Sama sama bermain Bola , tapi beda strateginya ( Persib beda dg Persebaya )
Sebetulnya dari segi Iptek , Si Lusi/Lula  ini merupakan lahan yang bagus untuk 
penelitian - penelitian  dari berbagai aspek ( dibalik musibah selalu ada 
hikmah )

ISM

  ----- Original Message ----- 
  From: noor syarifuddin 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, March 22, 2007 2:09 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Artikel Suara merdeka


  Bowie,

  Ini mungkin bedanya :
  - Pak Tito merasa gembira waktu lumpur berhenti menyembur, sementara tim bola 
beton malah merasa kuatir karena yang diharapkan adalah penurunan tekanan 
secara gradual
  - Pak Tito ingin bola diperbesar supaya bola mengunci dan menghentikan 
semburan, sementara tim bola beton ingin bola-bola tsb hanya menjadi penambah 
waktu tempuh si lumpur (supaya tidak mampet jadi dipakai diameter kecil dan 
bolanya diberi lubang kecil-kecil).

  jadi memang beda di konsepnya kali yah...:-)

  salam,


  ----- Original Message ----
  From: Bowo Kusnanto <[EMAIL PROTECTED]>
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Thursday, March 22, 2007 3:55:55 PM
  Subject: [iagi-net-l] Artikel Suara merdeka




  Berhentinya Lumpur Lapindo
  Gundah, Teknologi Bola Betonnya Belum Diakui
         
        SM/Sri Wahjoedi ALAT SELAM: Tito (kiri) bersama teknologi alat selam 
yang diciptakannya. (30)   
       
  BERHENTINYA semburan lumpur panas Lapindo, meski hanya sekitar 35 menit pada 
Senin (19/3), tidak hanya membuat warga Sidoarjo, Jawa Timur dan sekitarnya 
gembira. Ada warga Solo yang juga merasakan kebahagiaan tersendiri. 

  ''Ya memang saya merasa gembira sekali, meskipun semburan itu hanya berhenti 
35 menit. Paling tidak teknologi seperti yang saya ciptakan itu, mampu 
menghentikannya, walaupun cuma sebentar,'' ujar Yehezxiel Marcelino Tito 
Waseso, kemarin.

  Tito Waseso adalah praktisi teknologi tepat guna yang menemukan teknologi 
memperlambat semburan lumpur tersebut. Yaitu dengan memasukkan bola-bola beton 
ke dalam pusat semburan lumpur panas. 

  Teknologi tersebut persis seperti yang digunakan tim nasional penanggulangan 
lumpur panas Lapindo di Sidoarjo, sebelum aktivitas semburan itu berhenti.

  Meski gembira mendengar kabar semburan lumpur berhenti sesaat, dia masih 
merasakan kegundahan. Sebab temuannya itu belum diakui pemerintah. Malahan, 
dalam ekspose sebelumnya, teknologi itu diklaim sebagai rekayasa ilmuwan 
Institut Teknologi Bandung (ITB).

  ''Yang benar sajalah. Kalau memang itu temuan mereka, mengapa selama ini 
tidak ada jawaban kepada saya. Wong sebelumnya saya sudah menyampaikan temuan 
itu kepada Presiden. Pertengahan Agustus 2006, Pak Win (Win Hendarso, bupati 
Sidoarjo) juga sudah saya kirimi gambar temuan seperti itu,'' katanya saat 
ditemui di bengkel tepat guna di Jalan Achmad Yani, Sumber, Solo.

  Menurut dia, beberapa hari lalu ada staf Sekretariat Negara bernama Iwan, 
minta dikirimi data-data soal teknologi itu dan identitasnya. Namun belum ada 
jawaban lagi setelah dia memenuhi permintaan tersebut. 

  ''Bagi saya yang penting ada pengakuan. Paling tidak itu wujud sumbangan saya 
terhadap masyarakat Sidoarjo atas musibah semburan lumpur panas,'' lanjutnya.

  Temuan Lain

  Ditanya metode supaya semburan bisa berhenti dalam waktu lama dengan 
teknologi itu, Tito menyebutkan bola-bola beton diperbesar. Kalau selama ini 
hanya menggunakan bola dengan diameter 40 sentimeter, ia menyarankan bola 
diperbesar berdiameter 1,5-2 meter.

  ''Dengan bola lebih besar, bebannya juga lebih besar, dan masing-masing bola 
saling mengunci.''

  Kegelisahannya soal teknologi yang diilhami dari ceritera Ketapel Goliath 
itu, ternyata tidak membuatnya surut untuk berkarya. Belakangan ini dia juga 
membuat temuan lagi. Alat selam tenaga matahari, telah diselesaikan.

  ''Alat ini bisa menggantikan peralatan untuk bernapas bagi penyelam yang 
selama ini menggunakan tabung oksigen,'' tuturnya.

  Praktik kerja alat itu memang sederhana. Sebuah penampang panel surya untuk 
mengolah sinar matahari menjadi tenaga listrik, dipasang di atas pelampung dari 
empat tabung logam bekas. Penampung solar cell itu menggerakkan dinamo DC. 

  Dinamo kemudian dihubungkan dengan kompresor yang menghasilkan udara. 
Selanjutnya udara itu disalurkan lewat selang yang bisa dihirup oleh penyelam. 

  ''Secara teknis, biaya teknologi ini lebih ringan bila dibandingkan peralatan 
bernapas yang menggunakan tabung oksigen. Malah nantinya akan saya lengkapi 
dengan kincir agar alat itu bisa digerakkan saat berada di tengah laut,'' 
tuturnya.(Sri Wahjoedi-60) 



------------------------------------------------------------------------------
  Sekarang dengan penyimpanan 1GB
  http://id.mail.yahoo.com/




------------------------------------------------------------------------------
  The fish are biting.
  Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

Reply via email to