RADAR SIDOARJO          Rabu, 18 Juli 2007
BPLS: Lumpur Mungkin Berhenti
Geolog Anggap Masih "Katanya"
SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyatakan
bahwa semburan lumpur mulai turun, bahkan bisa berhenti. Debit lumpur
dari pusat semburan turun dari sekitar 100 ribu meter kubik menjadi 80
ribu meter kubik per hari. Namun, geolog mempertanyakan hal itu karena
tidak disertai metode pengukuran yang valid.

Menurut Deputi Bidang Operasional BPLS Sofyan Hadi, kemungkinan bahwa
semburan lumpur bisa berhenti dalam waktu dekat sangat besar. Kondisi
di pusat semburan memang terus menunjukkan kecenderungan yang positif.
"Kenapa tidak? Hal itu sangat mungkin kok," ujarnya.

Debit lumpur panas, kata Sofyan, saat ini mencapai sekitar 80 ribu
meter kubik per hari. Perkiraan tersebut memang baru didasari dari
pengamatan secara kasat mata. "Untuk angka pastinya, saya masih belum
bisa memastikan," katanya.

Dia berharap, tren penurunan semburan akan terus berlangsung hingga
beberapa waktu ke depan. Jika hal itu terjadi, bukan tidak mungkin
semburan lumpur akan berhenti. "Setidaknya mengecil, seperti referensi
yang terjadi di Kalanganyar, Sedati, atau yang lain," jelas Sofyan.

Selama ini, lanjut geolog dari UPN Veteran Jogja itu, masyarakat
telanjur percaya bahwa lumpur baru dapat berhenti sekitar 31 tahun
lagi. "Masyarakat keburu percaya tanpa berusaha untuk tahu lebih dulu
awal munculnya penghitungan tersebut," jelasnya.

Sofyan menilai, perkiraan seperti itu muncul disertai sejumlah asumsi
dan batasan. Batasan yang ada yaitu, cadangan lempung di dalam tanah
sebanyak 1,1 miliar, semburan lumpur rata-rata seratus ribu meter
kubik per hari, dan tekanan semburan konsisten pada besaran volume
semburan tersebut. "Kalau kondisinya berbeda, tentu penghitungan
matematikanya akan berubah. Contohnya, ya saat ini," katanya.

Meski BPLS menyatakan debit lumpur turun, kondisi tanggul cincin dan
sekitarnya tetap mengkhawatirkan. Hingga kemarin (17/7), beberapa kali
tanggul yang terbangun setinggi 19 meter itu mengalami overtopping.
Pagi kemarin, lumpur di kolam penampungan utama tumpah.

Juru Bicara BPLS Ahmad Zulkarnaen menyatakan bahwa secara bertahap
kondisi kritis akan diminimalkan dengan terus dilakukan perbaikan
sistem pengaliran lumpur ke Kali Porong. "Sekarang, itu memang masih
dibahas oleh tim ahli," ujarnya.

Zulkarnaen mengakui, pembahasan masalah-masalah teknis di BPLS belum
bisa cepat selesai. "Selain butuh pembahasan matang, energi kami
banyak tersedot di masalah sosial," ungkapnya.

Sementara itu, geolog independen Andang Bachtiar menilai bahwa
pernyataan BPLS tersebut terlalu terburu-buru. Sebab, sejak zaman
Timnas (Tim Nasional) sampai BPLS, perhitungan itu hanya berdasar pada
asumsi kasar.

Andang mengatakan, Timnas dan Lapindo sendiri menyebut bahwa metode
untuk menentukan volume semburan adalah mengukur kecepatan aliran
semburan lumpur.

Setelah diketahui kecepatan aliran semburan lumpur, tingkat keenceran
(viscositas) lumpur dan penampang kawah dapat ditentukan volumenya.
"Tapi, seharusnya itu dilakukan dengan menyebar di banyak titik.
Sementara yang dilakukan selama ini hanya pada titik yang mereka
anggap (semburannya) paling tinggi," beber Andang.

Selain itu, pengukuran harus dilakukan setiap hari. "Yang jadi
pertanyaan, apakah mereka melakukan pengukuran seperti itu setiap
hari? Kalau saya tanya, mereka cuma bilang, katanya seperti itu. Nah,
kalau cuma berdasar katanya, apa bisa itu dianggap sebagai data yang
valid?" katanya. (dyn/sat)


--
http://rovicky.wordpress.com/

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to