Pak Awang,

Saat ini saya sedang melakukan 1D basin modeling pada beberapa sumur di suatu 
daerah. Sumur2 tersebut arahnya relative barat-timur, dimana semakin ke timur 
sumur semakin dalam.
Tujuan dari 1D basin modeling ini adalah untuk melakukan korelasi maturity 
window di sumur2 tersebut.

Pada sumur A, yang paling barat, saya masukkan data corrected BHT. Saya 
masukkan juga data Tmax dan data Ro untuk kalibrasi. Sudah saya pastikan bahwa 
Ro tidak mengalami supresi berdasarkan ciri suppressed Ro yang dulu pernah 
Bapak sebutkan (kandungan HI, persentase exinite). Hasil kalibrasi bagus 
(menggunakan data BHT), saya dapatkan nilai heatflow sekitar 61 mW/m2. Untuk 
sumur A ini, mid mature berada pada depth (katakan saja) 4000 ft

Pada sumur B yang berada 4 km di sebelah timurnya (lebih dalam), saya masukkan 
juga data Tmax dan Ro. Sudah saya pastikan juga bahwa Ro tidak mengalami 
supresi. Hasil kalibrasi juga bagus (juga menggunakan data BHT), saya dapatkan 
nilai heatflow sekitar 62 mW/m2. Mid mature berada pada depth (katakan saja) 
4200 ft.

Kemudian saya lakukan analisa basin modeling pada sumur C yang berada 10 km di 
sebelah timurnya. Sudah saya pastikan juga bahwa Ro tidak mengalami supresi. 
Namun hasil kalibrasi amat jelek (menggunakan data BHT). Ronya tidak matang. 
Tmaxnya lumayan matang. Maturity hasil pemodelan malah kelewat matang.
-          Jika saya anggap maturity pemodelan adalah benar, heatflow yang saya 
dapatkan adalah 63.7 mW/m2 ~ 1.5 HFU. Masih dalam range yang sama dengan sumur2 
sebelumnya. Tapi mid mature berada pada depth (katakan saja) 2500 ft padahal 
sumur ini lebih dalam daripada 2 sumur sebelumnya
-          Jika saya anggap data Ro adalah benar, saya dekatkan maturity hasil 
pemodelan ke data Ro, maka heatflow yang saya dapatkan adalah 40 mW/m2 = 1HFU. 
Mid mature terletak pada depth (katakan saja) 5000 ft.

Terus terang, saya bingung, data apa yang saya pakai sebagai patokan, Pak. Data 
BHT rasanya tidak salah karena sudah pernah institusi2 lain membuat peta 
gradien geothermal dan memang begitu adanya. Sedangkan data Ro juga sudah 
dianalisa dengan lengkap dan bagus, rangenya pun rapat.

Jika yang benar adalah data BHT, apa memang bisa terjadi maturity window yang 
semakin dangkal dimana posisi sumur semakin dalam, Pak? Kira2 apa sebabnya? 
Sebagai info, disini basement belum dapat dipetakan.
Jika yang benar adalah data Ro, apa yang menyebabkan pengukuran BHT menjadi 
jauh lebih tinggi? Apa mungkin di kerak benua dan daerah tektonik yang aktif, 
nilai heatflownya hanya sekitar 40 mW/m2?

Mohon pencerahannya.

Terima kasih sebelumnya,
-febrie-

________________________________
This e-mail and any information contained are confidential and legally 
privileged. It is intended solely for the use of the individual or entity to 
whom it is addressed and others authorized to receive it. If you are not the 
intended recipient, you are hereby notified that any disclosure, copying, 
distribution or taking any action in reliance on the contents of this e-mail is 
strictly prohibited and may be unlawful. If you have received this e-mail in 
error, please notify us immediately by responding to this e-mail or by 
telephone MedcoEnergi IS Division Helpdesk on +62 21 83991234 then delete this 
email including any attachment(s) from your system. MedcoEnergi does not accept 
liability for damage caused by any of the foregoing. This e-mail is from PT 
MedcoEnergi Internasional Tbk and Subsidiaries, having Registered Address at 
Graha Niaga Level 16, Jakarta, Indonesia.

Kirim email ke