Pak Koesoema,
 
"recovery" sebagai "pemulihan" lebih sesuai dalam bidang kesehatan, bila 
diterjemahkan sebagai "pemulihan biaya" terkesan harafiah. Kalau mengenai 
keuangan, tentu kita akan melihat lingkungan katanya (konteks), maka 
"pengembalian biaya" atau "penggantian biaya" saya pikir lebih mengena sebab 
penggantian dan pengembalian berada dalam konteks keuangan. Penerjemahan "cost 
recovery" sebagai "penggantian/pengembalian biaya" telah umum digunakan.
 
salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, R.P.Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: R.P.Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar 
Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 10:17 PM

Cost recovery lebih tepat diterjemahkan menjadi "pemulihan biaya"
RPK
----- Original Message ----- From: "Awang Satyana"
<[EMAIL PROTECTED]>
To: "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia"
<[EMAIL PROTECTED]>; <iagi-net@iagi.or.id>; "'Geo
Unpad'" <[EMAIL PROTECTED]>; "'Eksplorasi
BPMIGAS'" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, November 13, 2008 5:26 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar
Bahasa Indonesia


Pak Muharram,

Keinginan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib investasi migas di
Indonesia (misalnya menggunakannya sebagai bahasa resmi dan tunggal kontrak
migas) selalu bersinggungan secara tajam dengan keinginan lain menarik investor
mancanegara yang berbahasa Inggris. Akhirnya, bahasa wajib investasi migas di
Indonesia menggunakan dwibahasa : bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bila
terjadi multitafsir atas bahasa kontrak, maka prioritas diberikan kepada
pengkalimatan dalam bahasa Indonesia. Namun, sayang sekali sampai saat ini
bahasa Indonesia belum berdaulat dalam bahasa kontrak, masih dikalahkan bahasa
Inggris.

Dalam surat-menyurat kepada BPMIGAS, para Kontraktor wajib menggunakan dua
bahasa dalam surat-suratnya. BPMIGAS akan menjawab surat-surat tersebut dalam
bahasa Indonesia saja. Kontraktor yang hanya menggunakan bahasa Inggris dalam
suratnya kepada BPMIGAS akan diminta mengubahnya menggunakan dua bahasa.

Kemampuan berbahasa Indonesia para pejabat asing di bidang migas masih minimal,
sebagian dapat memahami pembicaraan dalam bahasa Indonesia, terutama yang punya
istri/suami orang Indonesia. Memang kepada mereka tidak diwajibkan mampu
berbahasa Indonesia saat mereka datang ke Indonesia. Beberapa dari antara mereka
mengambil kursus bahasa Indonesia. Semacam TOEFL tetapi untuk bahasa Indonesia
mestinya dilakukan kepada para mahasiswa asing yang mengambil seolah
pascasarjana di Indonesia. Tetapi untuk bekerja, setahu saya belum ada aturan
tersebut.

"Cost recovery" dapat dipadankan dengan "penggantian biaya"
atau "pengembalian biaya"

salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, Muharram J. Panguriseng <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

From: Muharram J. Panguriseng <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: "'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia'"
<[EMAIL PROTECTED]>, iagi-net@iagi.or.id, "'Geo Unpad'"
<[EMAIL PROTECTED]>, "'Eksplorasi BPMIGAS'"
<[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:01 PM








Saya sangat tertarik dengan ungkapan Pak Awang, “Bila semua orang Indonesia
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin
majunya bahasa nasional kita”. Sayangnya sebagian besar komunitas geoscientist
kurang “PD” berbahasa Indonesia atas nama “go international”, bahkan
dalam kondisi mayoritas disuatu forum. Ketika ada orang “bule” datang
presentasi ke kantor kita, walau pesertanya 100% Warga Negara Indonesia terpaksa
forum diskusi itu terlaksana dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Harusnya
kita paksa mereka berbahasa Indonesia ketika mau cari makan di Indonesia (?).

Apa yang harus kita lakukan sebagai anak bangsa (meminjam istilah Pak Amin
Rais) untuk menyiasati kondisi ini?
Sekedar jadi provokator, ketika kita melamar kerja keluar negeri tentu kita
harus mempunyai skor TOEFL tertentu. Barangkali BPMIGAS dapat menerapkan aturan
yang sama bagi pekerja asing yang akan bekerja di PSC dalam wilayah kedaulatan
Republik Indonesia, yang notabene gajinya dibayar dengan cost recovery. Untuk
istilah cost recovery yang dikeluarkan BPMIGAS padanan katanya dalam bahasa
Indonesia apa ya ? He he he …


Terima kasih & Salam,

--mjp--



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Awang Satyana
Sent: Thursday, November 13, 2008 2:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia






Pak Taufik,



"Tip atau tips" dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang
persenan, (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua
kata itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan
lebih sesuai menggunakan "petunjuk praktis" sebagai padananannya
(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).



Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. Dibandingkan
dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa
Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya banyak,
sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, pembinaan
bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.



Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.



Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar
:



- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka,
2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing kita akan makna
tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana kata-kata nonbaku.



- Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi
ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup praktis
untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.



- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua buku ini
bersifat praktis untuk menuntun kita menulis kata-kata dalam bahasa Indonesia
dan menerjemahkan istilah asing.



Itulah ketiga buku yang harus ada bila kita bersungguh-sungguh ingin
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai tambahan atas
buku-buku itu, banyak buku praktis yang dapat meningkatkan ketrampilan kita
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya seperti di bawah ini.



- Berbahasa Indonesialah dengan Benar : Petunjuk Praktis untuk Pelajar,
Mahasiswa, dan Guru (Zaenal Arifin, 1986 - saya punya edisi pertamanya, buku ini
mudah dipelajari sehingga banyak dicari orang, edisi terbarunya - 2005 masih
saya lihat ada di toko-toko buku).



- Buku-buku pembinaan bahasa Indonesia tulisan Yus Badudu (mungkin buku-buku
ini sudah sulit dicari di toko-toko buku, kecuali karya-karya Pak Badudu yang
terbaru). Beberapa seri bukunya yang banyak dicari orang :



Membina Bahasa Indonesia Baku (Badudu, 1980, Pustaka Prima, Bandung)

Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (Badudu, PT Gramedia -banyak edisi dan
cetakannya)

Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Badudu, Pustaka Prima).



Masih banyak buku-buku pembinaan bahasa Indonesia yang lain dari berbagai
penulis. Misalnya, "Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri"
(Anton Moeliono, Sinar Harapan, 1990), dan "Problematika Bahasa Indonesia :
Sebuah Analisis Praktis Bahasa Baku" (Kusno Santoso, PT Rineka Cipta,
1990).



Pak Taufik cukup mengunjungi toko buku yang lengkap dan memilih sendiri di sana
buku-buku pembinaan bahasa Indonesia. Setelah itu, mempelajari dan menerapkannya
secara disiplin, kita akan melihat bahwa meskipun kita pernah mempelajari bahasa
Indonesia selama minimal 12 tahun, ternyata masih banyak kesalahan yang selama
ini kita lakukan dalam berbahasa Indonesia.



Analisis Pak Badudu dalam Cakrawala Bahasa Indonesia (Badudu, 1988) mengatakan
bahwa kita sering membuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia karena kita selama
ini suka menganggap bahasa Indonesia itu mudah dan kita kurang berlatih di
sekolah melalui kegiatan menulis atau mengarang.



Sebuah pengalaman pribadi, saya menentukan hari-hari tertentu dalam seminggu
untuk mempelajari bahasa Indonesia, tetap menyempatkan untuk mempelajarinya di
tengah berbagai kesibukan. Kita akan memperhatikan hukum-hukum dalam bahasa
ketika kita harus menulis sebuah karangan dengan bahasa yang baik dan benar,
maka semakin banyak kita menulis, akan semakin baik ketrampilan kita berbahasa.



Mari kita terus belajar bahasa Indonesia ! Beli buku-bukunya, pelajari, dan
terapkan !



salam,

awang

--- On Thu, 11/13/08, taufik anwar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: taufik anwar <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 8:59 AMTerima kasih banyak Pak Awang. Uraian
yang menarik. Saya merasakan sekalikesulitan itu. Mau berbahasa Indonesia yang
benar ternyata sulit, apalagiberbahasa Inggris yang baik, jauh lebih sulit.
Jadinya serba naggung.Campur-campur.Mungkin Pak Awang punya tip (saya takut
keliru dengan "tips") apayang haruskita lakukan dalam belajar bahasa
Indonesia yang baik dan benar itu. Mungkinpunya buku-buku referensi yang bagus
dan lengkap? Terima kasih, Taufik Anwar On Thu, Nov 6, 2008 at 11:40 PM, Awang
Satyana<[EMAIL PROTECTED]>wrote: > Berikut sebuah tulisan pendek
yang saya mulai menulisnya pada 28 Oktober> lalu, tepat 80 tahun setelah
"Sumpah Pemuda" diikrarkan, yangsaya tulis di> ujung selatan Afrika
- di Capetown di antara kesibukan menghadiripertemuan> AAPG 26-29 Oktober
2008. Tulisan terputus di tengah, terselingi olehtulisan> lain tentang kasus
jajak pendapat Lusi di pertemuan AAPG tersebut yangharus>
segera ditanggapi. Tulisan ini tentang sikap kita pada umumnya kepada>
bahasa persatuan kita : bahasa Indonesia.> > Tanggal 28 Oktober yang lalu
kita memperingati 80 tahun "SumpahPemuda" (28> Oktober 1928).
Semoga kita tetap mengingatnya sebagai tonggak penting> sejarah bangsa
Indonesia, saat para pemuda kita dari berbagai perkumpulan> daerah bersatu
bersumpah "bertanah air satu : Tanah Air Indonesia,berbangsa> satu :
Bangsa Indonesia, berbahasa satu : Bahasa Indonesia.> > Apakah kita telah
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelahbelasan> tahun bahasa
nasional ini kita pelajari dari TK sampai perguruan tinggidan> setelah
puluhan tahun bahasa persatuan ini kita gunakan sehari-hari dalam> berbagai
kesempatan resmi dan tak resmi ? Banyak orang menganggap bahasa> Indonesia
itu mudah. Benarkah ?> > "Jangan menganggap bahasa Indonesia itu
mudah. Yang mudah ialahbahasa> Indonesia tutur (lisan), yang kita gunakan
dalam pergaulan sehari-hari,>
tetapi bahasa Indonesia ragam resmi yang baku tidak semudah yangdisangkakan>
orang", demikian kutipan dari "Cakrawala Bahasa
Indonesia"(Badudu, 1988, PT> Gramedia, hal. 11). Kalau seorang guru
besar bahasa Indonesia seperti Yus> Badudu saja mengatakan bahwa bahasa
Indonesia ragam resmi tak mudah, maka> sebaiknya kita menghapus sangkaan
itu.> > Kapan bahasa Indonesia terasa tidak semudah seperti yang kita
sangka ?> Yaitu, ketika bahasa Indonesia digunakan dalam tulisan resmi.
Seseorangyang> tidak biasa menggunakan bahasa Indonesia secara teratur dalam
bertuturakan> merasakan kesukarannya bila ia tiba-tiba diminta berbicara di
depan umum> dalam suatu acara bersifat resmi. Seseorang yang tidak biasa
menulis akan> merasa sukar bila ia harus membuat karangan, misalnya surat
resmi, kertas> kerja, laporan ilmiah. Memeriksa kemampuan sesungguhnya
seseorang akansuatu> bahasa dapat segera terbaca melalui tulisan resminya.
Dalam setiap bahasa> berlaku hal itu.>
 > Sikap kita terhadap bahasa Indonesia milik nasional sering negatif.
Kita> yang sudah tidak wajib lagi mempelajari bahasa Indonesia karena
telahlulus> sekolah umumnya betapa kurang dan tidak adanya perhatian kita
terhadap> bahasa Indonesia yang setiap hari kita gunakan itu. Kita sering
merasa tak> ada kekurangan pada diri kita atas kekurangsanggupan kita
menggunakanbahasa> Indonesia itu dengan baik dan benar. Apakah kita telah
yakin bahwa kita> tidak membuat kesalahan dalam bertatabahasa Indonesia :
susunan kata dalam> kalimat, bentukan kata, maupun pemakaian kata dengan
makna yang tepat ?> > Jika bangsa Indonesia sebagai pemilik dan pemakai
bahasa Indonesia terus> bersikap negatif terhadap bahasa nasionalnya, bahasa
Indonesia akan> berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa ini menjadi
bahasa yang> mantap. Walaupun kita tidak lagi terikat secara pendidikan
harusmempelajari> bahasa Indonesia, janganlah kita berhenti mempelajari
bahasa
Indonesiasebab> bahasa kita ini berkembang terus. Aturan bahasa atau
bentukan kata yang> selama ini kita anggap benar, ternyata salah menurut
aturan yang benar.Kita> tidak akan pernah tahu bahwa itu salah kalau kita
tidak lagi belajarbahasa> Indonesia. Kesalahan berbahasa yang kita anggap
benar itu disebut"salah> kaprah".> > Salah kaprah adalah
salah yang sudah umum sehingga tidak lagi terasa> kesalahannya. Bentuk salah
kaprah hendaknya dikembalikan kepada bentuknya> yang benar dan tepat. Bila
terlampau banyak bentuk salah kaprah, terlalu> banyak penyimpangan dari
kaidah bahasa yang berlaku, bahasa itu bukanlah> bahasa yang baik, yang
mantap. Kalau bentuk salah kaprah diterima sebagai> bentuk kecuali maka
bahasa itu bukanlah bahasa yang mantap. Bahasa yangbaik> ialah bahasa yang
mantap, yang bersistem, yang mudah dipelajari. Bahasayang> bersistem adalah
bahasa yang mudah dipelajari. Dalam linguistik dijelaskan> bahwa kita belajar
bahasa dengan
membentuk analogi dari bentuk pertamayang> kita pelajari. Tanpa keteraturan
yang ada pada sistem bahasa itu, akan> sangat sukar mempelajari bahasa karena
semua harus dihafalkan saja.> > Sikap kita yang kurang teliti (atau kurang
peduli) dalam berbahasa> menyebabkan makin tersebarnya bentuk salah kaprah
itu. Beberapa salahkaprah> yang sering ditemui : merubah, mengenyampingkan,
dimana, ijin, bersama ini> kami kabarkan, pertanggungan jawab, tapi, kenapa,
lain kesempatan, kantordi> mana saya bekerja, itu adalah benar, disebabkan
karena, lebih besar dari,> berulang kali, para hadirin, pada zaman dahulu
kala, kwalitas, analisa,> metoda, prosentase, praktek, hektar, sistim. Semoga
kita tahu apa> bentuk-bentuk benar dari bentuk-bentuk salah ini.> >
Anton M. Moeliono, seorang tokoh bahasa Indonesia, menulis
dalam"Politik> Bahasa Nasional" (Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 1976, hal.29),> "Bahasa baku perlu memiliki sifat kemantapan
dinamis, yang
berupakaidah dan> aturan yang tetap. Tetapi kemantapan itu cukup terbuka
untuk perubahanyang> bersistem di bidang kosakata dan peristilahan dan untuk
perkembangan> berjenis ragam dan gaya di bidang kalimat dan makna."
"Ciri lainyang harus> dimiliki oleh bahasa baku yang modern ialah ciri
kecendekiaan. Bahasa> Indonesia harus mampu mengungkapkan proses pemikiran
yang rumit diberbagai> bidang ilmu, teknologi, dan antarhubungan manusia,
tanpa menghilangkan> kodrat dan pribadinya."> > Kita menginginkan
dan berusaha menjadikan bahasa Indonesia bahasa yang> lebih tinggi tarafnya
daripada sekadar bahasa pergaulan saja. Kita ingin> agar bahasa Indonesia
menjadi bahasa ilmiah. Keinginan kita itu telah kita> buktikan. Kita telah
berusaha menciptakan istilah yang cukup bagi berbagai> bidang ilmu. Kita
mencoba meningkatkan swadaya bahasa kita dengan> menciptakan bentuk-bentuk
baru dari unsur bahasa yang ada. Di perguruan> tinggi, kuliah diberikan dalam
bahasa
Indonesia. Laporan-laporan ilmiah> seperti kertas kerja, makalah, skripsi,
dan disertasi ditulis dalamberbagai> bidang ilmu ditulis dalam bahasa
Indonesia.> > Sikap kita terhadap bahasa Indonesia haruslah positif.
Artinya, cinta akan> bahasa Indonesia haruslah diejawantahkan dengan
perbuatan yang nyata.Setiap> putra dan putri Indonesia haruslah mau berusaha
meningkatkan pengetahuandan> keterampilannya berbahasa Indonesia. Kita harus
memberikan tempat dan> kedudukan yang layak bagi bahasa Indonesia karena ia
bahasa nasional kita.> Penghargaan kita terhadap bahasa Indonesia harus lebih
tinggi daripada> penghargaan kita terhadap bahasa asing yang mana pun.>
> Mari kita terus belajar bahasa Indonesia.> > salam,> awang>
> >



NOTE: The information contained in this e-mail is intended only for the use of
the individual or entity named above and may contain information that is
privileged, confidential and exempt from disclosure under applicable law. If you
are not the intended party to receive the message and its attachment(s), you are
hereby notified that any dissemination, distribution or copy of the message is
strictly prohibited. Please immediately notify the sender and delete the message
as soon as possible. Thank you for kind attention.

CATATAN: Email yang terkirim melalui PT. PERTAMINA EP bersifat pribadi dan
mungkin rahasia. Jika secara tidak sengaja Anda menerima surat elektronik ini,
mohon maaf. Sekiranya berkenan, mohon untuk memberitahu kepada pihak pengirim
akan kekhi lafannya serta menghapus suratnya. Terima kasih atas perhatian Anda.
_______________________________________________
Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI ke-33

"Geohazard : A Challenge for Geophysics"

3 - 5 November 2008
Hyatt Regency Hotel, Bandung, Jawa Barat
_______________________________________________
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
[EMAIL PROTECTED]
www.hagi.or.id







__________ NOD32 3244 (20080705) Information __________

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com


--------------------------------------------------------------------------------
serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




      

Kirim email ke