Yth Abah dan rekans, 1) Sriwiyanto 62..LIPI...saha eta teh Abah.... Setahu saya mah SUWIJANTO.....(62) senior Abah Anom di LIPI, expert nya REMOTE SENSING GEOLOGY..... 2) Masalah penamaan grup kumpul kumpul, bebas lah....apa saja boleh..tapi kalau boleh usul: ALUMNI GEOLOGI ITB ANGKATAN xx-yy. Nama ini 'relatif' abadi (kalau Jurusan dan Departemen sekarang sudah almarhum diganti jadi ProDi, walaupun sekarang bingung juga karena ada istilah LIEUR: Geologi terapan dan non terapan???). Kalau Alumni GEA ITB, bagus...tapi nggak semua anak Geologi ITB adalah GEA, nanti kasihan deh yg bukan anggota GEA. Sampai Angkatan 1977 paling tidak, semua anak geologi ITB yach GEA, tetapi setelah itu banyak juga yg 'tidak berhak pakai jaket kuning' alias tidak ikut OS Jurusan, dengan alasan macam-macam. Belum lagi kita harus mengadop teman-teman yang hanya S2/S3 di Geologi ITB, kan Alumni Geologi ITB juga..walaupun S1 nya dimana mana..atau teman-teman yang S1 nya setengah di ITB (ex AGP/PPTMGB Cepu/Sarmud UPN, pada ngambil amfulen sekitar 2 tahun terus Thesis....Zaman akhir 70 an banyak tuh.... 3) Kalau kebetulan setelah ngumpul terus pada ingin 'usaha/bisnis bareng' itu sih biasa...tak usah dipermasalahkan.....
Salam: Abah ANOM (TPS) -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 11, 2008 10:26 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]; Toto Santosa; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] REUNI ALUMNI GEA ITB 1960 - 1965 > Rekan Rekan Terpaksa Si Abah harus bicara nich , agar tidak jadi salah faham mengenai forum yang disebutkan oleh Mang Okim Mungkin perlu disampaikan maksd dari forum ini sebagaimana dikatakan oleh penggagas Gio (Giovani Wiyarto Gl 61). Pertemuan ini dimaksudkan sebagai ajang kangen kangenan dari mahasiswa yang sering kumpul nunggu kuliah , atau bareng kuliah atau praktikum pada era masa belajar kl thn 1965 s/d thn 1970-an. Sama sama mengerjakan proyek juga merupakan ajang dimana para mahasiswa tersebut menjadi lebih akrab , contoh Ekplorasi Pertemina di Sultra 1968/70 melibatkan 16 mahasiwa gl 62 – 65. Jadi merupakan kumpulan kumpulan mahsiswa/i dari berbagai angkatan yang merasa AKRAB ( disitu juga ada mahasiswa yang suka menyendiri dan mungkin akrab dengan mahasiswa yang lain in fakta-nya), dus tidak ada kaitan bahwa reuni ini merupakan formil reuni angkatan. Jadi pada awalnya forum ini tidak bernama. Tuan rumah pertemuan terakhir menamakan Reuni Gea 1960 - 1965 Kumpulan mahasiswa ini sangat beragam dari yang sangat pintar sepertiAdjat Sydrajat 60 ,Sudjatmiko 60 , Zanial Achmad 63 , sampai yang rajin rajin seperti Toto Santosa 63, Supardiono 62 , yang lambat seperti si Abah 63 , Maruhum Hutabarat 57 menjadi akrab dalam stuasi tahun 1965-1967 dimana kegiatan kurikuler sering diselingi olah aksi mahasiswa , jaga kampus/piket dsb. Berhubung berbeda “kepandai-an” , tak heran selesai dari ITB –pun menjadi tidak sama pula , ada yang cepet ada yang sedeng ada yang lambat . Plus kemudian bekerja dibidang yang sangat berlainan , maka selama berbakti ( hehehe jargon-nya) kesempatan untuk melakukan kntak jarang bahkan ada yg sama sekali tak pernah. Apalagi bila juga tidak aktif di perhimpunan seperti IAGI atau HAGI. Sebagai contoh Gio 60 , alm Sumaryono yang berkiprah di PU sangat jarang dapat kontak dengan Toto 63 , ZA 63 atai Si Abah yang di Pertamina , juga Hudaya 62 Inco dan Sriwiyanto 62 yang di LIPI. Setelah pada pensiun , maka timbul kekangenan untuk kumpul kumpul sambil heureuy , seuseurian , minum kopi sambil tanya “apa kabar” ,makan makan , pulang sambil janjian kapan ketemuan lagi. Dus , hanya itu sama sekali tidak ada serius-ya . Tidak formil sama sekali. Pada pelaksanaan pertemuan ada “kesepakatan” , bahwa tuan rumah bisa mengundang rekan rekan lain yang akrab dengan tuan rumah , sehingga reuni menjadi lebih besar dan rame , tapi akibat lainnya adalah biaya-nya bisa menjadi lebih besar. Oleh karena itu rasanya nama nama yang diusulkan pak Dardji dan nama yang saya sebutkan diatas kok sangat berat ya, bagaimana kalau dinamakan Reuni Gea 6065 Genk , agar lebih ngetrend dan bernuansa sangat tidak formil. Si Abah (yang nggak ngerti mengapa reuni-an seperti ini kok begitu pentingnya sampai masuk di iagi webbsite ? Rekan Rekan Terpaksa Si Abah harus bicara nich , agar tidak jadi salah faham mengenai forum yang disebutkan oleh Mang Okim Mungkin perlu disampaikan maksd dari forum ini sebagaimana dikatakan oleh penggagas Gio (Giovani Wiyarto Gl 61). Pertemuan ini dimaksudkan sebagai ajang kangen kangenan dari mahasiswa yang sering kumpul nunggu kuliah , atau bareng kuliah atau praktikum pada era masa belajar kl thn 1965 s/d thn 1970-an. Sama sama mengerjakan proyek juga merupakan ajang dimana para mahasiswa tersebut menjadi lebih akrab , contoh Ekplorasi Pertemina di Sultra 1968/70 melibatkan 16 mahasiwa gl 62 – 65. Jadi merupakan kumpulan kumpulan mahsiswa/i dari berbagai angkatan yang merasa AKRAB ( disitu juga ada mahasiswa yang suka menyendiri dan mungkin akrab dengan mahasiswa yang lain in fakta-nya), dus tidak ada kaitan bahwa reuni ini merupakan formil reuni angkatan. Jadi pada awalnya forum ini tidak bernama. Tuan rumah pertemuan terakhir menamakan Reuni Gea 1960 - 1965 Kumpulan mahasiswa ini sangat beragam dari yang sangat pintar sepertiAdjat Sydrajat 60 ,Sudjatmiko 60 , Zanial Achmad 63 , sampai yang rajin rajin seperti Toto Santosa 63, Supardiono 62 , yang lambat seperti si Abah 63 , Maruhum Hutabarat 57 menjadi akrab dalam stuasi tahun 1965-1967 dimana kegiatan kurikuler sering diselingi olah aksi mahasiswa , jaga kampus/piket dsb. Berhubung berbeda “kepandai-an” , tak heran selesai dari ITB –pun menjadi tidak sama pula , ada yang cepet ada yang sedeng ada yang lambat . Plus kemudian bekerja dibidang yang sangat berlainan , maka selama berbakti ( hehehe jargon-nya) kesempatan untuk melakukan kntak jarang bahkan ada yg sama sekali tak pernah. Apalagi bila juga tidak aktif di perhimpunan seperti IAGI atau HAGI. Sebagai contoh Gio 60 , alm Sumaryono yang berkiprah di PU sangat jarang dapat kontak dengan Toto 63 , ZA 63 atai Si Abah yang di Pertamina , juga Hudaya 62 Inco dan Sriwiyanto 62 yang di LIPI. Setelah pada pensiun , maka timbul kekangenan untuk kumpul kumpul sambil heureuy , seuseurian , minum kopi sambil tanya “apa kabar” ,makan makan , pulang sambil janjian kapan ketemuan lagi. Dus , hanya itu sama sekali tidak ada serius-ya . Tidak formil sama sekali. Pada pelaksanaan pertemuan ada “kesepakatan” , bahwa tuan rumah bisa mengundang rekan rekan lain yang akrab dengan tuan rumah , sehingga reuni menjadi lebih besar dan rame , tapi akibat lainnya adalah biaya-nya bisa menjadi lebih besar. Oleh karena itu rasanya nama nama yang diusulkan pak Dardji dan nama yang saya sebutkan diatas kok sangat berat ya, bagaimana kalau dinamakan Reuni Gea 6065 Genk , agar lebih ngetrend dan bernuansa sangat tidak formil. Si Abah (yang nggak ngerti mengapa reuni-an seperti ini kok begitu pentingnya sampai masuk di iagi webbsite ? Rekan Rekan Terpaksa Si Abah harus bicara nich , agar tidak jadi salah faham mengenai forum yang disebutkan oleh Mang Okim Mungkin perlu disampaikan maksd dari forum ini sebagaimana dikatakan oleh penggagas Gio (Giovani Wiyarto Gl 61). Pertemuan ini dimaksudkan sebagai ajang kangen kangenan dari mahasiswa yang sering kumpul nunggu kuliah , atau bareng kuliah atau praktikum pada era masa belajar kl thn 1965 s/d thn 1970-an. Sama sama mengerjakan proyek juga merupakan ajang dimana para mahasiswa tersebut menjadi lebih akrab , contoh Ekplorasi Pertemina di Sultra 1968/70 melibatkan 16 mahasiwa gl 62 – 65. Jadi merupakan kumpulan kumpulan mahsiswa/i dari berbagai angkatan yang merasa AKRAB ( disitu juga ada mahasiswa yang suka menyendiri dan mungkin akrab dengan mahasiswa yang lain in fakta-nya), dus tidak ada kaitan bahwa reuni ini merupakan formil reuni angkatan. Jadi pada awalnya forum ini tidak bernama. Tuan rumah pertemuan terakhir menamakan Reuni Gea 1960 - 1965 Kumpulan mahasiswa ini sangat beragam dari yang sangat pintar sepertiAdjat Sydrajat 60 ,Sudjatmiko 60 , Zanial Achmad 63 , sampai yang rajin rajin seperti Toto Santosa 63, Supardiono 62 , yang lambat seperti si Abah 63 , Maruhum Hutabarat 57 menjadi akrab dalam stuasi tahun 1965-1967 dimana kegiatan kurikuler sering diselingi olah aksi mahasiswa , jaga kampus/piket dsb. Berhubung berbeda “kepandai-an” , tak heran selesai dari ITB –pun menjadi tidak sama pula , ada yang cepet ada yang sedeng ada yang lambat . Plus kemudian bekerja dibidang yang sangat berlainan , maka selama berbakti ( hehehe jargon-nya) kesempatan untuk melakukan kntak jarang bahkan ada yg sama sekali tak pernah. Apalagi bila juga tidak aktif di perhimpunan seperti IAGI atau HAGI. Sebagai contoh Gio 60 , alm Sumaryono yang berkiprah di PU sangat jarang dapat kontak dengan Toto 63 , ZA 63 atai Si Abah yang di Pertamina , juga Hudaya 62 Inco dan Sriwiyanto 62 yang di LIPI. Setelah pada pensiun , maka timbul kekangenan untuk kumpul kumpul sambil heureuy , seuseurian , minum kopi sambil tanya “apa kabar” ,makan makan , pulang sambil janjian kapan ketemuan lagi. Dus , hanya itu sama sekali tidak ada serius-ya . Tidak formil sama sekali. Pada pelaksanaan pertemuan ada “kesepakatan” , bahwa tuan rumah bisa mengundang rekan rekan lain yang akrab dengan tuan rumah , sehingga reuni menjadi lebih besar dan rame , tapi akibat lainnya adalah biaya-nya bisa menjadi lebih besar. Oleh karena itu rasanya nama nama yang diusulkan pak Dardji dan nama yang saya sebutkan diatas kok sangat berat ya, bagaimana kalau dinamakan Reuni Gea 6065 Genk , agar lebih ngetrend dan bernuansa sangat tidak formil. Si Abah (yang nggak ngerti mengapa reuni-an seperti ini kok begitu pentingnya sampai masuk di iagi webbsite ? Rekan Rekan Terpaksa Si Abah harus bicara nich , agar tidak jadi salah faham mengenai forum yang disebutkan oleh Mang Okim Mungkin perlu disampaikan maksud dari forum ini sebagaimana dikatakan oleh penggagas sdr Gio (Giovani Wiyarto Gl 61). Pertemuan ini dimaksudkan sebagai ajang kangen kangenan dari mahasiswa yang sering kumpul nunggu kuliah , atau bareng kuliah atau praktikum pada era masa belajar kl thn 1965 s/d thn 1970-an. Sama sama mengerjakan proyek juga merupakan ajang dimana para mahasiswa tersebut menjadi lebih akrab , contoh Ekplorasi Pertemina di Sultra 1969/70 melibatkan 16 mahasiwa gl 62 – 65. Jadi merupakan kumpulan kumpulan mahsiswa/i dari berbagai angkatan yang merasa AKRAB ( disitu juga ada mahasiswa yang suka menyendiri dan mungkin akrab dengan mahasiswa yang lain in fakta-nya), dus tidak ada kaitan bahwa reuni ini merupakan formil reuni angkatan. Jadi pada awalnya forum ini tidak bernama.Tuan rumah pertemuan terakhir menamakan Reuni Gea 1960 - 1965 Kumpulan mahasiswa ini sangat beragam dari yang sangat pintar seperti Adjat Sydrajat 60 ,Sudjatmiko 60 , Zanial Achmad 63 , sampai yang rajin rajin seperti Toto Santosa 63, Supardiono 62 , yang lambat seperti si Abah 63 , Maruhum Hutabarat 57 menjadi akrab dalam stuasi tahun 1965-1967 dimana kegiatan kurikuler sering diselingi olah aksi mahasiswa , jaga kampus/piket dsb. Berhubung berbeda “kepandai-an” , tak heran selesai dari ITB –pun menjadi tidak sama pula , ada yang cepet ada yang sedeng ada yang lambat . Plus kemudian bekerja dibidang yang sangat berlainan , maka selama berbakti ( hehehe jargon-nya) kesempatan untuk melakukan kontak jarang bahkan ada yg sama sekali tak pernah. Apalagi bila juga tidak aktif di perhimpunan seperti IAGI atau HAGI. Sebagai contoh Gio 60 , alm Sumaryono yang berkiprah di PU sangat jarang dapat kontak dengan Toto 63 , ZA 63 atai Si Abah yang di Pertamina , juga Hudaya 62 Inco dan Sriwiyanto 62 yang di LIPI. Setelah pada pensiun , maka timbul kekangenan untuk kumpul kumpul sambil heureuy , seuseurian , minum kopi sambil tanya “apa kabar” ,makan makan , lalu ngeloyor pulang sambil janjian kapan ketemuan lagi. Dus , hanya itu sama sekali tidak ada serius-ya . Tidak formil sama sekali. Pada pelaksanaan pertemuan ada “kesepakatan” , bahwa tuan rumah bisa mengundang rekan rekan lain yang akrab dengan tuan rumah , sehingga reuni menjadi lebih besar dan rame , tapi akibat lainnya adalah biaya-nya bisa menjadi lebih besar. Ini yang sebenarnya sangat dihindari oleh penggagas. Oleh karena itu rasanya nama nama yang diusulkan pak Dardji dan nama yang terakhir diatas kok sangat berat ya, bagaimana kalau dinamakan Reuni Gea 6065 Genk , agar lebih ngetrend dan bernuansa sangat tidak formil. Si Abah (yang nggak ngerti mengapa reuni-an seperti ini kok begitu pentingnya sampai masuk di iagi webbsite ? > Rekan-rekan IAGI yang budiman, > > Kembali ke alam dalam suasana religius ! Itulah tema yang diberikan oleh > MC handal kita, Pak Tjahya Hadi , untuk Reuni Alumni GEA ITB 1960 - 1965 > yang dilaksanakan di Pasir Luhur Bandung pada hari Minggu 2 Maret 2008 . > Tak kurang dari 34 Alumni yang hadir, lebih separuhnya membawa pasangan. > Reuni ini terasa istimewa karena dihadiri juga oleh 3 senior kita yaitu > Prof. Soejono Martodjojo dan mbak Wiwik, Prof. Koesoemadinata dan ceu > Itje, dan Kang Atik Suardy dan ceu Yus. Prof. Sampurno dan Prof .Sukendar > Asikin yang confirmed hadir ternyata tidak bisa datang karena ada > keperluan penting lainnya yang sangat mendadak. Sementara itu Prof. Djoko > Santoso, Rektor ITB, berhalangan hadir karena waktunya yang bertepatan > dengan acara Dies Natalis ITB, demikian juga Prof. Emmy Suparka, Wakil > Rektor ITB, yang sehari sebelumnya berangkat ke Kyoto. Prof. Katili yang > ingin juga hadir ternyata kesehatannya terganggu. > > Mengawali acara, seluruh hadirin diminta untuk berdiri dan bersama-sama > menyanyikan lagu Taubatan Nasuha dengan iringan musik keyboard. Inti lagu > tersebut sekedar mengingatkan tentang hidup di dunia yang sangat singkat > dan untuk tidak mengejar kehidupan dunia semata karena hal itu akan > menimbulkan keletihan dan kesengsaraan. Di bait terakhir, kita diingatkan > untuk banyak bertaubat karena ajal yang kian mendekat. Usai bertaubatan > nasuha, seluruh hadirin mendoakan para alumni yang sakit atau telah > meninggal dunia antara lain Prof. Rubini, Prof. Iwan Tachyudin, Ir. H. > Sumaryono, dan lain-lain, serta doa untuk keselamatan kita semua. > > Back to Nature > > Usai acara sambutan dan penyerahan cenderamata kepada Prof. Koesoemadinata > dan Prof. Soejono beserta Mbak Wiwik dan Ceu Itje ( dasi country dan > kalung batumulia yang membuat beliau-beliau tampak lebih muda dan lebih > energik ), seluruh hadirin diajak meninjau kawasan workshop yang luasnya > 6000 m2 dan penuh dengan ribuan ton bahan batumulia dari seluruh pelosok > tanah air. Fosil-fosil kayu dari Banten dan Garut yang panjangnya ada yang > sampai 14 meteran dipajang di kawasan ini, demikian juga kecubung Sumbar, > krisopras Sultra, bintal akik Ponorogo dan Banten, kristal kuarsa Banten, > geoda Pacitan dan Banten, giok Jawa, panca warna Tasik dan Garut, dll. > Demo kerajinan batumulia diperagakan juga oleh para pengrajin trampil. > Mereka menyiapkan dasi country dan kalung wanita yang khusus dibuat untuk > pasangan para Alumni yang hadir. > > Di sela-sela peninjauan kawasan, seluruh Alumni dibuat terkesima > menyaksikan Prof. Koesoemadinata yang ternyata masih mampu menuruni dan > menaiki 100 tangga yang kemiringannya sekitar 30 derajat ( dari halaman > atas sampai ke lembah sungai yang membatasi kawasan ). Alhamdulilah, para > Alumni mengaku seolah kembali ke alam , kali ini bukan untuk meneliti > beragam batuan beku, metamorf, dan sedimen, melainkan menikmati keindahan > batumulia yang walaupun wujud bahannya seperti batu biasa tetapi menjadi > indah berkilauan setelah tersentuh teknologi. > > Rekan-rekan IAGI yang budiman, > > Reuni Alumni GEA ITB 1960 - 1965 ini merupakan kelanjutan dari reuni yang > dilaksanakan setahun sebelumnya di rumah Bapak Surachman Suari di Bandung > ( 25 Maret 2007 ). Kali ini dan seperti sebelum-sebelumnya, seksi > sibuknya siapa lagi kalau bukan Pak Tjahya Hadi ( tiba di Pasir Luhur > lebih dari sejam sebelum acara ), Pak Surachman Suari, Pak Supardiyono > Sobirin, Pak Giovani Wiyarto, Bu Etty Nuay ( langsung terbang dari Bukit > Tinggi bersama Uda Nuay ), dll. Di barisan penyumbang lagu, selain Prof. > Soejono ( sampai terlambat lunch ) , Pak Tjahya Hadi , Pak Supardiyono, > dan Bu Etty Nuay, ternyata Prof Koesoemadinata menyumbangkan juga beberapa > lagu antara lain Monalisa dan Too Young ( beliau masih mendambakan lagu > Hawaian Wedding Song , sayang catatannya tak tersedia ). Di seksi hiburan, > Pak Giovani mampu membuat para Alumni terpingkal-pingkal mendengarkan > banyolan dan sindiran-sindiran segarnya. > > Reuni 9-10 Agustus 2008: Villa YUSTIK, Sela Bintana, Sukabumi > > Reuni Pasir Luhur ini alhamdulilah telah berhasil mengetuk hati beberapa > alumni lainnya untuk menjadi tuan / nyonya rumah reuni selanjutnya , > antara lain Pak Atik Suardy dan Prof. Koesoemadinata. Karena reuni di > Bandung telah dilaksanakan 2 kali berturut-turut, maka prioritas diberikan > kepada Pak Atik Suardy dan giliran selanjutnya insyaallah Prof. > Koesoemadinata ( diperluas ke angkatan sebelum 1960 ). > > Dengan demikian maka reuni yang akan datang insyaallah akan dilaksanakan > di VILLA YUSTIK ( singkatan dari Ceu Yus dan Kang Atik ) , Sela Bintana, > Sukabumi, pada hari Sabtu dan Minggu, 9-10 Agustus 2008 ( sekalian > merayakan Ulang Tahun Kang Atik , 8 Agustus 2008 ). > > Semoga makna silaturahmi kita semakin hari semakin meningkat khususnya > dalam mempererat tali persahabatan dan kesetiakawanan di antara kita. > Amiin. > > Salam hormat, > > Mang Okim > > KETERANGAN GAMBAR : > > Duduk dari kanan ke kiri : Kang Atik, Bu Etty Nuay, Prof. Koesoemadinata, > Bu Djoedjoe, Prof. Soejono, mang Okim. > Berdiri dari kanan ke kiri : Pak Yaya Sunarya, Pak Runtiarko, Pak Tjahya > Hadi, Pak Amar Rachmat, Pak Sumani ( 1963, kesehatannya memprihatinkan ), > Pak Supardiyono Sobirin, Pak Toto Santoso, Pak Mulyadi, Pak Nugroho, Pak > Nasrun Nurdin, Pak Suroso, Pak Thamrin Cobrie, Pak Zanial Achmad, Pak > Djumardi, Pak Umar Effendy Daulay, Pak Fahmi Santosa, Pak Darwin Kadar, > Abah Yanto Sumantri. > Berdiri di belakang dari kanan ke kiri : Pak Surachman Suari, Pak Andoko > Wibowo, Pak Poernomo Satriyo, Pak Bandono, Pak Hudaya, Pak Giovani, Pak > Herman, dan Pak Suwiyanto. > Catatan : Pak Mulhadiono dan Pak Joel Pattipeilohy tidak ikut difoto > karena datang terlambat. > > -------------------------------------------------------------------------------- PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod -------------------------------------------------------------------------------- PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------