Ha ha ha..... Dari dulu ya begitu itu mas Yoga, lha anggaran bencana kan tdk 
berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Alasannya begitu kaleee...?!?!?  
Mungkin usulan anggaran bencana yg disusun oleh orang2 yg kompeten di bid 
kebencanaan, setiap tahun bisa jadi yg di-acc cuma antara 10 - 25 %-nya saja. 
Mangkanya tak heran jika setiap ada bencana, kita selalu gelagapan dan 
gelagepen. 

Pardan76
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Yoga Negara" <yneg...@caledon.com.au>
Date: Fri, 4 Jun 2010 13:10:18 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia Perlu Punya Komite Gempa
"Anggaran mitigasi bencana saat ini hanya senilai Rp15 miliar per tahun"
Luar biasa para pembuat/perencana APBN negara kita ini...tragis sekali

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Friday, 4 June 2010 1:00 PM
To: IAGI; Forum HAGI; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Indonesia Perlu Punya Komite Gempa

*Indonesia Perlu Punya Komite Gempa*

Kamis, 3 Juni 2010 23:12 WIB


Jakarta (ANTARA News) - Indonesia sebagai negara rawan gempa perlu
memiliki
forum atau komite nasional gempa untuk meningkatkan sinergi antarahli
dari
beragam latar keilmuan dan institusi.

Wacana tersebut mengemuka dalam Diskusi Nasional Pakar Gempa bertajuk
"Link
and Match Dalam Usaha Pengkajian dan Mitigasi Bencana Gempa" di Jakarta,
Kamis. Diskusi yang dibuka Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial
dan
Bencana, Andi Arief, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan bencana
(BNPB)
Mayjen (Purn) Syamsul Maarif itu melibatkan 25 pakar gempa dari
perguruan
tinggi, lembaga riset, maupun lembaga pemerintahan.

Beberapa ahli gempa ternama hadir dalam diskusi tersebut, seperti Dr.
Danny
Hilman (LIPI), Dr. Wahyu Triyoso (ITB), Prof. Dr. Dwikorita Karnawati
(UGM),
Dr. Sukhyar (Badan Geologi ESDM), Dr. Prih Haryadi (BMKG). Juga hadir
pakar
gempa dari Australia Prof. Dr. Phil Cummins dan Dr. Trevor Dhu.

 Forum atau komite gempa bumi dimaksud juga diharapkan menjadi wadah
penggodokan berbagai pandangan strategis mengenai mitigasi, adaptasi,
dan
antisipasi gempa sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
melakukan
pengambilan kebijakan.

Menurut Andi Arief, riset dan pengembangan kajian gempa yang dilakukan
berbagai akademisi maupun lembaga pemerintahan hingga saat ini masih
belum
terkoordinasi dengan baik.

Padahal, katanya, statistik menunjukkan intensitas terjadinya gempa di
tanah
air semakin tinggi.

"Pendirian forum atau komite gempa akan mampu menghilangkan sekat-sekat
antarahli atau institusi, sehingga bisa dicapai sinergi bersama untuk
hasil
yang lebih maksimal," katanya.

Selain membicarakan minimnya sinergi antarpemangku kepentingan persoalan
kegempaan, para pakar gempa juga membicarakan upaya mempromosikan
mitigasi
bencana, studi kegempaan di perguruan tinggi, serta komunikasi mengenai
risiko kegempaan.

Terkait dengan pendidikan kegempaan di perguruan tinggi, wakil-wakil
dari
ITB dan LIPI mempresentasikan persiapan pendirian program pascasarjana
kajian gempa bumi dan tektonik aktif. Pendirian program ini
dilatarbelakangi
minimnya pengetahuan tentang sesar aktif dan kegempaan di Pulau Jawa dan
Indonesia secara umum.

"Kita prihatin karena sedikit sekali peneliti dari perguruan tinggi atau
lembaga penelitian yang melakukan riset dengan topik tersebut," kata
Danny
Hilman.

Minimnya riset kegempaan di Indonesia juga tak terlepas dari minimnya
dukungan dana untuk program-program mitigasi bencana seperti riset.

Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan, politik anggaran Indonesia saat
ini
memang masih menitikberatkan perhatian pada program-program
pascabencana.
Anggaran mitigasi bencana saat ini hanya senilai Rp15 miliar per tahun.

"Mitigasi bencana merupakan upaya untuk menghindarkan korban yang lebih
besar sebelum bencana terjadi. Karena itu, perlu dicari cara agar
perhatian
terhadap mitigasi bencana mendapatkan porsi yang lebih memadai dalam
APBN,"
katanya.(*)
(S024/R009)

http://antaranews.com/berita/1275581532/indonesia-perlu-punya-komite-gem
pa

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke