Heryadi Rachmat, Salah satu tokoh IAGI NTB yang sangat aktif tidak hanya di
profesi pertambangan tetapi juga promosi Geopark di NTB. Beliau bersama Pak
Lambok, Ketum IAGI, datang ke Kuala Lumpur tahun lalu meramaikan acara
pembentukan IAGI-KLRDP
Heryadi Rachmat Tidak Lagi Kadis Pertambangan NTB

http://www.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=18&newsnr=2328 12
Januari 2010 | 18:42 WIB

Heryadi Rahmat, saat menghadiri peresmian
Monumen Pertambangan dan Energi, yang
bertepatan dengan Hari Jadi Pertambangan
dan Energi ke-64, 28 september 2009 lalu.
Abraham Lagaligo
abra...@majalahtambang.com

Jakarta – TAMBANG. Salah satu pengawal divestasi saham PT Newmont Nusa
Tenggara (NNT), Heryadi Rachmat, nampaknya tak akan banyak berperan lagi
dalam proses pengalihan saham asing ke pihak nasional tersebut. Pasalnya,
pria asal Bandung, Jawa Barat ini, sudah tidak lagi menjabat Kepala Dinas
(Kadis) Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Saya sekarang hanya menduduki jabatan fungsional, tidak lagi di
struktural,” ujarnya saat menghadiri sebuah Seminar Pertambangan di Jakarta,
Senin, 11 Januari 2010.

Boleh dibilang, Heryadi cukup banyak berperan dalam proses divestasi saham
tambang emas dan tembaga itu, selama menjabat sebagai Kadis Pertambangan dan
Energi NTB. Dialah yang pertama kali mondar-mandir Mataram – Jakarta hampir
setiap minggu, demi memuluskan proses tersebut.

Maklum, di antara jajaran pejabat Pemerintah Darah (Pemda) NTB, Heryadi yang
paling menguasai persoalan gali-menggali isi perut bumi. Geolog lulusan
Universitas Padjadjaran (Unpad) ini, juga ikut mewakili Tim Pemerintah
melakukan ‘babat alas’ tambang Batu Hijau, sejak Kontrak Karya
ditandatangani pada penghujung 1986.

Kepala Bagian (Kabag) Humas NTB, Andy Hadianto mengatakan, Heryadi telah
memasuki masa pensiun sejak tiga bulan lalu. Maka ia diberhentikan dari
jabatan Kadis Pertambangan dan Energi NTB. Sampai sekarang jabatan yang
ditinggalkan Heryadi masih kosong, belum ada yang menggantikan.

“Kalau di kita kan usia pensiun pejabat struktural adalah 56 tahun. Agar dia
tetap bisa berkarya di Pemda sampai usia 60 maka ditempatkan di fungsional,”
ujar Andy kepada Majalah TAMBANG, Selasa, 12 Januari 2009.

Andy juga menepis spekulasi bahwa Heryadi diberhentikan terkait persoalan
divestasi. Seperti diketahui, Heryadi yang juga Komisaris PT Daerah Maju
Bersaing (DMB) selama proses divestasi saham PT NNT, paling dekat dengan
wartawan. Tak heran namanya paling banyak muncul di media. Bahkan suatu saat
pernah dituding melangkahi Gubernur.

Ceritanya, saat itu sekitar pertengahan Agustus 2009, publik sedang
bertanya-tanya kepada siapa divestasi saham PT NNT 2008-2009 akan diberikan.
Kepada Pemda NTB yang berkongsi dengan Grup Bakrie, atau kepada PT Aneka
Tambang yang ditunjuk Menteri Keuangan dan Menteri BUMN mewakili Pemerintah
Pusat?

Heryadi yang terpancing oleh pertanyaan wartawan, mengungkapkan apa yang dia
ketahui. Bahwa saat itu telah ada keputusan saham divestasi NNT 2008-2009
diserahkan ke Pemda. “Saya hanya mau memberikan background saja pada
wartawan. Bukan untuk dikutip,” ujarnya waktu itu.

Namun tak dapat dibendung, esoknya hampir semua media mainstream Ibukota
mengutip pernyataan Heryadi. Ia pun dituding melangkahi Gubernur NTB yang
juga akan menggelar konferensi pers tentang hal yang sama keesokan harinya.

Akibatnya, tersiar kabar Heryadi nyaris dicopot dari jabatan Kadis
Pertambangan dan Energi NTB. Itu pun bisa dilihat dari kepanikan Heryadi
saat bertemu wartawan media ini di Mataram, beberapa hari setelah peristiwa
itu.

“Saya bukan takut dicopot, jabatan ini kan amanah. Tapi saya malu kalau
dibilang melangkahi Gubernur. Padahal saya cuma ingin membagi informasi, dan
itu pun karena terpancing. Padahal saat ditelepon, saya sudah wanti-wanti
untuk tidak dikutip dan info yang diberikan hanya untuk background,”
tuturnya kepada Majalah TAMBANG.

Selama lebih 30 tahun menjabat Kadis Pertambangan dan Energi NTB, Heryadi
adalah sosok yang gigih dalam bertugas, dan termasuk pekerja keras. Bapak
dua anak ini juga dikenal sebagai pejabat yang sederhana. Naluri dan
dedikasinya sebagai seorang geologis, membawanya terus asyik berkeliling
dari satu gunung ke gunung lain, meski usianya tidak muda lagi.

Salah satu karyanya ialah konsep dan usulan menjadikan Gunung Rinjani di
Lombok sebagai Geopark (Taman Kebumian) pertama di Indonesia. Heryadi juga
bermimpi menghadirkan wisata tambang bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu,
ia rela seorang diri melakukan presentasi di hadapan jajaran Eselon I
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Toh walaupun sudah tidak menjabat Kadis Pertambangan dan Energi, Heryadi
masih terus diminta menularkan ilmunya. Termasuk saat hadir menjadi
pembicara dalam Seminar Pertambangan di Jakarta, Senin kemarin.

Dia diminta memaparkan, bagaimana cara melakukan beauty contest yang sehat
untuk memilih rekanan dalam proses divestasi saham pertambangan. Heryadi
diminta menuangkan pengalamannya yang sukses mengawal divestasi saham PT
NNT.

Kirim email ke