Saya cuma mencoba menyimpulkan :" Bahwa apa yang dibangun oleh
alam dengan pelahan akan mencapai suatu PUNCAK.
Setelah ini
maka  alam dan dirinya sendiri akan mengahancurkan diri
,,,,,,,,,,,,,,,,begitukah ?
Apakah ini cocok dengan spicies yang
bernama MANUSIA yang sedang berada dalam puncak perkembangan-nya saat ini
?
Kalau ini benar maka benar kata orang beriman bahwa Kiamat sudah
dekat ???
Wallahualam.

Si Abah

________________________________________________________________________>

>


 Pak Franc,
> 
> Sebuah
gunungapi yang duduk di dua sistem sesar besar yang berpotongan
>
harus dicurigai sebagai gunungapi yang punya akses lebih terbuka kepada
> sumber magma yang akan menerobos zone lemah perpotongan sesar.
Semua
> back-arc volcanoes di Jawa macam Gunung Muria, Lasem,
Ciremai, dan
> Pulosari muncul karena ada sesar besar di bawahnya.
Gunung Krakatau muncul
> di tengah Selat Sunda yang merupakan
relik perpisahan Sumatra dan Jawa dan
> gunungapi ini juga duduk
di perpotongan jalur sesar arah Sumatra dan sesar
> arah Sunda.
Gunungapi-gunungapi di Sumatra semuanya duduk di atas Sesar
>
Sumatra/Semangko. Hal ini menunjukkan bahwa zone lemah akibat sesar
kerap
> menjadi lokasi penerobosan magma yang kemudian menjadikan
gunungapi di
> permukaan.
> 
> Apakah
gunungapi-gunungapi yang duduk di jalur sesar atau perpotongan
>
jalur sesar akan berenergi besar mengacu kepada kasus letusan
paroxysmal
> Krakatau dan Toba ? Belum tentu. Ini dua hal yang
berbeda. Sesar-sesar
> hanya menyediakan tempat penerobosan magma
dan jaminan akses menerus
> kepada kantong magma. Tetapi dalam
banyak kasus, kedahsyatan letusan lebih
> dikendalikan oleh
komposisi magmanya. Tiga letusan paroxysmal gunungapi di
>
Indonesia semuanya terjadi saat magmanya asam : Toba lk 70.000 tahun
yl,
> Tambora 1815, dan Krakatau 416, 1883.
> 
>
Sedikit tentang Toba, saat sebagai gunungapi (sebelum menghasilkan
kawah
> Danau Toba), gunungapi ini muncul di sistem sesar-sesar
(tension fissures)
> yang terbentuk di puncak suatu area
pengangkatan yang oleh van Bemmelen
> (1949) disebut sebagai Batak
Tumor. Dalam volkanologi, Toba pun terkenal
> dengan endapan
ignimbrit-nya, yaitu batuan asal abu volkanik -welded dan
>
unwelded tuff. Begitu luasnya ladang ignimbrit di sini, 20.000-30.000
km2,
> termasuk yang paling luas di dunia. Untuk menghasilkan
endapan seluas itu
> paling tidak telah dimuntahkan piroklastika
sebanyak 2000 km3. Bagaimana
> sejarah letusan gunungapi ini ?
> 
> Ignimbrit selalu dikaitkan dengan fissure eruption ala
Katmai. Begitu juga
> mekanisme letusan Toba. Toba menduduki apex
suatu tinggian disebut Batak
> Tumor berukuran 275x150 km dan
sebagian besar berbatuan andesitik. Pada
> Early Quaternary, Batak
Tumor ini mengalami arching-up, membubung ke atas
> dan membuka
retak2 fissures di puncaknya. Pengangkatan ini mendekatkan
>
batholith granit ke puncak. Erupsi linear terjadi, memuntahkan magma
> riolitik yang sebagian besar melalui nuees ardente (awan panas)
turun ke
> lembah2 sekeliling Batak Tumor - inilah yang menjadi
endapan ignimbrit.
> 
> Walaupun letusannya linear dan via
fissures tetapi karena magmanya asam,
> maka erupsinya hebat.
Tercatat bahwa abu - tuf-ignimbrit ditemukan sampai
> sejauh 400
km ke arah Malaysia. Sehabis erupsi paroxysmal itu, yang
> terjadi
sekitar 70.000 tahun yang lalu ( Knight et al 1986-Journal of
>
Geophys Res 91), runtuhlah puncak Toba dan membentuk kawah -terjadilah
> Danau Toba. Ini gejala biasa akibat pengosongan kantong magma.
Kemudian,
> setelah influx magma terjadi lagi, gerak batholith
yang baru mengangkat
> sebagian runtuhan di dasar kawah dan
sebagian dikenal menjadi Pulau
> Samosir (inilah resurgent
couldron - suatu gejala spesifik di Toba). Fase
> terakhir
perkembangan Toba adalah terbentuknya gunung Pusuk Bukit,Sibayak,
> dan sekitarnya yang terjadi di sayap Toba sebagai puncak-puncak
parasitik
> bermagma andesit.
> 
> Dalam sejarah
yang tercatat (sejak tahun 1600), Toba tidak dimasukkan
> sebagai
gunungapi yang aktif (kelas A). Gunung Pusuk Bukit dan Sibayak
>
atau Singgalang, fase terakhir Toba memang menunjukkan status solfatara
> dan fumarola, tetapi erupsi Toba terakhir terjadi 70.000 tahun yang
lalu
> dalam magma asam yang asal kontinen (berdasarkan isotop Sr
86/Sr 87).
> Dengan demikian sejarah volkanisme Toba bisa dibagi
jadi 5 tahap
> : (1)pre-Toba andesites - singkapannya ada di North
Samosir dan Dolok
> Siantar, (2) Toba fissure euption - 70.000 tyl
yang mengendapkan
> ignimbrit, (3) formation of Toba crater, (4)
formation of Samosir and
> Uluan Block melalui pengangkatan
kawah-resurgent couldron, (5) post-Toba
> andesitic volcanism
Pusuk Bukit, Singgalang, Sibayak.
> 
> Erupsi mega-kolosal
Toba, kalau kita percaya, tentu telah menyebabkan
> suatu
katastrofi yang dahsyat (“Toba catastrophe
theory"). Erupsi ini
> telah menurunkan temperatur permukaan
Bumi 3-3.5 derajat Celsius selama
> beberapa tahun. Tentu
lingkungan permukaan Bumi berubah secara signifikan
> akibat
erupsi megakolosal ini.
> 
> Akhir-akhir ini, karena
terjadi kesamaan waktu dengan hasil penelitian
> evolusi manusia,
erupsi Toba ini telah dituduh sebagai penyebab macetnya
> arus
populasi migrasi manusia pada sekitar 70.000-75.000 tahun yang lalu.
> Pengetahuan kita tentang prasejarah manusia saat ini didasarkan
kepada
> bukti2 fosil, arkeologi, dan genetika (DNA). Berdasarkan
bukti2 tersebut,
> di dalam 3-5 juta tahun terakhir, spesies
manusia (hominid) telah berpisah
> dari kelompok kera, dan maju
dalam evolusinya menghasilkan varietas
> spesies manusia. Dalam
perkembangan ini, pada sekitar 70-75 ribu tahun
> yang lalu sempat
terjadi peristiwa reduksi populasi manusia yang sangat
> masif,
inilah yang terkenal sebagai teori ”population
bottlenecks” .
> 
> Beberapa bukti geologi
dan simulasi komputer Toba mega-colossal eruption
> telah
dilakukan, dan sangat mendukung bahwa Toba pernah meletus dengan
>
hebatnya. Dan, bukti DNA melalui proyek genome (yang baru dilakukan
> sekitar awal tahun 2000) telah berhasil memetakan seluruh variasi
manusia
> saat ini dan telah berhasil melacak perjalanan evolusi
dan migrasinya.
> Dikatakan, bahwa seluruh manusia sekarang di
Bumi berasal dari sekitar
> hanya 10.000 individu manusia. Dengan
menggunakan teknik ”average rates
> of genetic
mutation”, beberapa ahli genetika berpendapat bahwa
sejumlah
> populasi terisolasi ini hidup sezaman dengan peristiwa
erupsi megakolosal
> Toba.
> 
> Maka, disusunlah
sebuah teori antara para ahli geologi dan ahli genetika
> yang
mengatakan bahwa erupsi megakolosal Toba pada sekitar 70.000-74.000
> tahun yang lalu telah memunahkan banyak manusia yang sedang
bermigrasi
> keluar dari Afrika (out of Africa) dan hanya
menyisakan 10.000 individu
> yang hidup terisolasi. Peristiwa ini
selanjutnya telah mendorong
> diferensiasi spesies dari 10.000
individu dan melalui serangkaian
> peristiwa akhirnya menyisakan
spesies manusia yang seperti sekarang ini
> melalui proses
spesiasi.
> 
> Akan halnya erupsi Tambora 1815, gunungapi
ini, dan semua gunungapi aktif
> di bagian utara Nusa Tenggara
(Gunung Agung, Rinjani, Tambora, Sangeang
> Api) dihasilkan bukan
oleh subduksi kerak Samudra Hindia di bawah Nusa
> Tenggara,
tetapi lebih karena Flores Thrust -suatu model subduksi kerak
>
samudra Banda ke bawah Nusa Tenggara. Jalur gunungapi di sebelah
selatan
> Nusa Tenggara memang hasil subduksi kerak samudra
Hindia, tetapi karena
> jalur gunungapi di Nusa Tenggara
bermigrasi ke utara dari Paleogen ke
> Neogen ke Kuarter; subduksi
Resen kerak samudra Banda dari utara lebih
> mempengaruhi
gunungapi2 ini.
> 
> Bahwa erupsi paroxysmal Tambora 1815
terjadi saat magmanya berkomposisi
> asam dijelaskan oleh
Pannekoek van Rheden (1918). Menurutnya aktivitas
> Tambora
terjadi melalui tiga fase : (1) aliran lava yang membentuk
>
gunungapi perisai/aspit setinggi 1800 m, (2) magma terdiferensiasi
menjadi
> asam sehingga menghasilkan letusan eksplosif dan
bergantian dengan lava
> membentuk strato volcano setinggi 4300 m,
(3) 1815 : letusan eksplosif
> yang menghancurkan tubuhnya
sendiri.
> 
> Menurut catatan Petroeschevsky (1949),
letusan paroxysmal Tambora
> didahului oleh aktivitas yang
meningkat tajam sejak 1812. Letusan hebat
> dimulai 5 April 1815
dengan bunyi ledakan terdengar dari Jkarta sampai
> Ternate (2700
km). Letusan paling dahsyat terjadi dari 10-12 April 1815.
> Hujan
abu sampai wilayah Besuki, Jawa Timur. Ledakannya terdengar sampai
> sejauh Bengkulu. Gempa akibat letusan terasa sampai Surabaya. Abu
letusan
> sangat tebal di atas Madura sehingga Madura gelap selama
3 hari. Letusan
> membangkitkan tsunami -suatu bukti bahwa
gunungapi dekat pantai berpotensi
> membuat tsunami -yang mencapai
pantai Besuki Jawa Timur setinggi hampir 2
> meter. Aktivitas
Tambora baru berhenti setelah Agustus 1819. Maka dari
> awal-akhir
aktivitasnya, aktivitas Tambora berjalan 7 tahun.
> Petroeschevsky
(1949) mencatat pula bahwa korban langsung akibat letusan
> 10.000
orang; korban ikutan akibat kelaparan dan penyakit : 38.000 di
>
Sumbawa, 44.000 orang di Lombok; sehingga
>  total korban Tambora
92.000 orang.  Energi letusan Tambora ini mencapai
> maksimum
dalam skala volkanisitas (VEI = 8), setara dengan energi 1.44 x
>
10 exp27 erg atau 171428 x bom atom, dan volume yang diletuskan 150 km3
> (Hedervari, 1963).
> 
> 
> salam,
>
Awang
> 
> 
> --- On Sat, 6/27/09, Hiltrudis
Gendoet Hartono <l3c04...@yahoo.com> wrote:
> 
>>
From: Hiltrudis Gendoet Hartono
<l3c04...@yahoo.com>
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Re:
[Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah
>> ada letusan
gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
>> To:
iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Saturday, June 27, 2009, 6:16
PM
>> Pak Franc,
>>
>> Secara sempit,
kegiatan tektonika dalam hubungannya dengan
>> gunung api hanya
mempersiapkan/memfasilitasi ruang atau
>> jalan sehingga magma
atau silikat pijar dapat naik
>> kepermukaan bumi atau berhenti
di dalam bumi dan membeku
>> membentuk batuan intrusi dangkal,
sedangkan yang dapat
>> mencapai permukaan bumi inilah yang
disebut gunung api.
>> Selanjutnya gunung api itu akan tumbuh
sedikit demi sedikit
>> membangun tubuhnya (efusiv dan
eksplosif kecil)...tentunya
>> butuh waktu yang lama dalam fase
ini hingga terbentuk tubuh
>> kompositnya (gunung api tipe
produk subduksi)..batuan beku
>> yang terbentuk umumnya
berkomposisi basal hingga andesit. Di
>> satu sisi magma terus
mengalami proses diferensiasi normal
>> (seri Bowen),
kemungkinan petrologi-volkanologi fase
>> pembangunan hingga
istirahat panjang inilah akumulasi energi
>> besar dapat
terjadi sehingga mampu membongkar tubuhnya
>> sendiri (fase
destruksi/perusakan) dengan letusan besar
>> sekaligus
membentuk kaldera....jelas magma asam
>>  dengan bukti batuan
terbentuk berkomposisi lebih asam
>> dasit hingga riolit.
>> Secara luas, gerak-gerak tektonika memicu energi global
>> lempeng yang dapat mensuplai energi bersamaan dengan respon
>> gunung api meletus.....pergerakan lempeng kadang cepat
>> kadang melambat (?)....pada waktu lempeng gerak cepat itulah
>> kemungkinan energi akumulasi yang sudah ada didalam perut
>> gunung api menjadi lebih besar maka terjadilah batuk basah
>> alias semua material yang ada didalam perut gunung api
>> dikeluarkan.....ha ha..takut mas...
>> demikian
sedikit ulasan, moga membantu.
>>
>> salam
>> hill
>>
>> --- On Thu, 6/25/09,
Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
>> wrote:
>>
>>
From: Franciscus B Sinartio
<fbsinar...@yahoo.com>
>> Subject: [iagi-net-l] Re:
[Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih
>> mungkinkah ada letusan
gunungapi sedahsyat Krakatau atau
>> Tambora ?
>>
To: "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia"
<fo...@hagi.or.id>,
>> iagi-net@iagi.or.id
>>
Cc: "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>,
>>
"Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>
>> Date:
Thursday, June 25, 2009, 10:03 AM
>>
>> Pak
Awang,
>> apakah mungkin.  yang disebutkan teori
lainnya adalah
>> teori penyebab terjadinya gunung api, tetapi
memang karena
>> terletak diantara pertemuan dua fault system
ini yang
>> menyebabkan terbuka nya crust yang menyebabkan
magma bisa
>> keluar dengan jumlah yang lebih banyak.
>> karena terletak di dalam laut maka sumbatnya cepat
>> terbentuk.  bukan lagi kayak lava pillow tetapi
mungkin sdh
>> lebih besar lagi.
>>
>>
saya sebenarnya mau tanya hal yang lain....
>>
>>
Apakah danau Toba juga terletak diujung satunya Semangko
>>
fault? 
>> bagaimana dengan Tambora?
>>
apakah dapat di interpretasikan bahwa  gunung api2 yang
>> besar itu bukanlah rangkaian ring of fire yang diproduksi
>> oleh Bennioff zone, tetapi karena terbuka nya crust karena
>> strike slip fault?
>>
>> banyak
pertanyaannya ya...
>> tapi kan nanyanya sama perpustakaan
berjalan jadi saya
>> yakin bisa diterangkan oleh Pak Awang.
>>
>> salam,
>> frank
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> ________________________________
>>
From: Awang
Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
>> To:
iagi-net@iagi.or.id
>> Cc: Geo Unpad
<geo_un...@yahoogroups.com>;
>> Forum HAGI
<fo...@hagi.or.id>
>> Sent: Thursday, June 25, 2009
5:15:41 PM
>> Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih
mungkinkah ada
>> letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau
Tambora ?
>>
>>
>> Mengikuti literatur2
tentang letusan Krakatau 1883 selama
>> hampir 100 tahun dari
1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan
>> kepada perdebatan para
ahli tentang penyebab letusan
>> katastrofik/paroxysmal
Krakatau 1883. Beberapa saya
>> simpulkan pemikiran2 mereka di
bawah ini.
>>
>> Verbeek (1885 : Krakatau, dlm
bahasa Belanda dan Prancis,
>> cetakan Batavia). Air laut
merembas ke dapur magma,
>> menaikkan tekanan dapur magma.
Magma naik dari dapur magma
>> karena tekanan, ia menggerus
badan kerucut gunungapi sampai
>> tipis. Badan tipis ini
runtuh, air laut dalam jumlah besar
>> masuk, menyebabkan
violent explosion yang melemparkan
>> pumis/batuapung. Dalam
zaman Verbeek ini pandangan terkenal,
>> meskipun kita tahu
intervensi air akan menyebabkan letusan
>> phreatik yang tak
eksplosif.
>>
>> Judd (1888 : Nature 40, the earlier
eruptions of Krakatau
>> & laporan ke Royal Society of
London). Minor explosion
>> pada 26 Agustus akibat kontak lava
panas dengan air laut.
>> Monster explosion pada 27 Agustus
akibat runtuhnya sumbat
>> lava yang terjadi sebelumnya oleh
cooling effect air laut
>> yang masuk secara mendadak ke lubang
kawah. Eksplosi
>> selanjutnya menghasilkan kaldera baru.
>>
>> James Dana (1890 : Characteristics of
volcanoes..., Dodd,
>> Mead and Co, New York). Monster
explosion 27 Agustus 1883
>> akibat air laut yang masuk ke
dapur magma. Eksplosi telah
>> mengosongkan dapur magma,
runtuh, terbentuk kaldera.
>>
>> Stehn (1929 : The
Geology and volcanism of the Krakatau
>> Group,4th science
congress, Batavia). Destruksi Krakatau
>> terjadi dalam
beberapa tahap penenggelaman yang dimulai dari
>> sebelah
utara. Setiap tahap penenggelaman diikuti oleh
>> eksplosi yang
membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu
>> runtuhan masuk, dan
menimbulkan tsunami.
>>
>> Self and Rampino (1981 :
Nature 294, The 1883 eruption of
>> Krakatau). Kaldera Krakatau
terjadi akibat kosongnya dapur
>> magma oleh rentetan eksplosi.
Tsunami diakibatkan oleh
>> jatuhnya kembali material letusan
ke laut.
>>
>> Teori-teori lain :
>>
>> Karakatau terletak pada titik silang dua sistem retakan
>> besar antara arah Sumatra, arah Jawa, dan arah Selat Sunda
>> sendiri.
>>
>> Krakatau terletak di titik
belok jalur palung dari sebelah
>> barat Sumatra ke sebelah
selatan Jawa
>>
>> salam,
>> Awang
>>
>> --- On Thu, 6/25/09, Yustinus Suyatno Yuwono
<yuw...@gc.itb.ac.id>
>> wrote:
>>
>> >
From: Yustinus Suyatno Yuwono
<yuw...@gc.itb.ac.id>
>> > Subject: Re: [iagi-net-l]
Masih mungkinkah ada letusan
>> gunungapi sedahsyat Krakatau
atau Tambora ?
>> > To: iagi-net@iagi.or.id
>>
> Cc: "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>,
>> "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>,
>>
"Eksplorasi BPMIGAS"
<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
>> > Date:
Thursday, June 25, 2009, 1:26 PM
>> > Rekans!
>>
> Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut
>>
yang
>> > masuk ke dapur magma lalu memicu letusan
paroxismal
>> Krakatau
>> > th 1883 adalah omong
kosong tanpa bukti. Bila ada air
>> masuk
>> > ke
dapur magma letusan yang terjadi adalah
>> phreato-magmatik
>> > atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan
>> > katastropik seperti letusan Krakatau yang super
>> dahsyat
>> > itu.
>> > Syalom.
>> > Yatno
>> > ----- Original Message -----
From: "Rovicky Dwi
>> Putrohari"
>> >
<rovi...@gmail.com>
>> > To:
<iagi-net@iagi.or.id>
>> > Cc: "Geo Unpad"
<geo_un...@yahoogroups.com>;
>> > "Forum
HAGI" <fo...@hagi.or.id>;
>> > "Eksplorasi
BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
>>
> Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM
>> > Subject:
Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada
>> letusan
>>
> gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
>> >
>> >
>> > Terimakasih Pak Awang,
>>
> Nanti akan saya cari gambar2  Hall tentang tectonic
>> > untuk mempermudah
>> > pemahaman dongeng
gunungapi ini :)
>> >
>> > RDP
>>
> ----------------------------
>> > 2009/6/24 Awang
Satyana <awangsaty...@yahoo.com>:
>> > >
>> > > Salam gunungapi,
>> > >
>> > > Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi
>> sampai
>> > sekarang pun, dari bukti-bukti
pengukuran GPS,
>> > lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya
adalah bahwa
>> > meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih
cukup panas
>> untuk
>> > mempunyai sirkulasi
material di mantel dan inti
>> luarnya.
>> >
Implikasi ini adalah bahwa bencana yang berhubungan
>>
dengan
>> > gerak lempeng seperti gempa dan letusan
gunungapi
>> masih bisa
>> > terjadi, termasuk
yang katastrofik seperti erupsi
>> Krakatau
>> >
atau Tambora.
>> > >
>> > > Khusus
Krakatau, kita cek saja geologi dan
>> sejarah
>>
> letusan atau penelitian yang pernah dilakukan di sini,
>>
sejak
>> > zaman Verbeek (1885), dua tahun setelah
letusan
>> > katastrofiknya (1883) sampai penelitian2 para
ahli
>> gunungapi
>> > Indonesia seperti Pak
Tikno Bronto, Pak Yatno, Pak
>> Gendoet,
>> > Pak
Igan, dan yang lainnya. Kita juga harus melihat
>> situasi
>> > tektonik tempat gunungapi itu muncul.
>> >
>
>> > > Berdasarkan rekonstruksi terbaru (misalnya
dari
>> Robert
>> > Hall, 1995-2003), Selat Sunda
tempat Krakatau muncul,
>> belum
>> > ada sebelum
10 juta tahun yang lalu. Selat ini
>> berkembang
>>
> dalam 10 juta tahun terakhir. Sebelumnya, Jawa masih
>>
terikat
>> > dengan Sumatra dalam arah yang mirip Sumatra
yaitu
>> > BL-Tenggara. Kalau Jawa sekarang arahnya B-T,
itu
>> karena
>> > lepas dari Sumatra dalam 10
juta tahun terakhir
>> kemudian
>> > terputar
melawan arah jarum jam. Perpisahan
>> Jawa-Sumatra ini
>> > membuka Selat Sunda, sehingga tidak mengherankan
>> mengapa
>> > Selat Sunda menyempit di timurlaut
dan melebar ke
>> arah
>> > baratdaya, ini adalah
efek rotasi anti-clockwise
>> dengan
>> > titik
rotasi (pivot point) di sebelah timurlaut. Yang
>> >
menyebabkan Jawa terpisah dari Sumatra adalah majunya
>> >
Australia ke arah utara di ujung Busur Banda. Apakah
>> >
rekonstrksi ini benar ? Mungkin benar, seperti
>> dibuktikan
>> > oleh pengukuran radiometric dan paleomagnetik
>> beberapa
>> > batuan Paleogen-Neogen di Jawa yang
dilakukan oleh
>> Ngkoimani
>> > et
>>
> > al. (2006) yang menyimpulkan bahwa separuh Jawa
>>
bagian
>> > timur dulunya berlokasi lebih selatan
daripada
>> posisinya
>> > sekarang.
>> > >
>> > > Sebuah rotasi Jawa yang
anticlockwise dan Sumatra
>> yang
>> > juga
terputar clockwise (Barber et al., 2005) akan
>> >
mengharuskan sistem retakan di Selatan Sunda sebagai
>>
retakan
>> > berorientasi BD-TL. Dan, sistem retakan ini
telah
>> dijadikan
>> > jalur lemah munculnya
rentetan gunungapi di Selat
>> Sunda dari
>> >
Sebesi di selatan, Sebuku di tengah sampai Raja Bassa
>> di
>> > utara. Gunung Peucang dan intrusi linear dykes di
>> sepanjang
>> > pantai timur Pulau Panaitan harus
dipandang sebagai
>> bagian
>> > jalur ini. Dan,
adalah Verbeek (1885) yang pertama
>> kali
>> >
menyebutkan bahwa Krakatau sebenarnya terletak di
>> titik
>> > perpotongan dua jalur : jalur Sumatra yang BL-Tenggara
>> dan
>> > jalur Selat Sunda yang BD-TL. Verbeek
juga menulis
>> dalam
>> > laporannya bahwa
aktivitas panjang Krakatau
>> disebabkan
>> >
lokasinya yang merupakan focus injeksi magma, yang
>> juga
>> > mempengaruhi bentuk dapur magmanya. Karena posisi
>> tektonik
>> > Krakatau tidak berubah dalam 10
juta tahun terakhir
>> ini,
>> > maka aktivitas
erupsi yang sama yang pernah
>> > > terjadi pada 1883 dan
sebelumnya tak mungkin tak
>> > terjadi lagi. Hanya tingkat
letusannya yang harus
>> kita
>> > cermati.
>> > >
>> > > Bila ditelusuri riwayatnya,
seperti banyak
>> gunungapi
>> > lainnya,
Krakatau punya sejarah panjang periode
>> dormant
>>
> (istirahat) dan erupsinya. Suatu siklus besar dalam
>>
> kehidupan gunungapi bermula dengan tumbuhnya kerucut
>>
> permukaan dan berakhir dengan keruntuhan sebagian
>>
puncak ini
>> > membentuk kaldera. Krakatau telah mengalamai
dua
>> siklus
>> > besar jenis ini.
>>
> >
>> > > Siklus pertama Krakatau dimulai pada
masa
>> pra-sejarah,
>> > dan mungkin berakhir
pada abad ke-5 Masehi. Selama
>> siklus
>> > ini,
sebuah kerucut andesitic terbangun sampai
>> ketinggian
>> > sekitar 2000 meter -ini tentu disimpulkan dari
>> rekonstruksi
>> > berdasarkan shattered
remains-nya -sisa-sisa
>> hancurannya.
>> >
Ketinggian ini lebih dari dua kali ketinggian Anak
>>
Krakatau
>> > sekarang. Diameter kerucut ini sekitar 15 km
di
>> dasarnya,
>> > sekitar setengah ukuran
Gunungapi Merapi di utara
>> > Yogyakarta. Kaldera selebar
10 km mengakhiri daur ini
>> dan
>> > menyisakan
bekas2nya berupa empat pulau : Verlaten
>> > (Sertung),
Krakatau (Rakata), Lang (Rakata Kecil) dan
>> Police
>> > Hat.
>> > >
>> > >
Uniknya adalah bahwa seorang peneliti bernama
>> Judd
>> > (1888) menghubungkan berakhirnya siklus pertama
>> Krakatau ini
>> > dengan "Pustaka Raja"
sebuah buku berbahasa Jawa kuno
>> yang
>> >
menceritakan sebuah letusan dahsyat di sebelah barat
>>
Jawa.
>> > Terjemahan uraian dalam Pustaka Raja adalah
"Dalam
>> tahun 338
>> > Syaka (416 M)
sebuah bunyi Guntur terdengar dari
>> pegunungan
>>
> Batuwara (sekarang disebut Pulosari di utara Banten),
>>
yang
>> > kemudian dijawab oleh bunyi Guntur yang yang
sama
>> berasal
>> > dari gunung Kapi (Krakatau
?), yang terletak di
>> sebelah
>> > barat
Banten. Api besar yang menyala mencapai langit
>> keluar
>> > dari Kapi, disertai oleh hujan badai. Suaranya begitu
>> > menakutkan, dan akhirnya gunung Kapi dengan raungan
>> dahsyat
>> > hancur berkeping-keping."
(ditulis ulang dari Simkin
>> dan
>> > Fiske,
1983).
>> > >
>> > > Siklus kedua
Krakatau dimulai ketika sebuah
>> kerucut
>> >
basalt yang kaya olivine muncul di tepi tenggara
>> kaldera
>> > siklus pertama. Tinggi Krakatau saat itu 800 meter.
>> Kemudian
>> > letusan-letusan berikutnya telah
bergeser mengikuti
>> jalur
>> > utara-baratlaut
membentuk kerucut-kerucut Danan dan
>> > Perboewatan yang
terbuat dari material andesitic kaya
>> > hipersten.
Laporan-laporan dari pelayaran di Selat
>> Sunda
>>
> menyebutkan bahwa Perboewatan muncul pada 1680 dengan
>>
> ketinggian yang lebih rendah dari Krakatau. Seperti
>>
juga
>> > terjadi di kaldera Tengger saat ini, maka
>> gunung-gunung di
>> > dalam kaldera akan semakin
kecil semakin muda, dan
>> yang
>> > paling kecil
berlokasi di titik geseran paling ujung.
>> > >
>> > > Siklus kedua ini berakhir pada hari Senin 27
>> Agustus
>> > 1883 pukul 10.00 (Simon Winchester,
2000)dalam sebuah
>> > letusan paroxysmal yang terkenal itu,
yang juga
>> melenyapkan
>> > Perboewatan, Danan,
dan setengah badan sebelah utara
>> > Krakatau. Saat itu
langsung terbentuk kaldera sedalam
>> 300
>> >
meter yang berisi air laut. Pengukuran hidrografik
>>
setelah
>> > masa letusan berakhir menunjukkan bahwa kaldera
siklus
>> kedua
>> > ini hampir sama dimensinya
dengan kaldera siklus
>> pertama,
>> > tetapi ia
memanjang agak ke selatan baratdaya,
>> menunjukkan
>> > runtuhan dapur magma mengikuti struktur regionalnya.
>> > >
>> > > Siklus ketiga bermula ketika
Anak Krakatau
>> (Krakatau
>> > yang kita kenal
sekarang) muncul pada suatu pagi pada
>> tahun
>>
> 1927 (van Bemmelen, 1949). Sang Anak tumbuh dengan
>>
cepat,
>> > jauh melebihi kecepatan pertumbuhan makhluk
hidup mana
>> pun,
>> > yaitu sekitar 5 meter per
tahun (Willumsen, 1997).
>> Anak
>> > Krakatau
saat ini dibangun oleh material basaltic.
>> Kapan
>> > siklus ketiga ini akan berakhir, mengikuti sejarah
>> ayah dan
>> > kakeknya, maka ia akan meletus
hebat ketika material
>> > magmanya sudah menjadi asam.
Mungkin letusannya tak
>> akan
>> > sehebat tahun
416 atau 1883, tetapi dengan makin
>> padatnya
>>
> penduduk sekitar pantai Banten dan Lampung; maka
>>
jumlah
>> > korban potensial bisa lebih besar daripada
letusan 416
>> dan
>> > 1883.
>> >
>
>> > > Penelitian para ahli gunungapi Belanda van
>> Bemmelen
>> > (1949), Verbeek (1885) dan G.A. de
Neve (1981) - de
>> Neve
>> > adalah kawan senior
saya sesama pemburu buku loakan
>> di
>> >
Cihapit Bandung 1977-1980 -ternyata saya juga akhirnya
>>
jadi
>> > seorang geologist seperti de Neve, saat itu saya
anak
>> SMP
>> > yang haus buku tetapi tak punya
uang sehingga bisanya
>> hanya
>> > membeli di
loakan sedangkan de Neve adalah seorang
>> gurubesar
>> > geologi...hm sedikit nostalgia-berhasil merekonstruksi
>> kimia
>> > magma semua siklus dormant dan erupsi
Krakatau.
>> Mereka
>> > menyimpulkan bahwa
Kompleks Krakatau selalu mulai
>> dengan
>> >
magma basalt, maju ke andesite, dan meletus hebat
>> secara
>> > paroxysmal ketika magmanya menjadi asam (riolitik).
>> Menurut
>> > rekonstruksi mereka (dikompilasi
dengan sangat baik
>> oleh
>> > Willumsen, 1997),
letusan hebat Kakek Krakatau pada
>> 416 M
>> >
(?) terjadi saat komposisi magma riolitik mencapai
>> Kadar
>> > SiO2 70 %, begitu juga dengan erupsi Krakatau 1883
>> yang
>> > meletus hebat saat komposisi magma
mencapai 70
>> > > % SiO2. Nah, si Anak Krakatau ini agak
lain -
>> > plottingnya tak mengikuti kakek dan ayahnya
-mungkin
>> datanya
>> > lebih banyak; yang jelas
Anak Krakatau sejak lahirnya
>> pada
>> > tahun
1927 sampai sekarang tak pernah mencapai
>> komposisi
>> > magma riolitik (> 65 % SiO2). Saat letusannya
>> pertama
>> > terjadi pada tahun 1930 ia ada di
level SiO2 62 %.
>> Tahun
>> > 1960 bahkan
magmanya berdiferensiasi menjadi basaltic
>> dari
>>
> andesit, sekarang tengah andesit. Saat level SiO2-nya
>>
sudah
>> > mencapai 65 % di situlah mulai membayang
letusan
>> paroxysmal.
>> > Melihat
kecenderungannya, mungkin ini akan terjadi
>> masih
>> > jauh dari sekarang, paling tidak tak sampai 100 tahun
>> dari
>> > sekarang.
>> > >
>> > > Begitu kalau mengikuti kimia magma, tetapi
>> Verbeek
>> > (1885) dan Judd (1888) punya teori
unik tentang
>> mengapa
>> > Krakatau 1883
meletus begitu hebat. Mereka percaya
>> bahwa air
>>
> laut yang merembes ke kantong magma telah berperan
>>
dalam hal
>> > ini. Air ini akan menaikkan tekanan. Magma
naik
>> akibat
>> > tekanan tambahan dari air
ini. Magma yang naik ini
>> akan
>> >
menggerogoti akar kerucut volkanik di atasnya sampai
>>
badan
>> > kerucut gunungapi menipis seperti seperti
selaput
>> saja.
>> > Ketika selaput gunungapi
ini runtuh, laut akan punya
>> akses
>> > masuk
ke kantong magma dan menyebabkan erupsi besar
>> yang
>> > melemparkan pumis (batuapung).
>> > >
>> > > Kalau kakek Krakatau benar meletus pada 416 M
>> sesuai
>> > Pustaka Raja, dan kita tahu Krakatau
1883 meletus
>> sama
>> > hebatnya pada 1883,
maka terbentang periode selama
>> 1467
>> >
tahun. Dalam masa itu terjadi diferensiasi magma
>> Krakatau
>> > dari riolit-andesit-basaltik-andesit-riolit. Bila
>> kimia
>> > magma satu-satunya kunci ke letusan
paroxysmal, maka
>> periode
>> > letusan
paroxysmal Anak Krakatau mungkin akan terjadi
>> pada
>> > 1883 + 1467 = tahun 3350. Ini tentu hitungan di atas
>> kertas
>> > dan menyederhanakan sekali banyak hal
serta
>> menggunakan
>> > banyak asumsi yang
semuanya bisa salah besar
>> seketika.
>> >
>
>> > > Yang penting adalah amati terus kimia magma
Anak
>> > Krakatau. Hati-hati saat ia di ujung andesitic dan
mau
>> masuk
>> > ke riolitik. Kapan itu akan
terjadi kita tak tahu
>> sebab
>> > pengetahuan
kita begitu tak sempurna sementara Mother
>> Earth
>> > punya banyak misteri.
>> > >
>> > > Demikian, semoga berguna.
>> > >
>> > > Salam,
>> > > Awang
>>
> >
>> > >
>> > > --- On Tue,
6/23/09, Hiltrudis Gendoet Hartono
>>
<l3c04...@yahoo.com>
>> > wrote:
>> >
>
>> > >>
From: Hiltrudis Gendoet Hartono
<l3c04...@yahoo.com>
>> > >> Subject: Re:
[iagi-net-l] Masih mungkinkah
>> ada
>> > letusan
gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
>> > >>
To: iagi-net@iagi.or.id
>> > >> Date: Tuesday, June
23, 2009, 2:50 PM
>> > >> Salam gunung api,
>> > >>
>> > >> Ikut nimbung
ya...setuju dengan pendapat pak
>> > Yatno...selain
>> > >> itu juga perlu diperhatikan durasi lama hidup
>> dan
>> > waktu
>> > >>
istirahat gunung apinya...disini waktu
>> istirahat
>> > g.api
>> > >> berhubungan dengan
pengumpulan energi atau
>> > pengakumulasian
>>
> >> faktor-faktor energi dalam usahanya untuk
>> >
membongkar penutup
>> > >> kawah bahkan bodi kerucut
bagian atas
>> g.apinya.
>> > Waktu
>>
> >> istirahat bisa mencapai ratusan tahun bahkan
>>
> ribuan tahun
>> > >> (Ferari, 1995).... tampaknya
waktu istirahat
>> > panjang
>> > >>
tersebut bukan umur kita, namun secara
>> statistik
>> > apa ada
>> > >> gunung api di
Indonesia yang sdh
>> beristirahat
>> > selama
itu
>> > >> (?), nah itu yang perlu kita cari atau
>> tanyakan ke
>> > mas Igan
>> >
>> dan Zen.....he he..ke pak Surono langsung
>> ya.
>> > Durasi itu
>> > >> kemungkinan juga
berujung kepada perilaku
>> magma
>> > yang
selalu
>> > >> menjadi lebih asam (Bowen
>>
series).......suwun.
>> > >>
>> >
>> hgh
>> > >>
>> > >> ---
On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id
>> > >>
<yuw...@gc.itb.ac.id>
>> > >> wrote:
>> > >>
>> > >>
From:
yuw...@gc.itb.ac.id
>> > >>
<yuw...@gc.itb.ac.id>
>> > >> Subject: Re:
[iagi-net-l] Masih mungkinkah
>> ada
>> >
letusan
>> > >> gunungapi sedahsyat Krakatau atau
>> > >> Tambora ?
>> > >> To:
iagi-net@iagi.or.id
>> > >> Cc: "IAGI"
<iagi-net@iagi.or.id>,
>> > >> "Forum
HAGI" <fo...@hagi.or.id>
>> > >> Date:
Monday, June 22, 2009, 6:51 AM
>> > >>
>>
> >>
>> > >> Letusan sebesar Krakatau ataupun
Tambora
>> masih
>> > sangat
>> >
>> mungkin terjadi.
>> > >> Letusan besar
seperti itu tidak ada
>> kaitannya
>> > dengan
suhu
>> > >> bumi yang
>> > >>
mendingin. Letusan katastropis (ultra
>> Plinian)
>>
> berhubungan
>> > >> dengan
>> >
>> akumulasi tekanan yang salah satu faktornya
>> >
adalah
>> > >> komposisi magma yang
>> >
>> semakin asam sehingga mengental dan
>> menyumbat
>> > lubang
>> > >> kepundan.
>>
> >> Salam,
>> > >> Yatno. (YSY)
>> > >>
>> > >> > Ada sebuah
pertanyaan yang datang dari
>> > pembaca Dongeng
>> > >> Geologi.
>> > >> > Apakah
di bumi ini masih ada
>> kemungkinan
>> >
gunung
>> > >> meletus sekuat letusan
>>
> >> > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi
>>
sudah
>> > mendingin
>> > >> sehingga
letusan
>> > >> > besar sudah tidak akan terjadi
lagi ?
>> > >> >
>> > >> >
Logikanya sih sepertinya OK saja,
>> karena
>> >
memang bumi
>> > >> ini mendingin
>> >
>> > sejak terbentuknya dulu, sehingga
>>
"mungkin"
>> > letusan
>> > >>
besar tidak akan
>> > >> > terjadi
"lagi". Hmm tetapi spekulasi
>> seperti
>>
> ini juga
>> > >> berbahaya.
>> >
>> > Ada komentar ?
>> > >> >
>> > >> > RDP
>> > >> >
>> > >> >
>> > >>
>>
>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > >> > PP-IAGI 2008-2011:
>> >
>> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> > >> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
>> > >> > * 2 sekretariat
(Jkt & Bdg), 5
>> > departemen, banyak
>>
> >> biro...
>> > >> >
>> >
>>
>> >
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > >> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>> > >> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya,
>> > Semarang
>> > >> > 13-14 Oktober
2009
>> > >> >
>> > >>
>> >
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> > >> > To unsubscribe, send email to:
>>
> >> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> >
>> > To subscribe, send email to:
>> > >>
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > >> > Visit
IAGI Website: http://iagi.or.id
>> > >> >
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > >> >
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > >> > No.
Rek: 123 0085005314
>> > >> > Atas nama: Ikatan
Ahli Geologi
>> Indonesia
>> > (IAGI)
>> > >> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>
> >> > No. Rekening: 255-1088580
>> > >>
> A/n: Shinta Damayanti
>> > >> > IAGI-net
Archive 1:
>>
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> >
>> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> > >> >
>> > >>
>>
>
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > >> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all
>>
warranties
>> > with regard
>> > >> to
information
>> > >> > posted on its mailing lists,
whether
>> posted
>> > by IAGI or
>>
> >> others. In no event
>> > >> > shall
IAGI and its members be liable
>> for
>> >
any,
>> > >> including but not limited to
>> > >> > direct or indirect damages, or damages
>> of any
>> > kind
>> > >>
whatsoever, resulting
>> > >> > from loss of use,
data or profits,
>> arising
>> > out of or
>> > >> in connection with
>> > >>
> the use of any information posted on
>> IAGI
>>
> mailing
>> > >> list.
>> > >>
>
>> > >>
>> >
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > >> >
>> > >> >
>> > >>
>> > >>
>> >
>>
>> > >>
>> >
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > >> PP-IAGI 2008-2011:
>> > >>
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> >
>> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>>
> >> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
>>
departemen,
>> > banyak
>> > >>
biro...
>> > >>
>> >
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > >> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>>
> >> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya,
>>
Semarang
>> > >> 13-14 Oktober 2009
>> >
>>
>> >
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> > >> To unsubscribe, send email to:
>> >
>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > >> To
subscribe, send email to:
>> > >>
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > >> Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id
>> > >> Pembayaran iuran
anggota ditujukan ke:
>> > >> Bank Mandiri Cab. Wisma
Alia Jakarta
>> > >> No. Rek: 123 0085005314
>> > >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
>> (IAGI)
>> > >> Bank BCA KCP. Manara
Mulia
>> > >> No. Rekening: 255-1088580
>>
> >> A/n: Shinta Damayanti
>> > >> IAGI-net
Archive 1:
>>
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> >
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> > >>
>> >
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties
>> with
>> > regard to
>> > >>
information posted on its mailing lists,
>> whether
>> > posted by
>> > >> IAGI or others. In
no event shall IAGI and
>> its
>> > members be
>> > >> liable for any, including but not limited to
>> > direct or
>> > >> indirect damages, or
damages of any kind
>> > whatsoever,
>> >
>> resulting from loss of use, data or profits,
>> >
arising out of
>> > >> or in connection with the use
of any
>> information
>> > posted on
>> > >> IAGI mailing list.
>> > >>
>> >
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > >>
>> > >>
>> >
>>
>> > >>
>> > >>
>> > >
>> > >
>> > >
>> > >
>> > >
>> >
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > > PP-IAGI 2008-2011:
>> > > ketua
umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> > > sekjen:
MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>> > > * 2
sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen,
>> banyak
>> > biro...
>> > >
>> >
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>> >
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
>> >
> 13-14 Oktober 2009
>> > >
>> >
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> > > To unsubscribe, send email to:
>> >
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > > To subscribe,
send email to:
>> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > >
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > > No. Rek: 123
0085005314
>> > > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi
Indonesia (IAGI)
>> > > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > > No. Rekening: 255-1088580
>> > >
A/n: Shinta Damayanti
>> > > IAGI-net Archive 1:
>> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> > > IAGI-net Archive 2:
http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> > >
>>
>
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with
>> regard
>> > to information posted on its mailing
lists, whether
>> posted
>> > by IAGI or others.
In no event shall IAGI and its
>> members be
>> >
liable for any, including but not limited to direct
>> or
>> > indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> > resulting from loss of use, data or profits, arising
>> out of
>> > or in connection with the use of any
information
>> posted on
>> > IAGI mailing
list.
>> > >
>> >
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > >
>> > >
>> >
>> >
>> >
>> > --
>>
http://rovicky.wordpress.com/2009/05/30/seamount-si-gunung-raksasa-dibawah-laut-1-proses-terbentuknya/
>> >
>> >
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > PP-IAGI 2008-2011:
>> > ketua umum: LAMBOK
HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
>> > * 2 sekretariat (Jkt &
Bdg), 5 departemen, banyak
>> > biro...
>>
>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>> > yg akan
dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
>> > 13-14 Oktober
2009
>> >
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> > To unsubscribe, send email to:
>> >
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > To subscribe, send
email to:
>> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> >
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > Bank Mandiri
Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > No. Rek: 123 0085005314
>> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > No.
Rekening: 255-1088580
>> > A/n: Shinta Damayanti
>> > IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> >
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>
>
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
>> to
>> > information posted on its mailing lists,
whether
>> posted by
>> > IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members
>> be
>> >
liable for any, including but not limited to direct
>> or
>> > indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> > resulting from loss of use, data or profits, arising
>> out of
>> > or in connection with the use of any
information
>> posted on
>> > IAGI mailing
list.
>> >
>>
---------------------------------------------------------------------
>> >
>> >
>> >
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > PP-IAGI 2008-2011:
>> > ketua umum: LAMBOK
HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
>> > * 2 sekretariat (Jkt &
Bdg), 5 departemen, banyak
>> > biro...
>>
>
>>
--------------------------------------------------------------------------------
>> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>> > yg akan
dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
>> > 13-14 Oktober
2009
>> >
>>
-----------------------------------------------------------------------------
>> > To unsubscribe, send email to:
>> >
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > To subscribe, send
email to:
>> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> >
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > Bank Mandiri
Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > No. Rek: 123 0085005314
>> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > No.
Rekening: 255-1088580
>> > A/n: Shinta Damayanti
>> > IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> >
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>
>
>>
---------------------------------------------------------------------
>> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
>> to
>> > information posted on its mailing lists,
whether
>> posted by
>> > IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members
>> be
>> >
liable for any, including but not limited to direct
>> or
>> > indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> > resulting from loss of use, data or profits, arising
>> out of
>> > or in connection with the use of any
information
>> posted on
>> > IAGI mailing
list.
>> >
>>
---------------------------------------------------------------------
>> >
>> >
>>
>>
>>      
>>
>> ______________________________________________
>>
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
>>
fo...@hagi.or.id|
>> www.hagi.or.id
>> * PIT HAGI ke
34, 8-13 November 2009, Yogyakarta
>> * Kunjungi
http://pit34hagi.web.id/ untuk info lebih lanjut
>>
>>
>>
>>    
 
> 
> 
> 
> 
>
--------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>
--------------------------------------------------------------------------------
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di
Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
>
-----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
> the use of any
information posted on IAGI mailing list.
>
---------------------------------------------------------------------
> 
> 


-- 
_______________________________________________
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.

Kirim email ke