Ikutan komentar .... Kandungan Fe & Mn dominan seringkali merupakan permasalahan didaerah yang akifernya berasal dari produk gunungapi dan sedimentasinya. Untuk daerah batugamping / karst, metamorf atau kondisi geologi lain akan berbeda cerita filternya. Air hujan tidak akan langsung menginfiltrasi airtanah. Perlu waktu, yang sangat ditentukan oleh kondisi pada `vadous zone`-nya. Dalam kasus ini; pada saat kemarau, penggunaan airtanah hanya mengandalkan cadangan airtanah yang tersisa (recharge bersifat lokal). Hal ini yang mengakibatkan muka airtanah akan turun dan pada suatu saat menyentuh dasar sumur (didefinisikan sebagai `mendadak kering`) Yang menarik..dalan kasus ini proses `time lag` nya seperti ritual saja. Mungkin kalau ditambah jumlah sumur bornya ..apakah akan tetap terjadi dari hujan pertama sampai hujan ketiga awal musim penghujan? Salam, Fajar (1141)
"Kuntadi, Nugrahanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: - di kompleks saya (Unilever Rempoa, Ciputat) ada fenomena lucu yang sampai sekarang saya belum dapat jawaban ilmiah yang pas di hati, yaitu: di saat musim kemarau lalu banyak sumur tetangga kekeringan - terutama yang dalamnya hanya 12-15 meteran. Nah, ada beberapa rumah yang kedalaman 12-15 meter itu ok ok saja selama kemarau - tetapi malah mendadak kering saat mulai hujan deras pertama hingga ketiga awal penghujan...selanjutnya ok lagi tp ada bbrp yang terus mati sumurnya. Ngobrol dengan tukang bor, "ah ini mah biasa Pak, kalau huja mulai pertama biasanya sumur2 pada kering dulu tuh", saya tanya balik "kenapa Pak?". --------------------------------- Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.