Sebagai geoscientist kita sadar bahwa Indonesia berada pada sabuk bencana,
namun apakah kita sebagai geoscience hanya bertugas untuk
menahan/"ngadang-adangi" (apa ya bhasa Indonesianya ?) setiap rencana
konstruksi civil. Kita tahu dengan pasti bahwa bencana gempa sebesar ini
tidak main-main. Apakah sudah cukup puas bagi geoscientist yang telah mampu
(misalnya)  menyatakan bahwa Jawa berpotensi gempa M 9 tidak lama lagi.. Lah
lantas, bagaimana kita harus "ngakali" atau hidup dengan ancaman seperti itu
?
Apakah brarti Jawa Tidak layak huni untuk dimasa depan ? Dimana konstruksi
tidak ada yg mampu menandingi hingga berusia lebih dari 30 tahun misalnya ?
Tentu tidak, kan ....

Pe eR kita bukan hanya memperkirakan bencana (kapan, dimana, seberapa
besar), bukan hanya potes menolak PLTN, juga menolak pembangunan
gedung-gedung di kota. Bukan mencegah penambangan ataupun usaha ekstraksi,
termasuk pengeboran mislnya. Toh sudah jelas juga bukan berarti kita
menantang alam. Tapi Geoscientist dituntut untuk bisa menggiring,
mengarahkan atau mengajak agar masyarakat Indonesia ( termasuk di Jawa)
masih bisa "hidup" dalam lingkungan bahaya ini, kan?

"Not fight to it, but how we adapt to it"

RDP.

On 9/18/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Bagimana dg rencana dua Gubernur Banten - Lampung yg akan membangun
> Jembatan Jawa-Sumatera , kalau melihat Potensi bahaya geologinya sangat
> besar didaerah tsb.hampir semua Potensi bahaya geologi ada di daerah
> tsb.Kalau di jepara ( PLTN ) yang potensinya masih meragukan saja sudah
> ramai apalagi didaerah selat sunda ini ya. sebetulnya proyek ini sudah
> didengungkan  sejak era delapan puluhan , dimana ada dua pilihan apakah
> lewat terowongan bawah laut atau jembatan diatas laut dg panjang bisa
> mencapai 90 Km karena laur pelayaran disini cukup ramai.Kalau jadi
> dibangun
> mungkin bisa menjadi Forum perdebatan berbagai ilmu terutama geosain dan
> kontruksi.
>
> ISM
>
>
>
>
> Menurut saya, "potensi tsunami" tidak terlalu menakutkan. Yang lebih
> menakutkan adalah "ramalan" bahwa akan banyak lagi gempa besar bergerak
> menyisir bagian selatan Indonesia dalam waktu dekat.
>
> Mengapa kata "potensi" jadi menakutkan? Mungkin karena minimnya latihan
> seperti "fire drill" yang biasa dilakukan di kantor2. Kalau masyarakat
> terlatih, kata "potensi" tidak akan menimbulkan kepanikan tapi akan
> diterima
> sebagai "warning" untuk keselamatan diri sendiri, dan selayaknya diberikan
> ucapan terima kasih.
>
> Dari pada pusing mikirin istilah yang "nyaman" bagi masyarakat, mendingan
> dikasih tahu, ini lho ada bahaya, kalau ada bahaya seperti ini mesti
> begini
> ni ni ni, begitu tu tu tu .... (meminjam lagu Benyamin Sueb).
>
> LL
>
> -----Original Message-----
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
> Of
> Budi Waluyo
> Sent: Monday, September 17, 2007 11:18 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR
>
> Dear All,
>
> Salah satu tugas dari BMG adalah memonitor, menganalisa dan
> menginformasikan
> kejadinya gempa bumi di Indonesia dan Asean, karena BMG menjadi Asean
> Earthquake
> Information Center (AEIC). Jadi BMG tidak pernah mengeluarkan prediksi
> gempa.
> Nah untuk antisipasi jika gempa menimbulkan tsunami, maka jika ada gempa
> dengan kriteria sbb:
> M > 6.3 SR
> depth < 60 km
> lokasi di Laut
> maka info gempanya diberi tambahan "Potensi TSUNAMI utk dtrskn pd msyrkt"
> Pengiriman info gempa tsb via sms, ranet dan fax.
>
> Nah sebenarnya BMG sedang mencari kata2 yang tidak menakutkan masyarakat.
> apakah kata " Potensi TSUNAMI" perlu diganti dengan kata yang lain ???
> misalnya : " dpt menimbulkan TSUNAMI"
>
> Mohon masukan yang membangun.
> ------Original Mail------
>
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>,
>     "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Mon, 17 Sep 2007 05:50:55 +0800
> Subject: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR
>
> Setelah kejadian Tsunami Pangandaran, banyak para ahli yang berbalik
> haluan dalam memberikan peringatan. Kalau sebelumnya dengan sebuah
> ungkapan menenangkan saat ini dengan ungkapan "peringatan", walau
> kadang terdengar "menakutkan".
>
> Tapi semestinya bisa diberikan penjelasan wajar, gimana ya caranya ?
> supaya tidak bernada/mengundang kepanikan.
>
> rdp
> ==================================
> Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR
>
> http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm
>
> BANDUNG, (PR).-
>              Masyarakat diminta waspada atas gempa dengan magnitude
> berkekuatan besar yang berpotensi             mengguncang Pulau Jawa.
> Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi gempa
> berkekuatan 9 pada Skala Richter (SR) bisa terjadi di Pulau Jawa dan
> Sumatera.
>
> Hal itu diakui Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti,
> ketika dihubungi             lewat telefon, Sabtu (15/9) malam.
> "Potensi gempa memang ada, termasuk prediksi             kekuatannya.
> Namun, sampai sejauh ini kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi,"
> ujar             Hendri Subakti.
>
> Kepala Bidang Seismologi Teknis dan Tsunami BMG, Ir. Fauzi dalam
> seminar             "Mewaspadai Gempa Berantai di Indonesia" di
> Jakarta mengatakan, potensi gempa             berkekuatan 9 SR itu
> bisa terjadi di Jawa dan Sumatera.
>
> Untuk mengantisipasi, selain membangun stasiun seismik tambahan, BMG
> juga akan membagi             Indonesia dalam enam zona pengawasan
> gempa. Pembagian zona diatur berdasarkan potensi             aktif
> gempa yang akan terjadi sampai daerah yang dianggap paling stabil,
> belum mengalami             gempa. Misalnya, pantai barat Sumatera
> masuk dalam kategori zona sangat aktif, sementara
> Kalimantan masuk dalam kategori daerah stabil. Wilayah Papua bagian
> utara juga masuk dalam             kategori zona seismik aktif.
>
> BMG, juga akan terus melakukan perapatan pengamatan dengan membangun
> 76 dari total 160             stasiun seismik yang direncanakan. "Hal
> itu dilakukan untuk mendeteksi gempa lebih             dini, sehingga
> dapat meminimalisasi kerugian materi maupun korban jiwa ketika bencana
> alam             terjadi," ungkap Fauzi.
>
> Minta naik
>
> Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah berharap, DPR dapat menyetujui
> kenaikan dana tanggap             darurat Rp 800 miliar untuk tahun
> 2008 yang diajukan Depsos. Dengan dana sebesar itu,
> diharapkan Depsos akan lebih mampu menanggulangi bencana, termasuk
> gempa bumi dengan lebih             baik lagi. "Kalau teman-teman DPR
> menyetujui Rp 800 miliar saja, maka kemampuan             Depsos cukup
> luar biasa," ungkap Bachtiar dalam acara diskusi obrolan Sabtu, di
>         Jakarta, Sabtu (15/9).
>
> Menurut dia, kenaikan dana tanggap darurat itu akan dialokasikan untuk
> melipatkan             anggaran bencana di daerah-daerah yang
> berpotensi terkena bencana alam. "Jadi, untuk
> daerah-daerah yang sering terkena gempa akan dilipatkan stoknya, baik
> dalam pasokan             makanan, maupun perlatan bantuan lainnya,"
> ujar Bachtiar.
>
> Bachtiar mengemukakan, tahun lalu dana tanggap darurat di Depsos
> berkisar Rp 400             miliar. Hal itu masih kurang, karena
> banyaknya kejadian-kejadian bencana alam yang melanda
> tanah air. Ia pun mengklarifikasi bahwa Depsos mempunyai anggaran Rp
> 1,2 triliun untuk             tanggap darurat bencana. "Anggaran Rp
> 1,2 triliun itu sebenarnya ada di Departemen             Kesra, bukan
> milik Depsos," kata Bachtiar.
>
> Mensos pun meminta agar para gubernur berada di daerahnnya
> masing-masing jika terjadi             bencana supaya proses
> pengambilan keputusan untuk korban bencana, bisa dilakukan cepat.
>        "Saya bersyukur, Gubernur Bengkulu sudah kembali dari AS,
> sehingga koordinasi dan             penaggung jawab di lapangan
> menjadi lebih tegas dan jelas," kata Bachtiar.
>
> Rp 2,7 triliun
>
> Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, pemerintah akan
> menggunakan             sebagian dana pos anggaran bencana dari APBN-P
> 2007 yang jumlahnya sekitar Rp 2,7 triliun,             untuk
> mengatasi dampak dari bencana yang terjadi di Bengkulu dan Sumatra
> Barat (Sumbar).
>
> Menurut Paskah, Presiden telah meminta Bappenas menghitung dampak
> kerugian yang             ditimbulkan bencana berkekuatan 7,9 SR di
> Bengkulu itu. "Kami (Bappenas-red) meminta             waktu 7-10 hari
> untuk membuat laporan dan evaluasi di lapangan, yang dapat dijadikan
>           pemerintah untuk mengeluarkan anggaran," katanya.
>
> Paskah menjelaskan, penanganan korban gempa, tempat-tempat
> pengungsian, pengiriman             bahan-bahan makanan, dan
> pengobatan berlangsung dengan baik. Bahkan, bahan makanan dan
>    obat-obatan terus mengalir.
>
> Wapres Jusuf Kalla mengatakan, bencana gempa di Bengkulu tidak separah
> di Aceh dan             Yogayakarta, sehingga tidak perlu meminta
> bantuan luar negeri. Selain itu, wapres menilai             bahwa
> pemerintah masih bisa mengatasi bencana di Bengkulu dengan sumber daya
> yang ada.
>
> Namun, wapres pun tidak menampik jika ada pihak luar yang ingin
> menyumbang bantuan             terhadap bencana gempa itu. "Jika ada
> yang mau menymbang, ya artinya terbuka saja,             tapi kita
> tidak meminta," kata Kalla.
>
> Kalla mengatakan, gemba di Bengkulu tentu akan ditanggulangi dengan
> treatment             yang sama. Para korban kan mendapat santunan
> untuk memperbaiki rumah dan             lain-lain."Seperti di Yogya
> yang dibantu dengan perbaikan rumah, maka di Bengkulu pun
> sama. Hanya saja tergantung keadaannya," kata Kalla.
> (A-130/A-158/A-156)***
>
> --
> http://rovicky.wordpress.com/
>
> _______________________________________________
> Joint Convention Bali 2007
> HAGI - IAGI - IATMI
>
> Secretariat :
> ETTI (Exploration Think Tank Indonesia)
> Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B
> Jakarta 12810 Indonesia
> Phone +62-21-8356276
> Fax +62-21-83784140
> _______________________________________________
> The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
> [EMAIL PROTECTED]
> www.hagi.or.id
>
>
> _______________________________________________
> Joint Convention Bali 2007
> HAGI - IAGI - IATMI
>
> Secretariat :
> ETTI (Exploration Think Tank Indonesia)
> Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B
> Jakarta 12810 Indonesia
> Phone +62-21-8356276
> Fax +62-21-83784140
> _______________________________________________
> The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
> [EMAIL PROTECTED]
> www.hagi.or.id
>
>
> ----------------------------------------------------------------------------
> JOINT CONVENTION BALI 2007
> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
> Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16 November 2007
>
> ----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect
> damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use,
> data
> or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information
> posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------------------------------
> JOINT CONVENTION BALI 2007
> The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
> Exhibition,
> Bali Convention Center, 13-16 November 2007
>
> ----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of
> use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>


-- 
http://rovicky.wordpress.com/

Kirim email ke