Pak Leo dan rekans, Menurut saya, jika pemahaman model frekuensi rendah harus memiliki rentang frekuensi yang "buruk" dimulai dari nol sampai dimana dimulainya even seismik..katakanlah 8 Hz, jika tidak seperti yang Bapak sampaikan yaitu 2 Hz, bukankah inversinya akan memiliki lekukan (notch)?? Dan ini menurut saya malah tidak tepat. Untuk mengatasi "gap" antara frekuensi tersebut, kalo menurut pandangan saya ya dengan cara mengendalikan sparseness-nya dan ini merupakan proses yang lebih stabil. Mohon pencerahannya. Salam, Trisakti
--- On Fri, 5/14/10, Leonard Lisapaly <llisap...@fugro-jason.com> wrote: From: Leonard Lisapaly <llisap...@fugro-jason.com> Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: Model frekuensi rendah dalam inversi seismik To: iagi-net@iagi.or.id, "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" <fo...@hagi.or.id> Date: Friday, May 14, 2010, 8:52 AM Pak Trisakti, Jika kita berbicara mengenai "relative property" atau "bandpass filtered property", hasil dengan menggunakan interpolasi well dan model tren konstan tidak banyak berbeda, karena property ini diturunkan dari input yang sama, yaitu data seismik. Namun jika targetnya adalah "absolute property", misalnya impedance dan porosity, maka low frequency model (LFM) yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda, karena "absolute property" adalah gabungan antara "relative property" dari seismik (yang tidak berbeda) dan LFM (yang berbeda). Informasi dari seismik dapat diambil sebanyak-banyaknya dengan membatasi kontribusi LFM pada frekuensi yang rendah (misalnya 4-8 Hz). Jika lebih tinggi (misalnya 20 Hz), maka ini sama saja dengan kita melakukan interpolasi well, yang belum tentu konsisten dengan seismik. Menggunakan model tren konstan menurut saya malah berbahaya, karena model tren konstan memiliki rentang frekuensi yang sangat rendah (0-2 Hz). Jadi jika seismik kita memiliki rentang frekuensi 8-50 Hz, ini berarti kita kehilangan informasi dari 2-8 Hz, yang berdampak pada nilai "absolute property" yang kurang akurat. Untuk mengujinya, Pak Trisakti bisa membuat model shale trend (linear compaction), lalu tambahkan ke dalam model shale trend itu sebuah sand reservoar. Setelah itu, lakukan high-cut filter pada 2 Hz, 8 Hz, dan 50 Hz, lalu perhatikan bedanya. Perhatikan juga efek kehilangan frekuensi 2-8 Hz. Menggunakan banyak well bukan berarti kita mendorong hasil akhir menuju modelnya, tapi memungkinkan kita memiliki low frequency model yang lebih akurat. Seperti saya sebut di atas, jika kontribusi LFM dari 0-20 Hz, maka hasil akhir memang menjadi mirip model (dalam hal ini interpolasi well). Tapi jika LFM-nya dari 0-6 Hz, maka keberadaan/ketidakberadaan reservoar ditentukan oleh seismik dan akurasi property-nya ditentukan oleh low frequency model yang lebih akurat. LL -----Original Message----- From: Trisakti Kurniawan [mailto:sakti_...@yahoo.com] Sent: Friday, May 14, 2010 8:24 AM To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Cc: IAGI-net Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Model frekuensi rendah dalam inversi seismik Nah ini menarik..berdasarkan referensi dan diskusi..ada dua paham yang dianut yaitu satu berpegangan bahwa dengan membangun model frekuensi rendah berdasarkan interpolasi sumur itu lebih baik, namun ada lagi yang menyatakan bahwa sebenarnya model tersebut cukup diwakili oleh satu tren model konstan. Bukankah seharusnya kita lebih "mendorong" originalitas data seismik daripada mendorong di model frekuensi sebagai "pengendali" hasil inversi kita? Pak Leo sebelumnya menyebutkan bahwa, lebih banyak sumur lebih baik? Berarti kita akan mendorong hasil inversinya ke arah modelnya? Betul begitu pak? Dalam pandangan saya, poinnya model tersebut yang paling sederhanay dan malah mendorong si wavelet dan seismik sebagai tumpuan utamanya. Satu hal lagi, kalo pake CSSI, akan mendorong ke parameter sparcity-nya. Mohon saran dan pencerahannya. Salam, Trisakti --- On Thu, 5/13/10, Paulus Tangke Allo <paulus.t.a...@gmail.com> wrote: From: Paulus Tangke Allo <paulus.t.a...@gmail.com> Subject: Re: [Forum-HAGI] Model frekuensi rendah dalam inversi seismik To: "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" <fo...@hagi.or.id> Date: Thursday, May 13, 2010, 1:08 PM pengalaman saya sebelumnya, kontribusi-nya cukup besar, sehingga kalau kita punya 3 model frekuensi rendah maka bisa menghasilkan 3 model impedans absolut yang sama-sama benar di lokasi sumur tapi berbeda nilainya secara signifikan di lokasi antara sumur2 kontrol. bagaimana sebaiknya model tersebut dihasilkan? opini saya pribadi, this is one million dollar question. mengapa? karena model frekuensi rendah dihasilkan dari pemahaman kita akan karakter nilai impedansi-nya. apakah nilainya dipengaruhi oleh compaction factor saja? apakah nilainya dipengaruhi oleh depositional environment? ataukah kombinasi dari keduanya? kalau memang kombinasi, bagaimana dengan kontribusinya? apakah 50% karena compaction dan 50% karena depositional environment? apakah lebih condong ke compaction factor? atau malah lebih condong ke depositional environment? dengan kata lain, menurut saya, tidak ada jawaban definitif terhadap pertanyaan tersebut sebab seberapa baik sebuah model frekuensi rendah akan sangat bergantung dari seberapa baik pemahaman kita tentang hal2 yang dapat mempengaruhi nilai impedansi-nya. mohon dikoreksi sekiranya ada pernyataan saya yang keliru. salam, paulus On Thu, May 13, 2010 at 9:24 AM, Trisakti Kurniawan <sakti_...@yahoo.com> wrote: > Bapak2 dan Ibu2, > Ingin bertanya berkaitan subject diatas, seberapa besar kontribusi model frekuensi rendah dalam proses inversi? Bagaimana sebaiknya model tersebut dihasilkan? Mohon pengalaman dari bapak2 & ibu2 semua. > > Terima kasih, > Salam, > Trisakti ______________________________________________ The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list. fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id ---*** for administrative query please send your email to itweb.supp...@hagi.or.id ** BALI 2010 INTERNATIONAL GEOSCIENCES CONFERENCE AND EXPOSITION, 19-22 July 2010 ** - Registration is NOW OPEN!! -Visit http://bali2010.hagi.or.id for further information ______________________________________________ The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list. fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id ---*** for administrative query please send your email to itweb.supp...@hagi.or.id ** BALI 2010 INTERNATIONAL GEOSCIENCES CONFERENCE AND EXPOSITION, 19-22 July 2010 ** - Registration is NOW OPEN!! -Visit http://bali2010.hagi.or.id for further information