Gempa yang terjadi pada Sabtu dini hari 8 November 2008 lalu di perairan 
selatan Laut Banda menunjukkan bahwa sistem benturan yang terjadi antara 
lempeng benua Australia di sektor Laut Arafura dengan Busur Banda masihlah 
aktif. Gempa terjadi pada pukul 01:04:16 WIT, episentrum di 6.753°S, 129.252°E, 
270 km BBL Saumlaki, Tanimbar, bermagnitude 6,2 Mw, kedalaman hiposentrum 10 
km.  USGS centroid moment tensor solution menunjukkan pematahan mendatar dengan 
arah jurus 228 BT, kemiringan 71 derajat. 
 
Kalau benar kedalamannya sebegitu, maka rupture zone gempa ini terjadi di kerak 
samudra Banda, bukan di kerak samudra purba depan kerak benua Australia yang 
sekarang menunjam di bawah Busur Banda, juga bukan di kerak benuanya sendiri. 
Arah jurus pematahan yang sejajar dengan arah benturan lempeng benua Australia 
dengan Busur Banda menunjukkan bahwa gempa ini terjadi berkaitan dengan 
kompresi akibat benturan itu. 
 
Mengapa pematahan mendatar dan bukan sesar naik bila kompresi ? Mungkin, ini 
berhubungan dengan post-collision escape tectonics yang banyak ditemukan di 
wilayah ini, dan berhubungan dengan sistem pembukaan Weber Deep.
 
Weber Deep (7000 meter) adalah titik terdalam di wilayah bawahlaut Indonesia. 
Bahkan, ia titik terdalam di kerak Bumi untuk depresi laut yang tak berhubungan 
dengan penekukan kerak samudra di jalur penunjaman. Rekor laut terdalam saat 
ini dipegang oleh Palung Mariana sedalam sekitar 11.600 meter, tetapi itu 
berhubungan dengan jalur penunjaman kerak samudra. Sedangkan, Weber Deep adalah 
sebuah foredeep yang berhubungan dengan jalur benturan (collision).
 
Bagaimana kejadian Weber Deep ? Dalam konteks collision tectonics, ia harus 
ditafsirkan sebagai basement collapse pascabenturan antara lempeng benua 
Australia di sektor Aru dengan Busur Banda di sektor Kei. Busur Banda terangkat 
karena benturan ini. Kompensasinya, sebagaimana hukum escape tectonics 
mengaturnya, akan ada segmen basement yang runtuh di dekatnya. Dan runtuhan itu 
telah mengakomodasi pembentukan Weber Deep. Beberapa sesar normal regional di 
sebelah barat Kepulauan Kei adalah manifestasi gravity collapse ini. Kemudian, 
bersamaan dengan itu terjadi beberapa penyesaran mendatar regional menjauhi 
Kei, antara lain percabangannya masuk ke wilayah episentrum gempa Sabtu dini 
hari minggu lalu.
 
Pembukaan Weber Deep dengan cara ini kelihatannya didukung oleh data mantle 
tomography. Evaluasi mantle depth berdasarkan tomography menunjukkan terdapat 
mantle upwelling dari kedalaman sekitar 30-40 km di bawah paparan benya 
Australia menuju kedalaman 21 km di bawah Busur Banda, dari sini mantle 
upwelling naik lagi sampai kedalaman 14 km di bawah Weber Deep lalu bergerak 
lagi ke utara di kedalaman 7 km di bawah Laut Banda Utara. Naiknya mantle plume 
di bawah Weber akan memudahkan pembukaan cekungan tersebut dengan mekanisme 
yang sama seperti sea-floor spreading.
 
Demikian, gempa tersebut mengingatkan kita bahwa di sekitar Banda 
seismotektoniknya masih aktif, terutama akibat proses benturan lempeng 
Australia terhadap Busur Banda masih berjalan. 
 
salam,
awang


      

Kirim email ke