Pak Herman,
   
  Kita tak/belum bisa meramal kapan gempa itu akan terjadi, tetapi kita tahu 
bahwa selama suatu tempat berposisi pada tepi konvergen lempeng maka selama 
itulah gempa akan terus terjadi. Suatu saat ia kemudian akan berubah menjadi 
tepi konvergen atau passive margin, maka intensitas gempanya akan berkurang. 
   
  Pola akresi - assembling of terranes membentuk benua atau superbenua, lalu 
kemudian pecah, slivering, dis-assembling of terranes selalu terjadi sejak 
Archaen, Proterozoic, dan Phanerozoic. Menyatu-berpisah-menyatu-berpisah, dst, 
dst. Kita pernah punya superbenua Pannotia yang lalu tercerai berai, lalu 
bersatu lagi jadi Rodinia, yang lalu tercerai berai lagi, lalu menjadi Pangaea, 
dst..dst...
   
  Dengan melihat pola2 itu, selama Earth Machine ini masih punya energi, maka 
seluruh proses geologi akan terus terjadi. Prosesnya yang abadi (bila masih ada 
energi), bukan intensitasnya. Kita telah cukup mengetahui bagaimana pola 
kelakuan Bumi ini selama 4000 juta tahun, maka itu akan menjadi dasar bagaimana 
kita memprediksinya ke depan. Dalam hal ini "the past is the key to the 
future". 
   
  Kalau hanya berdasar kepada Kala Pleistosen atau Holosen saja memprediksi 
masa depan Bumi, maka masih terlalu pendek, bayangkan, periode itu hanya 2 juta 
tahun dari episode sejarah Bumi yang sudah 4560 juta tahun umurnya (data umur 
terbaru berdasarkan Gradstein et al., 2004 - Geologic Time Scale). Kita perlu 
masuk ke puluhan, atau ratusan, bahkan ribuan juta tahun rock record untuk 
mengetahui pola sesungguhnya Bumi itu.
   
  salam,
  awang
  
Herman Moechtar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Saya setuju sekarang untuk memahami masa lalu, dan masa lalu dan 
sekarang adalah konci memahami masa mendatang. Cuma kalau sepotong-potong masa 
lalu kita pahami, maka aselama kita tidak akan paham masa mendatang karena ada 
tenggang waktu yang hhilang atau tidak berkesinambungan. Misalnya, kita hanya 
punya data waktu Miosen tentu saja kita tidak bisa membaca peristiwa medatang. 
Dalam pemahaman saya future adalah diartikan sebagai metramal peristiwa 
mendatang. Oleh karena itu, kalau ingin memahami masa mendatang, kita harus 
mengutik minimal data Plistosen Akhir-Holosen hingga Resen. Jadi disini saya 
artikan past adalah m,etrekonstruksi masa lalu, tapi future meramal masa 
mendatang. Tentu akan banyak protes akan hal tersebut, karena sebagian dari 
kita bertahan bahwa peristiwa bumi tersebut tidak bisa diramalkan. Apa mampu 
kita meramal gempa ke depan atau erupsi mendatang ?. Yang jelas itu bisa 
dilakukan, akan tetapi ssampai saat ini manusia khususnya ahli kebumian
 MASIH BELUM
MAMPU MELAKUKANNYA>

Selain itu, tidak ada siklus datau sekuen yang konstan, itu betul. Bisa dilihat 
dari kurva perubahan muka laut dari berbagai model terutama kurva Haq. Pada 
tahun 1989 saya pernah kursus selama 10 bulan dari Prof. Hay dari MIT (USA) 
yang diundang khusus ke Utrecht untuk belajar climate. Beliau adalah ahli 
geologi yang mendalami climate yang ketika itu sudah berumur kurang lebih 70 
tahun. Saya masih ingat kata beliau: siklus peristiwa bumi itu ada dan dari 
waktu ke waktu bervariasi dan tidak akan pernah konstan. Dan dari variasai 
itulah akan terlihat bagimana perjalanan dari tingkah laku bumi dari waktu ke 
waktu. Katanya pada Yura adalah puncak dari cimatic optimum universal yangt 
ordonya terbesar, kemudian Miosen Tengah puncak dari climatic optimum 
Kenozoikum yang ordonya lebih kecil, dan Plistosen Tengah sebagai puncak dari 
climatic optimum Kuarter. Sungguh teratur dan indah.


Herman Moechtar

Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
T.S. Eliot, sastrawan Amerika/Inggris terkenal, menulis syair berikut ini di 
dalam buku kumpulan puisinya "Four Quartets" (1936, meraih hadiah Nobel 
kesusastraan)

Time present and time past
Are both perhaps present in time future,
And time future contained in time past.

James Hutton, yang dianggap sebagai bapak geologi moderen, menulis kalimat 
berikut ini dalam bukunya "Theory of the Earth" (1795)

"No vestige of a beginning, no prospect of an end"

Apakah maksud kedua tokoh ini dengan kalimat-kalimat yang ditulisnya ? Saya 
menafsirkannya sebagai siklus waktu. Kita bisa berdiskusi soal konsep waktu, 
ini akan panjang lebar dan lintas ilmu serta dimensi.

Tetapi yang dimaksudkan Eliot adalah bahwa masa lalu, masa sekarang, dan masa 
depan adalah relatif. Sedangkan yang dimaksudkan Hutton adalah proses-proses 
geologi yang bersiklus sehingga kita tak bisa melihat sisa dari permulaan, juga 
tak bisa melihat kemungkinan berakhirnya. Ini ditulisnya dalam rangka 
pengamatannya yang kemudian disebut sebagai uniformitarianisme.

Semua orang yang pernah membandingkan struktur sedimen Resen yang nampak di 
galian parit di pantai dengan yang pernah dilihatnya di singkapan batuan 
katakanlah berumur 15 juta tahun akan takjub bahwa perlapisan silang yang 
dilihatnya di pantai persis sama dengan perlapisan silang yang dilihatnya di 
batuan. Dengan mempelajari semua proses yang membentuk struktur sedimen Resen 
itu ia dapat memperkirakan bagaimana kejadian struktur sedimen yang diamatinya 
di batuan berumur Miosen Tengah itu. Di sini ia akan melihat, bahwa "the 
present is the key to the past".

Lalu, katakanlah pada suatu hari ia menemukan lagi perlapisan silang di 
singkapan batuan berumur 170 juta tahun yang persis sama dengan yang pernah 
dilihatnya di batuan berumur 15 juta tahun. Maka, ia berpikir, lapisan silang 
di batuan berumur 170 juta, 15 juta, dan sedimen Resen semuanya sama. Apa 
artinya ? Proses-proses yang membentuknya berulang-ulang. Dapatkah kemudian ia 
berharap bahwa proses ini akan terjadi juga 5 juta tahun yang akan datang ? 
Mengapa tidak ? Bila begitu, dapatkah ia berpendapat bahwa "the present is the 
key to the future ?" Mengapa tidak ? 

Siklus Milankovitch 40.000 tahun atau 27.000 tahun karena presisi Bumi saat 
berotasi mengelilingi Matahari kita tahu mempengaruhi pola pengendapan sedimen 
berorde tinggi dalam hirarki stratigrafi. Itu terus berulang terjadi sejak dulu 
sampai sekarang. Prosesnya akan terjadi terus, hanya intensitasnya yang 
berlainan. Seperti kata Lord Kelvin, Bumi ibarat mesin, ia tak mungkin selalu 
sekuat seperti ketika baru, ketika ia muda. Ia juga akan meluruh, sehingga bisa 
saja untuk siklus yang dulunya bisa diselesaikan 40.000 tahun barangkali kelak 
akan 50.000 tahun, sehingga orde hirarki stratigrafinya berubah. Tetapi 
prosesnya tetap, hanya intensitasnya berlainan dari zaman ke zaman.

Sampai di sini Charles Lyell dalam bukunya "Principles of Geology" (1830) 
membuat kesalahan saat mengatakan bahwa intensitasnya konstan dari dulu sampai 
sekarang. Tidak mungkin konstan. Protes James Shea (1982) yang mengemukakan 12 
kepalsuan uniformitarianisme tak seluruhnya benar, dan kita tak perlu 
meninggalkan unformitarianisme karena itu. Uniformitarianisme mana dulu yang 
diserang James Shea ? Itu tercampur antara yang digagas James Hutton dengan 
yang diekstrimkan Charles Lyell. Semua bukti tersedia saat ini baik untuk 
uniformitarianisme, katastrofisme, maupun aktualisme. Semua proses itu pernah 
terjadi di Bumi, sedang terjadi, dan akan terjadi.

salam,
awang

Herman Moechtar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
The present is the key to the past. Untuk ahli geologi, kata-kata tersebut 
indah dan mempunyai makna. Sejauh apa makna tersebut tentunya tergantung dari 
bagaimana kita dapat mensikapi. Dari pengalaman yang saya dapati selama ini, 
segala hukum bumi itu harus disikapi secara sederhana dulu jangan melangakah 
terlalu jauh dulu, karena semua itu merupakan fondasi untruk kita membuat 
strategi pengungkapan misteri dari bumi itu sendiri.

Bapak dan Ibu yang saya kagumi,

Dari sudut pandang saya, the present is the the key to the past tersebut 
mengandung arti bahwa apa yang kita lihat sekarang sebetulnya terjadi juga di 
masa lalu. OLeh karena itulah, banyak-banyaklah melihat kondisi sekarang karena 
apa ?. Tugas kita adalah merekonstruksi perisiitiwa bumi yang terjadi 
sebelumnya. Kemudian ada lagi sentilan yang mengatakan the present is the key 
to the past and future. Mungklin kalimat itu berbeda dengan apa yang pernah 
saya tulis pada buletin Iagi NTB (1998 ?) yaitu: the present and the past are 
the key to the future (sekarang dan masa lalu adalah kunci masa mendatang. 
Artinya apa ?: sekarang dan masalah lalu adalah kunci untuk masa mendatang. 
Terus terang dan saya yakin, pemikiran tersebut sulit kita lakukan, kenapa ?, 
karena hingga kini warga geologi masih mengutak ngatik peristiwa bumi yang 
sifatnya panjang (Simak waktu kronologis geologi/ sekala waktu geologi). 
Sebagai contoh: Kita sudah berbesar hati, apabila membahas peristiwa
kejadian bumi (misalnya Tersier). Dan lebih bangga lagi kalau sudah bicara yang 
lebih pendek lagi (misal Miosen), dan semakin senang lagi apabila menelusuri 
yang lebih pendek lagi (misal Miosen Bawah), dan semakin bertambah senang 
(khususnya untuk ahli sedimentologi dan stratigrafi) membahas 
sekuen-stratigrafi (karena dalam Miosen Bawah itru ada 4 ordo 3 (sekuen 
stratigrafi). Ordo 3 sekuen stratigrafi itu umurnya antara 1 - 10 juta tahun 
umurnya. Untuk pakar geologi, mempelajari umur yang demikian sudah luar biasa, 
karena disamping memiliki tenggang waktu yang pendek juga masalah pempelajaran 
tersebut masih banyak dipertentangkan. Nah kalau begitu, bagaimana kita bisa 
bicara mengenai masa mendatang ?. Wong kerja kita, merekonstruksi fosil 
peristiwa bumi dalam sekala waktu yang panjang. Jangan lupa, fosil-fosil 
peristiwa bumi masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman di masa mendatang karena 
peristiwanya sudah selesai (seperti: peristiwa Mesozoikum, Kenozoikum, Tersier,
Miosen dan sebagainya). Lalu bagaimana dan kenapa ?. Jawabnya hanya pada 
peristiwa Kuarter, karena prosesnya telah, sedang, dan akan berlangsung.

Sekarang dan masa lalu adalah konci untuk masa mendatang ?, artinya dengan data 
yang kita peroleh, kita rekonstruksi masa lalu, dan lihat kondisi sekarang, 
lalu ramalkan untuk masa mendatang (maaf mungkin saya salah, tapi ini pemikiran 
saya pribadi, yang tentunya punya dasar). Pada tahun 1995 pada seminar akademis 
di Unpad, saya pernah menyampaikan makalah saya, judulnya: Periodik dan 
episodik proases dinamika peristiwa bumi ditinjau dari aspek sedimentologi dan 
stratigrafi.KIra-kira saya berasumsi ketika itu, bahwa:
1.Pertama, rangkaian dari peristiwa ke peristiwa bumi akan berkaitan erat 
dengan evolusi perubahan lingkungan di masa lalu, kini dan mendatang.Oleh 
karena itu, rekonstruksi siklus peristiwa bumi akan menjadi salah satu acuan 
utama dalam pemahaman apa arti dari dinamika bumi itu sendiri.
2.Kedua, Yang dimaksud dengan perisitiwa bumi adalah proses yang 
berkesinambungan dan miliki lama dan waktu-waktu tertentu sebagai siklus 
peristiwa tersebut, diantaranya siklus-siklus dari tektonik, fluktuasi muka 
laut, sirkulasi iklim, atau ? (siklus magmatism dan eruptions)
3.Ketiga, rekaman dari siklus proses bumi (pproses eksternal) tersebut akan 
diperoleh dari produk hasil kegiatannnya atau jejak-jejaknya berupa 
batuan/endapan dan pelapukan yang didalamnya terkandung proses pembentukannya 
(proses internal). Analisis kejadian dinamis (proses eksternal) telah banyak 
dilakukan oleh ahli kebumian dari fisika, geofisika, biologi, geografi fisika, 
astronomi, dan masih langka untuk geologi (khuasusnya di Indonesia belum ada/ 
mohon maaf). 
4..Keempat, secara sederhana mekanisme peristiwa bumi itu memiliki Proses 
tentunya (sikslus kejadian), yang selanjutnya meninggalkan produk/hasilnya 
(rekonstruksi siklus tersebut).

Tentunya saya tidak akan lebih jauh lagi membahas, tapi dalam benak saya waktu 
dan peristiwa bumi tersebut saya bedakan, menjadi:

1.Ordo 1 (mega siklus), ordo 2 (super siklus), ordo 3 (gabunagan siklus). Waktu 
peristiwanya adalah berhubungan dengan global tektonik dan muka laut yang 
identik dengan Falsafah dari exxon methods (genetika fasies dari mega sekuen, 
super sekuen, dan sekuen. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah sifatnya episodik 
sudah menjadi fosil yang tidak ada kaitannya dengan kondisi sekarang.
2.Ordo 4 - 7(siklus eccentricity, obliquity, Precession) yang waktunya sebagai 
siklus 400.000, 100.000, 40.000, dan 20.000 tahun. Apabila kita mampu 
merekonstruksi maka mudah-mudahan kita bisa meramalnya (for future)
3.Siklus ?, lebih kecil dari 20.000, mungkin klasifikasi jonhsons (1977): 1-10 
tahun, 10-100 tahun, dan 100-1000 tahun (?). Saya belum berani menyatakannya 
karena belum menemukan siklus tersebut.sifatnya tentu periodik
4.Siklus basah-kering (siklus 1 tahun), kemarau/ hujan). Juga periodik
5.Siang malam sebagai sikkus terkecil dari peritiwa bumi (siklus 1 hari) 
sifatnya periodik seperti pasang-surut.

Sebagai pendahuluan saya rasa cukup dulu. Kesimpulannya sebelum mengeluarkan 
pemikiran menganai masa lalu, sekarang, dan mendatang, sebaiknya perlu 
dipkirkan: (1)pengertian dan pemahaman mengenai periodik dan episodik proses 
bumi yang akan membawa kita kepemahaman bahwa suatu peristiwa bumi pada 
hakekatnya berlangsung secara teratur dengan waktu dan lamnya suatu proses 
secara berkala, (2)dengan adanya keberkalaan peristiwa bumi tersebut, maka 
diharapkan peramalan berdasarkan aspek geologi di masa depan dapat 
direkonstruksi, dan (3)ujung-ujungnya semua itu termasuk pemahaman terhadap 
aspek geologi Kuarter (Apa sudah disentuh ?)

Wassalam.

Herman Moechtar.

Arya Nugraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Sukahar Eka,

Saya tergelitik dengan kalimat " The Present Is The Key to The Past (and The 
Future)". Kalimat ini begitu sering saya dengarkan semasa kuliah dahulu. Ada 
baiknya kita menelaah lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan kalimat 
ini dan berbagai perdebatan mengenai kalimat ini.

“The present is the key to the past” merupakan sebuah hukum yang dikemukakan 
oleh James Hutton (1726 – 1797) yang selama ini selalu diajarkan pada setiap 
mahasiswa yang menempuh jurusan geologi. Hukum ini dikenal sebagai hukum 
uniformitarianisma. Hukum ini menerangkan bahwa semua proses yang terjadi pada 
saat ini, terjadi juga pada masa lampau, dengan demikian produk-produk geologi 
yang dapat kita lihat saat ini, proses-proses geologi pada masa lampaunya dapat 
dijelaskan dengan mengacu pada proses-proses geologi yang terjadi saat ini.

Hukum uniformitarianisma ini sangat dipegang teguh oleh James Hutton, bahkan 
pada perkembangannya telah menjadi sebuah teori absolut yang dianut oleh para 
pengikutnya. Salah satu orang yang memegang teguh konsep uniformitarianisma 
adalah Charles Lyell. Charles Lyell bahkan kemudian mengembangkan teori 
uniformitarianisma memasuki tahap ekstrim, dimana ia mengemukakan bahwa teori 
uniformitarianisma hanya mengakui bahwa proses geologi berlaku secara berangsur 
dan lambat (steady state concepts).

Selayaknya sebuah teori, maka teori uniformitarianisma juga memiliki berbagai 
macam teori ‘tandingan’ yang sama sekali bertentangan dengan teori 
uniformitarianisma. Berbagai macam teori tersebut antara lain adalah :
1. Teori katatrofisma yang dianut oleh Cuvier menjelaskan bahwa semua proses 
geologi yang terjadi pada akhirnya akan diakhiri oleh sebuah kehancuran yang 
sifatnya global, sementara pada teori uniformitarianisma, faktor katatrofisma 
ini sama sekali diabaikan.
2. Teori geological succession yang dianut oleh Werner menjelaskan bahwa semua 
proses geologi terjadi secara unidirectional (satu arah), sementara pada teori 
uniformitarianisma, proses geologi terjadi secara bidirectional dan merupakan 
geological cycles.
3. Teori neptunisma yang dianut oleh Werner menjelaskan bahwa batuan granit dan 
basalt berasal dari pengendapan kimiawi pada zaman Primitive dan Transition, 
sementara pada teori uniformitarianisma, batuan granit dan basalt berasal dari 
cairan panas dari dalam bumi yang kemudian disebut magma.
Teori-teori tersebut sebagian dapat dipatahkan pendapatnya oleh teori 
uniformitarianisma, sementara yang lainnya kini menjadi perdebatan sengit 
diantara para geolog.

Hal yang menarik untuk dibahas adalah adanya perkembangan teori 
uniformitarianisma sehingga teori tersebut menjadi sangat ‘kaku’ dan menjadi 
'tidak nyaman’ untuk digunakan sebagai teori dasar geologi modern. James H. 
Shea, seorang sedimentologist yang juga seorang pengajar pada University of 
Wisconsin-Parkside mengemukakan dua belas kesalahfahaman teori 
uniformitarianisma yang terjadi saat ini.

Menurut James H. Shea, dua belas kesalahfahaman teori uniformitarianisma yang 
terjadi saat ini telah benar-benar mengganggu pola pikirnya sebagai seorang 
sedimentologist, dimana ia sangat menyesal bila kesalahfahaman ini tidak 
dikemukakan dan diperbaiki maka akan berakibat buruk pada ilmu geologi itu 
sendiri.

Dua belas kesalahfahaman teori uniformitarianisma itu adalah :
1. Uniformitarianisma bersifat unik untuk geologi, sementara pada kenyataannya 
teori uniformitarianisma yang mengatakan bahwa proses yang terjadi pada saat 
ini juga terjadi pada masa lampau juga terjadi pada bidang lain, seperti kimia 
dan fisika. Para ilmuwan kimia dan fisika juga berhadapan dengan 
penelitian-penelitian dimana mereka berhadapan dengan suatu produk tanpa 
mengetahui proses yang terjadi sebelumnya. Singkat kata, uniformitarianisma 
tidak bersifat unik untuk geologi tapi merupakan hal yang umum bagi sains.
2. Uniformitarianisma pertama kali diperkenalkan oleh James Hutton, sementara 
pada kenyataannya James Hutton bukanlah orang yang pertama kali memperkenalkan 
konsep ini. Herodotus (484 – 425 BC), Leonardo Da Vinci (1425 – 1519), Nicolaus 
Steno (1638 – 1686) dan lainnya telah memperkenalkan teori uniformitarianisma 
jauh hari bahkan sebelum James Hutton lahir. James Hutton hanya mengembangkan 
teori komprehensif dari teori uniformitarianisma geologi.
3. Uniformitarianisma dinamakan oleh Charles Lylell, sementara pada kenyataanya 
penamaan uniformitarianisma dinamakan oleh Whewell (1832 p. 126).
4. Uniformitarianisma sebaiknya disebut sebagai ‘actualism’ karena mengacu 
kepada proses yang terjadi saat ini dan nyata, sementara pada kenyataannya 
aktualisma berasal dari bahasa perancis ‘actuel’ yang berarti sementara 
sehingga penamaan tersebut menjadi kontradiktif.
5. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hanya proses geologi saat ini yang juga 
terjadi pada masa lampau, sementara pada kenyataannya banyak terdapat proses 
geologi masa lampau yang tidak terjadi pada saat ini, sebagai contoh adalah K-T 
boundary dan sebagainya.
6. Uniformitarianisma berpendapat bahwa intensitas dari proses geologi adalah 
sama setiap waktu, sementara pada kenyataannya bahwa proses geologi memiliki 
intensitas yang berbeda-beda, sebagai contoh adalah variasi dari pemekaran 
kerak samudera, glasiasi pada masa pleistosen, dan sebagainya.
7. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hanya proses berangsur dan 
nonkatastrofis yang terjadi selama sejarah pembentukan bumi, sementara pada 
kenyataannya terdapat banyak proses geologi yang sifatnya tidak berangsur dan 
bersifat katastrofis, sebagai contoh adalah pembanjiran Spokane, arus turbidit 
Gran Banks tahun 1929, dan sebagainya.
8. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hanya terdapat sedikit perubahan 
kondisi bumi selama kurun waktu geologi, sementara pada kenyatannya terdapat 
berbagai macam perubahan ekstrim yang terjadi pada bumi, sebagai contoh adalah 
terjadinya global sea level changes, kepunahan massal pada masa Mesozoic, dan 
sebagainya.
9. Uniformitarianisma berpendapat bahwa umur bumi sangat tua, sementara hal ini 
tidak didukung oleh bukti-bukti empiris sehingga pendapat uniformitarianisma 
tentang umur bumi harus diabaikan.
10. Uniformitarianisma adalah sebuah teori atau hipotesis dan dapat dilakukan 
pengujian, sementara pada kenyataannya uniformitarianisma hanya mengarahkan 
kita untuk mengembangkan dan memilih diantara berbagai macam hipotesis yang 
sifatnya substansif dan prinsip dasarnya hanya berupa kenyataan alam sehingga 
bukan merupakan subyek yang dapat diverifikasi atau dilakukan pengujian.
11. Uniformitarianisma berlaku untuk menentukan sejarah geologi dari produk 
geologi yang ada saat ini dan hanya berlaku untuk permukaan bumi atau kerak 
bumi, sementara pada kenyataannya sangat sulit untuk membuat simulasi proses 
geologi yang terjadi pada masa lampau bahkan di sebuah laboratorium canggih 
sekalipun.
12. Uniformitarianisma berpendapat bahwa hukum yang mengatur alam selalu tetap 
dalam hal dimensi dan waktu, sementara pada kenyataannya tidak ada hukum yang 
mengatur alam, yang ada hanyalah alam yang berperilaku sesuai dengan 
keharusannya.

Saya sendiri berpendapat, bahwa apa yang dikemukakan oleh James H. Shea 
merupakan sebuah pencerahan / ‘enlightment’ bagi sebuah teori yang selama ini 
diajarkan di bangku perkuliahan yang mencoba untuk memperbaiki pemikiran yang 
ada selama ini. Teori uniformitarianisma harus melakukan penyesuaian dengan 
berbagai fakta geologi yang ditemukan dan berkembang saat ini, seperti fakta 
tentang tumbukan meteorit (yang dapat dihubungkan dengan teori katatrofisma) 
atau fakta tentang berbagai macam produk geologi masa lampau yang tidak dapat 
dilihat contoh prosesnya pada masa kini. Teori Uniformitarianisma seharusnya 
mengajarkan bagaimana cara berpikir sebagai seorang ilmuwan, bukan mengajarkan 
bagaimana alam seharusnya berlaku.

Salam,
Arya Nugraha
x96018

eka adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear rekan-rekan Geo Unpad

Akhir-akhir ini isu mengenai Global Climate Change semakin populer, 
pada kesempatan ini apakah ada dari rekan-rekan yang bisa memberikan pencerahan 
mengenai perubahan iklim ditinjau dari segi ilmu geologi (tektonik dan/atau 
sedimentologi) ? 
Bagaimana dampak perubahan iklim ini kemasa yang akan datang di bumi yang kita 
pijak ini ?
Mungkinkah ada istilah The Present is Key to Future ....

Salam,

Sukahar Eka

__________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. 
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 

---------------------------------
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]

---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

---------------------------------
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]

---------------------------------
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



__._,_.___   Messages in this topic (21) Reply (via web post) | Start a new 
topic 
  Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 
  Moderators:
Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]>
Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]>
Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]>
Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]>
Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]>
Andri'2004 <[EMAIL PROTECTED]> 
   
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

      Recent Activity
    
      4
  New Members

Visit Your Group 
      Yahoo! Kickstart
  Sign up today!
  new professional
  network from Yahoo!.

    Curves on Yahoo!
  Share & discuss
  Curves, fitness
  and weight loss.

    Y! Messenger
  Send pics quick
  Share photos while
  you IM friends.



  .

 
__,_._,___                         

       
---------------------------------
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

Kirim email ke