Cak Agus Tirto dan Cak Andang,

Kabupaten/ Kota yang rawan bencana geologi di Jatim masih banyak lho cak,
tidak hanya 3 Kabupaten sebagaimana yang tertulis di Radar Malang
(mudah-mudahan salah kutip saja). Di sepanjang pesisir selatan Jatim, semua
Kabupaten memiliki kawasan rawan bencana khususnya gempabumi, wabilkhusus
tsunami. Bahkan kawasan pantura Jatimpun mulai Banyuwangi sampai
Probolinggo, termasuk Madura bagian timur juga masih ada peluang terkena
tsunami. Mungkin saja dampak gempabumi di setiap kawasan pesisir Jatim tidak
akan sama, karena adanya perbedaan struktur geologi sebagaimana yang anda
sebutkan. Namun demikian, untuk tsunami saya kira hampir seluruh Kabupaten
di kawasn pesisir bisa terkena dampaknya. Coba saja kita lihat di Kabupaten
Banyuwangi (yang pernah terkena tsunami tahun 1994), Lumajang dan Jember. Di
daerah-daerah tersebut banyak dijumpai lingkungan pemukiman yang berada di
dataran pantai, yang bila dihitung jumlah jiwanya dapat mencapai ribuan.
Sebagai di Kabupaten Lumajang, satu kawasan pantai dihuni kurang lebih 6000
jiwa, dimana perkampungan tersebut relatif jauh dari perbukitan. Kalau ada
tsunami, mau lari kemana mereka? Ngeri kan???

Selain gempabumi dan tsunami, jalur Pegunungan Selatan Jatim dan Jalur
Gunungapi di bagian tengah, juga memiliki kerawanan terhadap bencana geologi
yang lain yaitu gerakan tanah/ tanah longsor. Di Jatim juga terdapat 7
gunungapi aktif, dimana 3 diantaranya (Semeru, Bromo dan Lamongan)
akhir-akhir ini sering meningkat aktifitasnya.

Namun demikian, secara pribadi, usaha yang dilakukan teman-teman AMC sangat
saya hargai, karena mereka telah berbuat sesuatu untuk ikut menyelamatkan
masyarakat Jatim dari ancaman bencana dan sekaligus memasyarakatkan ilmu
kebumian serta membantu Pemda dalam membangun *MASYARAKAT SADAR BENCANA*.

Selamat berjuang!

Salam,

Pardan.




On 1/1/07, Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Kegiatan AMC sangat positip untuk membantu pemda dalam hal antisipasi
bencana kebumian yang bisa terjadi setiap saat. Saya pribadi mendapat info
via sms dari ADB tentang kegiatan AMC di pantai selatan Jatim itu sebelum
IAGI Pekanbaru lalu. Nah, kebetulan saja, tanggal 30 November 2006, di
Surabaya, Camat-Camat di Jatim yang lokasi rawan bencana geologi, kumpul di
Hotel Satelit untuk mendapat pengarahan dan sosialisasi tentang kebencanaan
geologi oleh Pusat Vulkanologi dan MBG, Bandung dan juga dari UGM (saya
sendiri yang memberikan sosialisasi itu). Pada saat itu, ada 3 staf dari
Pacitan hadir, lalu dalam sosialisasi tersebut, kami sampaikan tentang
kewaspadaan teluk Pacitan, DAS Grindulu dan patahan Grindulu itu tentang
resiko dan kerawanan bencana geologi.

Kemudian tanggal 4 Desember 2006, di Pendopo Kabupaten Ponorogo Jatim,
sekitar 250 orang (stake-holder penanganan bencana di Ponorogo : camat,
lurah, staf teknis pemda, LSM, anggota DPRD, juga tim TAGANA / taruna siaga
bencana), saya sampaikan lagi tentang resiko dan kerawanan bencana geologi
di wilayah Ponorogo, yang kebetulan kami mempunyai beberapa data teknis
potensi bencana geologi di Ponorogo.

Kemudian dalam kesempatan lain, saya bertemu pak Indrarto (kepala dinas
Pertambangan dan Energi Kab.Pacitan, Jatim), tanggal 18-19 Desember.06 :
sambil nongkrong minum kopi jahe di kaki lima, hujan-hujan, di depan Hotel
Horison Bandung, kami diskusikan beberapa action untuk mengantisipasi resiko
dan kerawanan bencana geologi di pantai selatan Pacitan, khususnya teluk
Pacitan, sepanjang Grindulu, juga wilayah hulu dari sungai Grindulu di
kecamatan Tegalombo, Nawangan, Bandar (kebetulan saja saya pernah bermalam
beberapa hari di wilayah itu, untuk melihat kondisi geologi, bahkan waktu
lain jalan-jalan dengan Mas Sukmandaru di Bandar dan Nawangan). Bahkan saya
sudah membuatkan sedikit catatan ke Pak Indrarto untuk ditindak-lanjuti oleh
staf-nya di kantor, yang juga ada geologist untuk segera turun melakukan
sosialisasi dan antisipasi-antisipasi yang terkait di lapangan. Muga-muga
ini sudah dijalankan. Saya belum sempat check ke lapangan, walau sudah
diminta beliau ke wilayah
Grindulu. Kesempatan saya yang terbatas.
Karena minggu terakhir Desember.06, saya mendapat kesempatan dari Walikota
Batam untuk mendiskusikan penyelesaian penambangan pasir darat di wilayah
Batam dan pulau-pulau kecil lainnya, karena terjadi demonstrasi
besar-besaran dari penambang pasir darat / penambang rakyat (yang illegal)
kepada dewan dan pemko,untuk meminta dibuatkan aturan juknis dan juklak
dalam pengelolaan dan penambangan tanah urug, pasir darat (sebetulnya pasir
kuarsa). Nah, ternyata Pemko Batam selama ini belum mempunyai mekanisme ijin
(SIPD bahan galian golongan C), jadi kelabakan juga. Karena uurusan itu,
dulunya dikelola oleh Pemprop. Riau (lain kali akan saya posting ke milis
IAGI). Setelah terbentuk prop.Kep.riau, ini kelewatan diurus, jadilah
masalah.
Syukurlah sekarang mulai terselesaikan.
Pulanglah saya ke Jogja, tanggal 28 Des.06 naik ADAM Air dengan 
no.lambungpesawat PK-KKW (yang akhirnya mengalami kecelakaan di Sulawesi 1
jan.07). Sejak naik dari Batam, Adam Air 737-400 / Pk-KKW tersebut
mengalami goncangan hampir 1 jam (dengan goncangan yang hebat-hebat). Ini
pengalaman terjelek naik pesawat. Alhamdullillah, selamat sampai Jogja.
Interaksi dinamis atmosfer dengan litosfera ini telah banyak memberikan
pelajaran bagi kita semua baik sebagai hamba Tuhan/ maupun sebagai
masyarakat yang berpendidikan ilmu kebumian. Masyarakat luas sedang menunggu
action kita dari berbagai pihak untuk mengelola berbagai konflik, potensi,
resiko yang berasal dari interaksi dinamik atmosfer dan litosfera, seperti
akhir-akhir ini. Bahkan, akhirnya pihak seperti PT Perhutani yang mengelola
obyek wisata Baturaden, di Jateng pun, harus memerlukan informasi
kegeologian di sepanjang jalur wisata di kawasan Baturaden. Beberapa hari ke
depan ini, kami sedang menyiapkan langkah-langkah untuk sosialisasi dan
action untuk penanganan resiko dan kerawanan bencana kebumian di Baturaden
dan juga di sepanjang K.Gendol (Sleman) tempat terakumulasi jutaan ton
endapan awan panas, yang sebagian sudah meluncur jadi aliran banjir lumpur
dan pasir di awal desember lalu ke arah hilir, karena ada kampung yang level
topografinya sudah sama dengan
level dasar sungai Gendol. Begitu aliran lumpur dan pasir ini meluncur,
dengan profil sungai yang rendah tersebut, maka bisa jadi banjir akan mampir
ke kampung. Begitulah ceritanya....

Sukses saja lah untuk AMC rek!....., kita dukung terus....
Salam, agus hendratno

<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jawa Pos, Radar Malang, 1 Januari 2007

**Menyusuri Pantai Selatan Memetakan Daerah Rawan Bencana: Status Malang
Selatan Sudah Lampu Kuning**

Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Yogjakarta dan Aceh, membuat
Adventurer and Mountain Climbers (AMC) Malang risau. November lalu, AMC
melakukan mitigasi (pemetaan) gempa dan tsunami di sepanjang pantai laut
selatan. Seperti apa hasilnya?
KHOLID AMRULLAH, Batu.
===============================================

Suhu di hutan Raden Soeryo, Cangar, Jumat lalu sangat dingin. Rintik hujan
yang hampir setiap hari turun ditambah kabut tebal membuat suasana di tempat
ini semakin khas. Namun, dinginnya suhu tersebut tidak mendinginkan semangat
para anggota AMC untuk mengikuti dialog ilmiah geologi yang disampaikan oleh
para pakar.

Apalagi ketika disuguhkan data-data hasil ekspedisi tim AMC di Pantai
Selatan. Ditemukan sejumlah fakta yang cukup mengkhawatirkan. Beberapa
daerah di Pantai Selatan Jawa Timur sangat rawan tergoncang bencana gempa
dan tsunami.

Humas AMC Ir. Agus K. Tirtohardjo BSc. menegaskan, ada tiga kabupaten di
Jatim yang rawan bencana alam. Yakni, Pacitan, Tulungagung, dan Lumajang.
Tiga kabupaten tersebut rawan terkena benacana gempabumi dan tsunami. "Di
tiga kabupaten tersebut terdapat patahan (sesar) yang rawan bergerak kalau
terjadi gempa" ujar Agus.

Temuan tersebut merupakan salah satu hasil pemetaan (mitigasi) bencana
yang dilakukan oleh tim AMC Malang beberapa waktu lalu. Tim dari AMC telah
melakukan penyusuran sepanjang Pantai Selatan. Mulai dari Pacitan sampai
Banyuwangi. Setiap kabupaten terdapat satu tim ekspedisi. Penyusuran
tersebut untuk melakukan pendataan terhadapa kondisi pantai dan daratan di
pantai laut selatan Jawa TImur tersebut. "Termasuk mendata konsentrasi
daerah pemukiman penduduk yang dekat dengan pantai," katanya.

Menurutnya, di Pacitan terdapat patahan Grindulu. Patahan ini membelah
kota Pacitan sampai Ponorogo bagian selatan. Sehingga kalau di pantai
Pacitan terjadi gempa bumi, maka patahan ini bisa bergerak dan menghancurkan
bangunan diatas patahan tersebut. "Sedangkan di wilayah kotanya, Pacitan
sendiri sangat rawan terkena tsunami. sebab kota ini sangat dekat dengan
pantai. Apalagi di kota tersebut tidak ada pemecah ombaknya," jelasnya.

Berikutnya dalah Kabupaten Tulungagung. Di daerah ini terdapat patahan
Brantas, yang panjangnya 100 Km lebih. Mulai dari Tulungagung, Kediri,
hingga Jombang. Patahan tersebut kini menjadi Sungai Brantas. Sama dengan di
Pacitan, kalau terjadi gempa, maka akan sangat berbahaya.

Kemudian di Kabupaten Lumajang, di daerah tersebtu terdapat patahan
Klakah. Patahan ini bermula dari Pantai Bambang - Klahakh - Lumajang hingga
Sumenep. Daerah yang berada di atas patahan tersebut sangat rawan tergoyang
gempa. Sedangkan untuk bahaya bencana tsunami, daerah yang rawan adalah
Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Malang Selatan selain Sendang Biru,
Lumajang, Jember dan Banyuwangi.

"Ya, semuanya rawan, tapi ada yang tidak terlalu rawan, yaitu Kabupaten
Blitar. Sebab, di Kabupaten tersebut pantainya tidak terlalu banyak. Selain
itu tidak banyak penduduk yang bermukim di tepi pantai," jelasnya.

Bahkan Agus sudah memperkirakan, tahun depan, Jawa Timur akan terjadi
gempa itu. Oleh sebab itu, saat ini AMC sedang gencar melakukan sosialisasi
untuk menghadapi bencana alam. AMC juga merencanakan untuk memberikan materi
cara menghadapi bencana di sekolah-sekolah agar sewaktu-waktu terjadi
bencana masyarakat bisa melakukan langkah penyelamatan yang lebih cepat.

Namun, tahap pertama yang akan dilakukan adalah kegiatan tanggap bencana
bersama para kelompok pecinta alam. Sebab mereka sudah terbiasa melakukan
ekspedisi di daerah-daerah sulit. "Kami berharap paradigma pecinta alam itu
harus diubah. Kalau selama ini hanya terkesan kelompok yang suka
berjalan-jalan ke gunung,maka harus ditambah sebagai kelompok yang bisa
membantu kalau ada bencana alam," ujarnya.

Sementara itu Hery Hardjono, geolog dari Puslit Geoteknolgi LIPI
mengungkapkan deformasi (penurunan) kerak bumi di pulau Jawa tidak sama
dengan pulau Sumatra. Kalau sejarah kegempaan di pulau Sumatra sering
dipelajari, tidak demikian dengan pulau Jawa, relatif kurang diketahui. "Di
Jawa tidak dijumpai sesar mendatar sebesar dan sejelas di Sumatra,"
jelasnya.

Namun ada beberapa sesar yang menunjukkan pergerakan horisontal seperti di
Cimandiri Jawa Barat, dan sesar Opak di Yogjakarta yang baru-baru ini
menimbulkan gempa dengan magnitudo Mw=6.2.

Selain itu, kata Hardjono, di selatan Jawa lempeng samudranya berumur
lebih tua dibanding Sumatra. Lempengan ini ada di kedalaman 600 Km sehingga
hal ini menyulitkan untuk mendalami lebih jauh pola deformasi yang terjadi
di Jawa. (*)

==================================================

Informasi tambahan dari ADB:

- Lebih kurang 150 pecinta alam dari Malang (10 klub) dan Jawa Timur
lainnya (5 klub) ikut hadir dalam acara sarasehan SADAR BENCANA dalam rangka
HUT AMC ke-37 di Cangar (Lereng Gn. Welirang) pada Jumat 29 Desember
tersebut.
- Ikut berbicara dalam kesempatan sarasehan tersebut selain Dr Herry
Haryono (LIPI) juga Dr Idwan Suhardi (Deputi BPPT) yang keduanya ikut
menyemangati para pecinta alam untuk terus melakukan kegiatan dalam rangka
Sadar Bencana tersebut. Andang Bachtiar (AMC), Ariadi Subandrio (IAGI), dan
Ikhsyat Syukur (Surabaya) termasuk diantara yang hadir sebagai pecinta alam
maupun sebagai ahli geologi yang ikut memfasilitasi sarasehan tersebut.
- Dalam kesempatan tersebut juga dilantik 26 anggota baru AMC yang telah
melewati masa DIKLATSAR, yang pada umumnya mereka adalah mahasiswa-mahasiswa
dari berbagai perguruan tinggi di Malang.
- Ekspose hasil awal (preliminari) dari kegiatan Susur Pantai Selatan Jawa
Timur AMC juga dilakukan dengan bentangan poster-poster, peta-peta,
data-data kependudukan, dan sampel-sampel batuan. Para pecinta alam dari
klub-klub lainnya sangat tertarik dengan model-model ekspedisi yang langsung
bermanfaat buat masyarakat seperti ini; terlihat dari antusiasme mereka
dalam tanya-jawab kepada para penjaga stand untuk bisa kiranya melakukan hal
yang serupa di daerah mereka.
- Wakil Ketua AMC (Warto Utomo) langsug menggalang pertemuan khusus dengan
PA-PA dari luar Malang untuk berkoordinasi melakukan ekspose dan penyadaran
serupa di kota-kota lain di Selatan Jawa Timur, sekaligus bekerjasama
melakukan ekspedisi lanjutan tahap 2 dan 3.
- Secara verbal Dr Herry Haryono dari LIPI menyanggupi untuk mengirimkan
para ahli-nya berpartisipasi memberikan kursus2 kepada PA-PA di Jatim yang
menyangkut "Community-based Mapping". Demikian juga Deputi BPPT Dr Idwan
Suhardi menyanggupi untuk membicarakan lebih lanjut bagaimana membantu PA-PA
tersebut melaksanakan kegiatan sosialisasi-bencana-nya.
- Dinas KEsbangLinMas dari beberapa pemkot/pemkab juga hadir, dan mereka
merasa sangat terbantu dengan pencerahan-pencerahan dalam acara yang
diselenggarakan oleh PA-PA tersebut. Kedepannya: sangat dimungkinkan PA-PA
di JAtim menjalin kerjasama lebih erat dengan Pemkot-Pemkab dalam kegiatan2
serupa.
- Acara diteruskan denga pemutaran film-film ekspedisi AMC, dan ditutup
dengan acara bebas (api unggun -- tertunda sampai tengah malam) ramah-tamah
khas pendaki gunung.

Salam

Andang Bachtiar
AMC-073
IAGI-0800








__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Kirim email ke