> 
    Pak Kusumadinata yang sangat saya
hormati.

    Maaf soal "lempar handuk"
tidak saya berikan mengomentari surat Bapak , akan
   
tetapi kepada anggota  iagi-net yang lain.
   
Sekali lagi maaf.

     Dan saya sependapat
bahwa bagaimana cara menanggulangi dipermukaan 
     bukanlah kompetensi ahli kbumian , walaupun
bisa saja engineering geologist
     akan sangat
berperan , akan tetapi data bawah permukaan tetap akan menjadi 
      acuan utama dalam perencanaan-nya.

     Yanto R.Sumantri

    
___________________________________________________________________

    Soal lempar handuk, bukan itu yang dimaksud
> IAGI, sebagai perkumpulan geoscientist hanya bisa merekomendasikan
apa
> yang
> harus dilakukan, dia tidak bisa mendesign
tanggul, kolam, saluran, bahkan
> bola2 beton pun tidak bisa.
> Tetapi berdasarkan pemetaan daerah yang mau amblas dan berbahaya
yang
> dalam
> workshop ini dikemukakan, kita dapat
merekomendasikan supaya daerah
> sekitar
> ini dikosongkan
dan kemudian di bangun tanggul dan mengalirkan airnya ke K
>
Porong atau langsung ke laut. BAgaimana membangun tanggul serta saluran
> dsb
> itu kan kompetensi orang2 teknik sipil basah.
> Itu saja
> RPK
> ----- Original Message -----
>
From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To:
<iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Thursday, March 01, 2007 11:37
PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua IAGI -3
(habis)
> 
> 
>>
>>
>>
>> Pak Kusumadinata yang saya sangat hormati
>>
>> Dalam sebagian besar yang Bapak kemukakan
>> saya
sependapat ,khususnya perihal
>> hasil
>> workshop
yang kurang dari yang Bapak harapkan , itupun juga saya
>>
rasakan.
>>
>> Saya juga sependapat bahwa
>> rencana relief well juga akan dapat mebuktikanbanyak hal
>> antara lain mengenai sumber air yang begitu
>> besar
volumenya , dimana Bapak memper-
>>
>> kirakan
berasal dari Kujung .
>> Sayang sekali
>> karena
kondisi permukaan hal ini tidak dapat dilaksanakan, sehingga
>>
mencara penyebab LUSI menjadi lebih sulit.
>>
>>
Tetapi sebagaimana Bapak katakan apa
>> penyebab LUSI ini tidak
mungkin dapat di -
>>
>> selesaikan dalam satu
workshop dan seminar.
>>
>> Dalam salah satu sesi
tanya jawab saya sudah
>> sampaikan pendapat pribadi saya
>> bahwa yang
>> diharapkan masyarakat SAAT ini adalah
apa yang harus dilakukan dalam
>> hal mitigasi. Dalam istilah
saya bagaimana
>> meng"kwantifikasi" bencana ini
sehingga
>> pihak berwenang (Pemerintah ) dapat
>>
membuat perencanaan .
>>
>> Di koran Kompas saya
membaca bahwa sdr Andang
>> Bachtiar dalam satu seminar
>> yang diadakan
>> oleh Univ.Muhamadiyah telah
menyatakan agar daerah seluas
>> tertentu
>>
dikosongkan (saya lupa berapa
>> luasnya).Saya kurang mengerti
dasar apa yang dipakai
>> oleh ADB , tapi tentunya ada.
>>
>> Nah , untuk SAAT ini hal inilah yang harus
>> ditelti DALAM waktu singkat !!!!
>>
>>
Saya
>> kurang sependapat bahwa saat ini adalahsaat ahli
kebumianmelempar
>> handuk
>> dan menyerahkan
penyelesaian kepada
>> profesional lain .
>>
Bagaimana mereka dapat
>> bekerja tanpa bimbingan kondisi bawah
permukaan,
>> walaupun informasi ini tidak 100%
>>
benar.
>>
>> Apakah angka yang akan
>>
diberikan kepada Pemerintah dipastikan mutlak BENAR ?
>> Saya
kira kita harus berani mengatakan hal ini,
>> asalkan memiliki
dasar ilmiah
>> berdasarkan
>> data yang ada SAAT
INI.
>> Saya fikir
>> Bapak sependapat dengan saya
dalam hal ini.
>>
>> Apakah IAGI harus mundur dar
>> "kancah" ini ???
>> Apakah
>>
dengan terjun kadalam kancah ini IAGI bermain dalam pertarungan
>> kepenti-
>> ngan ?
>>
>> Saya
kurang sependapat kalau dengan
>> alasan itu kemudian IAGI
kembali lagi ke-
>> menara gading imiah , dan melihat
>> masyarakat menyelesaikan masalah yang berhu-
>>
bungan denganilmu kebumian, tanpa berbuat
>> apa apa.
>>
>> Bapak
>> membandingkan konflik ini
dengan konflik masa Pak Sigit , saya kira
>> berbeda
>> karena konflik yang
>> dihadapi pada saat itu adalah
konflik ideologi.
>>
>> Pada saat sekarang dimana
mas media
>> sangat memegang peranan, justru kita
>>
harus berani mengemukakan pendapat
>> ilmiah APALAGI kalau ini
dapat membantu
>> penyelesaian suatu masalah yang
>>
dihadapi masyarakat.
>> Tentu saja
>> (sebagaimana
saya kemukakan beberapa kali dalam forum ini) opini
>> yang
dikemukakan harus didasarkan
>> atas kaidah ilmiah dan data
pendukung-nya.
>>
>> Maaf apabila dala beberapa
>> hal saya kurang sependapat dengan Bapak , dan semoga
>> Bapak dapat kembali tidur
>> nyenyak.
>>
>> Wassalam
>>
>> Yanto
R.Sumantri
>>
>>
>>
>>
>> SURAT TERBUKA
>> KEPADA KETUA UMUM IAGI (3-habis)
>>>
>>>
>>>
>>> Saya
berpendapat bahwa untuk menguak kebenaran penyebab semburan
>>
lumpur
>>> Sidoarjo ini tidak dapat diselesaikan dengan
suatu
>> workshop dengan
>>> menghasilkan suatu
kesepakatan pendapat atau
>> kompromi sebagaimana
>>> dilakukan
>>> dalam masalah sosial
>> politik. Kontroversi akan berjalan terus, dan ini
>>> adalah biasa
>> saja dalam geosciences, bahkan
kadang-kadang menyangkut
>>>
>> hal-hal
>>> yang prinsipiil (simak buku: "Controversies in
>> Modern Geology" eds: D.W.
>>> Mueller et al,
1991, Academic
>> Press). Adakalanya suatu masalah dapat
>>> diselesaikan secara
>> tuntas, tetapi memakan
waktu bertahun-tahun dengan
>>> biaya
>>> yang
sangat besar. Contohnya saja untuk menentukan apakah tsunami
>>
di
>>> Samudra
>>> Hindia yang dipicu oleh
gempa Aceh itu
>> disebabkan longsor bawah laut atau
>>> karena terjadinya sesar yang
>> aktif itu
memakan waktu lebih dari 2 tahun
>>> dengan mengerahkan
>> suatu kapal penelitian (research vessel) berbulan-bulan
>>> di
>> daerah perairan laut sebelah barat Aceh
dan melibatkan puluhan
>>>
>> geoscientists dan
engineers, dan tentu memakan biaya puluhan juta USD.
>>>
Dari
>>> situ diketahui 'the smoking gun' berupa adanya
gawir
>> sepanjang puluhan
>>> kilometer yang
naik pada waktu yang sangat
>> resen. Ini adalah murni demi
>>> science karena tidak mempunyai
>> dampak apapun
pada masyarakat. Apakah kita
>>> dapat mengumpulkan
>> dana sebesar itu?
>>>
>>> Untuk
menentukan 'the smoking gun'
>> dalam masalah LUSI dan sekali
gus
>>> menghentikan semburan mungkin
>>
satu-satunya adalah dengan melakukan
>>> pemboran
>>> relief
>> well yang langsung ditujukan kepada
lubang bor pas di atas top
>>>
>> Kujung
>>> atau gejala apapun yang telah menyebabkan loss &
>> kick, dengan hypothesa
>>> kerja bahwa penyebab
semburan lumpur itu
>> adalah air dari Kujung atau
>>> reservoir apapun. Mengenai kemampuan
>> teknik
pemboran untuk melakukan itu
>>> dan
>>>
mampu
>> mem-pint-point' tepat pada lubang bor di kedalaman
9000 kaki dan
>>>
>> dari
>>> jarak
mungkin lebih dari 500 m (di luar daerah amblasan)
>> saya
tidak akan
>>> berkomentar karena itu merupakan
kompentensi
>> dari pakar teknik pemboran.
>>>
Kalau usaha ini berhasil menyetop
>> semburan lumpur, maka
hipotesa kerja
>>> terbukti dan 'the smoking
>>
gun' diketemukan, namun jika tidak berhasil
>>>
menghentikan,
>> kontroversi tidak akan berakhir, karena orang
bisa
>>>
>> berargumentasi bahwa kekhilafan
operasi pemboran hanya penyebab
>> permulaan
>>>
(initial cause) dari semburan lumpur dan selanjutkan
>> memicu
rekahan pada
>>> Formasi Kunjung  sehingga menjadi liar.
>> Untuk pembuktian hipotesa ini
>>> dengan
>>> relief well akan
>> memakan biaya USD 50 juta.
Mungkin instansi/ masyarakat
>>> ilmiah
>> di
luar negeri  mau dan dapat menggalang dana sebesar itu untuk
>>>
>> membuktikan suatu hipotesa sebagai mana
dilakukan pada masalah penyebab
>>> tsunami di Aceh?
>>>
>>>
>>>
>>>
Yang
>> menyedihkan lagi adalah bahwa kemungkinan terjadinya
perbedaan
>>>
>> pendapat
>>>
antara para anggota IAGI yang tidak lagi didasarkan
>> atas
kaidah-kaidah
>>> ilmiah, tetapi didasarkan pada
>> kepentingan-kepentingan nongeologi.
>>>
Bahwasanya seorang
>> geologiawan akan memihak suatu pendapat
yang
>>> dipengaruhi
>>> oleh lingkungan
kerjanya itu adalah wajar saja dan bersifat
>> manusiawi,
>>> tetapi jika lingkungan kerjanya itu sudah mempunyai
>> kepentingan pendanaan,
>>> bisnis bahkan politik
inilah yang sangat
>> memprihatikan saya. Dalam
>>> renungan
>>> balik (hindsight)
>>
mungkin sebaiknya IAGI tidak melibatkan diri dalam suatu
>>>
>> geological controversy kalau hal ini akan
melibatkan
>> kepenting-kepentingan
>>> tertentu.
Tentu ini tidak sejalan dengan
>> gagasan mantan Ketua Umum
IAGI,
>>> Dr.
>>> Andang Bachtiar,
>> yang ingin membumikan geologi untuk turut  berperan-serta
>>>
>> memecahkan persoalan aktual yang terjadi di
masyarakat. Soal membumikan
>>> geologi adalah pandangan
yang sangat baik, selama ini tidak
>> menimbulkan
>>> konflik dengan kepentingan-kepentingan nongeologi.
>> Biarlah konflik politik
>>> dan bisnis
diselesaikan di pengadilan,
>> walaupun menyangkut pendapat
>>> ilmiah/geologi.
>>>
>>>
>>>
>>> IAGI pernah mempunyai masalah pelik di
masa
>> lalu, hanya 3 tahun setelah
>>> didirikan
terjadi pergolakan
>> kepentingan-kepentingan politik.
Dengan
>>> sangat
>>>
>> bijaksana
Bp,. Soetaryo Sigit, salah seorang pendiri dari IAGI,  segera
>>> menidurkan IAGI sampai tahun 1972, pada waktu mana saya
ditugaskan
>> untuk
>>> membangkitkannya lagi dan
diberi kepercayaan dan
>> kehormatan untuk
>>>
mengemban
>>> jabatan Ketua dari tahun
>> 1973
sampai tahun 1975. Dalam perjalanan sampai
>>> di
>>>
>> abad ke 21 ini IAGI memang sudah berkembang
sangat pesatnya dan mau
>> tidak
>>> mau harus
terlibat dalam pendanaan, fasilitas dan bahkan
>> bisnis,
serta
>>> juga
>>> melibatkan diri untuk
kepentingan
>> nasional. Mungkin saja pemikiran saya
>>> ini
>>> sudah usang
>> dan
ketinggalan zaman, namun demikian saya tetap prihatin
>>>
>> dengan
>>> perkembangan dewasa ini.
>>>
>>>
>>>
>>
>>> Sdr. Ketua yang Terhormat.
>>>
>>> Sekali lagi
>> dengan sangat berat dan menyesal
sedalam-dalamnya saya
>>>
>> melayangkan surat
terbuka ini. Terus-terang saja saya telah merenung
>> dan
>>> tidak dapat nyenyak tidur hampir satu minggu sebelum
>> mengambil keputusan
>>> ini. Namun akhirnya saya
merasa terpanggil
>> untuk melakukan hal ini demi
>>> IAGI
>>> dan telah
>>
mempertimbangan konsekwensi apapun yang saya harus hadapi,
>>>
>> sehingga saya dapat tidur nyenyak kembali.
Jika surat terbuka ini tidak
>>> berkenan di hati Sdr., maka
kami mohon maaf sebesar-besarnya.
>>>
>>>
>>>
>>> Wassalam, Bandung, 25 Februari
>> 2007
>>>
>>>
>>>
>>> R.P.Koesoemadinata
>>>
>>>
Mantan Ketua IAGI 1973-1975
>>>
>>> Anggota
>> IAGI no. 0021
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>
----------------------------------------------------------------------------
>>> Hot News!!!
>>> CALL FOR PAPERS: send your
abstract by 30
>> March 2007 to
>>>
[EMAIL PROTECTED]
>>> Joint Convention
>> Bali
2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual
>>>
Convention
>> and Exhibition,
>>> Patra Bali, 19
- 22 November 2007
>>>
>>
----------------------------------------------------------------------------
>>> To unsubscribe, send email to:
>>
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>>> To subscribe, send
email to:
>> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>>
Visit IAGI Website:
>> http://iagi.or.id
>>>
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab.
Wisma Alia Jakarta
>>> No. Rek: 123
>>
0085005314
>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
(IAGI)
>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>> No.
Rekening: 255-1088580
>>> A/n: Shinta Damayanti
>>> IAGI-net Archive 1:
>>
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>>>
IAGI-net
>> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>>
>>
---------------------------------------------------------------------
>>>
>>>
>>
>>
> 
> 
>
----------------------------------------------------------------------------
> Hot News!!!
> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30
March 2007 to
> [EMAIL PROTECTED]
> Joint Convention
Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual
> Convention
and Exhibition,
> Patra Bali, 19 - 22 November 2007
>
----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
> 
>

Kirim email ke