Bisa dibaca di buku the Geology and Hydrocarbon Resources of Brunei Darussalam. Seluruh buku bisa didownload gratis dari internet. (Sandal,S.T.(ed) 1996, The geology and hydrocarbon resources of Negara Brunei Darussalam: Syabas, Bandar Seri Begawan. Masalah ini dibahas secara summier (hanya dalam beberapa alinea), tetapi ada ilustrasinya pada Bab Champion field.) Juga Tingay membahas secara summier juga dalam articlenya mengenai tectonic stress (Tingay et al, 2003, Variation in stress in the Baram basin, Brunei: tectonic and geomechanical implications: Marine Petroleum Geology 20, 1201-1212). Mungkin yang lebih lengkap ada pada Ph.D thesisnya di University of Adelaide: "In situ stress and overpressures of Brunei Darussalam", tahun 2003 RPK ----- Original Message ----- From: Sunu Hadi Praptono To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, June 18, 2007 3:08 PM Subject: [iagi-net-l] Mark Tingray RE: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
Saya sangat ingin membaca artikel atau report atau apapun yang membahas relief wells di Brunei ini. Tapi sampai sekarang tidak pernah ketemu. Apakah sudah dibahas di milis in sebelumnya ? Kalau ada yang punya mohon kalo bisa dishare ke kita-kita agar kit tahu bagaimana seharusnya menghentikan semburan liar, juga sebeapa mirip sebenarnya situasi di Shell dibanding di Lapindo. Terima kasih banyak sebelumnya. Soenoe. ------------------------------------------------------------------------------ From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 18, 2007 1:42 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Mark Tingay adalah juga orangnya yang membahas soal semburan lumpur liar di Champion field Brunei Darussalam, karena kesalahan pemboran dari Shell. Penghentiannya memerlukan waktu 30 tahun dengan melakukan 27 relief well. RPK