Sesuai dengan perkiraan, USGS menyebutkan bahwa gempa Bengkulu dan gempa Mentawai yang masing2 terjadi pada 12 September 2007 dan 13 September 2007 adalah dua gempa utama yang berbeda (walaupun karakternya sama). Dua gempa besar yang terjadi dalam waktu hampir 13 jam ini sampai sekarang telah menewaskan paling sedikit 9 orang, melukai ratusan orang, dan meruntuhkan banyak bangunan di kawasan Bengkulu dan Padang. Jumlah korban tewas bisa bertambah lagi apabila bangunan2 yang runtuh telah dibersihkan dan evakuasi selesai dilakukan. Tsunami dengan ketinggian gelombang 90 cm dilaporkan terukur di Padang. Pasokan Listrik dan saluran telefon terputus. Gempa ini juga dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di gedung-gedung tinggi di Jakarta, Malaysia,Singapura, dan Thailand. Gempa Bengkulu 8.4 Mw (12 September 2007 pukul 18:10 WIB) dan gempa Mentawai 7.8 Mw (13 September 2007 pukul 06:49 WIB) ini terjadi akibat penyesaran naik (thrust faulting) pada daerah transisi dua lempeng Indian oceanic plate dan Sunda (bagian Eurasia) continental plate. Pada lokasi kedua gempa ini, lempeng Indian bergerak ke arah timurlaut relatif terhadap lempeng Sunda dengan kecepatan 6 cm/tahun. Arah gerak relatif lempeng Indian ini miring terhadap orientasi batas lempeng. Komponen gerak lempeng yang tegak lurus terhadap batas lempeng telah menyebabkan penyesaran naik pada kedua gempa; sedangkan komponen gerak lempeng yang sejajar dengan batas lempeng diakomodasi oleh sesar mendatar Mentawai Fault. Gempa Bengkulu dengan magnitude 8.4 Mw merupakan gempa keempat dalam sepuluh tahun terakhir ini yang magnitudenya lebih besar daripada 7.9 Mw. Gempa 8.4 Mw ini terjadi tepat di sebelah utara episentrum gempa bermagnitude 7.9 Mw yang terjadi pada 4 Juni 2000. Gempa tahun 2000 ini menewaskan sekitar 100 orang di wilayah Bengkulu. Gempa Mentawai dengan magnitude 7.8 Mw terjadi sekitar 225 km ke arah utara baratlaut gempa Bengkulu. Gempa ini bukan gempa susulan gempa Bengkulu, tetapi gempa utama lain yang terpicu gempa Bengkulu. Kedua gempa utama dan semua gempa susulannya ini berlokasi di bagian selatan rupture zone (jalur pecahan kerak Bumi akibat gempa) akibat gempa besar 1833 yang memanjang dari Pulau Siberut - Pulau Enggano. Gempa Aceh bermagnitude 9.1 Mw pada 26 Desember 2004, yang mengakibatkan tsunami se-Asia selatan, tenggara, sampai ke Afrika timur dan menewaskan total sekitar 350.000 orang itu, telah memecah batas lempeng Indian dengan lempeng Burma. Gempa Nias 28 Maret 2005 memecah segmen batas lempeng Indian dan Sunda. Sejak 26 Desember 2004 itu, palung Sunda antara Kepulauan Andaman - Pulau Enggano, sepanjang 2000 km telah mengalami pemecahan berkali2 akibat gempa-gempa besar di pertemuan antar lempeng ini. salam, awang
Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Semalam ketika aku sedang browsing internet pukul 7malam waktu KL, tiba-tiba mendapat email peringatan gempa sangat besar dari beberapa sumber. Akhirnya aku memantau perkembangannya dan hasil pemantauan itu akhirnya menelorkan beberapa tulisan dibawah ini. - AWAS TSUNAMI UTK BENGKULU !!!! - Gempa selama sepekan lalu di Indonesia Barat - Ternyata gempanya masih ada yang menyusul - Gempa sampingnya berkekuatan M7.8 - Pusat gempa itu melangkah ke utara Masih dengan himbauan SALAM WASPADA ! RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ --------------------------------- Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.