Internasionalisasi SDM nasional tidak gratis atau atas kebaikan oil
companies. Itu atas biaya Negara. Untuk setiap SDM nasional yang
berangkat bekerja di headquarter sebuah oil company di LN, akan ada
gantinya SDM ex-pat oil company itu yang akan datang ke Indonesia - jadi
ini semacam program pertukaran saja (swap). Seluruh biaya ex-pat itu
kemudian akan ditagihkan ke negara melalui mekanisme cost recovery.
Pernah terjadi satu SDM nasional yang ke LN, lalu datang dua expat
sebagai gantinya.

SDM nasional yang di headquarternya mengerjakan business unit lain di
luar Indonesia tentu saja biayanya selama di sana tak bisa dimasukkan ke
dalam cost-recovery ke Pemerintah Indonesia, kecuali bila ia melakukan
program training, dan program training itu sudah dimasukkan ke dalam
WP&B dan disetujui BPMIGAS. Kalau SDM nasional itu berangkat ke LN untuk
mengerjakan business unit di Indonesia, harus jelas dulu alokasi
biayanya, dan apakah akan jadi komponen cost recovery atau tidak, sebab
nanti juga akan ada ex-pat sebagai program pertukarannya yang juga
biayanya masuk ke cost-recovery.

Menentukan split sesaat mau masuk ke status produksi, bukan dari awal,
adalah ketentuan yang sangat baik, juga dynamic split yang berubah terus
selama umur kontrak produksi, tetapi mungkin akan mengurangi daya tarik
investasi. Sebenarnya biaya investasi dan term & condition PSC di
Indonesia dibandingkan banyak negara lain, sangatlah murah dan "lunak".
Menurut hemat saya pribadi, Pemerintah Indonesia masih bisa banyak punya
ruangan untuk menjualnya lebih mahal sehingga lebih menguntungkan
Negara.

Dalam 40 tahun kita menerapkan dan mengelola PSC, banyak sekali kasus
dalam sejarah bahwa Pemerintah Indonesia telah atau terlalu
akomodatif...(tak boleh begitu lagi - harusnya).

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, July 01, 2007 10:29 C++
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU
TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM

Apa masih banyak yang kerja di LN (apalagi yang di heaquarter) di bayar
cost recovery di PSC yang di Indonesia.
Wah ini PR untuk BP-Migas.
Kalau mereka memang training lain ceritanya, dan bisa dimasukin dalam
training.  tetapi kalau mereka kerja disana sebagai pegawai Business
Unit yang di sana, maka perlu ditinjau ulang kali....

Petrophysicist kurang di Indonesia?  masa iya ya.... baru tahu saya....
memang satu perusahaan PSC paling punya satu atau dua orang saja,
selebihnya di outsource kan. nya. Kalau Malaysia cari petrophysicist
biasanya berpaling ke Indonesia, dan biasanya dapat

3D static modelling memang bukan hal yang umum di Indonesia, tetapi jadi
syarat untuk POD (FDP) di Malaysia.
Awalnya kalau tidak salah dari Shell.
Kalau tidak salah di Nigeria juga bukan syarat, jadi peta2 2D langsung
dimasukin ke reservoir simulation dari reservoir engineer.

Ada satu hal lagi yang agak lain yang saya amati di Nigeria ini, yaitu
kontrak untuk ekplorasi berbeda dengan kontrak untuk
development&produksi.  Jadi kalau sudah berhasil eksplorasi, maka harus
bikin kontrak baru lagi untuk development dan produksi.  persentase
kepemilikan berbeda.  pemerintah otomatis dapat sekian persen.  dan
kepemilikan berubah terus sejalan dengan banyaknya minyak yang
diproduksi.  semakin banyak minyak yang sudah diprosuksi semakin besar
jatah pemerintah.  
Waktu saya tanya kenapa tidak ditentukan sejak awal kontrak eksplorasi,
maka jawaban nya adalah karena masih besar uncertainty untuk mendapatkan
minyak, maka tidak tahu pemerintah harusnya dapat berapa %.

best regards,
frank





----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke