Pak Herman, Kita tak/belum bisa meramal kapan gempa itu akan terjadi, tetapi kita tahu bahwa selama suatu tempat berposisi pada tepi konvergen lempeng maka selama itulah gempa akan terus terjadi. Suatu saat ia kemudian akan berubah menjadi tepi konvergen atau passive margin, maka intensitas gempanya akan berkurang. Pola akresi - assembling of terranes membentuk benua atau superbenua, lalu kemudian pecah, slivering, dis-assembling of terranes selalu terjadi sejak Archaen, Proterozoic, dan Phanerozoic. Menyatu-berpisah-menyatu-berpisah, dst, dst. Kita pernah punya superbenua Pannotia yang lalu tercerai berai, lalu bersatu lagi jadi Rodinia, yang lalu tercerai berai lagi, lalu menjadi Pangaea, dst..dst... Dengan melihat pola2 itu, selama Earth Machine ini masih punya energi, maka seluruh proses geologi akan terus terjadi. Prosesnya yang abadi (bila masih ada energi), bukan intensitasnya. Kita telah cukup mengetahui bagaimana pola kelakuan Bumi ini selama 4000 juta tahun, maka itu akan menjadi dasar bagaimana kita memprediksinya ke depan. Dalam hal ini "the past is the key to the future". Kalau hanya berdasar kepada Kala Pleistosen atau Holosen saja memprediksi masa depan Bumi, maka masih terlalu pendek, bayangkan, periode itu hanya 2 juta tahun dari episode sejarah Bumi yang sudah 4560 juta tahun umurnya (data umur terbaru berdasarkan Gradstein et al., 2004 - Geologic Time Scale). Kita perlu masuk ke puluhan, atau ratusan, bahkan ribuan juta tahun rock record untuk mengetahui pola sesungguhnya Bumi itu. salam, awang Herman Moechtar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya setuju sekarang untuk memahami masa lalu, dan masa lalu dan sekarang adalah konci memahami masa mendatang. Cuma kalau sepotong-potong masa lalu kita pahami, maka aselama kita tidak akan paham masa mendatang karena ada tenggang waktu yang hhilang atau tidak berkesinambungan. Misalnya, kita hanya punya data waktu Miosen tentu saja kita tidak bisa membaca peristiwa medatang. Dalam pemahaman saya future adalah diartikan sebagai metramal peristiwa mendatang. Oleh karena itu, kalau ingin memahami masa mendatang, kita harus mengutik minimal data Plistosen Akhir-Holosen hingga Resen. Jadi disini saya artikan past adalah m,etrekonstruksi masa lalu, tapi future meramal masa mendatang. Tentu akan banyak protes akan hal tersebut, karena sebagian dari kita bertahan bahwa peristiwa bumi tersebut tidak bisa diramalkan. Apa mampu kita meramal gempa ke depan atau erupsi mendatang ?. Yang jelas itu bisa dilakukan, akan tetapi ssampai saat ini manusia khususnya ahli kebumian MASIH BELUM MAMPU MELAKUKANNYA>
Selain itu, tidak ada siklus datau sekuen yang konstan, itu betul. Bisa dilihat dari kurva perubahan muka laut dari berbagai model terutama kurva Haq. Pada tahun 1989 saya pernah kursus selama 10 bulan dari Prof. Hay dari MIT (USA) yang diundang khusus ke Utrecht untuk belajar climate. Beliau adalah ahli geologi yang mendalami climate yang ketika itu sudah berumur kurang lebih 70 tahun. Saya masih ingat kata beliau: siklus peristiwa bumi itu ada dan dari waktu ke waktu bervariasi dan tidak akan pernah konstan. Dan dari variasai itulah akan terlihat bagimana perjalanan dari tingkah laku bumi dari waktu ke waktu. Katanya pada Yura adalah puncak dari cimatic optimum universal yangt ordonya terbesar, kemudian Miosen Tengah puncak dari climatic optimum Kenozoikum yang ordonya lebih kecil, dan Plistosen Tengah sebagai puncak dari climatic optimum Kuarter. Sungguh teratur dan indah. Herman Moechtar Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: T.S. Eliot, sastrawan Amerika/Inggris terkenal, menulis syair berikut ini di dalam buku kumpulan puisinya "Four Quartets" (1936, meraih hadiah Nobel kesusastraan) Time present and time past Are both perhaps present in time future, And time future contained in time past. James Hutton, yang dianggap sebagai bapak geologi moderen, menulis kalimat berikut ini dalam bukunya "Theory of the Earth" (1795) "No vestige of a beginning, no prospect of an end" Apakah maksud kedua tokoh ini dengan kalimat-kalimat yang ditulisnya ? Saya menafsirkannya sebagai siklus waktu. Kita bisa berdiskusi soal konsep waktu, ini akan panjang lebar dan lintas ilmu serta dimensi. Tetapi yang dimaksudkan Eliot adalah bahwa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan adalah relatif. Sedangkan yang dimaksudkan Hutton adalah proses-proses geologi yang bersiklus sehingga kita tak bisa melihat sisa dari permulaan, juga tak bisa melihat kemungkinan berakhirnya. Ini ditulisnya dalam rangka pengamatannya yang kemudian disebut sebagai uniformitarianisme. Semua orang yang pernah membandingkan struktur sedimen Resen yang nampak di galian parit di pantai dengan yang pernah dilihatnya di singkapan batuan katakanlah berumur 15 juta tahun akan takjub bahwa perlapisan silang yang dilihatnya di pantai persis sama dengan perlapisan silang yang dilihatnya di batuan. Dengan mempelajari semua proses yang membentuk struktur sedimen Resen itu ia dapat memperkirakan bagaimana kejadian struktur sedimen yang diamatinya di batuan berumur Miosen Tengah itu. Di sini ia akan melihat, bahwa "the present is the key to the past". Lalu, katakanlah pada suatu hari ia menemukan lagi perlapisan silang di singkapan batuan berumur 170 juta tahun yang persis sama dengan yang pernah dilihatnya di batuan berumur 15 juta tahun. Maka, ia berpikir, lapisan silang di batuan berumur 170 juta, 15 juta, dan sedimen Resen semuanya sama. Apa artinya ? Proses-proses yang membentuknya berulang-ulang. Dapatkah kemudian ia berharap bahwa proses ini akan terjadi juga 5 juta tahun yang akan datang ? Mengapa tidak ? Bila begitu, dapatkah ia berpendapat bahwa "the present is the key to the future ?" Mengapa tidak ? Siklus Milankovitch 40.000 tahun atau 27.000 tahun karena presisi Bumi saat berotasi mengelilingi Matahari kita tahu mempengaruhi pola pengendapan sedimen berorde tinggi dalam hirarki stratigrafi. Itu terus berulang terjadi sejak dulu sampai sekarang. Prosesnya akan terjadi terus, hanya intensitasnya yang berlainan. Seperti kata Lord Kelvin, Bumi ibarat mesin, ia tak mungkin selalu sekuat seperti ketika baru, ketika ia muda. Ia juga akan meluruh, sehingga bisa saja untuk siklus yang dulunya bisa diselesaikan 40.000 tahun barangkali kelak akan 50.000 tahun, sehingga orde hirarki stratigrafinya berubah. Tetapi prosesnya tetap, hanya intensitasnya berlainan dari zaman ke zaman. Sampai di sini Charles Lyell dalam bukunya "Principles of Geology" (1830) membuat kesalahan saat mengatakan bahwa intensitasnya konstan dari dulu sampai sekarang. Tidak mungkin konstan. Protes James Shea (1982) yang mengemukakan 12 kepalsuan uniformitarianisme tak seluruhnya benar, dan kita tak perlu meninggalkan unformitarianisme karena itu. Uniformitarianisme mana dulu yang diserang James Shea ? Itu tercampur antara yang digagas James Hutton dengan yang diekstrimkan Charles Lyell. Semua bukti tersedia saat ini baik untuk uniformitarianisme, katastrofisme, maupun aktualisme. Semua proses itu pernah terjadi di Bumi, sedang terjadi, dan akan terjadi. salam, awang Herman Moechtar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: The present is the key to the past. Untuk ahli geologi, kata-kata tersebut indah dan mempunyai makna. Sejauh apa makna tersebut tentunya tergantung dari bagaimana kita dapat mensikapi. Dari pengalaman yang saya dapati selama ini, segala hukum bumi itu harus disikapi secara sederhana dulu jangan melangakah terlalu jauh dulu, karena semua itu merupakan fondasi untruk kita membuat strategi pengungkapan misteri dari bumi itu sendiri. Bapak dan Ibu yang saya kagumi, Dari sudut pandang saya, the present is the the key to the past tersebut mengandung arti bahwa apa yang kita lihat sekarang sebetulnya terjadi juga di masa lalu. OLeh karena itulah, banyak-banyaklah melihat kondisi sekarang karena apa ?. Tugas kita adalah merekonstruksi perisiitiwa bumi yang terjadi sebelumnya. Kemudian ada lagi sentilan yang mengatakan the present is the key to the past and future. Mungklin kalimat itu berbeda dengan apa yang pernah saya tulis pada buletin Iagi NTB (1998 ?) yaitu: the present and the past are the key to the future (sekarang dan masa lalu adalah kunci masa mendatang. Artinya apa ?: sekarang dan masalah lalu adalah kunci untuk masa mendatang. Terus terang dan saya yakin, pemikiran tersebut sulit kita lakukan, kenapa ?, karena hingga kini warga geologi masih mengutak ngatik peristiwa bumi yang sifatnya panjang (Simak waktu kronologis geologi/ sekala waktu geologi). Sebagai contoh: Kita sudah berbesar hati, apabila membahas peristiwa kejadian bumi (misalnya Tersier). Dan lebih bangga lagi kalau sudah bicara yang lebih pendek lagi (misal Miosen), dan semakin senang lagi apabila menelusuri yang lebih pendek lagi (misal Miosen Bawah), dan semakin bertambah senang (khususnya untuk ahli sedimentologi dan stratigrafi) membahas sekuen-stratigrafi (karena dalam Miosen Bawah itru ada 4 ordo 3 (sekuen stratigrafi). Ordo 3 sekuen stratigrafi itu umurnya antara 1 - 10 juta tahun umurnya. Untuk pakar geologi, mempelajari umur yang demikian sudah luar biasa, karena disamping memiliki tenggang waktu yang pendek juga masalah pempelajaran tersebut masih banyak dipertentangkan. Nah kalau begitu, bagaimana kita bisa bicara mengenai masa mendatang ?. Wong kerja kita, merekonstruksi fosil peristiwa bumi dalam sekala waktu yang panjang. Jangan lupa, fosil-fosil peristiwa bumi masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman di masa mendatang karena peristiwanya sudah selesai (seperti: peristiwa Mesozoikum, Kenozoikum, Tersier, Miosen dan sebagainya). Lalu bagaimana dan kenapa ?. Jawabnya hanya pada peristiwa Kuarter, karena prosesnya telah, sedang, dan akan berlangsung. Sekarang dan masa lalu adalah konci untuk masa mendatang ?, artinya dengan data yang kita peroleh, kita rekonstruksi masa lalu, dan lihat kondisi sekarang, lalu ramalkan untuk masa mendatang (maaf mungkin saya salah, tapi ini pemikiran saya pribadi, yang tentunya punya dasar). Pada tahun 1995 pada seminar akademis di Unpad, saya pernah menyampaikan makalah saya, judulnya: Periodik dan episodik proases dinamika peristiwa bumi ditinjau dari aspek sedimentologi dan stratigrafi.KIra-kira saya berasumsi ketika itu, bahwa: 1.Pertama, rangkaian dari peristiwa ke peristiwa bumi akan berkaitan erat dengan evolusi perubahan lingkungan di masa lalu, kini dan mendatang.Oleh karena itu, rekonstruksi siklus peristiwa bumi akan menjadi salah satu acuan utama dalam pemahaman apa arti dari dinamika bumi itu sendiri. 2.Kedua, Yang dimaksud dengan perisitiwa bumi adalah proses yang berkesinambungan dan miliki lama dan waktu-waktu tertentu sebagai siklus peristiwa tersebut, diantaranya siklus-siklus dari tektonik, fluktuasi muka laut, sirkulasi iklim, atau ? (siklus magmatism dan eruptions) 3.Ketiga, rekaman dari siklus proses bumi (pproses eksternal) tersebut akan diperoleh dari produk hasil kegiatannnya atau jejak-jejaknya berupa batuan/endapan dan pelapukan yang didalamnya terkandung proses pembentukannya (proses internal). Analisis kejadian dinamis (proses eksternal) telah banyak dilakukan oleh ahli kebumian dari fisika, geofisika, biologi, geografi fisika, astronomi, dan masih langka untuk geologi (khuasusnya di Indonesia belum ada/ mohon maaf). 4..Keempat, secara sederhana mekanisme peristiwa bumi itu memiliki Proses tentunya (sikslus kejadian), yang selanjutnya meninggalkan produk/hasilnya (rekonstruksi siklus tersebut). Tentunya saya tidak akan lebih jauh lagi membahas, tapi dalam benak saya waktu dan peristiwa bumi tersebut saya bedakan, menjadi: 1.Ordo 1 (mega siklus), ordo 2 (super siklus), ordo 3 (gabunagan siklus). Waktu peristiwanya adalah berhubungan dengan global tektonik dan muka laut yang identik dengan Falsafah dari exxon methods (genetika fasies dari mega sekuen, super sekuen, dan sekuen. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah sifatnya episodik sudah menjadi fosil yang tidak ada kaitannya dengan kondisi sekarang. 2.Ordo 4 - 7(siklus eccentricity, obliquity, Precession) yang waktunya sebagai siklus 400.000, 100.000, 40.000, dan 20.000 tahun. Apabila kita mampu merekonstruksi maka mudah-mudahan kita bisa meramalnya (for future) 3.Siklus ?, lebih kecil dari 20.000, mungkin klasifikasi jonhsons (1977): 1-10 tahun, 10-100 tahun, dan 100-1000 tahun (?). Saya belum berani menyatakannya karena belum menemukan siklus tersebut.sifatnya tentu periodik 4.Siklus basah-kering (siklus 1 tahun), kemarau/ hujan). Juga periodik 5.Siang malam sebagai sikkus terkecil dari peritiwa bumi (siklus 1 hari) sifatnya periodik seperti pasang-surut. Sebagai pendahuluan saya rasa cukup dulu. Kesimpulannya sebelum mengeluarkan pemikiran menganai masa lalu, sekarang, dan mendatang, sebaiknya perlu dipkirkan: (1)pengertian dan pemahaman mengenai periodik dan episodik proses bumi yang akan membawa kita kepemahaman bahwa suatu peristiwa bumi pada hakekatnya berlangsung secara teratur dengan waktu dan lamnya suatu proses secara berkala, (2)dengan adanya keberkalaan peristiwa bumi tersebut, maka diharapkan peramalan berdasarkan aspek geologi di masa depan dapat direkonstruksi, dan (3)ujung-ujungnya semua itu termasuk pemahaman terhadap aspek geologi Kuarter (Apa sudah disentuh ?) Wassalam. Herman Moechtar. Arya Nugraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Sukahar Eka, Saya tergelitik dengan kalimat " The Present Is The Key to The Past (and The Future)". Kalimat ini begitu sering saya dengarkan semasa kuliah dahulu. Ada baiknya kita menelaah lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan kalimat ini dan berbagai perdebatan mengenai kalimat ini. The present is the key to the past merupakan sebuah hukum yang dikemukakan oleh James Hutton (1726 1797) yang selama ini selalu diajarkan pada setiap mahasiswa yang menempuh jurusan geologi. Hukum ini dikenal sebagai hukum uniformitarianisma. Hukum ini menerangkan bahwa semua proses yang terjadi pada saat ini, terjadi juga pada masa lampau, dengan demikian produk-produk geologi yang dapat kita lihat saat ini, proses-proses geologi pada masa lampaunya dapat dijelaskan dengan mengacu pada proses-proses geologi yang terjadi saat ini. Hukum uniformitarianisma ini sangat dipegang teguh oleh James Hutton, bahkan pada perkembangannya telah menjadi sebuah teori absolut yang dianut oleh para pengikutnya. Salah satu orang yang memegang teguh konsep uniformitarianisma adalah Charles Lyell. Charles Lyell bahkan kemudian mengembangkan teori uniformitarianisma memasuki tahap ekstrim, dimana ia mengemukakan bahwa teori uniformitarianisma hanya mengakui bahwa proses geologi berlaku secara berangsur dan lambat (steady state concepts). Selayaknya sebuah teori, maka teori uniformitarianisma juga memiliki berbagai macam teori tandingan yang sama sekali bertentangan dengan teori uniformitarianisma. Berbagai macam teori tersebut antara lain adalah : 1. Teori katatrofisma yang dianut oleh Cuvier menjelaskan bahwa semua proses geologi yang terjadi pada akhirnya akan diakhiri oleh sebuah kehancuran yang sifatnya global, sementara pada teori uniformitarianisma, faktor katatrofisma ini sama sekali diabaikan. 2. Teori geological succession yang dianut oleh Werner menjelaskan bahwa semua proses geologi terjadi secara unidirectional (satu arah), sementara pada teori uniformitarianisma, proses geologi terjadi secara bidirectional dan merupakan geological cycles. 3. Teori neptunisma yang dianut oleh Werner menjelaskan bahwa batuan granit dan basalt berasal dari pengendapan kimiawi pada zaman Primitive dan Transition, sementara pada teori uniformitarianisma, batuan granit dan basalt berasal dari cairan panas dari dalam bumi yang kemudian disebut magma. Teori-teori tersebut sebagian dapat dipatahkan pendapatnya oleh teori uniformitarianisma, sementara yang lainnya kini menjadi perdebatan sengit diantara para geolog. Hal yang menarik untuk dibahas adalah adanya perkembangan teori uniformitarianisma sehingga teori tersebut menjadi sangat kaku dan menjadi 'tidak nyaman untuk digunakan sebagai teori dasar geologi modern. James H. Shea, seorang sedimentologist yang juga seorang pengajar pada University of Wisconsin-Parkside mengemukakan dua belas kesalahfahaman teori uniformitarianisma yang terjadi saat ini. Menurut James H. Shea, dua belas kesalahfahaman teori uniformitarianisma yang terjadi saat ini telah benar-benar mengganggu pola pikirnya sebagai seorang sedimentologist, dimana ia sangat menyesal bila kesalahfahaman ini tidak dikemukakan dan diperbaiki maka akan berakibat buruk pada ilmu geologi itu sendiri. Dua belas kesalahfahaman teori uniformitarianisma itu adalah : 1. Uniformitarianisma bersifat unik untuk geologi, sementara pada kenyataannya teori uniformitarianisma yang mengatakan bahwa proses yang terjadi pada saat ini juga terjadi pada masa lampau juga terjadi pada bidang lain, seperti kimia dan fisika. Para ilmuwan kimia dan fisika juga berhadapan dengan penelitian-penelitian dimana mereka berhadapan dengan suatu produk tanpa mengetahui proses yang terjadi sebelumnya. Singkat kata, uniformitarianisma tidak bersifat unik untuk geologi tapi merupakan hal yang umum bagi sains. 2. Uniformitarianisma pertama kali diperkenalkan oleh James Hutton, sementara pada kenyataannya James Hutton bukanlah orang yang pertama kali memperkenalkan konsep ini. Herodotus (484 425 BC), Leonardo Da Vinci (1425 1519), Nicolaus Steno (1638 1686) dan lainnya telah memperkenalkan teori uniformitarianisma jauh hari bahkan sebelum James Hutton lahir. James Hutton hanya mengembangkan teori komprehensif dari teori uniformitarianisma geologi. 3. Uniformitarianisma dinamakan oleh Charles Lylell, sementara pada kenyataanya penamaan uniformitarianisma dinamakan oleh Whewell (1832 p. 126). 4. Uniformitarianisma sebaiknya disebut sebagai actualism karena mengacu kepada proses yang terjadi saat ini dan nyata, sementara pada kenyataannya aktualisma berasal dari bahasa perancis actuel yang berarti sementara sehingga penamaan tersebut menjadi kontradiktif. 5. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hanya proses geologi saat ini yang juga terjadi pada masa lampau, sementara pada kenyataannya banyak terdapat proses geologi masa lampau yang tidak terjadi pada saat ini, sebagai contoh adalah K-T boundary dan sebagainya. 6. Uniformitarianisma berpendapat bahwa intensitas dari proses geologi adalah sama setiap waktu, sementara pada kenyataannya bahwa proses geologi memiliki intensitas yang berbeda-beda, sebagai contoh adalah variasi dari pemekaran kerak samudera, glasiasi pada masa pleistosen, dan sebagainya. 7. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hanya proses berangsur dan nonkatastrofis yang terjadi selama sejarah pembentukan bumi, sementara pada kenyataannya terdapat banyak proses geologi yang sifatnya tidak berangsur dan bersifat katastrofis, sebagai contoh adalah pembanjiran Spokane, arus turbidit Gran Banks tahun 1929, dan sebagainya. 8. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hanya terdapat sedikit perubahan kondisi bumi selama kurun waktu geologi, sementara pada kenyatannya terdapat berbagai macam perubahan ekstrim yang terjadi pada bumi, sebagai contoh adalah terjadinya global sea level changes, kepunahan massal pada masa Mesozoic, dan sebagainya. 9. Uniformitarianisma berpendapat bahwa umur bumi sangat tua, sementara hal ini tidak didukung oleh bukti-bukti empiris sehingga pendapat uniformitarianisma tentang umur bumi harus diabaikan. 10. Uniformitarianisma adalah sebuah teori atau hipotesis dan dapat dilakukan pengujian, sementara pada kenyataannya uniformitarianisma hanya mengarahkan kita untuk mengembangkan dan memilih diantara berbagai macam hipotesis yang sifatnya substansif dan prinsip dasarnya hanya berupa kenyataan alam sehingga bukan merupakan subyek yang dapat diverifikasi atau dilakukan pengujian. 11. Uniformitarianisma berlaku untuk menentukan sejarah geologi dari produk geologi yang ada saat ini dan hanya berlaku untuk permukaan bumi atau kerak bumi, sementara pada kenyataannya sangat sulit untuk membuat simulasi proses geologi yang terjadi pada masa lampau bahkan di sebuah laboratorium canggih sekalipun. 12. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hukum yang mengatur alam selalu tetap dalam hal dimensi dan waktu, sementara pada kenyataannya tidak ada hukum yang mengatur alam, yang ada hanyalah alam yang berperilaku sesuai dengan keharusannya. Saya sendiri berpendapat, bahwa apa yang dikemukakan oleh James H. Shea merupakan sebuah pencerahan / enlightment bagi sebuah teori yang selama ini diajarkan di bangku perkuliahan yang mencoba untuk memperbaiki pemikiran yang ada selama ini. Teori uniformitarianisma harus melakukan penyesuaian dengan berbagai fakta geologi yang ditemukan dan berkembang saat ini, seperti fakta tentang tumbukan meteorit (yang dapat dihubungkan dengan teori katatrofisma) atau fakta tentang berbagai macam produk geologi masa lampau yang tidak dapat dilihat contoh prosesnya pada masa kini. Teori Uniformitarianisma seharusnya mengajarkan bagaimana cara berpikir sebagai seorang ilmuwan, bukan mengajarkan bagaimana alam seharusnya berlaku. Salam, Arya Nugraha x96018 eka adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear rekan-rekan Geo Unpad Akhir-akhir ini isu mengenai Global Climate Change semakin populer, pada kesempatan ini apakah ada dari rekan-rekan yang bisa memberikan pencerahan mengenai perubahan iklim ditinjau dari segi ilmu geologi (tektonik dan/atau sedimentologi) ? Bagaimana dampak perubahan iklim ini kemasa yang akan datang di bumi yang kita pijak ini ? Mungkinkah ada istilah The Present is Key to Future .... Salam, Sukahar Eka __________________________________________________________ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed] __._,_.___ Messages in this topic (21) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Moderators: Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]> Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]> Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]> Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]> Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]> Andri'2004 <[EMAIL PROTECTED]> Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 4 New Members Visit Your Group Yahoo! Kickstart Sign up today! new professional network from Yahoo!. Curves on Yahoo! Share & discuss Curves, fitness and weight loss. Y! Messenger Send pics quick Share photos while you IM friends. . __,_._,___ --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.