Perdebatan itu telah menjadi klasik. Ketika pendapat para pakar ilmu kebumian hingga kini masih berkumandang, dalam dua mazhab yang saling bertentangan, yakni: akibat ulah manusia atau karena laku alam. Berbagai fakta diungkap kepermukaan. Namun debat berkepanjangan tetap tak menyelesaikan masalah kemanusiaan....."hampir 60 ribu jiwa kehilangan tempat tinggal...." Nurani kita terusik, meski mazhab bencana alam kerab tersudut oleh bukti yang tidak pernah berdusta, namun pemberhentian pengusutan oleh Polri telah menjadi fakta hukum bahwa operasi yang mencemari lingkungan dimaksud tidak bisa dimejahijaukan. Korban tetap bernafas dalam lumpur karena rumah dan harta benda mereka tergusur bencana. Kemana mereka kan mengadu, ketika para pakar ilmu kebumian tak bisa membantu. Maka dalam konteks lumpur lapindo bukan saja rakyat sekitar yang tergusur, tapi nurani kemanusiaan kita pun ikut terkubur...... Tabik; RnB
-----Original Message----- From: koran-digi...@googlegroups.com [mailto:koran-digi...@googlegroups.com] On Behalf Of liman PAP Sent: Friday, February 12, 2010 5:19 PM To: Koran Digital Subject: [Koran-Digital] Re: Ilmuwan Inggris: Pengeboran Lapindo Brantas Picu Semburan Lumpur Jumat, 12/02/2010 16:50 WIB Tim Ilmuwan Inggris: Pengeboran Lapindo Brantas Picu Semburan Lumpur Rita Uli Hutapea - detikNews Jakarta - Sebuah tim ilmuwan asing menyatakan bahwa para pengebor gas bersalah atas timbulnya masalah lumpur Lapindo di Jawa Timur. Menurut mereka ada kaitan antara semburan lumpur tersebut dengan pengeboran di sumur eksplorasi gas oleh perusahaan energi lokal PT Lapindo Brantas. Hal itu dituangkan dalam laporan yang dimuat jurnal Marine and Petroleum Geology. Tim yang dipimpin oleh para pakar dari Universitas Durham, Inggris menyatakan, bukti baru semakin menguatkan kecurigaan bahwa musibah lumpur Lapindo disebabkan oleh kesalahan manusia (human error). PT Lapindo Brantas telah membantah sebagai pemicu musibah itu dengan kegiatan pengeboran gas yang dilakukannya. Menurut PT Lapindo, lumpur itu diakibatkan oleh gempa bumi di Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelumnya. Namun tim ilmuwan yang dipimpin Profesor Richard Davies dari Universitas Durham menyatakan, para pengebor yang mencari gas telah melakukan serangkaian kesalahan. Demikian seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (12/2/2010). "Mereka telah salah memperkirakan tekanan yang bisa ditoleransi oleh sumur yang mereka bor. Saat mereka gagal menemukan gas setelah mengebor, mereka menarik alat bor keluar saat lubang sangat tidak stabil," kata Durham. Menurut Durham, dengan menarik bor, akibatnya lubang sumur mendapat "tendangan" dari tekanan air dan gas dari susunan batu-batuan sekitarnya. Hasilnya adalah semburan lumpur yang terus-menerus. Menurut tim tersebut, kesimpulan tersebut diperoleh dari data yang dirilis Lapindo mengenai salah satu laporan pengeboran harian di lokasi. Laporan itu telah memberikan bukti baru yang mengindikasikan pengeboran telah menyebabkan masalah lumpur tersebut. Lumpur panas tersebut mulai muncul pada tahun 2006 dan telah merenggut 14 nyawa. Hampir 60 ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat lumpur tersebut. -- - One Touch News- To post : koran-digi...@googlegroups.com To unsubscribe : koran-digital-unsubscr...@googlegroups.com "Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun - Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu - Hindari ONE-LINER - POTONG EKOR EMAIL - Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. - Berdiskusilah dengan baik dan bijak. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---------------------- --------------------------------------------- "Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck "Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib ***** This message may contain confidential and/or privileged information. If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any information herein. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt. ***** -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan makalah....!!!!! Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 18-21 Oktober 2010 Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------