Lemigas Perkirakan Cadangan Gas Senoro Lebih Kecil Rabu, 22 April 2009 18:48 WIB Penulis : Jajang
JAKARTA--MI: Pemerintah menambah satu alasan untuk menahan persetujuan kesepakatan penjualan tertentu (sales appointment agreement/SAA) proyek Donggi Senoro seiring adanya temuan penyusutan cadangan gas di lapangan Senoro. Pusat Penelitian dan Pengambangan (Puslitbang) Lembaga Minyak dan Gas (Lemigas) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan cadangan yang dimiliki Lapangan Senoro Toili milik PT Medco E&P Tomori Sulawesi dan PT Pertamina (Persero) tersebut lebih rendah dari yang sebelumnya disampaikan ke pemerintah. "Lemigas menemukan cadangannya lebih kecil. Jadi harus ditanyakan kepada mereka (operator hulu dan hilir), cadangan mana yang mau dipakai dalam kontrak bagi hasilnya dengan pemerintah. Mereka bisa saja sudah membuat kontrak bisnis dengan pembeli, tetapi karena beroperasi di Indonesia maka harus mengikuti aturan kita," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, Rabu (22/4). Atas dasar ini, imbuh Purnomo, pemerintah belum akan memberikan persetujuan SAA dalam proyek Donggi Senoro meskipun pihak konsorsium PT DS LNG sudah kembali mengajukan usulan rencana pengembangan (plan of development/POD) baru setelah berakhirnya kesepakatan inti antara konsorsium PT DS LNG dengan pembeli dari Jepang. Laporan yang disampaikan Lemigas kepada pemerintah menyebutkan cadangan gas lapangan Senoro yang terletak di Laut Sulawesi tersebut hanya dapat memproduksi sebanyak 180 mmscfd sampai 200 mmscfd selama 15 tahun atau setara 1 triliun kaki kubik (tcf) sampai 1,09 tcf. Sementara konsorsium melaporkan produksi lapangan tersebut bisa mencapai 227 mmscfd selama 15 tahun atau setara 1,24 tcf. Dengan selisih perhitungan produksi seperti itu, dikhawatirkan komitmen pembelian LNG Senoro dari dua perusahaan Jepang, Kansai Electric Power Co. Inc. dan Chubu Electric Power Co. Inc masing-masing sebanyak 1,1 juta metrik ton per tahun atau 33 juta metrik ton selama 15 tahun tidak mencukupi. Sementara, Direktur Operasional PT Medco Energi Internasional Tbk, Lukman Mahfoedz menyatakan dugaan penurunan cadangan tersebut disebabkan perbedaan metoda dan teknis dalam pengukuran kandungan gas oleh dua lembaga yang berbeda. "Yang bisa kami jelaskan bukanlah terjadi penurunan karena produksi belum dimulai. Tetapi memang ada dua interpretasi yang berbeda antara Lemigas dan GCA (lembaga penyertifikat cadangan). Seperti layaknya di setiap proyek, perbedaan interpretasi demikian bisa saja terjadi karena tim teknis dan methoda yang dipakai bisa berbeda," papar Lukman. (Jaz/OL-06)