Para pendekar dan jawara HSE serta ahli kebumian yang peduli HSE tentu punya argumentasi yang menarik untuk didiskusikan tentang penghargaan dimaksud terkait dengan berbagai pencerahan curah pendapat "uneg-uneg Lusi" yang selama ini menari-nari di pentas milist pakar kebumian, iagi-net ini.
Tabik; RnB "Lapindo itu tidak zero accident, tapi multi-accident." PT Lapindo Brantas Inc, perusahaan yang diduga menjadi penyebab semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur, memperoleh penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam kategori zero accident dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penganugerahan penghargaan tahunan ini diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo di kantornya kemarin sore."Penghargaan K3 ini murni kami lihat zero accident," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jawa Timur Gentur Prihantono Sanjoyo. Area Manager Lapindo Brantas Divisi Operasi, Taryono, menyambut gembira penganugerahan tersebut. "Sejak 2005 hingga 2009 kami memang selalu zero accident,"kata Taryono. Menurut Taryono, Lapindo sudah dua kali mendapatkan penghargaan K3. Penghargaan pertama diterima pada 2009. "Penghargaan ini tidak ada kaitannya dengan tragedi lumpur Lapindo," ujar Taryono. Di Sidoarjo, kata dia, Lapindo memiliki 26 sumur eksploitasi gas. Menanggapi pemberian penghargaan tersebut, anggota DPRD Jawa Timur Adi Mawardi bereaksi keras. "Pada saat Lapindo tengah menjadi sorotan masyarakat, penghargaan ini tidak tepat," ujar politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa ini. Menurut dia, penghargaan itu bukti bahwa pemerintah provinsi ceroboh. Padahal semua orang tahu, Lapindo telah membuat ribuan warga Sidoarjo kehilangan tempat tinggal. "Ini jelas menyakitkan masyarakat Jawa Timur,"kata Adi, anggota Komisi B DPRD Bidang Perekonomian. DPRD menyesalkan sikap pemerintah provinsi yang tidak berkoordinasi dengan Dewan membicarakan layak tidaknya Lapindo mendapat penghargaan tersebut. Hal senada diungkapkan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur Bambang Catur Nusantara. Dia menilai Lapindo Brantas Inc tak pantas menerima penghargaan tersebut. "Semua orang tahu Lapindo tidak zero accident tapi multi-accident," kata Bambang ketika dihubungi. Walhi mempertanyakan parameter Dinas Tenaga Kerja Jawa Timur dalam pemberian penghargaan tersebut. Apalagi sudah bukan rahasia bahwa akibat semburan lumpur Lapindo, perusahaan milik keluarga Bakrie itu membuat puluhan nyawa warga melayang dan ribuan rumah warga tenggelam. Penganugerahan ini, menurut dia, bukti pemerintah provinsi gelap mata dan selalu membela pemilik modal ketimbang memperhitungkan nasib warganya. Karena itu, Walhi menduga, penganugerahan ini merupakan bagian dari skenario pemulihan citra yang disusun oleh Lapindo. ROHMAN TAUFIQ I ENI S http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2010/03/26/ArticleHtmls/26_03_2010_00 9_006.shtml?Mode=1 ***** This message may contain confidential and/or privileged information. If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any information herein. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt. *****