ada beberapa pemerintah daerah yang mencoba mengoptimalkan potensi energi untuk 
pedesaan. Yang kebetulan saya turut mendampinginya (tapi ternyata tidak mudah 
menembus batas-batas kewenangan dan birokrasi). Idenya cukup sederhana dari 
masyarakt Ngebel (ponorogo) dan Tlanakan (Pamekasan). Rakyat di sekitar telaga 
"kaldera" Ngebel (di lereng barat G.Wilis, Ponorogo, Jawat Timur: yang 
kebetulan hari ini tadi, saya mendapat call dari anggota Tagana/ Taruna Siaga 
Bencana bahwa di dusun Ngebel terancam longsor, longsor sudah terjadi dan 
ikutannya mengancam 90 KK); membutuhkan energi untuk industri pasca panen. Di 
seberang tenggara dari telaga Ngebel, ada sumur panasbumi (pertamina) yang 
pernah di bor pada tahun 1992-an. Sumur tersebut sekarang tertutup, dan semua 
data eksplorasi panasbumi sekarang ada di pemerintah (ESDM). Nah, dalam suatu 
dialog di pendopo bupati ponorogo, anggota dprd, tokoh masyarakat, LSM, juga 
pemerintah, meminta potensi panasbumi di Ngebel bisa dikembangkan
 dan dimanfaatkan untuk kebutuhan energi di pedesaan (lokal), minimal untuk 
kebutuhan agroindustri pasca panen; syukur untuk kebutuhan listrik. Dan di 
kawasan telaga Ngebel, ada peluang pengembangan potensi wisata alam, kegiatan 
ekowisata, bahkan peluang kegiatan geowisata. Namun potensi tersebut, maju 
tidak; mundur juga tidak. Emann....
Nah, semua elemen masyarakat Ngebel berharap bahwa potensi panasbumi (berapa 
pun besarnya) dapat dikembangkan untuk menopang perekonomian pedesaan yang 
berbasis pertanian dan "pariwisata alam".
Yang kedua : di desa Larangan Tokol, Tlanakan, barat daya kota Pamekasan; ada 
rembesan gas yang konon cerita oleh penduduk lokal : sudah sejak nenek moyang 
(entah kapan...), semburan gas tersebut tidak pernah mati. Saya hanya mampu 
sampling gas tersebut dan setelah saya uji, gas tersebut berupa termogenik gas 
: CH4 sebesar 326.870 ppm dan C2H6 sebesar : 3.085 ppm. Dan di beberapa wilayah 
tengah Pulau Madura banyak rembesan gas. Masyarakat setempat membayangkan dan 
berharap (karena masyarakat rentan ekonomi itu "cuma bisa membayangkan") adalah 
memanfaatkan rembesan gas untuk kegiatan energi di pedesaan, taruhlah bisa 
didistribusikan sebagai bahan bakar masyarakat, industri pedesaan, atau jika 
cadangan gas tersebut sangat besar, bahkan untuk PLTU. Ini impian mereka. Semua 
kita telah tahu, bahwa di Watudakon (Mojokerto) ada rembesan gas bercampur 
dengan air ber-yodium, ternyata juga dapat di-eksploitasi untuk industri 
farmasi dan beberapa rembesan gas di sana, bisa
 di-distribusikan langsung untuk kebutuhan masyarakat pedesaan. 
Memang ada sebagian masyarakat di Larangan tokol, takut ada industri atau 
teknologi masuk pedesaan. Andaikata bisa dikembangkan baik di Larangan Tokol 
maupun di Ngebel, kayaknya pemerintah lokal juga gak punya 
power....kepriben...kaleee.
Kita masuk sebagai profesional pun, hanya berhenti sampai memberikan 
alternatif-alternatif untuk improve memberikan fakta, kemungkinan 
pengembangannya, dll. Ada sistem yang belum siap di beberapa pemerintah lokal 
untuk menyiapkan infrastruktur energi bagi produktivitas pedesaan. Belum lagi 
sekarang banyak rakyat menanam jarak dimana-mana. Lahan di perbukitan yang 
heterogen di Gunungkidul dan pegunungan Menoreh, disulap jadi tanaman homogen 
(jarak) untuk biofuel. Februari 2007 kemarin pada tanam serempat, ntar kalau 
panen kepada siapa proses pasca panen jarak bisa jadi energi? Toh itu untuk 
kebutuhan energi pedesaan. Sepertinya infrastruktur  dan sistem pasca panen 
jarak belum disiapkan oleh pemerintah atau pihak-pihak terkait; untuk direct 
pada pemenuhan kebutuhan energi (seandainya untuk pedesaan). blaikkk...

salam
agus hend



----- Original Message ----
From: "Kuntadi, Nugrahanto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 12, 2007 1:22:32 PM
Subject: [iagi-net-l] energi murah utk pedesaan



 

mustinya program pengabdian masyarakat dari lembaga2 penelitian terkemuka 
di Indonesia lebih menyentuh ke akar rumput ya Ris? spt di China yg konon 
sosialis komunis tetapi malah bisa implementasikan hal ini.

kalau permasalahannya ke dana, sebenarnya 
ini masalah pengalokasian sekian persen lah dari total project gas hydrate 
palung Sunda dipakai untuk mengembangkan dana pembangkit listrik biogas di 
pesisir Jawa Barat dan selatan Lampung....misalnya aja ini 
sih.

 

kemarin, untuk ke sekian kalinya saya membaca kisah 
seorang ahli Sosek Pertanian IPB (ibu ibu) yg telah menyumbangkan daya pikirnya 
untuk membuat turbin tenaga air di pedesaan.  dulu pernah ada juga yang 
mengembangkan tungku pembakaran sampah mini di Jawa Tengah datang dari kalangan 
penduduk biasa yg belajar dari membaca, dimana alat tungku nya ini bisa 
mengatasi limbah sampah dari beberapa desa. belum lagi yang mengutak atik 
kompor 
minyak tanah menggunakan campuran air utk mengatasi makin langka dan mahalnya 
minyak tanah.

 

pertanyaan lainnya, kemanakah briket batubara yang dulu 
pernah ramai.  juga apa kabar bus kota BBG yg jumlahnya di DKI semakin 
menyusut - tp alhamdulillah masih ada busway, taksi dan bajaj BBG...mudah2an 
gak 
musiman bahkan semakin banyak.

 

tetapi saya sih berprasangka baik bahwa sebenarnya 
semangat kesini ada tapi mungkin "publikasi" nya yang kalah.....krn kan biasa 
kalau sebuah lembaga penelitian membuat penemuan-2 hebat.  nah baru berita 
kalau yang menemukan sesuatu adalah seorang guru SD atau orang 
biasa......wallahu'alam.






From: aris setiawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Sent: Thursday, April 12, 2007 11:43 AM
To: 
[EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic, Re: 
[iagi-net-l] East Java - Tuban Graben





Pak Awang -

 

Kalau teknologi sih rasanya gak ada masalah, terutama untuk CBM. Soalnya 
saya pernah baca di AAPG Bulletin, di China meeka bisa produksi CBM untuk 
pedesaan. Jadi mereka bikin sumur kecil2an, terus produksi methane-nya dialirin 
ke kampung-kampung. Secara teknologi, mereka bisa dan ekonomis lagi. 

 

Salam 

 

Aris

 

2007/4/11, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: 
Waktu 
  BPPT pernah punya program penyelaman dasar palung Sunda
dibaratdaya Jawa 
  Barat, terungkap di situ bahwa palung Sumatra Jawa kaya 
sekali dengan 
  fenomena BSRs (bottom-stimulating reflector) di bawah
dasar laut yang 
  disepakati sebagai penciri kehadiran methan hydrate.
Grab sample di dasar 
  laut bahkan menemukan spesies bakteri? methanophyl
yang hidup dari gas 
  hydrate vents di dasar laut.

Deep Makassar Strait pun kaya akan gas 
  hydrate, semua fenomena yang
berhubungan dengan gas hydrate muncul di sana 
  (BSRs, mud volcanoes,
submarine slides). Reservoirnya adadalah 
  coarse-grained turbidites yang 
dipasok dari Delta Mahakam sampai umur late 
  Pliocene. Turbidit dari
delta Mahakam ini membawa terrigeneous plant-matter 
  ke deep-water
environment dan menjadi biogenic gas di sana lalu terbekukan 
  menjadi
hydrate karena temperature yang sangat rendah dan tekanan sangat 
  besar. 
Jackson (2004) pernah menghitung bahwa untuk kawasan Makassar 
  Strait
seluas 8000 km2 saja bisa mengandung 67 TCF gas hydrate. Perlu 
  diketahui
bahwa gas hydrate punya volume yang sangat termampatkan, 
  begitu
diproduksikan ke permukaan ini bisa meliberasi kompresi yang 
  dialaminya, 
bisakah fasilitas produksi menampungnya ?

CBM, biogenic 
  gas, hydrate gas deep-basin tight gas, atau stranded gas
sama sekali belum 
  tergarap dengan baik di Indonesia. Tentu ini potensi
yang sangat besar, 
  tinggal, mampukah kita mengelolanya ? 
  

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: Franciscus 
  B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 
  Wednesday, April 11, 2007 4:59 C++
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: 
  [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - 
  Tuban
Graben

Oki,
selain Petronas, sudah banyak sekali perusahaan 
  yang cukup jauh riset
nya utk produksi methane hydrate. 
bukan yang 
  dipermukaan laut, tetapi yang didalam sediment, sekian meter
dari dasar 
  laut.
rasanya utk teknologi produksi ini negara eropah timur juga 
  tidak
ketinggalan.

fbs


----- Original Message ---- 
  
From: oki musakti <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 
  April 11, 2007 1:12:43 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Biogenic, Re: 
  [iagi-net-l] East Java - Tuban 
Graben


Frank,
Biogenic 
  sebanding dengan methane hydrates
...Maksudnya gimana? Setahu saya sih 
  methane hydrates
belum ada yang memproduksi secara komersial 
  sedangkan
biogenic gas sudah banya analog produksinya. 

Oh ya, untuk 
  biogenic (ada juga sih campuran
thermogenicnya) gas di Jawa Timur, wa bil 
  khusus (niru
bahasanya wan Abdullah) foraminiferal limestone 
  model
reservoir di Terang-Sirasun-Maleo-Oyong-MDA dll, perlu 
hati hati 
  dalam merancang fasilitas produksinya .

Bukan apa-apa, reservoirnya 
  sangat friable dan
porositas inter maupun intra partikelnya amat 
  besar
hingga kalau gasnya disedot, reservoir yang terdiri
dari 
  cangkang-cangkam foram akan mengalami kolaps .
Karena posisinya yang 
  dangkal, pengurangan volume ini
akan langsung diteruskan ke permukaan dalam 
  bentuk
subsidence yang sangat signifikan. Kalau gak
hati-hati, platform 
  yang anda bangun bisa-bisa 
kerendam laut gara-gara fondasinya ambles 
  ..

Cheers
Oki


> From: Franciscus B Sinartio
> 
  [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 
  Tuesday, April 10, 2007 12:39 PM 
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: 
  [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l]
> East Java - Tuban
> 
  Graben
> > Di milis yang lain pernah dibahas ttg biogenic, 
  
dan
> ada usul untuk
> membandingkan nya dengan methane 
  hydrate di laut
> dalam.  Sama gampangnya
> cari nya 
  tetapi methane hydrate masih belum cukup
> dipahami bagaimana
> 
  cara produksi nya.  Katanya di Petronas lagi ada 
> riset 
  mengenai ini.
>
> fbs.
> nb: Abah,  sorry pakai 
  istilah yang tidak baku,
> istilah itu saya
> dapatnya dari milis 
  ini juga.  flip-flop itu
> maksudnya inverted
> 
  stucture. 
  
>
>



________________________________________________________________________
____________
Don't 
  pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
http://autos.yahoo.com/new_cars.html

------------------------------------------------------------------------
----
Hot 
  News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint 
  Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI 
  Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 
  2007
------------------------------------------------------------------------ 
  
----
To unsubscribe, send email to: 
  iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: 
  iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota 
  ditujukan ke: 
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 
  0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. 
  Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net 
  Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net 
  Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 
  
---------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------
----
Hot 
  News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to 
[EMAIL PROTECTED]
Joint 
  Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI 
  Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 
  2007 
  
------------------------------------------------------------------------
----
To 
  unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To 
  subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI 
  Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran 
  anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 
  0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
Bank BCA 
  KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta 
  Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
  
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------------- 
  
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint 
  Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI 
  Annual Convention and Exhibition, 
Bali Convention Center, 13-16 November 
  2007
----------------------------------------------------------------------------
To 
  unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To 
  subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
Visit IAGI 
  Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran 
  anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 
  0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
Bank BCA 
  KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta 
  Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
  
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------





-- 
===========================
Se queremos progredir, não 
devemos repetir a história, mas fazer uma história nova.

If we want to 
progress, we do not have to repeat history, but to make a new history. 






       
____________________________________________________________________________________
No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
http://mobile.yahoo.com/mail 

Kirim email ke