> Awang
Pertanyaan bodoh , degan kemapuan teknik seperti dua juta tahun ang lalu ,"Bagaimanakah mereka bisa menyebrangi lautan". (1).Untuk alasan aa mereka cape cape jalan jalan (walau mungkin secara bertahap) sejauh itu ? (2) si Abah (yang masih bingung apa benar Adam da Hawa itu manusia pertama ?) _____________________________________________________________________ Abah, > > > > Salah satu perdebatan yang paling sengit dalam paleo-antropologi (studi > tentang asal manusia) adalah tentang asal-usul manusia modern, Homo > sapiens. Untuk hal ini terdapat dua mazhab besar pemikiran : (1) penganut > "out of Africa theory", dan (2) penganut "multiregional origin". Kira2 100 > ribu tahun yang lalu, dunia kita diduduki oleh berbagai hominid : di > Africa dan Middle East ada Homo sapiens; di Asia, Homo erectus; di Eropa, > Homo neanderthalensis. > > > > Tetapi, 30,000 tahun yang lalu taxonomic diversity ini "tiba-tiba" hilang > dan manusia atau hominid di seluruh dunia berevolusi menjadi bentuk2 yang > secara anatomic dan tingkah lakunya sudah seperti manusia modern sekarang. > Bagaimana mekanisme transformasi ini melahirkan dua mazhab pemikiran di > atas ? > > > > (1) Out of Africa theory: homo sapiens muncul di Africa dan bermigrasi ke > seluruh dunia menggantikan semua spesies hominid sebelumnya, termasuk Homo > erectus. (2) Multiregional theory: Homo erectus meninggalkan Africa 2 Ma > untuk menjadi Homo sapiens di berbagai tempat di dunia. > > > > Aspek2 kritis teori out of Afrika : > > - Setelah Homo erectus bermigrasi keluar dari Afrika, berbagai > populasi secara reproduksi menjadi terisolasi, dan berevolusi saling tidak > bergantung sehingga akan menjadi spesies2 yang macam-macam seperti manusia > Neanderthal (ini serangan buat multiregional), > > - Homo sapiens hanya terjadi di Afrika, lalu menyebar keluar, > > - Homo sapiens tersebar keluar dari Afrika dan menggantikan semua > populasi manusia yang ada di wilayah yang didatangi tanpa mengadakan > interbreeding (perkawinan campur antar spesies) > > - Variasi manusia modern terjadi belum lama ini (recent) > > > > Aspek2 kritis teori multiregional : > > - Aliran gen antara wilayah2 yang secara geografik terpisah akan > mencegah spesiasi (pembentukan spesies baru) (ini serangan untuk out of > Africa), > > - Semua manusia berasal dari spesies Homo erectus yang > meninggalkan Afrika dua juta tahun yang lalu, > > - Seleksi alam dalam populasi regional, yang terjadi sejak > migrasi pertama, bertanggung jawab bagi timbulnya variasi regional (ras) > seperti yang kita lihat sekarang, > > - pembentukan Homo sapiens tak mesti terbatas ke satu tempat, > tetapi bisa di mana saja di mana manusia pernah hidup. > > > > Manakah yang benar di antara dua kontroversi ini ? Bukti2 anatomik, > arkeologi, dan gen akan menjawabnya. Dalam pengamatan saya, secara kasar > bisa dibilang bahwa 80 % ahli paleoantropologi mendukung "out of Africa" > theory. Lebih2 kemajuan pemetaan gen manusia (genome project) 2-4 tahun > belakangan ini sangat mendukung "out of Africa". Bukti2 anatomik, > arkeologi, dan gen menunjukkan bahwa manusia modern adalah produk evolusi > yang sangat resen berasal dari model Out of Africa. Jarang saya menemukan > buku paleoantropologi popular yang tidak menganut out of Africa. > > > > Ini berimplikasi kepada hominid2 di Indonesia : bahwa semua Homo erectus > di Trinil dan semua turunannya di Solo dan Wajak punah pada suatu zaman di > sekitar 30.000 tahun yang lalu dan digantikan oleh manusia modern yang > datang dari Afrika. Homo floresiansis yang umurnya 50.000-20.000 tahun > menjadi menarik statusnya, kapan2 kita bisa bahas lagi si hobbit ini.. > > > > Salam, > > awang > > > > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, July 11, 2007 3:08 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Ribuan Gunung Ribuan Artefak : Prasejarah Gunung > Seribu (Sewu) > > > >> > > Awang > > Sangat menarik mengikuti ceritera arkeologi ini , dan tentunya kita tidak > perlu berkecil hati bahwa buku geologi "kalah" bersaing di Toko Buku. > Hal ini tentunya karena arekologi masih "dekat" degan manusia sekarang , > walaupun gempa dan tsunami malahan masih berlangsung dan menghantam kita > sampai saat ini. > "Out of Afrika Theory ", apakah itu ? Apakah theory yang menyatakan bahwa > homo erectus "lahir " di Afrika ? dan bukan hasil evolusi regional dari > manusia kera ? > > si Abah > > _________________________________________________________________________ > > > > > Sebuah buku baru (2007) tentang geologi dan arkeologi bisa dilihat di >> toko-toko buku besar. Buku ini berjudul, "Ribuan Gunung, Ribuan Alat >> Batu >> : Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur", diterbitkan oleh KPG >> (Kepustakaan Populer Gramedia) yang bekerja sama dengan banyak lembaga : >> Ecole Francaise de'Extreme-Orient, Institut de Recherche pour le >> Developpement, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional >> (Puslitbang Arkenas), dan Forum Jakarta-Paris. Buat rekan-rekan yang >> kemarin ini (mid-Juni 2007) sempat ke pameran buku selama seminggu di >> Istora Senayan, beruntunglah karena buku ini dijual dengan harga >> discount >> yang lumayan. Buku ini semula adalah disertasi doktor Hubert Forestier >> dari Museum National d'Histoire Naturelle, Paris yang mengajukan >> disertasinya pada tahun 1998 di Paris. Buku diterjemahkan oleh tiga >> orang >> dan disunting oleh Prof. Dr. Truman Simanjuntak, ahli arkeologi terkenal >> dari Puslitbang Arkenas. >> >> >> >> Dalam pengamatan saya, tahun-tahun belakangan ini buku-buku populer >> maupun >> teknis tentang kepurbakalaan Indonesia masuk ke toko-toko buku umum. >> Sebelum ini, ada Prasejarah Asia Tenggara (Belwood, 2004), buku bagus >> dan >> sangat lengkap - patut menjadi referensi-tentang kepurbakalaan Indonesia >> dan sekitarnya, lalu ada "Prasejarah Gunung Sewu" (Ikatan Ahli Arkeologi >> Indonesia, 2004) yang memuat puluhan artikel hasil penelitian arkeologi >> di >> Gunung Sewu, disunting oleh Prof. Truman Simanjuntak dkk. Lalu, tahun >> lalu >> pun ada "Arcahaeology, Indonesian Perspective : R.P. Soejono >> Festschrift" >> (LIPI dan International Center for Prehistoric and Austronesian Studies, >> 2006) yang memuat 45 paper penelitian arkeologi di Indonesia (ada tiga >> artikel geologi di dalamnya). Buku ini pun disunting oleh Prof. Truman >> Simanjuntak dkk. "Festschrift" (jerman) adalah mélange dalam bahasa >> Prancis, atau bancuh dalam bahasa Indonesia alias bunga rampai atau >> anthology - kumpulan tulisan macam-macam. >> >> >> >> Buku-buku tentang prasejarah Cekungan Bandung hasil penelitian KRCB >> (Kelompok Riset Cekungan Bandung -Budi Brahmantyo, T. Bachtiar dkk.) >> juga >> bisa ditemukan di Gramedia Bandung (kalau masih ada). Menggembirakan, >> buku-buku kebumian sudah masuk ke toko-toko buku umum. Hanya, bidang >> arkeologi kelihatannya lebih agresif dibandingkan bidang geologi. >> >> >> >> Kembali ke buku Prasejarah Song (Gua) Keplek, Gunung Sewu (Forestier, >> 1998, 2007), ini adalah buku yang bagus dan komprehensif walaupun >> teknis. >> Meskipun wilayah penelitiannya lebih kepada industri litik Song Keplek >> termasuk analisis detail tipologis ribuan alat batu yang ditemukan di >> gua >> ini, cukup banyak keterangan tentang tatanan geologi dan arkeologi >> Gunung >> Sewu secara umum. Gunung Sewu adalah salah satu "taman firdaus" >> prasejarah >> Indonesia. >> >> >> >> "Bahan alat-alat serpih ini semestinya berasal dari Pegunungan Selatan", >> demikian kurang lebih kata-kata salah seorang perintis penelitian >> arkeologi Indonesia G.H.R. von Koenigswald ketika dia menemukan artefak >> serpih di Bukit Ngebung, Sangiran pada tahun 1934. Setahun kemudian, >> Koenigswald bersama M.W.F. Tweedie dari museum Raffles di Singapura >> mengunjungi wilayah Punung, Pegunungan Selatan, dan di situlah taman >> firdaus situs arkeologi paleolitik yang sangat kaya baru terbuka : Kali >> Baksoko. Betapa senangnya Koenigswald kala itu, konon kabarnya sampai ia >> menggelar pertunjukan wayang tujuh hari tujuh malam untuk masyarakat >> Punung. Kala itu, 3000 artefak telah berhasil ditemukan dari wilayah >> Punung. Dan lebih dari 70 tahun kemudian sampai sekarang melalui >> berbagai >> penelitian arkeologi yang intensif kita menjadi tahu bahwa wilayah >> Gunung >> Sewu adalah suatu wilayah kompleks hunian prasejarah yang sangat luas, >> intensif, dan berkesinambungan dalam rentang Plistosen-Holosen. >> >> >> >> Proses adaptasi terhadap lingkungan dan pengaruh luar telah menciptakan >> dinamika budaya yang berkembang, mulai dari yang bercorak paleolitik, >> mesolitik-preneolitik, neolitik, sampai paleometalik pada masa >> prasejarah. >> Manusia datang ke wilayah ini dan mendiami lembah-lembah sempit di >> antara >> perbukitan karst yang membentuk gua-gua dan daerah aliran sungai seperti >> Lembah Sungai Baksoko. Ketersediaan berbagai sumberdaya, seperti batuan >> yang baik untuk perkakas, air, fauna, dan flora di lingkungan sekitarnya >> menjadi penopang kehidupan berkelanjutan dalam rentang ratusan >> ribu-jutaan >> tahun. >> >> >> >> Gunung Sewu dikenal sebagai tempat yang secara geologi dan geografi >> terpisah dari bagian Pulau Jawa lainnya. Daerah ini terjal dan memanjang >> antara Parangtritis dan Pacitan. Di tengah-tengah iklim yang cukup >> kering >> sepanjang tahun, relief bukit-bukit kapur yang bentuknya tidak seragam >> dan >> menghadap ke Lautan Hindia menyediakan banyak gua, aliran sungai serta >> rijang. Rijang berkualitas baik ini dipakai manusia prasejarah untuk >> membuat berbagai perkakas yang diperlukan. Gunung Sewu adalah tempat >> ideal >> bagi hunian masa lalu, bukit-bukitnya sangat sering didatangi oleh >> manusia >> prasejarah dari periode manapun. Alat-alat bifasial, kapak, dan aneka >> ragam alat padat merupakan karya dan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh >> Homo erectus, sebagai pembawa ketrampilan teknis dan kebudayaan >> Acheulean >> (Acheulean = sekuen kebudayaan Paleolitik Bawah yang dicirikan oleh >> perkakas kapak genggam dan kapak pembelah). >> >> >> >> Benda-benda padat Acheulean yang juga ditemukan orang di Eropa, Afrika, >> negara-negara Iran-Irak, India, Nepal dan Cina lalu Indonesia >> menunjukkan >> bukti kedatangan Homo erectus setelah perjalanan jauh yang dimulai >> sedikit >> kurang dari dua juta tahun yang lalu dari daratan Afrika ("out of >> Africa" >> theory). Dan, justru di alur Sungai Baksoko, yang terletak tidak jauh >> dari >> kota Pacitan inilah perkakas Acheulean ini ditemukan. Situs ini kemudian >> menjadi sangat terkenal di dunia arkeologi dan memberikan nama pada >> salah >> satu kebudayaan Paleolitik Bawah yang termasyur : kebudayaan Pacitanian. >> >> >> >> Dan itu ada di Pacitan, Jawa, tak jauh dari kita. Semoga kita mengenal >> dan >> menghargai situs-situs penting buat dunia ini. Buku-buku arkeologi yang >> belakangan banyak diterbitkan sangat membantu pengenalan akan hal itu. >> >> >> >> Salam, >> >> awang >> >> >> >> > >