Mas Gde, Terima kasih penjelasannya. Mau tanya lagi, kalau boleh. Tool apa yang bisa dipercaya paling baik utk merecord stoneley wave ? Apakah ini diukur langsung atau melalui hasil suatu processing flow yang bisa menghasilkan tingkat "uncertainty" yang tinggi. Kalau ya, apa saja yang besar pengaruhnya terhadap uncertainty tersebut ? Sorry, kalau kebanyakan bertanya ?
Thanks. Iman -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 2:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling Pak Iman, Sering saya kurang percaya menyatakan fracture itu 'terbuka' dari borehole image. Dipole-pun hanya menunjukkan pattern-nya saja. Yg dapat menentukan fracture itu terbuka atau tidak adalah dari Stoneley wave (reflectance dan permeability). Dan stoneley permeability ini sebaiknya juga di kalibrasi dgn data pressure test, atau core. Jangan lupa juga dikombinasi dgn data2 mudlog, openhole logs. Hati2 menyatakan fracture itu terbuka atau tidak dari borehole image. Salam, Gde > Apakah dipole sonic merupakan keharusan utk interpretasi OPEN fracture ? > Kalau ya, kenapa ? > > Thanks. Iman > > -----Original Message----- > From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, March 29, 2007 7:48 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Logging Acq.kondisi Under Balance Drilling > > > Tambahan mas, > Akan lebih baik seandainya interpretasi log didukung oleh oleh data data > permboran seperti yang saya sebutkan di bawah ini: > > 1. Loss circulation zone. Ini adalah gambaran nyata dari adanya fracture > network yang OPEN. Saya garis bawahi kata OPEN untuk lebih menjelaskan > kondisi fracture yang aktual daripada kita melakukannya dari > resistivity-based image log dimana kita gak bisa mendefine mana yang open > dan mana yang closed. Yang perlu diperhatikan adalah loss circualtion yang > pertama kali terjadi untuk menghindari salah interpretasi terhadap zona > zona yang berada di bawahnya. Loss bisa berlangsung terus menerus yang > disebabkan oleh zona loss yang terus menerus tapi bisa juga oleh zona loss > yang pertama ditemui saja. Nah nanti kalo sampe tahap interpretasi > fracture dari image log, data data diatas harus diperhatikan. Coba buat > zonal fracture berdasarkan data loss kalo ada. > > 2. Coba perhatikan kembali sample descriptionnya. Minta sama WSG nya untuk > mengambil interval sample menjadi lebih rapat sehingga akan didapatkan > resolusi vertical sample yang padat. Ciri khas OPEN fracture biasanya > ditandainya oleh adanya Crystal Growth yang bagus, entah berupa kurasa > amaupun calcite yang biasanya akan mudah sekali terbentuk kalo ada space > yang terbuka. > > 3. Coba minta ke Mudlogging company untuk membuat Instan ROP dengan > kejelian sampe tingkat 0.1 meter atau kalo bisa lebih kecil lagi untuk > mendapatkan average ROP yang lebih baik. ROP yang normal biasanya di > vaerage untuk sekitar 1 meter. Biasanya mereka menyimpan data ini masih > dalam bentuk time based di data base mereka. Anda bisa cross check untuk > depth dengan melihat drilling time. > > 4. Data drilling torque kadangkala bisa membantu identifikasi fracture > juga. > > 5. Biasanya Logging company selalu menggambungkan interpretasi image > dengan dipole sonic untuk interpretasi fracture. Kalo ada data cross > dipole shear dan stoneley wave cukup membantu analisa fracture juga. hati > hati dengan interpretasi data dari resistivity image log yang mendasarkan > pada differential conductivity semata diman antara shale dan fracture bisa > menghasilkan effect yang sama. > > > ok, met berburu fracture. > > > > > > > On 3/29/07, Sandrya Laksana < [EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Terima kasih sebelumnya Pak Agus, Pak Shofi dan Pak Gde serta rekan2 yg > lainnya atas masukannya. > > Mungkin perlu sedikit saya jelaskan masalahnya. > Target formation adalah Quartzite reservoirs yg berumur ordovician. > Formasi ini telah mengalami kurang lebih 5 kali periode structure. Mudah > terlihat oleh 3D seismic main faults (in general thrust faults) dan trend > natural fracture (kata: pak Gde) dibantu dengan software Fraca. Porosity > sangat rendah sekali: 3%. Oleh sebab itu kita menginginkan utk mem-bor > sumur yg kurang lebih mendekati fracture network. Paling tidak kalau pun > dari natural fracture tak mengalir, akan dilakukan fracturation setelah > itu. > Satu sumur berhasil dibor pas didekat fracture network dan hasilnya cukup > bagus. Namun karena lemahnya kontrol BOP (kata: pak shofi), blow out lah > yg terjadi. > > Untuk menghindari problem yg telah terjadi dan konon dengan UBD bisa > membantu mengurangi biaya pengeboran, mengurangi Skin well bore, > meningkatkan produksi dengan meminimumkan formaiton damange, untuk itu > akan dicoba pilot wells UBD. > > Dari quartzite formation yg tebalnya kurang lebih 300m, kita tak bisa > menentukan dimana letak jelasnya bagian yg paling fracture atau berapa > persenkah dia. Harus dilakukan dulu fracture model (dari logs imagery + > analog field + seismic). Paling tidak apabila satu sumur berhasil di > lakukan interpretasi fracture dari log, akan dianalogikan ke sumur lain > dimana kira2 yg berpotensial. > > Yang diharapkan adalah: disamping engineering data terpenuhi (reducing > skin, improvement productivity) juga geological informasinya dari model > fracture bisa kita buat. > > Dari masukan semua rekan2, bisa saya simpulkan bahwa resolusi imagery logs > akan lebih akurat dengn wireline (sulit utk kondisi kita). Alternatif lain > adalah dengan LWD tetapi tentu tidak akan sangat akurat. > > Apakah ada dari rekan2 yg tahu success ratio nya: EcoScope dari > Schlumberger ? > > > sandrya > > > > > ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------