Heboh minyak di Aceh - Mercon Gong Xi Fa Chai dari BPPT
14 Februari 2008 at 12:06 am
[ Kalau ingin lihat gambarnya dan tabel jumlah minyak di
cekungan-cekungan Indonesia dari artikel masih anget Feb 2008)
langsung kesini saja :
http://rovicky.wordpress.com/2008/02/14/heboh-minyak-di-aceh/ ]

Berita di koran tentang diketemukannya minyak buesar di Aceh oleh BPPT
sangat menghebohkan. Lah wong pagi-pagi bosku dikantor langsung
tanya,"Emangnya kamu ngga denger berita ini ?" Gandrik !!! … "Tugasku
kan salah satunya memonitor aktifitas eksplorasi di Asia Tenggara
tentusaja malu donk kalau kecolongan berita heboh seperti ini, kan ?"

Howgh akhirnya kutemukan berita aslinya di Jakarta Post :

    " The statement said the maximum of the reserve could reach 320
billion barrels. As a comparison, the proven reserve of Saudi Arabia
is around 264 billion barrels, the largest in the world, while the
Banyu Urip block in Cepu, Central Java, contains around 450 million
barrels. "

Mercon Gong Xi Fa Chai

Reaksi pertamaku karena mendengar letusan Mercon Gong Xi Fa Chai BPPT
ini salah satunya adalah melakukan "reality chek". Lah iya ta, saya
sekarang ini termasuk orang pemimpi yang selalu terkendala dengan
realitas yang mungkin karena sudah termakan usia. Kalau masih muda
tentunya aku akan menjadi pemimpi ulung, tetapi ketika usia sudah
kepala empat begini, realitas menjadi sebuah tolok ukur. Bagi yang
masih muda … jangan ikuti kata saya soal realitas ini !

    :( "Looh Pakdhe, bukannya mimpi itu harus direalisasikan"
    :D "Betul thole, tetapi ketika sedang mimpi, janganlah dibatasi
dengan kendala apapun jua. Nanti kalau sudah bangun barulah kau coba
merealisasikannya"

Mercon Gong Xi Fa Chai yang mengagetkan ini justru membangunkan aku
dari keenakan tidur selama looong whik en kemarin. dan aku pun
terbangun !

Pikiran buruk alias suudzon-pun juga muncul. Selain mungkin karena
curiga adanya kesalahan penggunaan asumsi size trap (ukuran jebakan)
dalam karbonat (gambar sederhana dibawah sana), yang saya khawatirkan
adalah belum ada reality check dalam hal penyampaian "angka" oleh
BPPT. Disamping itu juga adanya kecurigaan kesalahan persepsi antara
discovered HC dan undiscovered (speculative) dalam memahami natural
resources. Nah, itu pikiran minusku gara-gara malu kalah duluan sama
bos soal berita heboh :(

Tapi harus ada yang bagus dalam setiap kejadian, paling tidak ada
bahan dan modal dasar untuk blajar … Ya wis lah mulai aja blajar lagi
!
Reality chek !

Tanpa data real (raw data)) dari BPPT tersebut saya juga tidak mungkin
melakukan reality chek. Kecuali ada yang mau berbagi info tentang hal
ini. Akhirnya ngalah, kembali dilihat secara teoritis saja lah …

Paling tidak ada dua hal yang menjadi unsur penting ketika sebuah
cekungan sedimen ini untuk mampu menghasilkan kuantitas minyak sebesar
itu (100 Milyard Barrel) yang di klaim menjadi potensi migas di daerah
survey yang masih rahasia ini.
1. Source (charging). Kemampuan menghasilkan migas sebuah cekungan.

Apakah ada source rock (batuan induk) yang mampu menggenerate HC
sebanyak itu ? Seberapa besar volume dari source kitchennya, seberapa
bagus expulsion efisiensi dalam men-generate HC.

Geologist eksplorasi itu mestinya tahu dan bisa "menghitung" (tepatnya
memperkirakan) jumlah migas yang dapat dihasilkan dari sebuah
cekungan, atau boleh disebut saja dapur minyak. Secara teori organik
dalam pembentukan migas, menyatakan bahwa batuan yang mengandung
carbon akan mampu menghasilkan minyak ketika teredapkan dan terkubur.
Karena terkubur semakin dalam menjadikannya semakin panas, maka akan
ada proses "pematangan" (maturation) dari batuan induk (source rock)
ini. Namun tentusaja tidak semua carbon akan dapat "dimasak", dalam
dapur cekungan ini.

Jadi dari sini kita belajar, bahwa minyak dan gas merupakan hasil
proses "pematangan" dari batuan yang mengandung carbon. Tentusaja
efisiensi proses pemasakannya akan ada batasannya.

Menggoreng Tempe

cekungan-minyak.jpgContoh analoginya dengan tempe mengatakan : Tidak
mungkin semua tempe yang digoreng akan mateng dan sama enaknya. Ada
yang tempe yang gosong kalau digoreng, ada yang setengah mateng, ada
pula yang setengah mentah. Karena tempe ini digoreng dalam satu wajan
yang sama dalam waktu yang sama !

    :( "Apalagi kalau telat nggoreng ya Pakdhe, mosok tempe bosok digoreng ?"
    :D "Tepat sekali thole. Waktu menggorengnyapun harus pas !"

Disebalah kanan atas ini sebuah contoh penampang sederhana, bagaimana
minyak itu berasal dari sumber (source rock- S). Kemudian
termatangkan, dan mengalir masuk ke sebuah jebakan. Tentusaja anda
bisa melihat bahwa sumber (S) ini terbatas oleh besar kecilnya
cekungan. Selain itu jumlah carbon yang ada tidak selalu mencukupi
untuk dimask dalam batuan sedimen. Hanya batuan-batuan tertentu yang
mengandung carbon yang cukup.

Setelah batuan ini masak, maka akan mengalir keatas untuk kemudian
masuk kedalam jebakan (trap). Jebakan ini berada pada batuan Reservoir
(R). Yang seringkali berupa batu pasir, ataupun batugamping yang
berpori. Yang di Aceh itu reservoirnya batugamping terumbu (carbonate
reef)

    :( "Pakdhe jebakannya itu boleh dianalogikan dengan meja makan ya ?"
    :D "Boleh saja Thole. Lah trus pori-porinya opo ?"
    :( "Ya anggap saja, piringnya ya Pakdhe … kalau piringnya
gede-gede brarti muat banyak, gitu kan pakdhe ?"

Tentusaja harus ada penutup atau tudung yang disebut Cap rock [C] atau
Top seal. Tanpa adanya penutup ini tentusaja minyak akan terus
bergerak keatas. Kenapa minyak bergerak ke atas? Ya, minyak akan
cenderung naik keatas, karena minyak juga gas bumi memiliki berat
jenis lebih kecil dari air, maka minyak dan gas akan selalu keatas.
Pada waktu terbentunya batuan ini kan di air, jadi isi pori-pori ini
awalnya tentusaja air. Apabila penutup tudung atasnya ini bocor, maka
akan muncul rembesan minyak atau gas dipermukaan. Perlu diketahui,
rembesan ini dahulu dipakai sebagai petunjuk ada tidaknya minyak
dibawah tanah.

    :( "Kalau piringnya ngga ditutup, tempe-nya digondol si Gembul, Pakdhe ?"

Timing is eveything ! Keseluruhan proses ini (pengendapan, pematangan,
pemerangkapan) mestinya dalam satu periode waktu yang pas tentusaja.
Kalau telat menggoreng tempe jadi busuk ga bisa jadi tempe goreng.
Kalau telat menangkap maka jebakannya hanya berupa piring berisi air.
Kalau telat ngambil juga, wadduh keduluan si Gembul ! Tetapi kalau
belum jadi tempe kok sudah keburu digoreng maka akan jadi kedele
goreng ! :P

Jadi untuk bisa terbentuk migas dalam sebuah cekungan itu memerlukan
beberapa syarat, salah satunya yang diatas itu. Akhirnya setelah
dilakukan eksplorasi di beberapa cekungan di Indonesia ini, diketahui
juga bahwa tidak semua cekungan akan menghasilkan migas, tentusaja.
2. Container capacity- Daya tampung tangki

jebakan-karbonat.jpgBatuan reservoir (R) ini tidak selalu batu pasir,
batuan apapun yang memiliki porositas akan selalu mampu menjadi
reservoir. Kalau kata Thole, tidak semua piring itu akan diisi oleh
tempe. Bisa saja isinya krupuk, atau malah piring berisi tulang-tulang
sisa. Demikian juga batuan sarang ini bisa saja terisi oleh CO,
contohnya migas di Natuna D-alpha yg bikin geger itu. Cadangannya
besar sekitar 225 TCF (225.000.000.000.000) kaki kubik… Tetaaapi
sekitar 72% -nya berupa gas CO2 … Walopun begitu, sisanya yang gas
hydrokarbon (methane s/d penthane) . Ya masih lumayan ada sekitar
60-an TCF … Bayangkan saja sebagai pembanding cadangan (reserves )
lapangan Gas Arun di Aceh saja cuman sekitar 16 TCF.
Dalam hal issue Aceh ini, yang diperkirakan menjadi batuan
reservoirnya adalah batugamping terumbu. Ya terumbu karang yang
terbentuk ini kalau terkubur bisa menjadi sebuah wadah, sebagai tanki
yang mengandung minyak.

Konon menurut hikayat dari BPPT diperkirakan akan ada 100 milayar
barrel. Pertanyaan yang berkecamuk dikepala botakku ini tentunya ada
beberapa. Salah satunya, apakah ada tanki atau kontener yang mampu
menampungnya ? berapa porositasnya, bagaimana kemampuan tudung
penutupnya (Seal capacity) dalam menahan kolom HC dibawahnya karena
faktor bouyancy … dalam hal ini termasuk rentention yaitu seberapa
kuat menahan dalam waktu tertentu. (btw, setahuku jarang (tidak ada)
reef build-up yang terisi "full to spill" atau penuh seperti gambar
kedua diatas. Pikiran minus kembali berkecamuk …. jangan-jangan yang
dihitung hanya ukuran dari kontainernya saja.

Sebagai gambaran diatas ini menggambarkan bagaimana tubuh batuan
karbonat terumbu (carbonate reef) dapat menjadi kontainer yang terisi
oleh migas. Seringkali hanya pentil-pentil kecil di ujung tubuh reef
(terumbu) yang akan terisi oleh migas. Selain karena jumlah yang
dihasilkan oleh dapur memang tidak banyak. Juga biasanya porositas
yang bagus hanya bagian-bagian kecil ini saja.

Tetapi yang paling sering justru terisi oleh air seperti yang paling
bawah. naaah kalau yang paling bawah ini mestinya mengingatkan isi air
dari terumbu karang yang terpendam dibawah Sidoarjo. Lusi !! Coba
tengok disini : Detak Kelahiran Lusi

3 …Yang ketiga ...wah banyak lagi nanti segini dulu saja, ya :)

ANALOGI

Diteruskan saja soal bagaimana cara melakukan reality chek ini. Salah
satu cara utk "reality check" adalah mencari analogi, adakah
analoginya di lokal Indonesia (atau mungkin region Asia). Kalau belum
menemukan analogi tetapi masih mau mencoba lagi, bisa saja mencari
analogi secara global, adakah analoginya "somewhere on earth"?.
Cadangan terbesar atau mungkin bisa mewakili cekungan terbesar di
dunia yang menghasilkan migas ada di Saudi dimana jumlah yang sudah
diketemukan sebesar 260 Milyar Barrel.

Kebetulan pagi ini aku browse journal-journal terbaru, dan ketemu
tabel daftar jumlah minyak di cekungan migas yang sudah terbukti
Indonesia disebelah ini (Doust, February 2008) . Tentunya angka bilyun
Barrel di Aceh versi BPPPT akan sangat anomali di skala regional
Indonesia. Silahkan di klik saja untuk memperbesar.

indonesia-basin-2008.jpgCekungan-cekungan sedimen itu tergambar dalam
gambar disebelah kiri ini. Masih dari sumber yang sama.

Source Marine and Petroleum Geology Volume 25, Issue 2, February 2008,
Pages 103-129

    :( "Wah Pakdhe itu pagi-pagi sudah mbaca Journal ilmiah ya ?"
    :D "Itulah thole ikuti kataku Jangan Baca Koran di Pagi Hari"


MIMPI

Wis ah mendingan mimpi lagi saja dulu, siapa tahu emang Aceh memang
menjadi anomali di dunia setelah Arab Saudi. :P

Mari bermimpi bareng-bareng ! Lupakan sejenak "reality check" kita
coba "out of the box".

Kalau masih akan mencoba improvisasi "out of the box", sechara tidak
adanya analogi, boleh saja dilakukan. Walaupun harus disadari kita
akan tetep berhadapan dengan realitas …. harus dalam koridor "BOX"
yang lain. 'Box'nya bisa saja "local analogue", bisa saja dalam box
"global analogue". Kalau masih kurang dalam "fundamental physics".
artinya apakah spekulasi kita masih akan diakui dalam ilmu fisika ?
Misalnya, apakah source rock yang diperkirakan ada itu akan mampu 50%
efficient menghasilkan HC ?

Halllah kok mbalah jadi paradoxial dewe, mimpi kok terbentur realitas :(
Barangkali Aku sudah ngga mampu lagi ngimpi soal yang satu ini … Ya
sudah yang muda saja yang mimpi lah !

    :( "Pakdhe, jadi aku yang masih muda ini tidur lagi aja ya ?" :P

Yang ingin saya sampaikan adalah … penyampaian "angka" (walaupun
spekulatif) itu mestinya selalu dalam sebuah koridor ilmiah, apalagi
BPPT !. Dan saya yakin mereka sudah melakukannya dengan baik.
Tentusaja, menyampaikan angka sebesar itu walaupun ingin out of the
box, tetap harus dalam box hukum-hukum ilmu dasar fisika dan kimia.
Kecuali memang mau menemukan sesuatu yang memang ruarrr biasa !

Salam mimpi


-- 
http://tempe.wordpress.com/
No one can monopolize the truth !

----------------------------------------------------------------------------

CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011  !!!!!
PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008
PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke