Pak Ade, terima kasih atas tanggapannya.
 
Saya mengambil tebal prisma akresi di sekitar wilayah itu dari McCaffrey (1980) 
dan Hall (2000) dengan ketebalan maksimum 20 km, sementara penampang dari 
Simandjuntak dan Barber (1996) menggambarkan ketebalan maksimum 10 km 
-mendekati seperti yang Pak Ade sebutkan.
 
Memang ini contoh ideal intra-oceanic thrusting karena collision dua sistem 
forearc dan prisma akresi kepunyaan Sangihe Arc dan Halmahera Arc. Seismic 
reflection profiles dari McCaffrey (1980) dan Hutchison (1989) menggambarkan 
kondisi thrust upwards dan eastwards terhadap Halmahera volcanic arc apron, 
sementara tepi baratnya juga mencirikan kondisi upthrust westwards.
 
Di bagian utara Laut Maluku, sebelah utara Talaud dan sekitarnya, Sangihe 
forearc tersesarkan ke timur realtif terhadap Halmahera forearc dan arc. Di 
wilayah antara Morotai dan Snellius ridge, sebagian Neogene Halmahera Arc dan 
forearc-nya menghilang karena deformasi. Sebuah cross section antara Morotai 
dan Sangihe Arc (Hall, 2000; Hall dan Wilson, 2000) menunjukkan suatu 
overthrusting Halmahera Arc oleh bagian backarc-nya sendiri yang terjadi pada 
ujung Pliosen.  Ke selatan, malah kondisi deformasinya berbalik di mana 
Halmahera forearc tersesarkan ke apron active Halmahera Arc, dan pre-Neogene 
rocks Halmahera forearc basement tersingkap di  Bacan group dan lepas pantai 
baratlaut Halmahera. 
 
Overthrusting satu forearc oleh forearc yang lain telah menebalkan secara 
signifikan accretionary prism complex sehingga menghasilkan large volume of low 
density material (hadir sebagai gravity low of the central Molucca Sea). 
Thickening collision complex oleh akresi Halmahera accretionary wedge dan 
forearc crust-nya, juga oleh shortening Sangihe Forearc, telah mengangkat 
forearc basement di Talaud dan Mayu islands. Silver dan Moore (1981) juga 
menggambarkan upbuilding combined accretionary wedges dari Sangihe dan 
Halmahera melalui thickening of the collision complex through folding and 
movement sepanjang reverse faults.
 
Mempertimbangkan semua hal di atas, saya pikir tebal prisma akresi di wilayah 
ini tak akan normal (< 10 km) seperti akresi wilayah konvergensi subduksi, 
tetapi di sini dua sistem prisma akresi beradu, sehingga mengalami tectonic 
thikenning sampai 20 km. Maka, pusat gempa Talaud minggu lalu lebih mungkin di 
bagian bawah prisma akresi, bukan di tengah oceanic slab.
 
Sementara itu, memang intra-oceanic thrusting (baca : collision of accretionary 
prisms) di utara (sekitar Talaud) sudah lanjut, sementara di selatannya 
(sekitar Mayu) masih incipient karena forearc Halmahera belum tertutup prisma 
akresi Sangihe ke timur -suatu contoh ideal "zipper tectonics" dalam suatu 
collision.
 
salam,
awang
 
 
 
 
-----Original Message-----
From: Ade Kadarusman [mailto:a_kada...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 15, 2009 8:05 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net-l] Gempa Sangihe-Talaud 7,4 SR (7,2 Mw) 12 Feb. 2009
 
Ikut menambahkan dgn tulisan Pak Awang,
 
Pulau Talaud dan Mayo adalah contoh real dari apa yg dinamakan "intra oceanic 
Thrusting", yang Talaud sdh mature sedangkan Mayo mungkin incipient.
MOR Maluku sea mungkin sdh mati, tetapi dari jejak seismik Tomography MOR tsb 
masih mungkin aktif.
Saya tidak tahu apakah ada yg pernah melakukann studi magnetic pattern dari 
kedua MORB yg bersebrangan di pulau Talaud?.
 
Kalau episenter gempa sampai 20 km, sy lebih cenderung pusat gempa berasal dari 
oceanic slab, rasanya tebal suatu prisma akresi muda seperti di Talaud/Mayo 
tidak akan lebih dari 5 km, dan sudut dari Wadati Beniof zone kedua slab tsb 
lumayan besar.
Tebal suatu oceanic crust hanya sekitar mak 7 km, kecuali oceanic plateau bisa 
mencapai 25 km.
 
Rgds,
AK

--- On Fri, 2/13/09, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> wrote:

From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] Gempa Sangihe-Talaud 7,4 SR (7,2 Mw) 12 Feb. 2009
To: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, "Geo Unpad" 
<geo_un...@yahoogroups.com>, "Eksplorasi BPMIGAS" 
<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
Date: Friday, February 13, 2009, 12:33 PM











Sebuah gempa bermagnitude besar (7,4 SR / 7,2 Mw) menggoncangkan Laut Maluku 
dan pulau2 di sekitarnya di gugusan kepulauan Sangir/Sangihe - Talaud pada 
Kamis dini hari kemarin 12 Februari 2009 pukul 01.34 WITA. 
 
Gempa yang menyerang di tengah orang2 Sangir-Talaud tertidur lelap itu 
telah merusakkan 700 bangunan, hampir setengahnya rusak berat, melukai 42 orang 
: 10 luka berat,  2 tewas. Sekitar 5000 orang terpaksa mengungsi dan tidur di 
udara terbuka. Penduduk belum mau kembali ke rumahnya masing-masing sebab 
selain rusak juga telah terjadi sekitar 40 kali gempa susulan bermagnitude di 
sekitar 4 Mw, dan kelihatannya telah terjadi pemicuan beberapa gempa baru 
bermagnitude 6 Mw.
 
Secara seimo-tektonik, wilayah ini adalah wilayah yang paling aktif di dunia, 
juga yang paling unik secara tektonik dengan terjadinya double subduction yang 
polaritasnnya saling berpunggungan dan membenturkan dua prisma akresi serta 
sistem forearc yang berlainan.
 
Data USGS menunjukkan bahwa episentrum gempa berpusat di koordinat 3.902 deg N, 
126.400 deg E. Kedalaman pusat gempa 20 km, magnitude 7.2 Mw. Lokasi ini berada 
di Laut Maluku di tengah antara Pulau Talaud dan Pulau Sangihe, 320 km UTL dari 
Manado. Berdasarkan Global CMT Moment Tensor Solution, gempa disebabkan 
pematahan naik thrust dengan jurus 181 deg NE dan kemiringan 37 deg.
 
Sebenarnya, ini berpotensi sebagai tsunamigenic earthquake. Tetapi dilaporkan 
tidak terjadi tsunami, baik oleh Pemerintah Indonesia, Jepang, maupun Amerika 
Serikat. Semua syarat tsunami terpenuhi (magnitude > 6.5 Mw, episentrum di 
laut, pematahan dip-slip, dan kedalaman dangkal 20 km). Walaupun ini thrust, 
bukanlah mega-thrust ala gempa Aceh Desember 2004 atau gempa Pangandaran Juli 
2006 yang menyebabkan tsunami.
 
Penjelasan mengapa tak terjadi tsunami barangkali bisa dijelaskan oleh asal 
gempa yang terjadi di sedimen akresi hasil benturan dua sistem subduction yang 
saling berbenturan di Laut Maluku. Dengan kedalaman gempa 20 km, diperkirakan 
sumber patahan bukan pada oceanic slab, tetapi pada sedimen akresi yang asalnya 
melange prisma akresi atau melange di bawah forearc yang saling berbenturan 
yang diendapkan di atas oceanic slab.
 
Gempa terjadi di zone benturan Laut Maluku. Zone ini secara tektonik terletak 
di complex junction antara Eurasian, Australian, Pacific, dan Philippune Sea 
plates. Di wilayah ini ada oceanic slab yang menunjam ke barat di bawah busur 
volkanik Sangihe, dan ada oceanic slab yang menunjam ke timur di bawah busur 
Halmahera. Kedua busur volkanik ini aktif dan selalu aktif seraya gempa 
menggoncangnya. Lokon, Klabat, Soputan ada di sisi barat (Sangihe), sementara 
Gamalama, Gamkonora ada di sisi timur (Halmahera). 
 
Karena di sisi luar dari palung subduksi  ada prisma akresi melange; maka di 
sistem subduksi yang saling memunggung ini kedua sistem melange dari kedua 
oceanic slab duduk di tengah punggungnya. Dengan berjalannya subduksi ala 
vonveor belt maka lama-kelamaan kedua sistem melange ini berbenturan. Pulau 
Talaud adalah salah satu punggung tertinggi zone benturan di Laut Maluku ini. 
Pulau ini seluruhnya disusun oleh melange. Di sebelah selatan ada Pulau Mayu, 
yang disusun melange juga; maka biasanya para ahli tektonik menyebutnya sebagau 
Talaud-Mayu Ridge.
 
Fokus2 gempa yang terjadi di wiayah ini bila diplot menunjukkan keberadaan dua 
zone Wadati-Benioff yang saling menjauh dari Laut Maluku, menunjukkan 
keberadaan dua oceanic slab yang bersubduksi saling berpunggungan. Gempa dini 
hari kemarin terjadi di wilayah sedimen prisma akresi di atas punggung benturan 
ini. Rigiditas batuan sedimen tentu lain daripada rigiditas oceanic slab. 
Barangkali kita bisa belajar dari kejadian gempa kemarin bahwa thrust pada 
prisma akresi walaupun dangkal dan gempanya kuat belum tentu tsunami-genic, 
bila dibandingkan dengan mega-thrust pada oceanic slab yang di atasnya ada 
kolom laut.
 
Penduduk Talaud memang hidup di atas pulau melange di atas punggung yang 
menggelincir dan menunjam ke barat dan timur, lalu merupakan wilayah yang 
paling aktif di dunia. They are living at risk on the earthquake crest !
 
Semoga korban tewas tak bertambah, dan segera datang pertolongan. 
 
salam,
awang

__._,_.___
Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic 
Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 

MARKETPLACE



>From kitchen basics to easy recipes - join the Group from Kraft Foods 
 
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 



Recent Activity
Visit Your Group 



Yahoo! News
Get it all here
Breaking news to
entertainment news

Y! Groups blog
The place to go
to stay informed
on Groups news!

Special K Group
on Yahoo! Groups
Join the challenge
and lose weight.
. 

__,_._,___














      

Kirim email ke