Soal sosialisasi mitigasi bencana pasca gempa SumBar (untuk menghindari
korban - ekses dalam kejadian2 pasca-gempa), saya sangat yakin Pak Ade (IAGI
Padang, Distam) dan Pak Badrul (HAGI Padang, Unand) sudah berusaha sekuat
tenaga, mengorbankan waktu-pikiran (dan bahkan dana pribadi) untuk
melakukannya, termasuk dengan "jalan-jalan" seperti yang dimaksudkan oleh
mas RDP. Tetapi kita semua juga tahu bahwa jumlah, tenaga, pikiran dan
terutama "waktu" para ahli geologi-geofisik (baca: anggota IAGI maupun
HAGI), sangat-sangatlah terbatas. Banyak diantara kita yang tidak bekerja di
domain kebencanaan tersebut. Apa kata bozz di kumpeni/instansi kalau kita
sering-sering voluneering jalan-jalan untuk nyambangi masyarakat yang perlu
penjelasan, ketenangan psikis, dan keyakinan bahwa mereka harus pindah
(walau untuk sementara) dari zona-zona rawan pasca gempa atau bahkan
zona-zona rawan pre-syn-pasca gempa (rawan forever). Termasuk -mungkin-
kawan-kawan IAGI-HAGI di SumBar. Mereka pasti sudah berusaha semaksimal
mungkin. Tapi apa daya: manajemen kerja / concern sosial kita masih belum
terbentuk bagus. Tidak mungkinlah kita para ahli geologi-geofisik ini bisa
bekerja full-time melakukan sosialisasi-sosialisasi tersebut. Apalagi kalau
kita bicara soal volunteering dengan network kawan-kawan IAGI-HAGI dari
daerah lain dan (terutama) dari pusat (JKT-BDG-YK). Selain komunikasi antar
kita lewat dunia email seringkali hanya sebatas wacana, analisis, dan
saling-tukar-pengalaman (belaka) == jarang yang pasti-pasti untuk
mengorganisasikan suatu kerja nyata === , juga sistim tanggap-sosial
organisasi keprofesian kita (IAGI-HAGI) nampaknya sedang tidak sigap.
Dalam kaitan dg permasalahan tbs, saya mengusulkan kepada kawan-kawan
PP-IAGI, PengDa2 IAGI, maupun Pengurus HAGI, untuk secara serius
mengorganisasikan mobilisasi rekan-rekan mahasiswa kebumian (fisika,
geofisika, geologi, geodesi, geografi) sebagai ujung-tombak
sosialisasi-sosialisasi tersebut dalam arti yang sebenar-benarnya (bukan
hanya wacana, diskusi, dan perencanaan diatas kertas dan rapat-rapat tanpa
follow-up).
Kenapa mahasiswa? Dari dulu (waktu kita masih mahasiswa) sampai sekarang
"mahasiswa" adalah posisi yang relatif "sedikit beban" dibandingkan dengan
kita-kita yang sudah "banyak beban". Waktu ekstra untuk berkegiatan
kemahasiswaan maupun (seringkali) untuk diskusi-diskusi, bersosialisasi,
pacaran, bahkan demonstrasi-demonstrasi relatif lebih banyak daripada para
ahli yang sudah bekerja. Walaupun seringkali kita mendengar dari waktu ke
waktu bahwa mahasiswa kita dituntut untuk sekolah cepat, tepat-waktu, gak
neko-neko, dsb, terutama dengan beban kredit yang banyak(??) dan regulasi
yang makin ketat (DO, skors dsb) dan tuntutan untuk keep-up dengan kebutuhan
industri lewat interaksi dg orang2 industri dan teknologinya (diluar kuliah
resmi),..... tetap saja masih ada waktu ekstra buat mereka untuk berkegiatan
kemahasiswaan dsb. Masih banyak calon-calon pengganti kita yang concern,
militan, dan mau bekerja untuk kepentingan organisasinya, berlatih,
berinteraksi, diluar program-program resmi perkuliahan. Yang mereka butuhkan
adalah fasilitasi, sedikit training-kursus ttg hal-hal advanced di khasanah
mitigasi (yang dasar2 sdh mereka kuasai), dan dukungan network, pembiayaan
(yang sangat-sangat minimal dibandingkan dengan kalo kita turun sendiri),
dan kadang-kadang sekali-dua-kali kita-kita yang sudah "ahli' dan pengen
ikutan jalan2 (dan waktu memungkinkan) bisa turun bersama mereka di
kampung-kampung, desa-desa, daerah2 yang memerlukan sosialisasi tersebut.
Menurut catatan saya ada 11 Perguruan Tinggi punya Jurusan Geologi, empat
angkatan yang masih aktif jumlahnya bervariasi antara 4x30=120 s/d 4x150=160
per perguruan tinggi. Jadi antara 1320 s/d 1760 mahasiswa geologi aktif
calon-calon penerus kita sedang belajar geologi di PT-PT kita. Taruhlah 20%
saja yang punya minat dalam program kemahasiswaan-keprofesian-pengabdian
masyarakat seperti ini; kita sudah punya 264 s/d 352 mahasiswa yang bila
dibagi di 12 Pengda IAGI maka rata2 tiap Pengda bisa mendapatkan bantuan
dari minimal 22 mahasiswa. Jumlah yang cukup banyak untuk secara bergantian,
bergilir (menyesuaikan dengan jadwal kuliah, ujian dsb) mempelopori
jalan-jalan sosialisasi ke daerah2 yang sudah dan akan terkena bencana.
Belum lagi kalau kita hitung potensi dari mahasiswa2 Fisika, Geofisika,
Geodesi, Geografi,... kemungkinan angka tersebut akan dapat berlipat tiga
kali.
Kenapa sebenar-benarnya? Karena saya melihat dan merasakan selama ini
organisasi profesi kebumian kita (IAGI, HAGI, IATMI, dsb) masih sibuk dengan
urusan yang belum benar-benar menyentuh langsung ke bawah (ke masyarakat
langsung). Yang tidak langsung sich banyak: berkiprah di profesi
masing-masing demi menyumbang devisa negara, meningkatkan wacana pengetahuan
anggota, dsb dsb. Usaha-usaha untuk bersinergi dengan potensi kekuatan yang
namanya "mahasiswa" belum pernah benar-benar dilakukan oleh
organisasi-organisasi kita dalam rangka mitigasi sosialisasi ini. Yang ada
seringkali menggunakan mahasiswa sebagai volunteer untuk pertemuan2 ilmiah,
ikut jadi panitia, tanpa ada peluang untuk mengedepankan mereka dengan
segala potensi kekuatannya. Perhimagi sebagai kumpulan resmi organisasi2
himpunan mahasiswa geologi kita juga kurang diberdayakan, jarang diajak
ngomong, dan bahkan susah untuk berhubungan dengan kita2 resmi atau tidak
resmi (kecuali di beberapa Pengda/Universitas, dimana dosen-dosennya juga
punya concern kuat terhadap organisasi kemahasiswaan, seperti Mas Agus
Hendratno di UGM: Salut!!!).
Kita bisa melakukannya. Sangat bisa!!! Pada waktu gempa Yogja, siapa yang
turun ke daerah2? Mahasiswa!!! Termasuk mahasiswa2 geologi kita. Mereka
menyebarkan ribuan selebaran informasi tentang gempa-tsunami dalam rangka
menenangkan masyarakat sekaligus juga mengedarkan bantuan2 materi-makanan ke
daerah2. Mereka juga ikutan bercerita di tenda-tenda pengungsian menenangkan
masyarakat, tentunya beberapa kali juga harus bersama mas Agus, mbak Rita,
mas Eko Teguh, dkk. Kita semua ditempat kerja kita masing-masing karena
keterbatasan status hanya bisa ikut menyumbang materi maupun ide. Merekalah
yang jalan-jalan. Pada waktu pasca gempa-tsunami Aceh serombongan Tim IAGI
yang dipimpin oleh pimpro IAGI juga beranggotakan full mahasiswa Trisakti,
ITB, UGM, Akprind, Unpad, UPN, dsb, untuk mencarikan dan mengebor air bersih
buat pengungsi. Di Malang, mahasiswa2 Fisika Unibraw =anak buahnya mas Adi
Susilo= juga aktif bersama AMC (pecinta alam) memetakan bencana longsor di
Malang Raya, memetakan pantai selatan JaTim dan indikasi2 bencananya, dan
sekaligus juga aktif membuat acara2 sosialiasi di Malang (Cangar), Madiun,
Kediri, Trenggalek,.. dalam 3 bulan terakhir ini. Rencananya mereka akan
terus adakan itu di Blitar, Tulungagung, Lumajang, Jember, sampai
Banyuwangi, sebelum memulai tahap ekspedisi-nya yang kedua yang lebih
detail. Dalam kesempatan sosialisasi bersama AMC tersebut di Trenggalek
mereka sempat berkolaborasi dengan Perhimagi Yogja yang memberikan
penjelasan tentang Geologi Bencana kepada pecinta-pecinta alam dihadapan
Wakil Bupati dan DPRD Trenggalek. Bisakah kita seperti mereka? Sebebas
mereka? Tentu saja tidak bisa. Tapi kita bisa berkolaborasi, mendukung,
memfasilitasi, dan membiayai mereka untuk terus berjalan-jalan menceritakan
tentang geologi dan bencana, mengingatkan masyarakat supaya siap-siap, kalo
perlu pindah dan merubah tata-ruang dsb... atas nama ILMU KEBUMIAN dan
KESADARAN UNTUK MENGABDIKANNYA KE MASYARAKAT.
Nah, tunggu apalagi?
Note-1: Dari manapun datangnya, besaran biaya yang mungkin akan dipakai mas
RDP jalan-jalan ke Padang cerita soal gempa dsb ke masyarakat, jumlah yang
sama besarnya bisa dipakai oleh kawan2 mahasiswa Fisika Unand Padang atau
ITM Medan untuk jalan-jalan lebih lama, lebih mencakup daerah yang luas, dan
lebih menjangkau masyarakat, tentunya dibawah koordinasi IAGI Padang
dan/atau SUMUT,.. syukur2 PP-IAGI juga bisa berperan dalam memfasilitasi
programnya.
Note-2: Bukan berarti saya mendiscourage mas RDP untuk sosialisasi ke
SumBar, tapi saya lebih menekankan pada program jangka panjang, lebih luas,
dan lebih efektif-efisien bersama-sama mahasiswa setempat, tentunya sekali
dua kali bersama mas RDP juga.
Salam
ADB
----- Original Message -----
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "zoeni zoeni" <[EMAIL PROTECTED]>; <iagi-net@iagi.or.id>; "Forum
Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "studio 42 c" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, April 05, 2007 10:38 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: MAS TANYA PATAHAN SEMANGKO
Hi Zoeni
Selamat bertugas dengan NGOnya.
Saya coba menjawab semampu saya ya.
- Setahu saya potensi lereng runtuh tetap saja ada, terutama kalau
disertai hujan deras tentusaja akan semakin besar kemungkinan runtuh.
Sedangkan saat ini musim hujan di Jawa masih berlangsung dan sangat
mungkin di padang juga mengalami hujan. Jadi tidak hanya karena
gempa-gempa saja, curah hujan tinggi juga akan berpengaruh.
- Sebenernya pernah ada kajian kegempaan daerah sepanjang sesar
Semangko ini. Saya rasa ada kawan dari IAGI (Ikatan Ahli Geologi
Indonesia) dan HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) di Sumbar
pernah mengadakan sosialisasi juga. Namun jangkauannya mungkin perlu
diperluas lagi. Akan saya Fw juga tulisan ini ke kawan-kawan IAGI dan
HAGI untuk membantu dan menghubungi anda, Mas Zoeni.
- Ya, ini tawaran "mlaku-mlaku" ke Sumbar sangat "mengundang" pada
saya, sudah lama saya juga tidak jalan ke Sumbar (Padang).
- Kalau soal konco di Sumbar ... ini aku fw juga ke kawan-kawan IAGI
untuk bisa menghubungi mas Zoeni.
To IAGI-Net --> Buat kawan-kawan IAGI, Mas Zoeni ini dari NGO yang
bergerak dalam Jaringan Radio Komunitas Studio 42C di Minang. Saya
rasa kalau ada kawan geologi yang sedang ke Sumbar dapat menghubungi
Mas Zoeni dengan teleponnya dibawah itu.
Atau untuk lebih detilnya simak liputan sepak-terjang kawan-kawan JRK
studio42C di Jogja dan di Padang di linksini :
http://www.saksigempa.org/index.asp?content=feature&id=1481
http://satudunia.oneworld.net/article/view/147035/1/?PrintableVersion=enabled
Mas Zoeni selamat bertugas
Salam
RDP
On 4/5/07, zoeni zoeni <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
mas rovicky yang baik,
mas aku tinggal di padang, dan kebetulan beraktivitas di NGO yang
bergarak
di media komunitas,
kita pas gempa tanggal 6 maret kemarin masih di padang, tetapi sekarang
kita buka posko informasi yang mengunakan radio komunitas, sementara di
dua
titik yang kita dirikan yaitu di Paninggahan Solok dan batipuh tanah
datar,
kebetulan berada di tepian danau singkarak.
di batipuh kita masih sering merasakan gempa walaupun kecil, yang ingin
saya tanyakan,
- potensi lereng dan reruntuhan apakah masih besar ataupun lebih besar
lagi?
- kemudian menyadarkan masyarakat yang ada di daerah patahan dengan
kajian
geologis belum pernah ada?
- mas nek sempat "mlaku-mlaku" neng padang atw neng Sumbar bisa
memberikan
pencerahan langsung ke masyarakat, sehingga memberikan keterangan yang
ilmiah kepada masyarakat, soale masyarakat masih wegah pindah dari daerah
bahaya tersebut.
- utowo duwe konco neng sumbar sing isoh diajak diskusi lan di hubungi
tentang daerah rawan bencana di sumbar
maaf mas nambahi agenda, he.he
maturnuwun mas
marzuni
studio 42 c Sumbar
0813 2888 6299
________________________________
Yahoo! Messenger - with free PC-PC calling and photo sharing.
----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------