Pak Bosman, 

berikut ini paragraf pembukaan dari artikel di wikipedia:
The resource curse (also known as the paradox of plenty) refers to the paradox 
that countries and regions with an abundance of natural resources, specifically 
point-source non-renewable resources like minerals and fuels, tend to have less 
economic growth and worse development outcomes than countries with fewer 
natural 
resources.

Salam,
WY



________________________________
From: bosman batubara <bosman200...@yahoo.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wed, September 1, 2010 12:18:02 PM
Subject: [iagi-net-l] Negeri Kaya yang “Miskin”-->geologi.or.id

Halo ada yang baru di blog:
________________________________
Oleh Singgih Widagdo 

Rencana PT PLN mengimpor 9 juta ton batu bara pada 2011  mempertegas  bahwa 
negeri ini dikelola dengan tidak benar, terutama  sumber daya  alamnya.
Restu Menteri BUMN terhadap  rencana PLN  menusuk hati rakyat yang  jelas-jelas 
secara filosofis  pemilik kekayaan alam negeri ini. Apa pun  alasan impor, 
sulit 

diterima  akal sehat. Kalau toh Dahlan Iskan, orang  nomor satu di  PLN, tetap  
mengupayakan impor karena alasan tertentu,  pemerintah mesti berjuang  
menghentikan. Restu Menteri BUMN mengimpor  batu bara sama saja  menyamakan 
batu 

bara dengan komoditas lain. Batu  bara harus dipandang  sebagai energi, bukan 
sekadar komoditas dagang.
Keliru sekali  keputusan impor batu bara disamakan dengan kebijakan  serupa di 
China dan  India. Kedua negara itu punya tingkat kebutuhan  batu bara di atas  
tingkat produksi. Dengan impor dan bahkan memperluas  jangkauan melalui  
investasi tambang batu bara di negara kita, mereka  dapat dibilang smart  
mengelola energi dalam negeri. Sebaliknya, rencana  kita impor dari  Australia 
membuktikan salah urus negara ini dalam  mengelola energi.
________________________________

selengkapnya: http://geologi.iagi.or.id/2010/09/01/negeri-kaya-yang-miskin/


tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com


      

Reply via email to