kota-kota pantai Indonesia :JKT, Semarang, Surabaya, dst ? Ingat, kenaikan muka laut ini, juga karena penurunan basement, juga bisa di tambah dengan akibat pemampatan sediment lho. Maximum elevasi lithosfer terkhir, adalah pada 245 Maa "Millian annum ago", PermianTriasik, semua benua menjadi satu, satu daratan saja, latinnya "Pangaea", juga dikenal sebagai Pangea saja. Fungsi ini bersesuaian dengan siklus pereode 700 th terdingin. Lalu di dalamnya ada fungsi 70 Ma sinusoidal juga. Terakhir terdingin siklus 70 Ma adalah 50 Maa, Mid Eosen. Amplitudo sinusoidal elevasinya bisa mencapai 4 km (CSB "Central Sumatra Basin", atau umumnya Indonesia). Haq (Bilal U), juga Peter Vail, perlihatkan perubahan muka laut saja (bukan lithosfer), adalah sesuai dengan kalender itu, dengan amplitudo simpangan sinusoidal pereode 700 Ma yang 125 m. Ini tentunya tak seberapa signifikan terhadap perubahan muka laut yang rata-rat 4000 m kini. Ini dulu ah... Salam, Maryanto. -----Original Message----- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Pak Maryanto Menarik sekali intisari artikel anda. Namun saya baca dalam suatu artikel di sebuah koran bahwa prediksi mendatang suhu bumi tambah panas. Akibatnya adalah kemungkinan mencairnya es di kutub utara. Mohon penjelasannya Salam TAM dari pedalaman Sulawesi ----- Original Message ---- From: Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) <[EMAIL PROTECTED]>; iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 15, 2006 5:28:12 PM Subject: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar JAWAH ("Journal Atmospheric Water Affecting History") Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh semakin sedikitnya curah hujan. Setelah separo 70 th yang banyak hujan (tahun 1965-2000), kini akan separo 70 th yang sedikit hujan (2000-2035). Apa yang perlu di lakukan ? Kalender SALAM berupa grafik simpangan sinusoidal versus tahun, dari Big bang hingga 70 Giga tahun kemudian. Simpangan itu juga merefleksikan jumlah curah hujan. Air, atau juga air hujan di duga ada sejak 3.2 Gaa "Giga annum ago", di tandai dengan fosil prokariot mulai ada. Lalu perubahan biota 70 juta tahunan, di tandai dengan berbedanya biota, yang menjadikan berbeda nama-nama umur berikut, mulai Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, Kretaseous, dan Senozoik. Lalu evolusi primata pereode 7 Ma, sesuai dengan pereode "stage", sejak 49 Maa "Millian annum ago", atau lalu pereode 700 Ka "Kilo annum" sejak Australopititicus, volume otak tambah 200 cc tiap pereode. Juga sejarah dengan siklus 700 th budaya sejak 2800 SM. Grafik hujan ini di sebut Grafik JAWAH "Journal Atmospheric Water Affecting History". Grafik JAWAH pada pereode sinusoidal 70 th terakhir, sebagai berikut: jumlah curah hujan global tahunan, mengecil dari th 1930 hingga terkecil th 1952, lalu membesar hingga maximum th 1982, lalu mengecil hingga terkecil tahun 2022, lalu membesar lagi hingga maximum th 2052, lalu mengecil lagi, dst. Jumlah curah hujan JKT sejak 1860 hingga kini, sesuai dengan kurva itu. Data satu lokasi itu mempunyai simpangan yang besar (sekitar 20 %). Di duga, seandainya daerahnya lebih luas maka harga simpangan akan lebih kecil (Maryanto, 2004). Dugaan itu terbukti, yakni untuk daerah yang lebih luas, seluas DAS "Daerah Aliran Sungai" Citarum, yakni seluas hampir seluruh Jawa Barat, tahun 1960-2000. Curah hujan membesar sejak th 1960, maksimum sekitar 1982, lalu mengecil hingga th 2000 (HAGI Convention, Semarang, November 2006). Korelasi kedua grafik, yakni grafik JAWAH dengan tsb bisa sekitar 90 %. Prediksi selanjutnya adalah bahwa curah hujan 35 th kedepan akan kecil, setelah curah hujan banyak pada era orde baru (1965-2000). Dugaan lain adalah bunga bank yang rendah, inflasi rendah. Paper 2004, 2005, 2006, bicara prediksi parameter lain. Faktor penunjang kekurangan air kedepan lain adalah : pemakai (penduduk) yang semakin banyak, hutan yang berkurang (gundul), sawah yang menjadi bangunan rumah/industri. "Jawah" (Bahasa Jawa kromo Inggil) berarti "udan" (Jawa ngoko), yang bhs Indonesianya "hujan". Wassalam, Maryanto. Sempol, Harjo Binangun, Pakem, Sleman, (sudah ada akronimnya semua) Ngayojokarto Hadiningrat. --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 ----- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 ----- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 ----- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 ----- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------