Mustinya untuk meng klarifikasi 'berita temuan spektakuler ini'! IAGI
dan atau HAGI bisa mengambil inisiatif untuk "membentuk Team Task
Force". Dalam wadah IAGI kita semua kan bisa buka baju....bukan
BPPT-LIPI atau DESDM, ITB, UGM..UPN, dll. Yang pasti kan geologist dan
atau geophycisist...

Salam:
TPS

-----Original Message-----
From: Firman Gea [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Spam:RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Temuan "Lapangan2
Super-Raksasa" di West Offshore Aceh oleh BPPT-BGR

Pak Awang,

Saya usul, Kalau begitu ada baiknya diklarifikasi ke media tersebut dan
beberapa media lain, supaya tidak simpang siur. Terima kasih. 

Salam,
Firman Fauzi



-----Original Message-----
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, February 12, 2008 3:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Temuan "Lapangan2
Super-Raksasa" di West Offshore Aceh oleh BPPT-BGR

Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.

BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok
perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.

Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.

Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya,
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada
terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di
dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi
Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan
telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik
non-komersil.

Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak
lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space
seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak
lintasan seismik <5 km.

Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan
terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright
spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak
brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah
banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di
Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya
kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung.

Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV
(bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk
sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to
gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi
air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume
factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong
lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan
mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori,
bukan hidrokarbon.

Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100
feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja
kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar
Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya
Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas.

Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas
di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi
forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di
teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading.
Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin.

Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan
panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah
kita tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser
gempa ? Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas
adalah heat flow dari mantel dan panas konduktif dari tumpukan sedimen.
Taruhlah gempa membuat sesar yang menghubungkan mantel dengan source
rocks; tetapi harus diingat bahwa heat flow di sini minimal karena di
wilayah barat Sumatera terjadi sel konveksi mantle downwelling yang
membawa subduksi kerak samudera Hindia, jadi terhubung ke mantel yang
dingin percuma saja.

Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak
sepadan, membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa
di Arab memang sudah dihitung menurut kaidah perhitungan
sumberdaya/cadangan dalam perminyakan, bahkan membandingkannya dengan
lapangan Bayu Urip pun tak sepadan.

Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini. Tetapi,
pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah
mengeluarkan pendapat yang bombastis ini ke publik, dasar ilmiahnya
masih sangat kurang, dan status evaluasinya masih teramat dini. Kalau
sudah terlanjur terlempar ke publik, lalu bagaimana ?

Mimpi boleh, tetapi tak perlu ribut-ribut dulu ke mana2.

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: Muhammad Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, February 12, 2008 2:50 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] JakPost - Agencies discover hydrocarbon in
Aceh > lanjut berita Koran Lokal

Berikut petikan koran lokal di aceh tentang berita dari BPPT ini.
Ada baiknya IAGI, BPPT, maupun BP Migas bisa duduk bersama sebelum
mengeluarkan berita gembira spt ini, setidaknya berita tsb tidak sampai
dipolitisir oleh sekelompok massa, apalagi daerah ini yang baru saja
mengakhiri konflik.

Migas Raksasa Ditemukan di Aceh
JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama
lembaga riset geologi dan
kelautan Jerman (BGR) menemukan sumber daya minyak dan gas (migas)
berskala raksasa di timur
laut Pulau Simeulue, Aceh. Potensi hidrokarbon itu ditaksir mencapai 50
miliar barel. Lebih besar
dari yang terdapat di Banyu Urip, Jawa Timur, yang hanya 450 juta barel.
Direktur Pusat Teknologi
Inventarisasi BPPT Yusuf Surahman menjelaskan, potensi itu berdasarkan
perhitungan dengan
porositas 15 persen. Porositas merupakan kemungkinan batuan menyimpan
cairan (termasuk
minyak) di dalam gugusannya.
Karena rata rata saat ini porositas yang digunakan sekitar 20 persen.
Jadi, 15 persen itu realistis,
katanya dalam jumpa pers di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (11/2).
Sementara, jika menggunakan porositas 30 persen, maka diperkirakan
volume minimum cekungan
mencapai 107,5 miliar barel dan volume maksimumnya 320,79 miliar.
Jika dibandingkan dengan negara negara lain, penemuan ini termasuk
kategori kakap. Arab Saudi,
misalnya, cadangan terbuktinya 264,21 miliar barel, sehingga bisa
dieksplorasi selama 250 tahun.
Sedangkan potensi migas di Banyu Urip, Jawa Timur, sebesar 450 juta
barel. Adapun lapangan
migas yang dapat dikategorikan sebagai giant field adalah apabila volume
cadangan terhitung
mencapai 500 juta barel.
Pascagempa
Penemuan potensi migas di perairan Simeulue itu bermula dari penelitian
yang dilakukan BPPT
terkait gempa dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Saat itu BPPT
bersama lembaga riset
geologi dan kelautan Jerman (BGR) meneliti struktur geologi di sekitar
Aceh-Nias dan akhirnya
menemukan potensi hidrokarbon di sekitar Pulau Simeulue.
Yusuf Surahman menambahkan, terdeteksinya potensi migas itu karena
dipicu oleh gempa yang
terjadi di Aceh akhir Desember 2004 yang membuat geseran lokasi source
rock. Source rock
merupakan batu yang mengeluarkan panas untuk mematangkan kandungan
minyak. Potensi
hidrokarbon ini ditemukan di kedalaman sekitar 1.900 meter di bawah air
laut.
Ia tak lupa mengingatkan bahwa volume tersebut hanya merepresentasikan
ruang dalam bentuk
tangki yang belum tentu seluruhnya diisi oleh hidrokarbon, berhubung
ruang dalam batuan
dipengaruhi faktor lain, seperti indeks saturasi air, kemampuan daya
tampung minyak, dan gas.
Menurut Yusuf, hidrokarbon tersebut belum bisa dipastikan sebagai
kandungan minyak dan gas
(migas). Namun, pihaknya menemukan carbonat build up yang mencirikan
minyak dan bright spot
yang mencirikan gas.
Begitupun, masih dibutuhkan kajian yang lebih teliti untuk mengetahui
kandungan yang
sebenarnya.
Kepala BPPT Prof Dr Said D Jenie menyatakan sudah melaporkan penemuan
ini ke Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tapi lama tak dapat respons.
Sampai akhirnya Pertamina
menyatakan ketertarikan untuk bekerja sama dengan BPPT melakukan kajian
lebih dalam.
http://serambinews.com/old/cetak.php?aksi=cetak&beritaid=42390
2 of 2 12/02/2008 14:29
Pertamina sudah kirim letter of intent, katanya.
Pakar perminyakan dari Exploration Think Tank Indonesia (ETTI), Dr
Andang Bachtiar, berpendapat
potensi minyak dan gas (hidrokarbon) yang baru ditemukan di perairan
timur laut Pulau Simeulue
itu perlu segera ditindaklanjuti.
Kalau potensinya mencapai 107,5 miliar sampai 320,79 miliar barel itu
suatu jumlah yang sangat
besar. Jika dari potensi itu hanya terbukti 25 persen saja, masih juga
merupakan angka yang
sangat menarik, ujarnya di Jakarta kemarin.
Ia perkirakan butuh tiga tahun untuk membuktikan cadangan dengan
melakukan pengeboran 14
sumur dan studi seismik senilai US$ 3 juta.
Sementara itu, Kepala BPPT Prof Said Jenie berharap, Pemerintah
Indonesia segera mengamankan
potensi tersebut agar dapat dikuasai oleh negara.
BPPT menyarankan untuk segera dilakukan penelitian lanjutan semaksimal
mungkin yang
dilaksanakan para peneliti dalam negeri yang sudah memiliki kemampuan
dan fasilitas. BPPT dan
LIPI memiliki sejumlah armada kapal riset Baruna Jaya untuk membuktikan
kebenaran
ada-tidaknya cadangan itu, katanya. Titik koordinat
Guna memastikan titik kordinat tempat ditemukannya ladang migas baru
itu, Serambi coba
menghubungi Kepala Divisi Komunikasi Pertamina Pusat Jakarta, Wisnuntoro
petang kemarin.
Namun, Wisnuntoro mengaku hingga kemarin belum mengetahui persis lokasi
tersebut.
Saya belum tahu lokasi temuan migas itu. Besok akan saya tanyakan ke BP
Migas. Soalnya, kalau
menyangkut eksplorasi minyak dan gas itu kewenangan BP Migas (Badan
Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi -red), kata Wisnuntoro yang mantan kepala
Pertamina Unit Pemasaran I
Medan. (dtf/usb/ant)
Copyright (c) 2008 Serambi Indonesia. All rights reserved.

----- Mesej Asal ----
Daripada: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Dihantar: Selasa, 12 Februari, 2008 10:51:38
Subjek: Re: [iagi-net-l] JakPost - Agencies discover hydrocarbon in Aceh

2008/2/12
Ferry
Bastaman
Hakim
<[EMAIL PROTECTED]>:
>
Tapi
terus
terang
saya
ragu
biogenic
gas
generation
mampu
efektif
untuk
>
mengisi
tank
sebesar
itu.

Paling
tidak
ada
dua
hal
yang
menjadi
unsur
penting
dalam
menghasilkan
kuantitas
minyak
sebesar
itu
:
1.
Source
(charging)
-
Apakah
ada
source
rock
yang
mampu
menggenerate
HC
sebanyak
itu
?
2.
Container
capacity
-
Apakah
ada
tanki
atau
kontener
yang
mampu
menampungnya
?
Porosity,
Seal
capacity
.....
dalam
hal
ini
termasuk
rentesion
(seberapa
kuat
menahan
dalam
waktu
tertentu.
(btw,
setahuku
jarang
(tidak
ada)
reef
build-up
yang
terisi
"full
to
spill",
jangan-jangan
yang
dihitung
hanya
ukuran
dari
kontainernya
saja)
3
...

Salah
satu
cara
utk
"reality
check"
adalah
mencari
analogi,
adakah
analoginya
di
lokal
Indonesia
(region
Asia)
kalau
masih
mau
mencoba
lagi,
mencari
analogi
secara
global,
adakah
analoginya
"somewhere
on
earth"?.

Mari
bermimpi
bareng-bareng
!
Lupakan
sejenak
"reality
check"
kita
coba
"out
of
the
box".

Kalau
masih
akan
mencoba
improvisasi
"out
of
the
box",
boleh
saja
dilakukan.
Walaupun
harus
disadari
kita
akan
tetep
harus
dalam
koridor
"BOX".
Boxnya
bisa
saja
"local
analogue",
bisa
saja
dalam
box
"global
analogue".
Kalau
masih
kurang
dalam
"fundamental
physics".
artinya
apakah
spekulasi
kita
masih
akan
diakui
dalam
ilmu
fisika
?
Misalnya,
apakah
source
rock
yang
diperkirakan
ada
itu
akan
mampu
50%
efficient
menghasilkan
HC
?

Yang
ingin
saya
sampaikan
adalah
...
penyampaian
"angka"
(walaupun
spekulatif)
itu
mestinya
selalu
dalam
sebuah
koridor
ilmiah,
apalagi
BPPT.
Dan
saya
yakin
mereka
sudah
melakukannya
dengan
baik.
Tentusaja,
menyampaikan
angka
sebesar
itu
walaupun
ingin
out
of
the
box,
tetap
harus
dalam
koridor
hukum-hukum
ilmu
dasar
fisika
dan
kimia.

Salam
mimpi

RDP


------------------------------------------------------------------------
----
To
unsubscribe,
send
email
to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To
subscribe,
send
email
to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit
IAGI
Website:
http://iagi.or.id
Pembayaran
iuran
anggota
ditujukan
ke:
Bank
Mandiri
Cab.
Wisma
Alia
Jakarta
No.
Rek:
123
0085005314
Atas
nama:
Ikatan
Ahli
Geologi
Indonesia
(IAGI)
Bank
BCA
KCP.
Manara
Mulia
No.
Rekening:
255-1088580
A/n:
Shinta
Damayanti
IAGI-net
Archive
1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net
Archive
2:
http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER:
IAGI
disclaims
all
warranties
with
regard
to
information
posted
on
its
mailing
lists,
whether
posted
by
IAGI
or
others.
In
no
event
shall
IAGI
and
its
members
be
liable
for
any,
including
but
not
limited
to
direct
or
indirect
damages,
or
damages
of
any
kind
whatsoever,
resulting
from
loss
of
use,
data
or
profits,
arising
out
of
or
in
connection
with
the
use
of
any
information
posted
on
IAGI
mailing
list.

---------------------------------------------------------------------







      Search, browse and book your hotels and flights through Yahoo!
Travel http://sg.travel.yahoo.com
This email was Anti Virus checked by Administrator.
http://www.bpmigas.com



------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.

---------------------------------------------------------------------





------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.

---------------------------------------------------------------------



----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

---------------------------------------------------------------------

Reply via email to