Mang Okim, Selamat mengajar di kota tempe mendoan dan getuk, ke utara dihalangi Gunung Slamet nan perkasa, ke selatan terbuka ke lembah Serayu nan permai. Semoga musim hujan ini tak menghalangi fieldtrip batumulia Mang Okim. Tentu anak2 Unsoed yang jurusan geologinya baru beberapa tahun berdiri merasa senang kedatangan seorang ahli geologi senior sekaligus wirausahawan dan aktivis sosial seperti Mang Okim. Soal Madura, menurut hemat saya, tak perlu dikuatirkan akan bergeser seperti lempeng es Whillans di kutub selatan sana. Dari antara penyeberangan ferry Jawa-Sumatra, Jawa-Madura, Jawa-Bali, Bali-Lombok, Lombok-Sumbawa; alur laut antara Jawa-Madura (Tanjung Perak ke Kamal) adalah yang paling relatif statik, diam tak bergerak; berbeda dengan Selat Sunda - yang paling dinamik di antara alur-alur penyeberangan ferry tersebut. Soal pemisahan Madura dari wilayah Jawa (area Surabaya-Pangkah) ada beberapa cerita, ada dari dongeng Joko Tole, ada dari babad sejarah, ada dari Negara Krtagama tulisan Mpu Prapanca, ada juga analisis geologi. Saya ceritakan sedikit saja dari buku Negara Krtagama dan geologi. Dalam Negara Krtagama (balada XV, ayat 2) ada pernyataan bahwa Madura baru terpisah dari Jawa pada awal abad ke-3 Masehi. Apakah ini benar ? Mungkin sukar membuktikannya, tetapi pemisahannya saya yakin hanya masalah susut-genang laut saja, bukan karena peristiwa tektonik. Secara geologi, perbukitan gamping di Rembang dan area sebelah utara Surabaya (ada gamping Kujung dan Paciran) masih menerus ke Pulau Madura, terutama sebelah utaranya. Maka, Madura sebenarnya masih bagian jalur geologi sebelah utara Jawa Timur. Dari Rembang di barat sampai area Sakala di sebelah timur Kangean merupakan jalur sesar sinistral besar bernama RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala) Fault Zone. Sesar yang terjadi sesudah Miosen Tengah ini juga merupakan jalur deformasi inversi yang kuat dengan ditandai betapa banyaknya flower structuring sepanjang jalur itu. Pulau Madura, adalah pulau yang menderita pengangkatan paling kuat dari RMKS FZ tersebut. Dengan cara terangkat paling tinggi melebihi jalur sebelah barat (Rembang-Pangkah) dan sebelah timur (Kangean-Sakala) maka Pulau Madura muncul dari laut dan menjadi pulau. Dari Jalur Rembang-Sakala itu, sebenarnya Pulau Madura yang muncul pertama, yang lainnya masih laut dangkal, baru kemudian menyusul area Rembang-Pangkah muncul dan area Kangean-Sakala. Maka, Pulau Madura sebenarnya tak pernah memisahkan diri dari Jawa dalam gambaran retak lalu hanyut, ia memisahkan diri dari jalur Jawa karena terangkat lebih dulu dibandingkan yang lain. Mengapa Pulau Madura terangkat paling kuat. Sebab, selain karena deformasi inversi, ia juga naik melebihi yang lain oleh gaya isostasi untuk mengimbangi area laut Selat Madura di sebelah selatannya yang merosot dengan cepat sebab merupakan bagian paling tenggelam dari Kendeng Deep, selain ia secara tektonik pun dibebani oleh jalur deformasi inversi Kendeng di sebelah utara Pasuruan sampai Situbondo. Siapa yang pernah bekerja di area Selat Madura tentu tahu bahwa batugamping Kujung di sini baru ditemukan di kedalaman sesudah 4000 meter, sementara di utara Pulau Madura batuan yang sama justru tersingkap. Nah, suatu ekstremitas beda tinggi dalam geologi pada jarak yang tak terlalu jauh. Mengapa alur Jembatan Suramadu aman atau relatif statik dibandingkan alur penyeberangan lain, misalnya Selat Sunda ? Sebab alur Surabaya-Kamal tidak berposisi di "engsel busur kepulauan". Namanya engsel, tentu suka bergerak , Surabaya-Kamal tak punya engsel seperti di Selat Sunda. Bagaimana dengan reaktivasi RMKS Fault Zone ? Alur Surabaya-Kamal di sebelah selatannya, bukan di dalam jalur sesar ini. Lagipula, tak ada bukti reaktivasi RMKS Fault Zone pada masa kini. salam, awang --- On Mon, 1/12/09, m...@cbn.net.id <m...@cbn.net.id> wrote:
From: m...@cbn.net.id <m...@cbn.net.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Jenis Gempa Baru : Gempa Es To: iagi-net@iagi.or.id Cc: m...@gemafia.co.id Date: Monday, January 12, 2009, 9:13 AM Pak Awang, Asik juga mengikuti cerita Pak Awang tentang gempa jenis ke empat yang diakibatkan oleh gerakan lempeng es Whillans yang gedenya naudzubillah, lebih 12 kali luas Pulau Madura - - - ta' iya ! Mang Okim yang sedang berada di mobil travel menuju Purwokerto jadinya tidak ngantuk deeh. Nuhun Pak Awang. Oh ya, barangkali Pak Awang tahu juga tentang kisah terpisahnya P. Madura dari P. Jawa. Mang Okim ingat pernah baca di Majalah Archipelago ( Perancis ), bahwa pemisahannya terjadi di awal-awal abad pertama Masehi ( tahun 0080 ? ). Entar kalau misahnya berlangsung terus seperti halnya lempeng es Whillans, gimana ya nasib jembatan Suramadu yang sudah akan selesai tak lama lagi ( nyambungnya tinggal 30 meteran ). Bagi masyarakat Madura siih , sebetulnya tak ada masalah. Kalau misahnya cepat dan jembatannya rontok, kan besi tuanya bisa dilego --- ta' iya (sekedar guyonan lho ya ! ). Sekali lagi hatur nuhun Pak Awang. Wassalam, Mang Okim ( diminta ngasi kuliah Geologi Batumulia di UnSoed dan ekskursi lapangan ). e-mail : m...@gemafia.co.id or m...@cbn.net.id Website : www.gemafia.co.id Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Date: Fri, 9 Jan 2009 22:06:16 To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com> Subject: [iagi-net-l] Jenis Gempa Baru : Gempa Es Saat sekolah menengah atau kuliah geologi dulu, barangkali kita pernah diajari bahwa gempa bisa dibedakan menjadi tiga : (1) gempa tektonik yang berhubungan dengan patahan batuan di bawah permukaan, (2) gempa volkanik yang berhubungan dengan tekanan magma pada dinding gunungapi yang akan/sedang meletus, dan (3) gempa tanah runtuh yang berhubungan dengan runtuhan gua-gua gamping di bawah permukaan. Kini, mungkin, kepada ketiga jenis gempa itu dapat ditambahkan jenis gempa ke-4 : gempa es. Para peneliti dari Washington University, St Louis belum lama ini menemukan jenis gempa terbaru tersebut berdasarkan penelitian mereka di Antarktika. Kesimpulan penelitian ini dikutip oleh National Geographic (juga NG Indonesia) edisi terbaru Januari 2009. Banyak orang mengira gletser –lapisan es di area kutub yang suka bergerak karena gravitasinya - bergerak pelan dan teratur menuju laut atau lembah. Ternyata tidak begitu. Penelitian di Antarktika menunjukkan bahwa lapisan gletser masif setebal 800 meter, panjang 482 km, lebar 97 km - yang disebut Lempeng Es Whillans bergerak tidak mulus ditarik gaya beratnya sendiri. Dalam pergerakannya yang lamban, lempeng es ini secara periodik mendapatkan hambatan berupa gelombang laut, pasang naik, dan relief batuan dasar yang ditumpanginya. Maka, lempeng es ini bergerak terputus-putus sekitar 0,6 meter dua kali sehari. Setelah berjam-jam tak bergerak karena dilawan gelombang dan pasang laut atau terjebak dalam relief batuan dasar yang cekung, giliran lempeng es ini maju kembali, terutama pada saat permukaan laut surut. Bergeraknya kembali lempeng es ini atau terbebaskannya kembali lempeng es ini dari keadaan terkunci, menggenerasikan getaran kepada batuan dasar yang ditumpangi lempeng es. Getaran ini, menurut Douglas Wiens –pemimpin tim peneliti tersebut, memicu gelombang seismik yang setara dengan gempa tektonik berkekuatan 7,0 skala Richter. Gelombang gempa ini katanya dapat terdeteksi di Australia yang berjarak sekitar 4800 km dari lempeng es Whillans. Demikian, informasi singkat. Bila benar begitu, maka kita boleh saja menduga bahwa ini jenis gempa yang periodik yang mengikuti siklus pasang naik-surut laut. Tetapi, konfigurasi permukaan batuan dasar yang ditumpangi es sangat memegang peranan dalam pembangkitan gempa es. Pecahnya ujung-ujung gletser saat memasuki laut, menjadi gunung-gunung es, bisa juga membangkitkan gempa. salam, awang <- Inbox -> Reply | Re. To All | Forward | Del -------------------------------------------------------------------------------- serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI... -------------------------------------------------------------------------------- ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG * mungkin di semarang * mungkin pula di solo * mungkin juga join dg HAGI dll. ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------