jadi gak perlu jauh-jauh ke middle-east kalo mau liat stromatolite ya pak hehehe
On 11/3/07, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Seorang rekan geologist bertanya tentang stromatolit di pulau kecil > Satonda utara Sumbawa. Pulau sekecil Satonda yang belum tentu muncul > pulaunya atau namanya di atlas2 anak sekolah, memiliki arti yang begitu > besar sebab langka sekali tempat seperti Satonda di Bumi ini - yaitu > memiliki stromatolit, terumbu paling tua yang telah muncul sejak Archean. > Kurang apalagi keistimewaan geologi Indonesia ? Semoga berguna. > > salam, > awang > > Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans) > pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik > (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas > terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2 > batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati > ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan , sehingga struktur2 ini > kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika > Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal > sebagai Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang > memerlukan kondisi tertentu. > > Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara > ganggang-sedimen gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 > coccoid cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri > biru-hijau, myxophyceae atau chyanophyta) , melalui pemerangkapan sedimen > gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses pembentukan stromatolit > ini banyak dibahas di dalam Walter (1976 – Stromatolites, Elsevier, > Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A sampai Z tentang > stromatolit) ; Walter (1983 – Archean stromatolites : evidence of the > Earth's earliest benthos, dalam buku Earth's Earliest Biosphere, Princeton > Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, eds. – Glossary of Geology, > American Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan oleh Kalkowsky > pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi stromatolite/ algal > stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh intrusi > magma retas lempeng –sill yang menjemari > dengan batuan sedimen) > > Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean > tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga – giga > years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga) > mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua > ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma –menurut Stokes et al., 1978 – > Introduction to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990 > - Rocks, Minerals, and Fossils of the World – Little, Brown and Co. ) > menyebutkan bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma. > > Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama > Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai > sekitar 600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan > kelimpahan stromatolit. (Fagerstorm, 1987 – The evolution of reef > communities, John Willey and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang > Paleozoik, Mesozoik, dan Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun > (Fagerstrom, 1987). > > Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah > memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer. > Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis. > Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan > stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer awal Bumi yang > miskin oksigen pada Archean dan Proterozoikum menjadi mempunyai oksigen yang > cukup. Dengan hadirnya oksigen, maka mulailah berkembang fauna2 bersel > tunggal yang membutuhkan oksigen, diperkirakan itu terjadi pada pertengahan > Proterozoikum (1500 Ma). Pada ujung Proterozoikum atau memasuki Kambrium, > tingkat oksigen sudah 10 % daripada tingkatnya sekarang, maka mulailah > metazoa marin berkembang (Gross, 1990 – Oceanography : a view of the Earth, > Prentice Hall). > > Pada awal Kambrium, dalam evolusi makhluk hidup terjadi apa yang disebut > dengan Ledakan Kambrium (Cambrian Explosion). Ini adalah ledakan kelimpahan > fauna metazoan. Kelimpahan metazoan ini menciptakan persaingan, dan fauna > prokariotik pembangun stromatolit di pihak yang kalah, sehingga telah > menurunkan perkembangan stromatolit secara signifikan. Namun, Stromatolit > adalah bentuk yang tahan banting, ia telah ditemukan dapat berkembang sampai > sekarang (Resen) di beberapa bagian dunia di tempat yang sangat spesifik, > yang terkenal adalah yang berkembang di Shark Bay (Teluk Hiu) di Australia > barat, di utara Perth. > > Karena Indonesia sebagian besar disusun oleh formasi batuan berumur muda, > stromatolit hampir tidak pernah ditemukan dalam catatan fosil Indonesia. > Stromatolit dapat melewati masa kepunahan besar (masal) pada ujung Perem dan > ujung Kapur, tetapi kalau mereka dapat berkembang sampai Resen, maka mereka > akan membutuhkan lingkungan yang sangat khusus yang secara umum merupakan > lingkungan yang berbahaya buat makhluk hidup lainnya. Maka, mereka akan > hidup di lingkungan yang cocok buatnya tetapi tak cocok buat makhluk lain, > tanpa saingan, tak mengherankan mereka bisa bertahan sampai Resen. > > Sedikit sekali di dunia stromatolit Resen dapat berkembang sebab > kekhususan lingkungan yang menjadi prasyaratnya. Stromatolit Resen terbaik > yang banyak dipelajari para ahli adalah terumbu stromatolit Hamelin Pool, > laguna hipersalin (super asin) di Shark Bay, Australia Barat (foto > stromatolit ini sering muncul di buku2 teks sains kebumian), Lake Van di > Anatolia,Turki, yang merupakan danau berkadar soda terbesar, dan di sebagian > Bahama Banks, perairan Amerika Tengah. > > Bahwa Indonesia ternayata punya stromatolit (Resen) baru diketahui pada > tahun 1984 melalui ekspedisi gabungan Indonesia-Belanda ke Indonesia Timur > melalui kapal marin Snellius II (Tomascik et al., 1997, The Ecology of the > Indonesian seas, vol. II, Periplus; dan Monk et al., 1997, The ecology of > Nusa Tenggara and Maluku, Periplus). Sekelompok ilmuwan dalam ekspedisi > tersebut menemukan perkembangan stromatolit di sebuah pulau kecil bernama > Satonda, sebuah pulau kecil bekas gunungapi di sebelah utara Sumbawa. Di > gunungapi Satonda (sebut saja begitu) terbentuk danau kawah yang disebut > Danau Motitoi. Di tepi danau ini ditemukan sebaran luas terumbu gampingan > stromatolit. Danau Motitoi adalah danau kawah berkadar alkalin (soda), dalam > maksimumnya 69 meter, luasnya 77 hektare. Terima kasih atas publikasi dari > Kempe dan Kazmierczak (1990 – Chemistry and stromatolites of the sea-linked > Satonda crater lake, Indonesia : a Recent model for the Precambrian sea ?, > Chemical Geology 81, p. > 299-310) dan Kempe dan Kazmierczak (1993 – Satonda crater lake, Indonesia > : hydro-geochemistry and biocarbonates, Facies 28, p. 1-32) sehingga > masyarakat keilmuan lain di luar Ekspedisi Snellius II dapat mengetahui > penemuan penting ini. > > Penyelidikan menunjukkan bahwa stromatolit Satonda bermula pada 4000 tahun > yang lalu dan merupakan stromatolit yang diproduksi oleh cyannobacteria. > Pembentukan terumbu biogenik yang tidak biasanya ini dimungkinkan oleh > kondisi hidrologi dan biogeokimia yang unik di danau kawah Motitoi. Secara > hidrologi, danau ini punya perlapisan massa air yang unik. Terbentuk > chemocline (batas oksigen dan H2S) yang tegas pada kedalaman 24-26 meter. > Terumbu stromatolit Danau Motitoi terbentuk melalui interaksi empat > organisme pembangun terumbu. Kelompok organisme ini merupakan pengendap > aragonit (mengandung magnesium seperti koral), yaitu coccoid cyanobacteria, > ganggang koral merah Lithoporella sp., dan sekelmpok foram nubecullinid. Di > samping itu, terdapat kelompok spesies yang tak berlimpah berupa ganggang > merah gampingan mengerak Peyssonnelia sp. yang bahan rangkanya terutama > terdiri atas kristal-kristal aragonit luar sel yang tak terlalu terkompaksi. > > Bakteri biru hijau (cyannobacteria) Danau Motitoi menurut Kazmierczak dan > Kempe (1990 – Modern cyannobacterial analogs of Paleozoic stromatoporoids, > Science 250, p. 1244-1248) dari kelompok Pleurocapsa, yaitu cyannobacteria > yang bereproduksi melalui multiple fiission (pembelahan banyak). Tetapi, > Pleurocapsa ini juga dapat melakukan binary fission (pembelahan ganda) > (Delaney, 1990 – Cyannobacteria, dalam Clayton dan King, eds, Biology of > Marine Plants, Longman Cheshire) dan jenis inilah yang merupakan penyusun > utama terumbu stromatolit Satonda > > Dua ganggang gampingan yang ditemukan di Danau Motitoi merupakan komponen > struktur sangat penting terumbu stromatolit Satonda (Tomascik et al., 1997). > Ini tak mengherankan sebab Corallinaceae dan Peyssonneliaceae (Rhodophyta) > merupakan kelompok pembangun terumbu yang memiliki fungsi utama melakukan > penyemenan atas sedimen terumbu. > > Pembentukan stromatolit terumbu Satonda di Danau Motitoi ditemukan > terbatas pada lapisan permukaan sampai kedalaman batas oksigen/H2S (24-26 > meter). Pembentukan terumbu terutama ditemukan dari permukaan sampai > kedalaman 12 meter di mana bakteri biru-hijau berkembang secara dominan > bersama ganggang kerang (coralline algae) Lithoporella sp. Dan ganggang dari > genus Peyssonnelia yang kurang dominan. > > Keterdapatan stromatolit Resen di Satonda dalam danau kawah Motitoi yang > alkalin mendukung hipotesis "Soda Ocean" (Kempe dan Dagens, 1985 – An early > soda ocean ? – Chemical Geology 53, p. 95-108; Kempe, 1991 – De oerocean, > een sodazee, Natuur en Techniek 59, p. 206-215) yang menyatakan bahwa laut > Pra-Kambrium bersifat alkalin dan sangat dijenuhi oleh mineral karbonat. > Menurunnya alkalinitas laut dan kejenuhan karbonat dapat menerangkan > lenyapnya stromatoporoids pada ujung Paleozoikum. > > Hal menarik buat kita para ahli geologi adalah pembentukan habitat Satonda > yang unik, yaitu terdapatnya danau kawah gunungapi (Danau Motitoi) yang > diisi air laut. Dinding kawah Danau Motitoi curam berupa tebing setinggi 300 > meter di atas muka laut, terbuat dari lapisan tuf, lapili, dan bom volkanik, > dan ditemukan beberapa retas tiang (dike intrusion). Depresi kawah Satonda > diperkirakan terbentuk oleh runtuhan di atas dapur magma gunungapi Satonda > akibat letusan 10.000 tahun yang lalu sehingga membentuk kawah. Ke arah > selatan, dinding kawah pada suatu waktu kemudian merosot ke arah laut, > sehingga tebing kawah di sini hanya setinggi 13 meter di atas muka laut > (dari sisi inilah Danau Motitoi mudah dicapai). Struktur dinding yang > merosot ini membentuk sistem pertelukan sehingga laut menjorok memasuki > wilayah kawah. Air laut masuk ke danau kawah, menggantikan air tawar yang > semula ada. Peristiwa marine flooding ini terjadi pada 3150 ribu tahun yang > lalu, berdasarkan peneraan > karbon-14 pada lapisan gambut yang luas yang ditemukan di bawah lapisan > karbonat. Penggalian di tepi danau menemukan lapisan-lapisan moluska dan > gastropoda serta fauna marin lainnya. Saat laut mundur pada suatu waktu, > lapisan2 ini menjadi lapisan penghalang dan kemudian menjadi pemisah > permanen danau kawah Satonda dari laut terbuka. > > Saat ini Danau Motitoi telah kehilangan semua aksesnya ke laut di > dekatnya. Akibatnya, air asin Satonda memiliki alkalinitas, pH, dan > kejenuhan mineral karbonat yang lebih tinggi daripada laut di sekitarnya. > Kondisi ini telah menghilangkan kemungkinan terdapatnya mikrobiota marin > pada umumnya, tetapi sebaliknya ditemukan secara berlimpah struktur2 seperti > terumbu gampingan yang disusun oleh ganggang merah, serpulids, foram, dan > yang paling menakjubkan adalah ditemukannya lembaran-lembaran insitu > cyannobacteria yang mengandung kalsit. Morfologi dan struktur mikro terumbu > Satonda memiliki mikrobialites (deposit organo-sedimen gabungan struktur > lembaran organik yang termineralisasi) yang mirip dengan stromatolit kurun > Archean dan Proterozoikum atau stromatoporoids Paleozoikum (Kazmierczak dan > Kempe, 1992 – Modern cyannobacterial counterparts of Paleozoic Wetheredella > and related problematic fossils, Palaios 7, p. 294-304). > > Pulau Satonda dan danau kawahnya oleh karena itu, merupakan laboratorium > paleo-oseanografik yang sangat menarik yang berkembang pada saat Resen. > Mikrobialit penyusun stromatolitnya mirip dengan mikrofosil stromatolit > Pra-Kambrium dan Paleozoikum, yang terjadi pada lingkungan laut hipersalin, > alkalin, miskin biota, tetapi kaya mikrobialit gampingan. Danau Motitoi > memiliki ciri-ciri laut Pra-Kambrium dan Paleozoikum ini. Menyelam di Danau > Motitoi, Pulau Satonda ibarat memasuki mesin atau terowongan waktu yang > membawa orang dari Resen ke ratusan-ribuan jutaan tahun yang lalu saat > Paleozoikum bahkan Pra-Kambrium. Maka, pulau sekecil Satonda yang belum > tentu muncul atau bernama di banyak atlas anak sekolah, ternyata punya > status keilmuan yang sangat besar. > > salam, > awang > > -----Original Message----- > From: [EMAIL PROTECTED] ps.com [mailto:Geo_ [EMAIL PROTECTED] ps.com] On > Behalf Of heryadi rachmat > Sent: Friday, November 02, 2007 6:11 AM > To: [EMAIL PROTECTED] ps.com > Subject: [Geo_unpad] Mohon bantuan kontak kang Awang > > Ass. kahatur [EMAIL PROTECTED] <mailto:Geo_ Unpad%40yahoogro ups.com> > ps.com abdi bade nyuhunkeun tulung manawi rekan-rekan tiasa kontak > langsung ka kang Awang bade tumaros mengenai fosil stromatoloite yang > dilaporkan sebagai tumbuhan/hewan sel satu penghasil oksigen yang muncul > sejak Kambrium ? anu aya di Pulau Gunungapi Satonda di Dompu/Sumbawa > dengan stromatoloite anu aya di Australia Barat yang saat ini masih > hidup ?, kumargi abdi nuju aya penelitian tentang stromatoloite tersebut > kaitannya dengan makalah anu bade dipresentasikan di BJC2007 Bali. > Kujalaran kitu manawi aya anu tiasa ngabantos dalam waktos yang > secepat-cepatnya dan sesingkat-singkatny a, hatur nuhun. > > > __________________________________________________ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > http://mail.yahoo.com