Di daerah endapan produk gunungapi sepertinya kasus ini banyak terjadi.. Sulit untuk menentukan secara pasti penyebabnya, kalau kita tidak memahami sistem aliran airtanahnya secara regional dan lokal dulu. Pengkayaan besi (Fe) terjadi pada saat airtanah kontak dengan udara. Kadang ini perlu waktu, dalam kasus Pak Nur perlu beberapa hari. Penyebab pengkayaan ini secara sederhana diakibatkan oleh komposisi batuan di akifernya. Tapi terlalu cepat kalau dikatakan beda formasi pak, karena lapisan batuan yang samapun (kenyataannya) tidak ada yang homogen. Membor ulang? Mungkin perlu dihitung dulu peluang dan nilai ekonomisnya dengan alternatif lain seperti pemasangan saringan air atau upaya penyediaan air bersama. Mudah-mudahan bisa membantu, Salam, Fajar (1141)
"M. Nur Heriawan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mumpung ada yang sedang membahas masalah kualitas air sumur, sekalian saya mohon pencerahan. Karena saya mengalami hal yang mirip dialami oleh Pak FBS. Sumur bor (pantek) di rumah saya kedalamannya sekitar 25 m. Waktu mau ngebor dulu percaya aja sama tukang bor yang tentu saja sudah punya pengalaman ngebor di kompleks tsb. Dia bilang bahwa tetangga2 sebelah juga dengan kedalaman segitu airnya keluar bagus, karena dulu dia juga yang ngebor. Tapi ternyata untuk kasus di rumah saya lain sama sekali, setelah beberapa hari dipakai, airnya bau besi dan berbusa, warnanya agak kekuningan, busa akan hilang jika air dibiarkan beberapa saat. Yang membuat saya heran, kenapa air di tetangga sebelah lebih baik padahal kedalaman sumurnya sama. Apakah mungkin pada jarak yang begitu dekat terjadi perbedaan formasi (akuifer)? Kalau rumput tetangga sih kayaknya sama hijaunya dengan rumput di rumah saya he..he.. Barangkali sumur saya harus dibor ulang dengan kedalaman yang lebih besar ya. Mohon pencerahannya. Terima kasih. --------------------------------- Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and always stay connected to friends.