Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman,
Beberapa waktu yang lalu, mang Okim mendapat kunjungan beberapa rekan gem-lovers / ahli geologi dari Pusat Sumber Daya Geologi Bandung yang baru pulang dari melaksanakan kegiatan eksplorasi mineral di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Mereka membawa contoh 2 butir intan yang ditemukan di daerah sekitar ibu kota kabupaten tersebut yaitu Puruk Cahu . Intan pertama berwarna putih dengan berat 0,80 karat, dan intan kedua berwarna hitam pekat mengkilap , dengan berat 1,25 karat ( lihat gambar ). Intan yang putih transparan, sedangkan yang hitam translusen. Kedua intan tersebut selain memiliki kekerasan 10 Mohs, memberikan respon positive ketika disentuh dengan alat uji intan. Temuan intan di wilayah Kalteng mengingatkan mang Okim akan ungkapan Pak Yaya Sunarya , senior exploration geologist di Direktorat Geologi Bandung , lebih 20 tahun yang lalu , bahwa Tuhan YMK menciptakan Pulau Kalimantan dalam keadaan sedang tersenyum. Hal itu dihubungkan dengan kekayaan sumber daya mineral khususnya emas yang ditemukan di seluruh wilayah provinsi di Kalimantan. Dengan adanya temuan intan di Kalteng, apalagi ada yang berwarna hitam segala, maka tuntaslah sudah penelusuran mang Okim akan potensi intan di Kalimantan yang seperti halnya emas, ternyata ditemukan juga di seluruh wilayah provinsi di Kalimantan. Tuhan YMK sepertinya memang sedang tersenyum ketika menciptakan Pulau Kalimantan - - - ta` iya ! Potensi intan di Kalimantan Untuk sekedar mengingatkan, adanya kandungan intan di Kalsel khususnya Martapura tentunya telah dikenal oleh rekan-rekan gem-lovers. Kegiatan penambangannya dimulai sejak sekitar abad ke 16 dan terpusat di jalur Cempaka - G. Lawak - Banyuireng. Antara tahun 1830 dan 1840, tak kurang dari 200 lokasi penambangan intan tercatat di G. Lawak dengan jumlah penambang sampai 3.000 - 4.000 orang. Temuan yang cukup spektakuler adalah Intan Trisakti yang beratnya 167 karat ( 35,4 gram ). Temuan terakhir yang sempat mang Okim posting di milis IAGI , 7 Februari 2008 , adalah Intan Puteri Malu yang beratnya 200 karat ( 40 gram ). Di Kalbar, endapan intan terpusat di daerah Landak dan Sanggau. Catatan resmi produksinya di tahun 1876 adalah 4062 karat ( 801,24 gram ) dan menanjak tajam sampai 6673 karat ( 1.334,60 gram ) di tahun 1879. Seiring dengan adanya temuan endapan intan di Afrika Selatan yang menyebabkan harga intan dunia merosot , maka produksi intan Kalbar kemudian ikut merosot tajam sampai hanya 600 karat ( 120 gram ) pada tahun 1907. Ketika mang Okim mengunjungi Kalbar tahun 2009, kegiatan pendulangan emas dan intan masih banyak dilakukan oleh masyarakat setempat ( hasilnya banyak yang dijual mentah ke Martapura ). Di Kalimantan Timur, mang Okim pada awalnya tidak percaya kalau provinsi ini punya juga kandungan intan. Tetapi ketika mang Okim diminta oleh satu bank besar untuk menilai permintaan kredit dari satu perusahaan di Jakarta yang sedang melakukan kegiatan eksplorasi emas di hulu Mahakam, mang Okim mengidentifikasi langsung adanya butiran intan yang bercampur dengan butiran batu safir, emas, dan platinum ( di konsentrat dulang ). Hal ini kemudian didukung oleh laporan Felderhof yang sempat juga mang Okim evaluasi ( Felderhof adalah bosnya de Guzman yang dikabarkan bunuh diri akibat kasus emas bohongan di Busang ) . Di laporan tersebut, Felderhof menyimpulkan tentang adanya cadangan intan sampai 1 juta karat di satu lokasi seluas 2.000 ha di upstream Mahakam ( rahasia nih yee ). Misteri asal usul intan hitam Temuan intan hitam di Kabupaten Murung Raya , dan tentunya juga dengan intan putihnya , sepantasnya mendapatkan perhatian dari kita semua dan kalau mungkin ditindak lanjuti dengan penelitian yang lebih fokus. Khusus mengenai intan hitam yang mang Okim namakan sebagai Bort Diamond, proses terjadinya ternyata masih banyak diperdebatkan. Bentuknya yang bundar sempurna dan translusen dengan permukaan yang hitam legam mengkilat dan berstruktur granular/kasar yang mirip dengan tektite, semua itu memberikan kesan seolah intan tersebut adalah butiran tektite intan yang berasal atau berkaitan dengan benda yang jatuh dari ruang angkasa. Seandainya demikian halnya, maka intan Kalteng tersebut mungkin saja identik dengan Intan Carbonado yang konon hanya ditemukan di Brazil dan Republik Central Africa. Persoalan yang akan muncul kemudian adalah ketidak cocokan dengan hipotesa Dr. Stephen Haggerty dari Florida International University yang mengatakan bahwa intan carbonado yang ditemukan di Brazil dan Republik Central Afrika adalah endapan alluvial yang merupakan benda extra-terestrial yang bahannya berasal dari sebuah supernova yang setelah bertumbukan sekitar 3,8 milyar tahun yang lalu ,. pecahan-pecahannya mengembara di ruang angkasa selama 1,5 milyar tahun sebelum jatuh ke kedua Negara tersebut sekitar 2,3 milyar tahun yang lalu. Nah lho, kalau sudah nyebut milyar-milyar tahun, tentunya intan carbonado Brazil dan Republik Afrika Central tidak sama dengan intan carbonado atau bort diamond Kalteng - - - ta` iya ! Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, Semoga kisah selingan ini dapat menjadi bahan pemikiran dan renungan bagi rekan-rekan Gem-Lovers dalam melewati malam libur panjang ini. Persoalan genesanya sangat menantang, demikian juga kemungkinan potensinya. Mang Okim akan sangat gembira kalau rekan-rekan yang lebih ahli dapat melengkapi kisah ini dengan penjelasan yang lebih baik. Perkenankan pada kesempatan ini, mang Okim dan neng Ai menyampaikan kepada para sahabat yang beragama Hindu : Selamat Hari Raya Nyepi / Tahun Baru Saka 1933. Semoga kita semua selalu dalam kedamaian dan kebahagiaan. Have a good nite dan Salam cinta batu mulia dan mineral, Mang Okim LAMPIRAN GAMBAR Intan putih di kiri ( 0,80 karat ) dan intan hitam di kanan ( 1,25 karat ) cid:004d01cba34b$5259c280$0401a8c0@GEMAFA cid:004e01cba34b$5259c280$0401a8c0@GEMAFA Indonesian Gemstone Promotion Center Jl. Pajajaran No. 145 Bandung 40173 Telp/Fax: +62-22-6038712 Http://www.gemafia.co.id
<<image003.jpg>>
<<image004.jpg>>