Kalau digabungkan dengan gravitasi model bumi serta geoid maka kenaikan muka air lautnya akan menjadi cukup kompleks dari region ke region. Aku menggambarkan (mendongeng :) disini tentang bagaimana muka air laut yang tidak merata didunia ini (ini hanya model saja, bukan pengukuran)
http://rovicky.wordpress.com/2007/05/31/muka-air-laut/ Kalau realtime sea surface height ada disini http://www.aoml.noaa.gov/phod/dataphod/work/trinanes/INTERFACE/index.html Dari sini semestinya kita bisa memberikan warning ke masyarakat pantai selatan Jawa Sumatra kalau terjadi gelombang pasang seperti kemarin. rdp On 6/1/07, Yosef Khairil Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya membuat pemrograman sederhana dengan memakai bahasa QuickBasic untuk menghitung percepatan pasang surut gayaberat yang disebabkan oleh adanya penarikan bulan dan matahari terhadap suatu titik di permukaan bumi pada periode jam, minggu, tahun yang kita tentukan (mulai tahun 1900). Persamaan yang saya pakai dalam perhitungan ini berdasarkan pada tulisan: 1. "Schureman, P., 'A Manual of the Harmonic Analysis and Prediction of Tides. U.S. Coast and Geodetic Survey', Spec. Pub. 98, 1924 (revised in 1941 and 1958)" 2. "Longman, I. M., 'Formulas for Computing the Tidal Acceleration Due to the Moon and the Sun'. J. Geophys. Res., 64, 2351-2355, 1959." Bilangan gelombang Love saya ambil dari tulisan karya Stacey: "Physics of the Earth" Hasil keluarannya berupa grafik yang memperlihatkan siklus pasang-surut untuk periode dan posisi (garis Bujur/Lintang) yang kita tentukan dan file dalam format ASCII yang isinya berupa pasangan waktu dan percepatan pasang-surut (dalam satuan Microgals). Dari grafik yang dihasilkan memang terlihat adanya siklus pasang-surut yang teratur terhadap posisi bulan-matahari relatif terhadap lokasi di permukaan bumi. Namun saya belum memastikan apakah siklus ini mengikuti angka "mistis" tertentu hehehe..... Wassalam YKA On 5/31/07, Untung M <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Memang gelombang pasang berhubungan dengan "tidal gravity" atau pasang surut gayaberat yang disebabkan oleh adanya penarikan bulan dan matahari terhadap titik di permukaan bumi kita. Besar kecilnya penarikan itu tergantung dari jarak antara bulan dan bumi dan jarak antara matahari dan bumi. Jumlah kedua penarikan terhadap bumi kita itu adalah "gravity tide" tadi (Melchior, 1983). Jarak antara bulan dan bumi jauh lebih dekat dari jarak antara matahari dan bumi. Walaupun masa matahari jauh lebih besar dari masa bulan, gravitasi antara bulan dan bumi akan jauh lebih besar. Oleh karena itu setiap bulan purnama pasang-surut air laut menjadi maksimum, karena posisi bulan paling dekat dengan bumi terutama di daerah ekuator. Perhatikan gelombang air laut dari sekarang sampai besuk subuh. Malam nanti adalah bulan purnama. Gravity tide juga maksimum waktu itu. Coba yang memiliki alat garvimeter baca meter anda dari sekarang setiap 30 menit atau lebih kurang lagi. Pasut gayaberat di Indonesia dengan amplitudo "peak to peak" kira-kra 0,6 mGal dalam keadaan normal. Ini berarti undulasi bumi ialah kira-kira 5 sampai 6 meter. Hubungannya dengan gelombang besar yang tempo hari menyerang sebagian besar wilayah kita itu bagaimana? Mengapa Malaysia, Filipina dan daerah-daerah Pasifik, seperti Tongga, Madagaskar, dsb. tidak terserang? Bahagian-bahagian negara itu juga termasuk daerah ekuator. Ini perlu diteliti lebih lanjut. Teman-teman dari LON, BMG bisa menjawab secara kuantitatif? Penjelasan Sdr. Velly Asvaliantina ( milist ini tgl.21/5/07) adalah salah satu keterangan. Adakah hubungan antara cuaca dan gravitasi? Kalau di magnet kita mngenal adanya badai magnet (magnetic storm). Apakah gravity storm ( badai gayaberat) ada? Memang banyak sekali masalah atau fenomena alam ini, ciptaan ALLOH SWT, yang perlu kita telusuri. Hanya kita, manusia, yang diberi akal dan pikiran untuk mempelajari dan mengerti betul-betul bagaimana bekerjanya bumi kita ini. > Wassalaam, > M. Untung > > ----- Original Message ----- > From: Awang Satyana > To: iagi-net@iagi.or.id ; [EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, May 21, 2007 1:16 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Pasang akibat "astronomical force" > > > > Kebersamaan gelombang pasang yang melanda Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara dan terukurnya gempa secara fluktuatif di wilayah Indonesia, dan terjadinya posisi segaris antara kedudukan Bumi-Bulan-Matahari bisa saja mengindikasi kemungkinan kebenaran hipotesis "vortex tectonics" > > "Vortex tectonics" (Mandeville, 2001) berteori bahwa gravitasi Bulan dan Matahari telah mempengaruhi gerak poros Bumi ketika Bumi berputar. Karena Bumi berputar secara miring, maka porosnya pun membuat gerak berputar sedemikian rupa sehingga sedikit terhuyung (wobbles). Milutin Milankovich, ahli matematika dan meteorologi Serbia telah mengetahui ini dan telah membuat siklus periode gerak huyungan Bumi ini pada tahun 1920-an. Kini, gerak terhuyung ini diaplikasikan ke fenomena gerak kerak Bumi dan atmosfer di atasnya. > > Vortex tectonics memperkenalkan 22 grafik/siklus yang memperlihatkan bahwa gerak-gerak tektonik utama, termasuk gempa dan volkanisme, juga fenomena cuaca macam el nino, la nina, dan pemanasan global berhubungan dengan gerak kerak Bumi ketika Bumi melakukan gerakan huyungannya (terkenal sebagai gerak Chandler's wobbles). Karena gerakan ini, posisi relatif kerak Bumi akan berubah posisi dan orientasi relatif terhadap poros rotasi Bumi. > > Dalam posisi astronomis segaris antara Bumi-Bulan-Matahari seperti terjadi pada 17 Mei 2007 kemarin, jelas gravitasi Bumi mau tak mau akan terganggu, kemudian mempengaruhi pola gerak huyungan poros Bumi, yang selanjutnya akan berpengaruh ke fenomena gerak material mantel-kerak Bumi-sampai pola golakan atmosfer di atasnya. > > Mengapa hanya wilayah tropika yang terlanda ? Sebab, di wilayah tropika Bumi menggembung akibat rotasi sentrifugal, dan secara atmosferik di wilayah ini jugalah terjadinya pertemuan-pertemuan massa udara (front), gelombang laut, bahkan lempeng-lempeng tektonik. > > > Beberapa riset vortex tectonics telah menemukan hal2 sebagai berikut : terjadi siklus variasi orbital sistem Bumi-Bulan-Matahari sepanjang 14 bulan dan 6,5 tahun, sehingga fenomena dinamika Bumi akan mengikuti siklus ini. (1) siklus 14 bulan (gelombang X dan Y dalam vortex tectonics) dan 6.5 tahun ( Primary Axis Cycle) akan menginduksi gempa dan aktivitas volkanik; (2) ritme aktivitas volkanik di sistem busur langsung mencerminkan tempo primary axis cycle; (3) fenomena El Nino (ENSO) sejajar dengan aktivitas volkanik, yaitu akibat langsung Primary Axis Cycle sepanjang 6,5 tahun; 4) gerak progresif poros rotasi Bumi sejak 1900 nanmpaknya memicu aktivitas gempa dan volkanisme. > > Begitulah vortex tectonics, yang mencoba menjelaskan hubungan posisi-posisi planet, gravitasinya, dan efeknya terhadap fenomena dinamika Bumi secara solid earth (mantel-kerak) maupun fluid earth (atmosfer). > > Jelas ada yang pro dan ada yang kontra, wajar, tetapi begitulah ilmu pengetahuan sebab tanpa pro dan kontra ilmu tak akan berkembang. > > salam, > awang > > > Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apakah secara regional juga terjadi, misal di Malaysia dan Brunei? > Kalo tidak, kira kira kenapa? > Rasa rasanya kok Indonesia digempur terus terusan sama "bencana alam".. dari Tsunami Aceh, Pangandaran, G. Merapi, Gempa Yogya, Banjir di Manggarai, Lumpur Sidoarjo, banjir Jakarta, tanah longsor dimana mana, dsb dsb ... > > On 5/21/07, Supardan <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > > Kalau gelombang pasang tersebut diakibatkan oleh gaya-gaya astronomis, mengapa kok lokasi terjadinya setempat-setempat ya, mestinya terjadi di sepanjang pantai kan?. Lagipula, gelombang pasang ini tidak hanya terjadi di pantai selatan (Jawa khususnya), namun juga terjadi di pantura (pantai Kenjeran - Surabaya, pantai di kota Semarang dsb). > > > > Pada saat awal terjadinya gelombang pasang (di pantai Sumbar/ Padang), BMG menjelaskan bahwa fenomena tersebut terjadi akibat gaya astronomis. Namun begitu kejadian tersebut juga mengenai daerah-daerah lain (tidak hanya pantai selatan/ pantai di tepian Samudera Hindia) saja, penjelasan BMG (Ahmad Zakir) kok jadi lain ya. Konon katanya, fenomena tersebut diakibatkan oleh adanya akumulasi angin (tekanan?), yang pada akhirnya menimbulkan gelombang (besar?). Seperti halnya saya, masyarakat luaspun saya rasa juga bingung atas penjelasan BMG tersebut. > > > > Yang bener yang mana ya mas Rovicky? Apakah gempa juga memiliki kontribusi terhadap kejadian ini? > > > > Suwun, > > Pardan - Jatim. > > >
-- http://rovicky.wordpress.com/ ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------