Mohon maaf sebelumnya pak Noor, Bisa diterangkan dengan baik dan bahasa yang lebih mudah dimengerti kira-kira maksud komentar pak Noor?
wassalam, Prasiddha On 10/30/08, noor syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > lugu banget ya.... > - pengoperasian sebuah blok diperoleh dengan cara lelang/tender yang > prosesnya dikelola oleh DitJend MIGAS (bukan BPMIGAS). Setelah pemenang > tender diumumkan, barulah BPMIGAS diserahi untuk mengawasinya.... > > > salam, > > > > ________________________________ > From: Muhammad Taufik <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Thursday, October 30, 2008 5:03:22 PM > Subject: [iagi-net-l] Pertamina versus Petronas > > sebuah opini, sbg review saja.. > > http://majarimagazine.com/2007/12/petronas-versus-pertamina/ > Pertamina versus Petronas > By Sesep Bimiwa Sianturi on 13 December 2007 33 Comments Print this > article Email this article > Banyak di antara kita yang berpikir bahwa bekerja di perusahaan migas asing > ialah suatu hal yang amat membanggakan tanpa menyadari bahwa perusahaan > asing tersebut pada dasarnya sedang mengambil keuntungan lebih untuk > negaranya sendiri. Dan sekalipun begitu, kita tetap saja mengikuti proses > seleksi kerja di salah satu perusahaan migas asing yang beroperasi di > Indonesia. Termasuk saya, seorang mahasiswa yang baru saja lulus dan tergiur > akan gaji dan fasilitas sebuah perusahan minyak dan gas. > Mengapa kondisi seperti itu bisa terjadi? Ada apa sebenarnya dengan industri > minyak dan gas nasional kita? Sebagian dari kita menyalahkan perusahaan > migas nasional kita yang kurang kredibel dan bonafit dan sebagian lain > beralasan ingin meniti karir dengan standar internasional. Namun, bukan itu > yang hendak saya bahas dalam artikel ini karena saya ingin mencoba menggali > permasalahan tersebut dari sisi yang lain. > Beberapa hari yang lalu saya sedang mengisi waktu luang saya dengan melihat > berbagai informasi yang tersebar di internet dan saya menemukan potongan > artikel yang sangat menarik. Please enjoy reading this while listening to > music and having a cup of coffee in the morning.. =p > Someone asked: > "Semua orang pasti sudah tahu bahwa Pertamina mempunyai sumber minyak yang > banyaknya gak ketulungan. (halaah.. bahasanya..) Bila kita lihat Petronas, > mereka tidak mempunyai sumber minyak di negaranya dan kalaupun ada, > jumlahnya sangat terbatas jika dibandingkan dengan Indonesia. Dear all.. Do > you know why Petronas grow faster and bigger than Pertamina??" > And the answer was: > "Yang mempunyai sumber minyak banyak adalah Indonesia, bukan Pertamina. > Dalam hal ini, pemerintah memberi wewenang pada BP MIGAS untuk mengurusi > pengelolaan kontrak perusahaan terhadap ladang minyak dan gas." > Apabila diangkat dari aspek ekonomi politik, permasalahannya adalah karena > BP MIGAS seringkali memberikan hak konsesi kepada pihak asing diluar > Pertamina untuk mengelola suatu ladang minyak yang ada di Indonesia. Banyak > alasan yang dilontarkan BP MIGAS dalam keputusan tersebut, katakanlah dengan > alasan Pertamina korupsi, atau strukturnya yang masih payah, dikatakan tidak > mampu secara teknologi, atau dibilang minim pendanaan. Alasan terakhir ialah > alasan yang dikemukakan Pemerintah kita saat pengelolaan di Blok Cepu > diserahkan kepada ExxonMobil dan bukan sepenuhnya kepada Pertamina. > Pertamina Station > Alasan-alasan tersebut bisa dikatakan logis namun juga agak dibuat-buat. > Mari kita coba untuk meninjau alasan-alasan tersebut satu per satu. Alasan > pertama: katakanlah Pertamina korupsi. Bukankah seharusnya Pemerintah > bertanggungjawab memberantas korupsi yang terjadi di Pertamina? Atau mungkin > Pemerintah tidak mampu memberantas korupsi di Pertamina karena Pemerintah > dan DPR juga sedang sibuk korupsi? Atau mungkin karena adanya solidaritas > sesama koruptor?? Entahlah.. hanya mereka yang tahu. > Alasan kedua ialah struktur dan sistem manajemen Pertamina yang belum benar. > Bukankah seharusnya Pemerintah mempunyai tanggungjawab moral untuk mendorong > Pertamina melakukan pembenahan internal? Apabila pengelolaan minyak dan gas > malah diserahkan ke pihak asing, bukankah itu sama saja semakin mematikan > Pertamina? Dan untuk alasan teknologi, Pertamina sudah memiliki teknologi > yang udah diakui oleh Inggris. Sedangkan untuk alasan pendanaan, seharusnya > keuntungan tahunan Pertamina jangan disedot besar-besaran untuk menutupi > defisit anggaran atau malah dimasukkan ke kantong pejabat. Pertamina untung? > Ya, sekalipun dengan adanya subsidi BBM atau apapun itu namanya, Pertamina > masih menghasilkan untung yang sangat besar. > Pada poin pertama tadi, saya bermaksud memberi tahu bahwa Pemerintah kita > kurang mendukung Pertamina sebagai perusahaan migas nasional. Apabila hal > itu terus berlangsung, kapan Pertamina bisa maju? Keadaan benar-benar > berbeda apabila melihat Petronas. Perusahaan minyak dan gas milik Malaysia > itu menjalankan operasi yang didukung penuh oleh Pemerintah Malaysia dengan > cara memberikan sebagian besar hak konsesi khusus ke Petronas dan bahkan > mendorong Petronas untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. > Petronas Station > Pada poin kedua, saya ingin meninjau aspek bisnis industri minyak dan gas > itu sendiri. Menurut saya, penyebab kekalahan Pertamina ialah inefisiensi > pengeluaran. Banyak pengeluaran yang seharusnya tidak perlu dilakukan > apalagi ditambah dengan pengeluaran yang kurang jelas juntrungannya. Sebagai > contoh yang dapat kita lihat ialah biaya sewa kapal tanker. Biaya sewa > tersebut sangatlah mahal dan dapat mencapai US$60.000 per HARI untuk SATU > kapalnya. Nah, Pertamina menyewa kapal dengan jumlah lebih dari 140 padahal > kapal Pertamina tidak lebih dari 30 buah. Apabila mau berpikir panjang, > seharusnya Pertamina memutuskan untuk memiliki kapal sendiri sebagai > investasi. Beberapa tahun yang lalu Pertamina sempat memiliki kapal tanker > VLCC namun kapal tanker tersebut dijual oleh Menneg BUMN (Laks. Sukardi) > saat Megawati menjabat sebagai Presiden. Dan apa yang terjadi sekarang? > Ternyata penjualan tersebut dipermasalahkan karena adanya dugaan praktek > korupsi dalam > penjualannya. > Apabila diangkat dari aspek ekonomi politik, permasalahannya adalah karena > BP MIGAS seringkali memberikan hak konsesi kepada pihak asing untuk > mengelola suatu ladang minyak yang ada di Indonesia. > Bottomline, apabila ditinjau dari segi ekonomi politik dan bisnis, Pertamina > akan sulit berkembang di masa depan bila kondisinya terus seperti itu. > Sayangnya, kita sebagai warganegara Indonesia tidak bisa mengubah keadaan > itu karena itu semua ialah keputusan petinggi-petinggi negara kita. Tapi > setidaknya, kita dapat membantu Pertamina dengan membeli produk buatan > Pertamina. Beli Produk Pertamina, Kita Untung Bangsa Untung. > Patut teman-teman ketahui bahwa di negara kita Indonesia yang kaya akan > minyak ini, Pertamina hanya memegang 8 persen dari pangsa pasar migas di > Indonesia dan sisanya dipegang Chevron, Total, Exxon, CNOOC, dan perusahaan > migas asing lainnya. Walaupun hanya memiliki 8 persen pasar, Pertamina dapat > menghasilkan keuntungan Rp35 triliun di tahun 2006. Coba bayangkan apabila > 100 persen ladang minyak yang ada di Indonesia dipegang oleh Pertamina. > Di samping itu, 90% keuntungan Pertamina wajib diberikan kepada Pemerintah > dan hanya 10% sisanya yang dapat digunakan Pertamina. Bagaimana dengan > Petronas? Keadaan Petronas berkebalikan dengan Pertamina karena hanya 10% > keuntungan Petronas yang diberikan untuk Pemerintah Malaysia. Itulah > penyebab mengapa Petronas dapat melakukan ekspansi besar-besaran. Mengapa > Pertamina sulit melakukan ekspansi? Keuntungan rata-rata tahunan Pertamina > ialah Rp27 triliun dan hanya Rp2.7 triliun yang tersisa di Pertamina padahal > untuk membangun sebuah kilang baru dibutuhkan dana sekitar Rp 13 triliun. > Referensi:KOMPAS, Yahoo! Answers > > > Dapatkan nama E-mel keutamaan anda! > Kini anda boleh @ymail.com dan @rocketmail.com. > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/my/ > > > -------------------------------------------------------------------------------- serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI... -------------------------------------------------------------------------------- ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG * mungkin di semarang * mungkin pula di solo * mungkin juga join dg HAGI dll. ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------