Gempa (EQ-earthquake) besar (“large, but it was not huge”, kata Jian Lin dari 
WHOI –Woods Hole Oceanographic Institution) di Haiti pada 12 Januari 2010 
terjadi akibat patahan batuan di sebuah sesar mendatar sinistral bernama 
Enriquillo-Plantain Garden Fault (lihat ulasan di bawah). Sesar ini panjangnya 
500 km, wilayah pematahan kemarin terjadi pada sebuah segmen sesar dengan 
panjang 50-60 km. Sesar ini sesar aktif yang bergerak dengan laju 7mm/tahun. 
 
Dalam proses pergeserannya, tentu sesar ini tidak mulus bergeser seperti 
pergeseran antara persentuhan dua balok besi yang lurus dan rata. Tetapi, pasti 
di beberapa tempat terdapat penguncian tektonik (coupling) pergerakan karena 
berbagai geometri segmen batuan/kerak Bumi yang acak. Pergerakan di suatu 
tempat memang terkunci, tetapi secara regional dua segmen di kedua sisi 
Enriquillo-Plantain Garden Fault bergerak terus karena mengakomodasi gerakan 
Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Karibia dengan laju 20 mm/tahun. Maka, 
wilayah terkunci itu hanyalah sementara sebab di luarnya terus bergerak. Di 
wilayah terkunci, gaya tekan akibat pergeseran batuan akan terakumulasi sekian 
lama membentuk energi potensial yang sangat besar, misalnya selama puluhan atau 
ratusan tahun. Kala segmen batuan/kerak tak kuat lagi menahan stress yang 
begitu besar, pecahlah ia dan bergeser –rupture and slide, patahan, sesar. 
Seketika energi potensial yang kumulatif segera berubah
 menjadi energi kinetik dengan magnitude yang sama (hukum kekekalan energi) 
tetapi tersebar ke segala arah dalam bentuk energi gerak –goyangan, ayunan, dan 
goncangan gempa kita menyebutnya.
 
Skala magnitude 7,0 Mw atau 7,0 SR sebenarnya titik awal saja untuk sebuah 
gempa besar, tetapi mengapa korban tewas di Haiti begitu besar (bisa ratusan 
ribu orang tewas, dan sekitar 1,5 juta orang terkena dampaknya menurut berita 
terakhir). Ada tiga penyebab, paling tidak : (1) gempanya dangkal – 13 km, (2) 
terjadi di pinggir ibu kota Haiti, (3) menyerang kawasan yang bisa disebut 
kumuh di wilayah itu dengan bangunan tempat tinggal yang dibangun seadanya. 
Bahkan istana raja Haiti pun diporakporandakan gempa, apalagi kawasan kumuh di 
pinggir ibu kota.
 
Sebenarnya, penduduk Haiti tinggal di wilayah yang dipagari oleh pagar-pagar 
sesar mendatar yang berkawan dengan gempa, mereka tinggal di platelet (lempeng 
kecil) Gonvave yang sulit diprediksi kemauannya bergerak, yang terkurung di 
dalam Lempeng Karibia, dikurung oleh sesar-sesar mendatar besar. Tahun 1946, 
sebuah gempa besar melanda Haiti berasal dari pagar sesar lainnya, 
Septentrional Fault, bermagnitude 8,1 yang diperkirakan 30x lebih dahsyat 
daripada gempa minggu lalu.
 
Sebuah pelajaran untuk penduduk Indonesia yang tinggal di atas Sesar Sumatra 
yang kerap juga berkawan dengan gempa. Sesar Sumatra yang bergerak menganan 
(dekstral) yang masih aktif sampai sekarang, yang terbagi ke dalam sekitar 
sepuluh segmen sesar. Para geologist harus membantu mitigasi gempa di wilayah 
ini dengan melihat di mana posisi-posisi sesar yang berpotensi terkunci gerakan 
tektoniknya karena berbagai sebab geometri sesar maupun segmen keraknya. 
Titik-titik belok (bend points) yang berpotensi menyebabkan kuncian tektonik 
saat slip terjadi (restraining bends) harus diwaspadai sebagai wilayah 
potensial sedang mengakumulasi stress. Sejarah kejadian gempa di sepanjang 
Sesar Sumatra harus dilihat kembali. Wilayah seismic gap di sepanjang Sesar 
Sumatra padahal berada di restraining bend harus dilihat sebagai wilayah dengan 
kemungkinan paling tinggi untuk terjadi gempa pada masa mendatang.
 
Sumatra dan Jawa, meskipun di beberapa tempat punya pagar sesar yang berbahaya, 
teratur di tepi barat Sumatra tetapi malang-melintang di Jawa, tidak terkurung 
oleh sesar-sesar besar seperti di Haiti. Di Sumatra, ia terbuka ke arah timur, 
di Jawa ia terbuka ke beberapa tempat.
 
Setiap kejadian geologi di muka Bumi, baik untuk dimaknai dan diambil pelajaran 
daripadanya guna manfaat kita, apalagi wilayah Indonesia adalah wilayah tempat 
gempa betah berumah tinggal.
 
Salam,
Awang
 
---------------
 
Gempa Haiti 12 Januari 2010 : Enriquillo-Plantain Garden Killer Line !
Sabtu, 16 Januari, 2010 21:13
Dari: "Awang Satyana" <awangsaty...@yahoo.com>Melihat detail kontakKepada: 
"IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, "Geo Unpad" 
<geo_un...@yahoogroups.com>, "Eksplorasi BPMIGAS" 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 
Seperti diberitakan, Haiti di Amerika Tengah saat ini tengah berduka. Sebuah 
gempa besar bermagnitude 7,0 Mw (7,0 SR) melanda Pulau Hispaniola di Laut 
Karibia tempat negara Haiti berlokasi pada hari Selasa 12 Januari 2010 pukul 
16.53 waktu setempat (Rabu 13 Januari 2010 pukul 04.53 WIB). Gempa ini menurut 
pengakuan Pemerintah dan PBB (berita petang TV One Sabtu 16 Januari 2010) 
diperkirakan dapat menelan korban sampai 200.000 orang, sehingga menjadi salah 
satu dari 10 gempa terburuk dalam satu abad terakhir. 
 
Data USGS (United States Geological Survey) menyebutkan bahwa episentrum gempa 
berlokasi di darat, di bagian barat Pulau Hispaniola, berjarak 25 km sebelah 
BBD dari Port-Au-Prince, ibu kota negara Haiti. Korban gempa diperkirakan ¾-nya 
berasal dari Port-Au-Prince . Gempa menggoyang wilayah ibu kota dengan 
goncangan skala VIII-IX MMI (modified Mercalli Intensity) dengan kelas 
goncangan : severe-violent dan potensi kerusakan : berat. Gempa ini merusakkan 
istana presiden dan banyak gedung pemerintah lainnya. Gempa dirasakan juga di 
pulau-pulau sekitarnya (Bahama, Kuba, Jamaika, Dominika, Puerto Rico) sampai 
Venezuela dan Florida . 
  
Episentrum gempa berlokasi di 18.457°N, 72.533°W dengan kedalaman pusat gempa 
13 km. Berdasarkan data moment tensor solution (USGS Centroid dan Global CMT 
Project) gempa berasal dari pematahan batuan secara mendatar mengiri 
(left-lateral strike slip fault) dengan jurus 71 deg. dan kemiringan 64 deg 
(USGS Centroid moment tensor solution). 
 
Secara tektonik,  Haiti menduduki Pulau Hispaniola (sebuah gugusan pulau Busur 
Kepulauan Antila)  yang merupakan tepi utara Lempeng Karibia. Lempeng Karibia 
merupakan lempeng kecil (platelet, sliver plate) yang terjepit di antara dua 
lempeng besar Amerika Utara dan Amerika Selatan. Batas Lempeng Karibia terhadap 
Lempeng Amerika Utara dari timur ke barata adalahPalung Puerto Rico, transform 
fault (sesar mendatar yang berlokasi di batas lempeng atau antarlempeng) 
bernama Septentrional Fault, Palung Cayman, dan transform fault lagi yang terus 
ke barat memotong daratan Amerika Tengah di wilayah Guatemala. Batas lempeng 
yang merupakan palung dan transform fault ini menggambarkan vektor konvergensi 
Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Karibia yang rumit. 
 
Gempa 12 Januari 2010 berlokasi di cabang (splay) transform fault Septentrional 
Fault di bagian selatan Haiti bernama Enriquillo-Plantain Garden Fault. Ibu 
kota Haiti , Port-Au-Prince juga dilewati sesar ini. Baik transform 
Septentrional Fault maupun splay transform Enriquillo-Plantain Garden Fault 
bergerak sinistral. Pematahan gempa 12 Januari 2010 itu pun menunjukkan gerak 
sinistral berdasarkan data moment tensor solution. Transform fault 
Septentrional Fault bergerak dengan laju 20 mm/tahun, sedangkan splay-nya  
(Enriquillo-Plantain Garden Fault) yang menimbulkan gempa 12 Januari 2010 itu 
bergerak dengan laju 7 mm/tahun. 
 
Gempa besar di Haiti pada tahun 1860, 1770, 1761, 1751, 1684, 1673, dan 1618 
diperkirakan juga berhubungan dengan pematahan di Enriquillo-Plantain Garden 
Fault.  Jelas, bahwa sesar ini biang gempa. 
 
Gempa-gempa di Haiti secara tektonik mirip dengan gempa-gempa besar yang 
berlokasi di Sesar Sumatra maupun Sesar Mentawai. Perbedaannya adalah bahwa 
Kepulauan Antila (Lesser Antilles dan Antilles) merupakan proper island arc, 
sementara Sumatra merupakan continental margin arc. Trevor Hatherton dan 
William Dickinson telah menganalogikan tektonik, magmatisme dan seismisitas 
kedua wilayah ini sejak 1969 melalui publikasi “The Relationship between 
Andesitic Volcanism and Seismicity in Indonesia, the Lesser Antilles, and Other 
Island Arcs “ (Journal of Geophysical Research, 1969,p. 5301-5310). Itu adalah 
salah satu makalah klasik yang turut melahirkan Teori Tektonik Lempeng. 
 
Berhati-hatilah setiap orang yang tinggal di atas retakan-retakan kerak Bumi 
yang masih suka bergerak sebab mereka suatu waktu dapat menjadi “killer lines”. 
 
Salam, 
Awang


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke