Pak Agus,
   
  Saya tidak punya trilogi Shandora Teguh Santosa. Tetapi, dulu pernah 
membacanya. Karena trilogi, ada tiga kan bukunya : Shandora, Mat Romeo, dan 
Mencari Mayat Mat Pelor. Itu komik atau novel bergambar yang sangat menarik 
ceritanya, cerita epik dan kolosal, berlatar belakang akhir Perang Diponegoro, 
Perang Padri, sampai ke penjajahan Spanyol di Filipina dengan setting cerita 
meliputi periode lebih dari 130 tahun dari 1830-1960an menyeberang berbagai 
negara dan lautan. Hebat. Yang saya punya adalah komik2 Teguh yang bernuansa 
surealisme, misalnya Kutukan Nyi Blorong.
   
  Cerita2 silat Asmaraman S Kho Ping Hoo memang banyak disukai orang. Seri 
cerita Bukek Siansu mungkin yang paling banyak digemari, jadi  ingat lagi  Kwa 
Sin Liong, Swat Hong sampai Suma Han. Pembaca Kho Ping Hoo pasti banyak belajar 
filsafat hidup, filsafat cinta, juga arti kata-kata Cina dari cerita-ceritanya. 
Saya dulu suka mencatat kalimat2 bijaknya.
   
  Kalau Pak Agus mencari komik2 tahun 1960-1970-an itu akan sulit kalau dicari 
di toko2 buku biasa, mesti di toko2 buku komik. Para penggemar komik membentuk 
masyarakat pencinta komik dan ada usaha untuk memfotokopi atau menerbitkan 
kembali komik2 lama. Hasmi pernah membuat baru komik Gundala kira2 tiga tahun 
lalu dan pernah dijual di Gramedia. Dan, anak Wid NS (saya lupa namanya) pernah 
membuat komik baru Godam berjudul Godam Reborn. Di pasar Senen (masuk ke dalam, 
di sebelah terminal mikroletnya) ada beberapa kios komik, bisa dicoba dicari di 
situ. Kalau ke Bandung, bisa mampir ke toko buku komik Maranatha di Jl. Ciateul 
depan SD negeri Ciateul. Sampai tahun 2006, toko komik Maranatha masih ada. 
Sebagian besar komik2 saya berasal dari TB Maranatha.
   
  Saya juga dulu suka sekali dengan komik2 tipis terbitan Loka Cipta Semarang 
yang menerbitkan dagelan Semar-Bagong-Petruk-Gareng, gambar2nya membuat kita 
tersenyum2 atau tertawa terbahak2. Pasti Pak Agus ingat gambar khasnya : kalau 
mendengkur di gambar itu ditunjukkan batang pohon yang sedang digergaji. Dulu 
waktu kecil saya bingung, apa sih artinya, rupanya itu suara orang mendengkur 
sama dengan suara gergaji memotong kayu. Pak Agus masih ingat juga kartun2 
Johny Hidayat yang tokohnya berhidung seperti Petruk itu. Kartun itu kan dulu 
sering muncul di majalah2 semacam Aktuil dll. Pernah juga dibukukan, saya dulu 
punya bukunya, tetapi sekarang tak ada lagi.
   
  Wah, Pak Agus bahkan masih ingat juga kalau cerita Bentrok Jago2 Dunia itu 
belum tuntas ceritanya. Memang iya belum tuntas, tetapi Hasmi tak 
meneruskannya. Hanya satu buku dan dianggap tamat. Pembaca diminta menyimpulkan 
sendiri bagaimana akhir ceritanya. Dari sekian tokoh superhero lokal itu, 
Gundala dan Godam lah yang paling terkenal, settingnya Pak Agus pasti ingat 
yaitu Yogyakarta, mungkin ingat juga Mas Nemo, si pelukis itu. Gundala pernah 
dibikin filmnya, yang memerankannya Yenny Rachman. 
   
  Pak Hans Jaladara usianya 60 tahun (2007). Kadang2 bila kebetulan bertemu di 
Gereja, saya suka menyapanya. Si pencipta Panji Tengkorak, Rase Terbang, dan 
Walet Merah ini rambutnya sudah memutih semua, badannya kecil, pendiam dan agak 
pemalu. Pak Hans sekarang bekerja sebagai ilustrator beberapa majalah rohani 
dan menerima kursus melukis untuk anak2. Kabarnya, Pak Hans juga membuat komik 
silat bersambung di koran Suara Merdeka Semarang, tokoh baru, Intan Mutiara 
Rimba kalau tak salah judulnya. Saya pernah melihat2 studionya. Di kamar 
tamunya digantung poster Panji Tengkorak. Panji Tengkorak terkenal sekali pada 
zamannya (70-an awal). Pernah difilmkan dengan pemerannya Dedy Sutomo, Rita 
Zahara, Maruli Sitompul dan bintang silat Taiwan terkenal saat itu : Shan Kuang 
Ling Fung sebagai Dewi Bunga. Bahkan, komik Panji Tengkorak ini telah membuat 
Seno Gumira Ajidarma, sastrawan itu, meraih gelar doktor sastranya dengan 
menjadikan komik ini bahan penelitiannya.
   
  salam,
  awang

Agus Irianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Pak Awang,

Kalo buku cergam : SANDHORA karangan Teguh ...masih
nyimpen gak pak..?.....saya juga pernah koleksi buku2
karangan Hans Djaladara dgn Panji Tengkoraknya, Djair
dgn Djaka Sembungnya, Wid NS dgn Godamnya dll....krn
dulu juga pernah membuka taman bacaan.....ttp saat
kuliah di Yogya tidak terpelihara lagi , habis di
pinjam teman2 adik gak di pulangin, usaha taman bacaan
gak dilanjutkan lagi.....lama2..habis deh...gak
ketahuan lagi dimana rimbanya........

Terhibur juga menemukan digitalnya cersil karangan
ASMARAMAN KHO PING HOO yg baru saya baca2 lagi mulai
dari Bukeksiansu, Suling Emas, Cinta Bernoda Darah,
Mutiara Hitam, Istana Pulau Es, Kisah Pendekar
Bongkok, Pendekar Super Sakti dst.....dst....donlod dr
detik.com ....padahal dulu pernah punya.......mungkin
Pak Awang yg rajin mbaca, konsisten sbg kolektor bisa
menuliskan pencerahan ttg Kho Ping Hoo di mailing list
ini ...?

Pernah saya tanya2 di toko2 buku ttg buku cergam
karangan Djair, Ganes Th, Wid NS, Hasmi, dll.....koq
pada nggak ada ya.?...apa nggak dicetak ulang atau
dibuatkan VCD/DVD nya.........komik anak2 juga spt
Semar-Gareng-Petruk-Bagong, Unyil dgn pak Raden dll
sudah gak ada lagi........yg ada VCD ttg IPA spt MRICO
dll....kartun karangan Johny Hidayat...juga gak ada
lagi....?...kalah dgn komik2 Jepang....!?...terus buku
karangan Hasmi ttg "Bentrok Jago2 dunia".....itu
gimana kelanjutannya....? diteruskan gak ya sama pak
Hasmi.....?...dimana saya bisa mendapatkannya...?
mungkin pak Awang bisa memberikan
pencerahan......terimakasih sebelumnya. Oh iya Pak
Hans skrng umurnya berapa ya pak..?

Salam,
Agus Irianto
(Penggemar tulisannya pak Awang)

--- Awang Harun Satyana wrote:

> Pak Andri,
> 
> Para komikus atau cergamis itu sebagian masih hidup
> (misalnya Hasmi, pencipta Gundala, Pangeran Mlar dan
> Maza, atau Kus Bramiana pencipta Labah2 Merah),
> sebagian lagi sudah tiada (misalnya Wid N.S.
> pencipta Godam). Komikus silat pun begitu, sebagian
> masih hidup seperti Hans Jaladara (si Panji
> Tengkorak)- Pak Hans bahkan sekarang satu warga
> gereja dengan saya, sebagian lagi sudah tiada
> misalnya Yan Mintaraga (si Bangau Samparan - sinar
> perak dari selatan).
> 
> Hasmi dua atau tiga tahun lalu mengangkat cerita
> Gundala Petera Petir lagi dalam format komik baru
> dengan lukisan baru. Lumayan laku, terutama oleh
> orang2 seangkatan saya yang pada tahun 1970-an masih
> SD atau SMP tetapi sekarang sudah menjadi bapak2 di
> atas 40 tahun. Hasmi termasuk yang paling produktif
> dalam membuat komik pada tahun 1970-an itu. Bahkan
> Hasmi pernah membuat komik berjudul "Bentrok
> Jago-Jago Dunia" di situ para superhero dari
> mancanegara (Thor, Silver Surfer, Superman, Kapten
> Amerika, Flash Gordon, Fantastic Four, dsb) bertemu
> dan saling beradu kekuatan dengan tokoh2 superhero
> Nusantara (Gundala, Godam, Pangeran Mlar, Kapten
> Mar, Labah2 Merah, dsb.).
> 
> Komik Indonesia berkali2 mencoba bangkit kembali,
> apa daya kurang dukungan dan selalu kalah bersaing
> dengan komik2 Jepang yang datang bak air bah...Anak2
> sekarang jelas lebih hafal Doraemon, Pokemon,
> Naruto, Sinchan, dibandingkan Maza si Penakluk atau
> Gundala Putera Petir.
> 
> Salam,
> awang (alias godam...he2)
> 
> NB : penggemar komik tokoh2 fantastik ini pasti tahu
> bahwa yang jadi gundala adalah sancaka, yang jadi
> maza adalah kanigara, yang jadi labah2 merah adalah
> bramiana, sedangkan yang jadi godam adalah ...awang
> (maka saya dulu waktu SD pernah bangga sekali
> bernama awang sebab awang ternyata godam, superhero
> yang bisa terbang, kebal, dan kuat sekali !)
> 
> -----Original Message-----
> From: Andri Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, January 02, 2008 2:43 C++
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT : Karl May, Winnetou,
> Old Shatterhand, dan Nietsche
> 
> Superhero Indonesia seperti Maza, Labah-labah merah,
> Godam, Gundala Putra
> Petir, Pangeran Melar pada komik tahun 70an pernah
> bersatu dengan Superman,
> Batman dan Spiderman untuk menghadapi raksasa
> berbadan batu yang tidak
> terkalahkan oleh superhero walaupun sudah "dirempug"
> atau dikeroyok
> superhero dan bala tentara pendukung! Sang raksasa
> berbadan batu ini
> akhirnya dijuluki " Trouble Maker" (sesuai dengan
> judul seri komiknya) yang
> turun dari antah berantah dan mengamuk di Kota Solo
> (Surakarta). Sang
> Trouble Maker ini akhirnya dikalahkan dan tertidur
> lemas setelah
> diperdengarkan lagu "WALANGKEKEK" yang dilantunkan
> oleh "WALJINAH". Uniknya
> dalam komik ini semua superhero tunduk pada "Kuncen"
> dari Solo untuk
> melakukan ide sang "Kuncen" ini ....weleh..weleh ini
> baru namanya Mbah
> Super...
> 
> Komik-komik seperti ini sudah lama tidak beredar
> atau dicetak ulang...Apakah
> pengarang atau penciptanya masih pada hidup ?
> 
> Salam
> 
> Andri
> ----- Original Message -----
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" 
> To: 
> Sent: Wednesday, January 02, 2008 1:35 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT : Karl May, Winnetou,
> Old Shatterhand, dan
> Nietsche
> 
> 
> > Ada yg masih koleksi komik nasional ?
> > Misalnya Gundala putera petir, Godam, pangeran
> mlaar, dll
> > Koleksiku udah hilang smua ketika kuliah. Komik2
> indonesia sakjane
> > ndak kalah bagusnya looh. Kalau ada cetak ulangnya
> mungkin bisa
> > menyaingi Manga, transformer dll. Bahkan dulu
> gambar2 di mainan
> > kwartet juga sudah ada gambar pesawat2 antar
> planet dlll
> > Tapi mboh knapa tahun 80an kok perkomikan
> Indonesia surut dengan
> > serangan komik jepang :(
> >
> > Rdp
> >
> > On 1/2/08, Bambang Satya Murti 
> wrote:
> >> Rasanya dulu di Kompas pernah di ulas ada
> "paguyuban" penggemar Karl May
> >> ini, ada mailing -listnya dan bahkan pernah juga
> melakukan acara
> >> "menghisap
> >> pipa perdamaian" bersama alias copy
> darat....sayangnya, aku ndak ingat di
> >> edisi kapan, mungkin 2006 - 2007.
> >> Heran, pak Awang mendadak mau jadi pioneer neh?
> Wigwam-nya sudah ada yang
> >> nungguin kah?
> >> Just kidding.
> >> Salam,
> >> Bambang
> >>
> >> ----- Original Message ----
> >> From: Awang Satyana 
> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> Sent: Wednesday, January 2, 2008 12:23:03 PM
> >> Subject: Re: [iagi-net-l] OOT : Karl May,
> Winnetou, Old Shatterhand, dan
> >> Nietsche
> >>
> >>
> >> Pak Koesoema
> >>
> >> "Dr. Karl May" muncul pada hampir semua buku2
> Karl May yang terbit di
> >> Indonesia dan banyak juga yang terbit di luar.
> Karl May sendiri bukan
> >> seorang doktor (pendidikannya hanya sampai
> sekolah guru rendah), juga
> >> Karl May tak pernah dapat gelar doktor honoris
> causa alias doktor
> >> kehormatan. Lalu dari mana gelar Dr-nya muncul ?
> >>
> >> Itu adalah gelar ledekan atau malah gelar
> kesayangan sekeluar dia
> >> dari penjara dan menjadi seorang editor muda,
> pemilik penerbitan tempat
> >> May bekerja, H.G. Muenchmeyer, mengolok-oloknya
> dengan sebutan "Herr
> >> Doktor" (tuan doktor). Entah mengapa, kebiasaan
> ini malah kebablasan
> >> bahkan
> >> sekalian diresmikan oleh penerbit2 bukunya.
> >>
> >> Karl May yang pernah menderita kepribadian dan
> identitas ganda pun
> >> secara sadar dan tidak sadar menyamakan dirinya
> sebagai Old Shatterhand,
> >> di museumnya di kawasan Jerman, dijual foto2nya
> yang sedang berpose
> >> sebagai Old Shatterhand, lengkap di bawahnya
> dengan tulisan "Dr. Karl
> >> May".
> >>
> >> Bukan hanya itu, supaya otentik, Karl May juga
> memesan
> >> senapan-senapan yang sebelumnya hanya ada di
> dalam bukunya. Sampai
> >> akhirnya, dia pun
> >> terjebak dalam mitos yang dia ciptakan sendiri.
> Di museumnya, bisa kita
> >> temukan tiga jenis senapan yang selalu ada di
> cerita2 Winnetou dan Old
> >> Shatterhand : senapan perak, senapan pembunuh
> beruang, dan senapan
> >> Henry, membuat pencinta Karl May terharu
> sekaligus bingung sebab
> >> senapan2
> >> itu telah dikuburkan bersama Winnetou, tetapi
> kok sekarang ada di
> >> museum.
> >>
> >> Semua kisah petualangan Old Shatterhand dan
> Winnetou di Amerika atau
> >> Kara Ben Nemsi dan Hadschi Halef Omar di Sahara
> dan Asia ditulis oleh
> >> Karl May sendiri dan tidak pernah ditulis orang
> lain. Ada yang sejenis,
> >> tetapi menggunakan tokoh2 lain, dan itu hanya
> mengikuti kesuksesan Karl
> >> May.
> >>
> >> Di Indonesia sendiri, karya-karya Dr. Karl May
> telah populer pada
> >> 1919. Setelah itu hingga masuknya Jepang pada
> 1942, perjalanan karya
> 
=== message truncated ===



____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. 
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 


----------------------------------------------------------------------------
JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
---------------------------------------------------------------------



       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

Kirim email ke