Mas Agus,

Saya ikut prihatin dengan kasus yang anda tulis tersebut. Kawasan Pelabuhan
Jurong di Singapore, bukanlah tanah air Singapore, karena tanahnya dari
Indonesia, airnya saja yang asli Singapore. Barangkali ada beberapa pulau
kecil kita yang hilang karena diangkut ke Jurong, yang pada saat ini telah
menjadi kawasan yang *ijo royo-royo*, semacam hutan buatan.

Ada cerita seorang sopir taxi di sana. Dia bilang, *kasihan olang Indonesia
ha... negala kaya, lakyatnya miskin ha....  segala sesuatu yang belkaitan
dengan Indonesia bisa diatul ha.., yang penting pejabatnya dikasih duit...
beleslah. Olang Indonesia kilim balang ke sini, taluk gudang, tunggu busuk,
lalu dibuang. Pejabatnya kasih duit, beleslah...*
**
Cerita di atas hanyalah sekelumit cerita tentang bagaimana perlakuan
Singapore terhadap Indonesia dan bagaimana persepsi orang Singapore tentang
Indonesia. Bahkan... cerita tersebut hanyalah persepsi seorang rakyat kecil
di sana. Kalo ditarik ke atas, bagaimana dengan persepsi para pejabatnya?
Oleh karena itu, tidak heran kalo selama ini kita selalu dikadalin negeri
mini tersebut. Kok bisa ya....!!! Pertanyaannya, sampai kapan kondisi
seperti ini....??? Belum lagi para pengemplang duit rakyat (BLBI), koruptor,
pelaku ilegal logging dll, yang sembunyi di sana dan tidak bisa kita sentuh,
karena tidak ada perjanjian ekstradisi. Masih ingatkah kita tentang kasus H.
TAHIR? Waktu itu negara kita ikut rebutan warisannya dengan janda H.
TAHIR. Saya kira itu hanya sebagian kecil dari duit/ kekayaan rakyat
Indonesia yang dilarikan ke sana, di samping ke beberapa negara lain
tentunya.

Suatu saat nanti dan mudah-mudahan tidak terlambat karena seluruh kekayaan
kita telah diembat, alangkah bahagianya rakyat Indonesia, jika para
pemimpinnya telah berubah pikiran untuk makmur bersama, bukan diri sendiri
yang kaya raya karena selalu disuap orang Singapura. Tentunya masalah ini
jadi PR kita bersama.

Wassalam.

*


* On 1/12/07, Minarwan (Min) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mas Agus Hendratno ysh,

Mineral kuarsa juga memiliki nilai yang lebih penting, yaitu sebagai
salah satu bahan untuk membuat serat optik. Serat optik seperti yang
kita ketahui pada saat ini termasuk salah satu tulang punggung
komunikasi internasional, termasuk industri teknologi tinggi juga.

Sedikit informasi mengenai kegunaan kuarsa ada di sini:
http://www.state.ar.us/agc/quartz.htm

Saya tidak tahu apakah Indonesia sudah memiliki industri yang
memanfaatkan kuarsa untuk membuat serat optik, mudah-mudahan saja
sudah ada, sehingga minimal kita sudah mulai untuk "tidak menjual SDA
tanpa diolah lebih dulu".

Salam
cakmin

On 1/13/07, Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Anda tahu, kuarsa itu bahan
> baku untuk industri gelas dan juga keramik. Tentunya
> nilai jual setelah di singapura lebih mahal, dari
> sekedar membeli secara legal atau illegal dari pemasok
> "pasir darat" dari batam dan wilayah kep.riau lainnya.
>
>
> Salam
> AGS
--
Step back and see the big picture
Ubuntu Linux User #7746
http://desaguadero.blogspot.com

---------------------------------------------------------------------
ayo bersiap untuk PIT IAGI ke-36 tahun 2007!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


Kirim email ke