---------- Forwarded message ----------
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sun, 4 Mar 2007 13:39:56 +0700 (WIT)
Subject: Re: [iagi-net-l] Tajuk Rencana: Mewaspadai Wilayah 'Zona
Merah' Rawan Gempa
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]

Mas Sulastomo


Tanggal 22-25 Mei 2007 akan ada American Geological Union Joint
Assembly di Acapulco, Mexico. Kebetulan saya diminta sebagai salah satu
convernor bersama 2 geologist lain dari California, untuk memimpin
special session on  Seismic Hazard Assessment, Public Education and
Public Policy Issues  (S08). Barangkali mas Sulastomo atau geologist
lainnya dari Indonesia tertarik untuk berpartisipasi. Monggo kami
tunggu....
Untuk info lebih lengkap mohon visit :

http://www.agu.org/meetings/ja07/?
content=search&show=detail&sessid=211

--------------------------------------------------------------------------------
S08: Seismic Hazard Assessment, Public Education and Public Policy
Issues

Convener:  Robert Lowell Anderson, Mr
California Seismic Safety Commissison
1755 Creekside Oaks Drive, Suite 100
Sacramento, CA, USA  95833
916 263 5506
[EMAIL PROTECTED]

Dwikorita Karnawati, Dr
Gafjah Mada University
Head of Geological Engineering Department
 Gadjah Mada University
 Host Institution of Asean University Network/SEED Net
 Jl. Grafika no. 2 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
 INDONESIA
Yogyakarta, IDN  55281
62 274 513 668
[EMAIL PROTECTED]

Horacio Ferriz, Dr.
California State University, Stanislaus
Dept. of Physics, Physical Sciences, and Geology
 801 W. Monte Vista, Ave.
Turlock, CA, USA  95382
(209) 667-3466
[EMAIL PROTECTED]



Index Terms:  0800 0815 0830 7200 7299 .


Description:  The session is to bring together seismic hazard,
earthquake education and seismic policy experts in order to unify
skills of all three groups for use in earthquake preparedness,
planning, mitigation, response and recovery activities. Specific skills
and talents from the Americas will be highlighted with other regions
invited to participate. Topics requested for presentation include but
are not limited to: 1) Seismic hazard assessment and microzonation,
including strong ground shaking, liquefaction, subsidence, earthquake
induced land sliding, fault rupture, and tsunamis; 2) Education of the
public and private sectors on seismic hazards issues, emergency
response and preparedness planning and mitigation including education
of students and their teachers for grades kindergarten through grade 14
(including education via carnivals at selected schools in Mexico),
homeowners, and industrial and commercial property owners or operations
managers; 3) Development of public policies derived from key issues
from major earthquakes and tsunamis around the world starting with the
1933 Long Beach Earthquake (safety of public schools in California)
through Mexico City earthquake of 1985 (effects of distant earthquake
and effects on tall structures) and the 2006 Yogyakarta earthquake
(microzonation and planning issues in developing countries) covering
seismic safety and mitigation of public schools, hospitals,
infrastructure, essential services, commercial and industrial
facilities.



NUWUN,
RITA
--------------------------------------------------------------------------------






____________________________________________________________
From: Sulastama Raharja [EMAIL PROTECTED]  Add Contacts
Create Group
Filter Junk Mail
Show All Headers
Print View

Date: 26/02/2007 7:41
To: <iagi-net@iagi.or.id>, <[EMAIL PROTECTED]>
Cc:
Subject: [iagi-net-l] Tajuk Rencana: Mewaspadai Wilayah 'Zona Merah'
Rawan Gempa

 Monday, 26 February 2007, *Opini
Publik<http://www.kr.co.id/search.php?query=&topic=39>- Tajuk
Rencana <http://www.kr.co.id/categories.php?op=newindex&; catid=17>
Mewaspadai Wilayah 'Zona Merah' Rawan Gempa *
*PENELITIAN* yang dilakukan Tim Geologi UGM menyatakan wilayah
sepanjang
Kecamatan Bambanglipuro hingga Kecamatan Pleret merupakan lintasan
patahan,
sehingga dinyatakan sebagai 'zona merah'. Merupakan wilayah
'berbahaya' yang
rawan dan rentan terhadap gempa bumi.

<http://www.kr.co.id/display.php?url=http://222.124.164.132
/iklan/senin/display.html/kr-01a.jpg>Penelitian
yang melibatkan para pakar dari berbagai disiplin ilmu itu
dilakukan dengan membor titik wilayah gempa di Kabupaten Bantul.
Diikuti
pemetaan analisa foto udara dan citra satelit dengan resolusi tinggi,
survei
georadar, mikrotremor, serta survei magneto telluric. Melalui metoda-
metoda
itulah tim menemukan peta kawasan hijau, biru, oranye dan merah. Peta
kawasan merah inilah yang kemudian dinyatakan sebagai wilayah 'zona
merah'.

Hasil penelitian itu seakan membuktikan mengapa sewaktu terjadi gempa
bumi
berkekuatan 5,9 SR pada 27 Mei 2006 sepanjang kedua wilayah itu
mengalami
kerusakan hebat. Puluhan ribu rumah roboh dan rusak berat, ribuan
penduduk
meninggal dunia, dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Berdasar hasil penelitian itu pula Tim Geologi UGM menyarankan agar
sepanjang 'zona merah' diminimalkan untuk permukiman dengan melakukan
relokasi. Sedang bila relokasi tidak memungkinkan, penduduk diharapkan
mampu
beradaptasi secara mental maupun fisik. Adaptasi secara mental dengan
menyiapkan kejiwaan untuk selalu siaga dan waspada terhadap terjadinya
gempa. Sekaligus adaptasi secara fisik dengan membangun rumah yang
fleksibel
terhadap gempa.

Ya, relokasi dalam arti memindahkan permukiman penduduk dari wilayah
'zona
merah' ke lokasi lain yang aman merupakan langkah yang boleh dikata
tidak
mungkin. Sepertinya mustahil. Mengingat besarnya jumlah penduduk yang
bermukim di 'zona merah' sehingga mustahil mencarikan lokasi pengganti
yang
memadai. Serta tentu saja besarnya dana yang harus disediakan. Apalagi
sebagian besar warga berprofesi sebagai petani, dan menjadikan tanah
pertanian di sekitarnya menjadi lahan pertanian sehingga menyatu
dengan
kehidupan kesehariannya.

Memang seakan tidak tersedia pilihan lain. Melakukan adaptasi secara
mental
maupun fisik merupakan langkah terbaik bagi penduduk yang menghuni
sepanjang
wilayah 'zona merah'. Beradaptasi, juga dalam arti menjadikan fenomena
alam
seperti gempa bumi sebagai 'sahabat' yang datang tanpa pemisi dan
tanpa
mengenal waktu. Bisa 'bertamu' pada pagi, siang, malam, maupun
dinihari
seperti peristiwa 27 Mei 2006.

Agar penduduk mampu beradaptasi, pemerintah dalam hal ini Pemkab
Bantul
perlu melakukan sosialisasi secara kontinyu. Menyadarkannya karena
mereka
tinggal di zona berbahaya yang rawan dan rentan bencana alam, dalam
hal ini
gempa bumi. Memang, seperti dikemukakan anggota tim Dr Ir Subagyo
Pramumijoyo MSc, gempa dengan skala besar sebagaimana terjadi pada 27
Mei
2006 kemungkinan baru akan terjadi 60 tahun atau bahkan 120 tahun
lagi.

Namun kemungkinan itu tentunya baru merupakan prakiraan atau dugaan
dengan
mendasarkan pada teori-teori atau analisis secara keilmuan. Sehingga
bisa
benar, bisa luput, atau bahkan sama sekali keliru. Dengan demikian
kewaspadaan tidak ada langkah lain selain harus terus menerus
digaungkan
melalui sosialisasi perlu dilakukan agar penduduk tidak menjadi
terlena.
Merasa ayem karena toh gempa berskala besar baru akan terjadi lebih
dari
setengah abad atau satu abad mendatang.

Seyogianya hasil penelitian Tim Geologi UGM yang dipublikasikan itu
harus
disikapi sebagai warning. Agar penduduk yang berada di 'zona merah'
selalu
dalam kondisi siap siaga dan waspada terhadap kemungkinan datangnya
gempa
bumi sewaktu-waktu. Bukan disikapi dengan perasaan takut atau panik,
karena
tidak ada langkah lain yang tersedia kecuali menjadikannya sebagai
'sahabat'. *q - g*
**
http://www.kr.co.id/article.php?sid=114549





----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual
Convention and Exhibition,
Patra Bali, 19 - 22 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------




--
http://rovicky.wordpress.com/

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke