Pak Awang,
apakah mungkin.  yang disebutkan teori lainnya adalah teori penyebab terjadinya 
gunung api, tetapi memang karena terletak diantara pertemuan dua fault system 
ini yang menyebabkan terbuka nya crust yang menyebabkan magma bisa keluar 
dengan jumlah yang lebih banyak.
karena terletak di dalam laut maka sumbatnya cepat terbentuk.  bukan lagi kayak 
lava pillow tetapi mungkin sdh lebih besar lagi.

saya sebenarnya mau tanya hal yang lain....

Apakah danau Toba juga terletak diujung satunya Semangko fault?  
bagaimana dengan Tambora?
apakah dapat di interpretasikan bahwa  gunung api2 yang besar itu bukanlah 
rangkaian ring of fire yang diproduksi oleh Bennioff zone, tetapi karena 
terbuka nya crust karena strike slip fault?

banyak pertanyaannya ya...
tapi kan nanyanya sama perpustakaan berjalan jadi saya yakin bisa diterangkan 
oleh Pak Awang.

salam,
frank






________________________________
From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad <geo_un...@yahoogroups.com>; Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>
Sent: Thursday, June 25, 2009 5:15:41 PM
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi 
sedahsyat Krakatau atau Tambora ?


Mengikuti literatur2 tentang letusan Krakatau 1883 selama hampir 100 tahun dari 
1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan kepada perdebatan para ahli tentang 
penyebab letusan katastrofik/paroxysmal Krakatau 1883. Beberapa saya simpulkan 
pemikiran2 mereka di bawah ini.

Verbeek (1885 : Krakatau, dlm bahasa Belanda dan Prancis, cetakan Batavia). Air 
laut merembas ke dapur magma, menaikkan tekanan dapur magma. Magma naik dari 
dapur magma karena tekanan, ia menggerus badan kerucut gunungapi sampai tipis. 
Badan tipis ini runtuh, air laut dalam jumlah besar masuk, menyebabkan violent 
explosion yang melemparkan pumis/batuapung. Dalam zaman Verbeek ini pandangan 
terkenal, meskipun kita tahu intervensi air akan menyebabkan letusan phreatik 
yang tak eksplosif.

Judd (1888 : Nature 40, the earlier eruptions of Krakatau & laporan ke Royal 
Society of London). Minor explosion pada 26 Agustus akibat kontak lava panas 
dengan air laut. Monster explosion pada 27 Agustus akibat runtuhnya sumbat lava 
yang terjadi sebelumnya oleh cooling effect air laut yang masuk secara mendadak 
ke lubang kawah. Eksplosi selanjutnya menghasilkan kaldera baru.

James Dana (1890 : Characteristics of volcanoes..., Dodd, Mead and Co, New 
York). Monster explosion 27 Agustus 1883 akibat air laut yang masuk ke dapur 
magma. Eksplosi telah mengosongkan dapur magma, runtuh, terbentuk kaldera.

Stehn (1929 : The Geology and volcanism of the Krakatau Group,4th science 
congress, Batavia). Destruksi Krakatau terjadi dalam beberapa tahap 
penenggelaman yang dimulai dari sebelah utara. Setiap tahap penenggelaman 
diikuti oleh eksplosi yang membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu runtuhan 
masuk, dan menimbulkan tsunami.

Self and Rampino (1981 : Nature 294, The 1883 eruption of Krakatau). Kaldera 
Krakatau terjadi akibat kosongnya dapur magma oleh rentetan eksplosi. Tsunami 
diakibatkan oleh jatuhnya kembali material letusan ke laut.

Teori-teori lain : 

Karakatau terletak pada titik silang dua sistem retakan besar antara arah 
Sumatra, arah Jawa, dan arah Selat Sunda sendiri.

Krakatau terletak di titik belok jalur palung dari sebelah barat Sumatra ke 
sebelah selatan Jawa

salam,
Awang

--- On Thu, 6/25/09, Yustinus Suyatno Yuwono <yuw...@gc.itb.ac.id> wrote:

> From: Yustinus Suyatno Yuwono <yuw...@gc.itb.ac.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat 
> Krakatau atau Tambora ?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, 
> "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> Date: Thursday, June 25, 2009, 1:26 PM
> Rekans!
> Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut yang
> masuk ke dapur magma lalu memicu letusan paroxismal Krakatau
> th 1883 adalah omong kosong tanpa bukti. Bila ada air masuk
> ke dapur magma letusan yang terjadi adalah phreato-magmatik
> atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan
> katastropik seperti letusan Krakatau yang super dahsyat
> itu.
> Syalom.
> Yatno
> ----- Original Message ----- From: "Rovicky Dwi Putrohari"
> <rovi...@gmail.com>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Cc: "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>;
> "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>;
> "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan
> gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
> 
> 
> Terimakasih Pak Awang,
> Nanti akan saya cari gambar2  Hall tentang tectonic
> untuk mempermudah
> pemahaman dongeng gunungapi ini :)
> 
> RDP
> ----------------------------
> 2009/6/24 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>:
> > 
> > Salam gunungapi,
> > 
> > Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi sampai
> sekarang pun, dari bukti-bukti pengukuran GPS,
> lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya adalah bahwa
> meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih cukup panas untuk
> mempunyai sirkulasi material di mantel dan inti luarnya.
> Implikasi ini adalah bahwa bencana yang berhubungan dengan
> gerak lempeng seperti gempa dan letusan gunungapi masih bisa
> terjadi, termasuk yang katastrofik seperti erupsi Krakatau
> atau Tambora.
> > 
> > Khusus Krakatau, kita cek saja geologi dan sejarah
> letusan atau penelitian yang pernah dilakukan di sini, sejak
> zaman Verbeek (1885), dua tahun setelah letusan
> katastrofiknya (1883) sampai penelitian2 para ahli gunungapi
> Indonesia seperti Pak Tikno Bronto, Pak Yatno, Pak Gendoet,
> Pak Igan, dan yang lainnya. Kita juga harus melihat situasi
> tektonik tempat gunungapi itu muncul.
> > 
> > Berdasarkan rekonstruksi terbaru (misalnya dari Robert
> Hall, 1995-2003), Selat Sunda tempat Krakatau muncul, belum
> ada sebelum 10 juta tahun yang lalu. Selat ini berkembang
> dalam 10 juta tahun terakhir. Sebelumnya, Jawa masih terikat
> dengan Sumatra dalam arah yang mirip Sumatra yaitu
> BL-Tenggara. Kalau Jawa sekarang arahnya B-T, itu karena
> lepas dari Sumatra dalam 10 juta tahun terakhir kemudian
> terputar melawan arah jarum jam. Perpisahan Jawa-Sumatra ini
> membuka Selat Sunda, sehingga tidak mengherankan mengapa
> Selat Sunda menyempit di timurlaut dan melebar ke arah
> baratdaya, ini adalah efek rotasi anti-clockwise dengan
> titik rotasi (pivot point) di sebelah timurlaut. Yang
> menyebabkan Jawa terpisah dari Sumatra adalah majunya
> Australia ke arah utara di ujung Busur Banda. Apakah
> rekonstrksi ini benar ? Mungkin benar, seperti dibuktikan
> oleh pengukuran radiometric dan paleomagnetik beberapa
> batuan Paleogen-Neogen di Jawa yang dilakukan oleh Ngkoimani
> et
> > al. (2006) yang menyimpulkan bahwa separuh Jawa bagian
> timur dulunya berlokasi lebih selatan daripada posisinya
> sekarang.
> > 
> > Sebuah rotasi Jawa yang anticlockwise dan Sumatra yang
> juga terputar clockwise (Barber et al., 2005) akan
> mengharuskan sistem retakan di Selatan Sunda sebagai retakan
> berorientasi BD-TL. Dan, sistem retakan ini telah dijadikan
> jalur lemah munculnya rentetan gunungapi di Selat Sunda dari
> Sebesi di selatan, Sebuku di tengah sampai Raja Bassa di
> utara. Gunung Peucang dan intrusi linear dykes di sepanjang
> pantai timur Pulau Panaitan harus dipandang sebagai bagian
> jalur ini. Dan, adalah Verbeek (1885) yang pertama kali
> menyebutkan bahwa Krakatau sebenarnya terletak di titik
> perpotongan dua jalur : jalur Sumatra yang BL-Tenggara dan
> jalur Selat Sunda yang BD-TL. Verbeek juga menulis dalam
> laporannya bahwa aktivitas panjang Krakatau disebabkan
> lokasinya yang merupakan focus injeksi magma, yang juga
> mempengaruhi bentuk dapur magmanya. Karena posisi tektonik
> Krakatau tidak berubah dalam 10 juta tahun terakhir ini,
> maka aktivitas erupsi yang sama yang pernah
> > terjadi pada 1883 dan sebelumnya tak mungkin tak
> terjadi lagi. Hanya tingkat letusannya yang harus kita
> cermati.
> > 
> > Bila ditelusuri riwayatnya, seperti banyak gunungapi
> lainnya, Krakatau punya sejarah panjang periode dormant
> (istirahat) dan erupsinya. Suatu siklus besar dalam
> kehidupan gunungapi bermula dengan tumbuhnya kerucut
> permukaan dan berakhir dengan keruntuhan sebagian puncak ini
> membentuk kaldera. Krakatau telah mengalamai dua siklus
> besar jenis ini.
> > 
> > Siklus pertama Krakatau dimulai pada masa pra-sejarah,
> dan mungkin berakhir pada abad ke-5 Masehi. Selama siklus
> ini, sebuah kerucut andesitic terbangun sampai ketinggian
> sekitar 2000 meter -ini tentu disimpulkan dari rekonstruksi
> berdasarkan shattered remains-nya -sisa-sisa hancurannya.
> Ketinggian ini lebih dari dua kali ketinggian Anak Krakatau
> sekarang. Diameter kerucut ini sekitar 15 km di dasarnya,
> sekitar setengah ukuran Gunungapi Merapi di utara
> Yogyakarta. Kaldera selebar 10 km mengakhiri daur ini dan
> menyisakan bekas2nya berupa empat pulau : Verlaten
> (Sertung), Krakatau (Rakata), Lang (Rakata Kecil) dan Police
> Hat.
> > 
> > Uniknya adalah bahwa seorang peneliti bernama Judd
> (1888) menghubungkan berakhirnya siklus pertama Krakatau ini
> dengan "Pustaka Raja" sebuah buku berbahasa Jawa kuno yang
> menceritakan sebuah letusan dahsyat di sebelah barat Jawa.
> Terjemahan uraian dalam Pustaka Raja adalah "Dalam tahun 338
> Syaka (416 M) sebuah bunyi Guntur terdengar dari pegunungan
> Batuwara (sekarang disebut Pulosari di utara Banten), yang
> kemudian dijawab oleh bunyi Guntur yang yang sama berasal
> dari gunung Kapi (Krakatau ?), yang terletak di sebelah
> barat Banten. Api besar yang menyala mencapai langit keluar
> dari Kapi, disertai oleh hujan badai. Suaranya begitu
> menakutkan, dan akhirnya gunung Kapi dengan raungan dahsyat
> hancur berkeping-keping." (ditulis ulang dari Simkin dan
> Fiske, 1983).
> > 
> > Siklus kedua Krakatau dimulai ketika sebuah kerucut
> basalt yang kaya olivine muncul di tepi tenggara kaldera
> siklus pertama. Tinggi Krakatau saat itu 800 meter. Kemudian
> letusan-letusan berikutnya telah bergeser mengikuti jalur
> utara-baratlaut membentuk kerucut-kerucut Danan dan
> Perboewatan yang terbuat dari material andesitic kaya
> hipersten. Laporan-laporan dari pelayaran di Selat Sunda
> menyebutkan bahwa Perboewatan muncul pada 1680 dengan
> ketinggian yang lebih rendah dari Krakatau. Seperti juga
> terjadi di kaldera Tengger saat ini, maka gunung-gunung di
> dalam kaldera akan semakin kecil semakin muda, dan yang
> paling kecil berlokasi di titik geseran paling ujung.
> > 
> > Siklus kedua ini berakhir pada hari Senin 27 Agustus
> 1883 pukul 10.00 (Simon Winchester, 2000)dalam sebuah
> letusan paroxysmal yang terkenal itu, yang juga melenyapkan
> Perboewatan, Danan, dan setengah badan sebelah utara
> Krakatau. Saat itu langsung terbentuk kaldera sedalam 300
> meter yang berisi air laut. Pengukuran hidrografik setelah
> masa letusan berakhir menunjukkan bahwa kaldera siklus kedua
> ini hampir sama dimensinya dengan kaldera siklus pertama,
> tetapi ia memanjang agak ke selatan baratdaya, menunjukkan
> runtuhan dapur magma mengikuti struktur regionalnya.
> > 
> > Siklus ketiga bermula ketika Anak Krakatau (Krakatau
> yang kita kenal sekarang) muncul pada suatu pagi pada tahun
> 1927 (van Bemmelen, 1949). Sang Anak tumbuh dengan cepat,
> jauh melebihi kecepatan pertumbuhan makhluk hidup mana pun,
> yaitu sekitar 5 meter per tahun (Willumsen, 1997). Anak
> Krakatau saat ini dibangun oleh material basaltic. Kapan
> siklus ketiga ini akan berakhir, mengikuti sejarah ayah dan
> kakeknya, maka ia akan meletus hebat ketika material
> magmanya sudah menjadi asam. Mungkin letusannya tak akan
> sehebat tahun 416 atau 1883, tetapi dengan makin padatnya
> penduduk sekitar pantai Banten dan Lampung; maka jumlah
> korban potensial bisa lebih besar daripada letusan 416 dan
> 1883.
> > 
> > Penelitian para ahli gunungapi Belanda van Bemmelen
> (1949), Verbeek (1885) dan G.A. de Neve (1981) - de Neve
> adalah kawan senior saya sesama pemburu buku loakan di
> Cihapit Bandung 1977-1980 -ternyata saya juga akhirnya jadi
> seorang geologist seperti de Neve, saat itu saya anak SMP
> yang haus buku tetapi tak punya uang sehingga bisanya hanya
> membeli di loakan sedangkan de Neve adalah seorang gurubesar
> geologi...hm sedikit nostalgia-berhasil merekonstruksi kimia
> magma semua siklus dormant dan erupsi Krakatau. Mereka
> menyimpulkan bahwa Kompleks Krakatau selalu mulai dengan
> magma basalt, maju ke andesite, dan meletus hebat secara
> paroxysmal ketika magmanya menjadi asam (riolitik). Menurut
> rekonstruksi mereka (dikompilasi dengan sangat baik oleh
> Willumsen, 1997), letusan hebat Kakek Krakatau pada 416 M
> (?) terjadi saat komposisi magma riolitik mencapai Kadar
> SiO2 70 %, begitu juga dengan erupsi Krakatau 1883 yang
> meletus hebat saat komposisi magma mencapai 70
> > % SiO2. Nah, si Anak Krakatau ini agak lain -
> plottingnya tak mengikuti kakek dan ayahnya -mungkin datanya
> lebih banyak; yang jelas Anak Krakatau sejak lahirnya pada
> tahun 1927 sampai sekarang tak pernah mencapai komposisi
> magma riolitik (> 65 % SiO2). Saat letusannya pertama
> terjadi pada tahun 1930 ia ada di level SiO2 62 %. Tahun
> 1960 bahkan magmanya berdiferensiasi menjadi basaltic dari
> andesit, sekarang tengah andesit. Saat level SiO2-nya sudah
> mencapai 65 % di situlah mulai membayang letusan paroxysmal.
> Melihat kecenderungannya, mungkin ini akan terjadi masih
> jauh dari sekarang, paling tidak tak sampai 100 tahun dari
> sekarang.
> > 
> > Begitu kalau mengikuti kimia magma, tetapi Verbeek
> (1885) dan Judd (1888) punya teori unik tentang mengapa
> Krakatau 1883 meletus begitu hebat. Mereka percaya bahwa air
> laut yang merembes ke kantong magma telah berperan dalam hal
> ini. Air ini akan menaikkan tekanan. Magma naik akibat
> tekanan tambahan dari air ini. Magma yang naik ini akan
> menggerogoti akar kerucut volkanik di atasnya sampai badan
> kerucut gunungapi menipis seperti seperti selaput saja.
> Ketika selaput gunungapi ini runtuh, laut akan punya akses
> masuk ke kantong magma dan menyebabkan erupsi besar yang
> melemparkan pumis (batuapung).
> > 
> > Kalau kakek Krakatau benar meletus pada 416 M sesuai
> Pustaka Raja, dan kita tahu Krakatau 1883 meletus sama
> hebatnya pada 1883, maka terbentang periode selama 1467
> tahun. Dalam masa itu terjadi diferensiasi magma Krakatau
> dari riolit-andesit-basaltik-andesit-riolit. Bila kimia
> magma satu-satunya kunci ke letusan paroxysmal, maka periode
> letusan paroxysmal Anak Krakatau mungkin akan terjadi pada
> 1883 + 1467 = tahun 3350. Ini tentu hitungan di atas kertas
> dan menyederhanakan sekali banyak hal serta menggunakan
> banyak asumsi yang semuanya bisa salah besar seketika.
> > 
> > Yang penting adalah amati terus kimia magma Anak
> Krakatau. Hati-hati saat ia di ujung andesitic dan mau masuk
> ke riolitik. Kapan itu akan terjadi kita tak tahu sebab
> pengetahuan kita begitu tak sempurna sementara Mother Earth
> punya banyak misteri.
> > 
> > Demikian, semoga berguna.
> > 
> > Salam,
> > Awang
> > 
> > 
> > --- On Tue, 6/23/09, Hiltrudis Gendoet Hartono <l3c04...@yahoo.com>
> wrote:
> > 
> >> From: Hiltrudis Gendoet Hartono <l3c04...@yahoo.com>
> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada
> letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> Date: Tuesday, June 23, 2009, 2:50 PM
> >> Salam gunung api,
> >> 
> >> Ikut nimbung ya...setuju dengan pendapat pak
> Yatno...selain
> >> itu juga perlu diperhatikan durasi lama hidup dan
> waktu
> >> istirahat gunung apinya...disini waktu istirahat
> g.api
> >> berhubungan dengan pengumpulan energi atau
> pengakumulasian
> >> faktor-faktor energi dalam usahanya untuk
> membongkar penutup
> >> kawah bahkan bodi kerucut bagian atas g.apinya.
> Waktu
> >> istirahat bisa mencapai ratusan tahun bahkan
> ribuan tahun
> >> (Ferari, 1995).... tampaknya waktu istirahat
> panjang
> >> tersebut bukan umur kita, namun secara statistik
> apa ada
> >> gunung api di Indonesia yang sdh beristirahat
> selama itu
> >> (?), nah itu yang perlu kita cari atau tanyakan ke
> mas Igan
> >> dan Zen.....he he..ke pak Surono langsung ya.
> Durasi itu
> >> kemungkinan juga berujung kepada perilaku magma
> yang selalu
> >> menjadi lebih asam (Bowen series).......suwun.
> >> 
> >> hgh
> >> 
> >> --- On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id
> >> <yuw...@gc.itb.ac.id>
> >> wrote:
> >> 
> >> From: yuw...@gc.itb.ac.id
> >> <yuw...@gc.itb.ac.id>
> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada
> letusan
> >> gunungapi sedahsyat Krakatau atau
> >> Tambora ?
> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> Cc: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>,
> >> "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>
> >> Date: Monday, June 22, 2009, 6:51 AM
> >> 
> >> 
> >> Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih
> sangat
> >> mungkin terjadi.
> >> Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya
> dengan suhu
> >> bumi yang
> >> mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian)
> berhubungan
> >> dengan
> >> akumulasi tekanan yang salah satu faktornya
> adalah
> >> komposisi magma yang
> >> semakin asam sehingga mengental dan menyumbat
> lubang
> >> kepundan.
> >> Salam,
> >> Yatno. (YSY)
> >> 
> >> > Ada sebuah pertanyaan yang datang dari
> pembaca Dongeng
> >> Geologi.
> >> > Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan
> gunung
> >> meletus sekuat letusan
> >> > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah
> mendingin
> >> sehingga letusan
> >> > besar sudah tidak akan terjadi lagi ?
> >> >
> >> > Logikanya sih sepertinya OK saja, karena
> memang bumi
> >> ini mendingin
> >> > sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin"
> letusan
> >> besar tidak akan
> >> > terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti
> ini juga
> >> berbahaya.
> >> > Ada komentar ?
> >> >
> >> > RDP
> >> >
> >> >
> >>
> --------------------------------------------------------------------------------
> >> > PP-IAGI 2008-2011:
> >> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> >> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> >> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
> departemen, banyak
> >> biro...
> >> >
> >>
> --------------------------------------------------------------------------------
> >> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> >> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya,
> Semarang
> >> > 13-14 Oktober 2009
> >> >
> >>
> -----------------------------------------------------------------------------
> >> > To unsubscribe, send email to:
> >> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >> > To subscribe, send email to:
> >> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> >> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> >> > No. Rek: 123 0085005314
> >> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
> (IAGI)
> >> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> >> > No. Rekening: 255-1088580
> >> > A/n: Shinta Damayanti
> >> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >> >
> >>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties
> with regard
> >> to information
> >> > posted on its mailing lists, whether posted
> by IAGI or
> >> others. In no event
> >> > shall IAGI and its members be liable for
> any,
> >> including but not limited to
> >> > direct or indirect damages, or damages of any
> kind
> >> whatsoever, resulting
> >> > from loss of use, data or profits, arising
> out of or
> >> in connection with
> >> > the use of any information posted on IAGI
> mailing
> >> list.
> >> >
> >>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> >
> >> >
> >> 
> >> 
> >> 
> >>
> --------------------------------------------------------------------------------
> >> PP-IAGI 2008-2011:
> >> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> >> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> >> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen,
> banyak
> >> biro...
> >>
> --------------------------------------------------------------------------------
> >> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> >> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> >> 13-14 Oktober 2009
> >>
> -----------------------------------------------------------------------------
> >> To unsubscribe, send email to:
> >> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >> To subscribe, send email to:
> >> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> >> No. Rek: 123 0085005314
> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> >> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> >> No. Rekening: 255-1088580
> >> A/n: Shinta Damayanti
> >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with
> regard to
> >> information posted on its mailing lists, whether
> posted by
> >> IAGI or others. In no event shall IAGI and its
> members be
> >> liable for any, including but not limited to
> direct or
> >> indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever,
> >> resulting from loss of use, data or profits,
> arising out of
> >> or in connection with the use of any information
> posted on
> >> IAGI mailing list.
> >>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> 
> >> 
> >> 
> >> 
> >> 
> > 
> > 
> > 
> > 
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> > 13-14 Oktober 2009
> >
> -----------------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to information posted on its mailing lists, whether posted
> by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > 
> > 
> 
> 
> 
> -- 
> http://rovicky.wordpress.com/2009/05/30/seamount-si-gunung-raksasa-dibawah-laut-1-proses-terbentuknya/
> 
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> --------------------------------------------------------------------------------
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> 
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> --------------------------------------------------------------------------------
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> 


      

______________________________________________
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id| www.hagi.or.id
* PIT HAGI ke 34, 8-13 November 2009, Yogyakarta
* Kunjungi http://pit34hagi.web.id/ untuk info lebih lanjut

Reply via email to