Pak Avi

Supaya lebih konstruktif,

Mungkin Pak Avi  bisa mensintesakan persamaan dan perbedaan baik dari segi
geologi , prosedur operasi dan langkah pengambilan keputusan antara kasus
lusi dan kasus lengowangi (di luar hal hal politik lho), yang bisa menjadi
pembelajaran bagi kita semua yang muda muda ini terutama jika hendak
melakukan pemboran sumur eksplorasi di jatim.

Dengan pengalaman dan smangat Pak Avi , mungkin sintesanya dapat menjadi
bahan acuan / referensi yang baik sehingga kasus banjar panji tidak terulang
lagi.

2011/9/23 rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>

> Agan Awang dan Agan Bambang Istadi,
>
> Wah seneng nih milist jadi rame gara2 ada orang baru masuk, ini mas Bambang
> temen saya karaoke dulu piis bro gue sehat2 saja dan alhamdulillah masih
> bisa berkarya, siapa tahu someday kita kerja bareng ya.
>
> Pak Awang kenapa data itu jadi konfidensial ya?, karena data ini kunci
> pemecahan persolan, tanpa data maka kita ini bukan saintis, artinya kita2
> ini akan jadi Preacher, yg percaya berdasarkan faith dan tanpa metodis
> empiris dan bukti dengan demikian bagaimana kita bisa setuju dg pendapat pak
> Awang?
>
> Dalam hal ini termasuk pemahaman mud volcano induced by earthquake? kalau
> di subsurface memang ada indikasi mud volcano apa betul ada significant
> break di sonic value dari Normal ke Over presure, pertanyaan selanjutnya
> kenapa praktisi dari perminyakan tidak ada yg di undang untuk memberikan
> jastifikasi TEKNIS bahwa kesimpulan itu sudah yg terbaek. Kalau dari data
> seismik yg saya lihat kok tidak terlihat adanya overpressure diatas
> limestonenya ya? Tapi pendapat ini belum dilakukan evaluasi velocity
> analysis dari Gathernya, mungkin dg analisa Stack Gather akan lebih akurat
> untuk analisa adanya gejala reversal volocity di kedalaman yg biasanya
> berhubungan dg adanya High pressure zone. Kenapa saya membahas hal ini
> karena saya ingin lebih memfokuskan penyebab utama dari gerakan bawah
> permukaan ini MUD VOLCANO atau memang dari reservoir. Kalau penyebabnya
> bukan Mud Volcano maka tentu penyebabnya adalah dari reservoar.
>
> Data lapangan menunjukkan bahwa persentase SOLID lebih dominan dari pada
> fluida (baca air), 150rb m3/day wooooow dg semburan setinggi 3-5 meter (baca
> di koran dan lihat di tipi), yg slow but sure semburannya makin rendah makan
> hari, ini kemungkinan yg paling tinggi adalah aliran air reservoir yg
> bergerak vertikal, tentunya dalam perjalanan ke permukaan air panas ini
> mengerosi dinding lobang sumur yg umumnya clay dari formasi yg relatif muda,
> dan hasilnya nampak seperti lumpur yg keluar akibat Mud Volcano. Kalau benar
> demikian maka ini adalah blow-out biasa yg faktanya saat operasi lobang
> sumur ditutup dg BOP shg aliran dari bawah permukaan tidak bisa blow-out
> lewat well bore, tapi dan tentu akan mencari weak zone yaitu faults yg
> memang banyak terlihat di 2D seismik (harap lihat 2D seismik sebelum well di
> bor, perhatikan minor discontinuity disitu, yg mungkin banyak di simplified
> biar prospectnya nampak utuh dan tidak banyak faultsnya). Sebetulnya itu
> kenapa pak DR Rubiandini lebih memfokuskan untuk RELIEF Well dan kita yg
> datang saat itu setuju, blio minta dukungan kita dan kita bilang ya
> mendukung. Detail HOW to Attack problem pak DR Rubiandini punya detailnya,
> dan kita cuma ngangguk2 aja tanda setuju.
>
> Untuk Isotop ini kita ambil second opinion dong kalau mau yg neutral, kalau
> mau ada air yg berhubungan dg Magma apa iya? mungkin man teman yg lebih
> pakar dari ana agar bisa memberikan pendapatnya.
>
> Harap teman2 ingat maksud saya menulis ini Pertama bukan untuk sok pinter
> tapi lebih memberi edukasi bagi yg belum pernah bekerja di perminyakan dan
> teutama adik2 mahasiswa yg mungkin rajin baca milis ini. Kedua Indonesia ini
> kok ngga maju2 ya padahal banyak orang pinter, dimana letak kesalahan kita?
>
> Sekali lagi kapan2 kita temu darat yok dan bahas masalah ini, kalo di milis
> kadang2 ada ketebatasan ruang dan waktu, sukur2 datanya komplit
>
> Piis and Merdeka
> Avi..... NPA 0666
>
>
>
>
> 2011/9/23 Bambang P. Istadi <bambang.ist...@energi-mp.com>
>
> Pak Avianto yang sudah mumpuni,.. selamat bergabung ke IAGI-net,.. apa
>> kabarnya bro?****
>>
>> ** **
>>
>> Alhamdulillah masih banyak yang concern tentang Lusi dan mau mematikan.
>> Siapa tahu bisa betul2 dimatikan. Dulu aliran lumpur >150 ribu m3, lebih
>> dari 1 juta bbl/d. sekarang <10 ribu m3, jadi sudah sangat kecil dan malah
>> sering berhenti secara total, tidak ada kepulan steam sama sekali mencapai
>> belasan menit. Jadi mungkin saja lebih gampang untuk dimatikan,.. atau
>> memang sudah masuk dalam tahap akan mati dengan sendirinya.****
>>
>> ** **
>>
>> Mematikan boleh2 saja tapi perlu dipertimbangkan, peta bawah permukaan
>> seperti apa? Bukan hanya berdasarkan asumsi, oleh kerenanya, kita sepakat
>> dengan ide 3D untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Kalau mau melakukan
>> sesuatu, seperti kata mbak Suro “Dalam kondisi seperti sekarang,
>> pertanyaan simple yg muncul, dititik mana (koordinat) dan kedalaman berapa
>> anda akan pompakan kill-mud / cement ato apapun, berapa volume yg anda
>> butuhkan etc…etc…??” ****
>>
>> ** **
>>
>> Diperkirakan pastinya sudah banyak multiple faults, fractures baik
>> reactivated ataupun baru yang bisa dilihat dari banyaknya gas seeps/gas
>> bubbles di lebih dari 200 lokasi. Mungkin saja disebabkan oleh subsidence,
>> pergerakan tektonik, sumur dan loading dangkal, atau kombinasi dari faktor2
>> tersebut.****
>>
>> ** **
>>
>> Perllu jadi bahan pertimbangan: Studi oleh Badan Geologi soal gas dan
>> temperature yang dipublish IAGI saat PIT di Lombok, Sutaningsih et al.,
>> 2010, yang saya cuplik “*Isotop Gas Geothermometer C-13. *Salah satu cara
>> untuk memperkirakan suhu bawah permukaan adalah dengan isotop C-13 yang
>> terdapat dalam CH4 dan CO2 dari sampel gas (Blattner, P., and Hoefs, J.,
>> 1994) dengan rumus :****
>>
>> 13CCO2-CH4 = ((15650/(t + 168)) – 9****
>>
>> t (°C) = 15650/( + 9 ) + 168****
>>
>> Data hasil analisis isotop C-13 yang terdapat dalam CH4 dan CO2 yang
>> terkandung dalam gas kering dari semburan gas di sekitar semburan lumpur
>> panas Sidoarjo dipakai untuk memperkirakan suhu bawah permukaan. Dengan
>> rumus tersebut diatas dan diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 7. Dari
>> tabel 7 diperoleh suhu rata-rata bawah permukaan semburan Lumpur panas
>> Sidoarjo dan sekitarnya adalah 548 oC.”****
>>
>> ** **
>>
>> Hal lain yang perlu dipertimbangkan “Hasil analisis isotop H-2 dan O-18,
>> air lumpur dari pusat semburan lumpur panas Sidoarjo mempunyai nilai
>> simpangan konsentrasi H-2 dari -17,5 ‰ sampai -2,7 ‰ dan simpangan
>> konsentrasi O-18 dari +5,28 ‰ sampai +10,11 ‰ yang semuanya mengindikasikan
>> cairan berasosiasi dengan batuan beku panas (igneous rock) yang berasal dari
>> magma”. Bukankah pak Avi bertujuan untuk menghentikan dengan saya quote
>> kata2 pak Avi “, kita bor ke reservoirnya kemudian di spot lumpur berat
>> shg lama2 aliran dari bawah bisa di stop” Apa yakin semburan, at least
>> airnya berasal dari reservoir? Reservoir yang mana? Reservoir properties
>> seperti apa yang bisa menghasilkan lebih dari satu juta barel perhari,
>> katakanlah diawal semburan rasionya 70:30, dimana yang 70% berupa air, jadi
>> reservoir tersebut harus bisa menghasilkan rate sebesar 700 ribu barel/hari.
>> Kalau hanya berasal dari lubang sumur, seberapa besar lubangnya? Kenapa fish
>> dalam lubang sumur ngga jatuh?****
>>
>> ** **
>>
>> Mungkin saja menurut pak Avi relief well adalah solusi yang paling tepat,
>> tapi saya rasa ngga perlu melecehkan soal bola2 beton daripada nanti ada
>> yang kesinggung,.. Bola2 beton merupakan purely ide temen2 ITB diusulkan
>> oleh kang Bagus Endar cs dan disetujui oleh Timnas..****
>>
>> ** **
>>
>> Peace bro,****
>>
>> ** **
>>
>> Bambang ****
>>
>> ** **
>>
>> *From:* rakhmadi avianto [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com]
>> *Sent:* Thursday, September 22, 2011 4:10 PM
>>
>> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>> *Subject:* Re: [iagi-net-l] Lusi****
>>
>> ** **
>>
>> Ide DR Rubiandini DR Kusuma dan kawan2 ini brilliant lho, secara fisika dg
>> relief well suksess rasionya lebih tinggi
>> pak Doktor telah berhasil menjinakkan sumur JOB PPEJ di Gersik dg gejala
>> awal yg sama dg Lusi.Kita alumnus Geologi UGM pernah minta waktu khusus ke
>> pak DR Rubiandini untuk mempresenasikan ide beliau dan kita lihat dari segi
>> operation Geologist dan drilling kayaknya yg paling masuk akal, sehingga
>> kita yg datang waktu semua setuju dg ide DR Rubiandini. SEbagai info
>> tambahan kita2 Alumini Geologi UGM yg datang di presntasi tersebut sudah
>> berpengalaman kerja di Chevron, ExxonMobil, CNOOC, IAPCO, BP dan Pertamina
>> dg penglaman 15-28 th jadi sudah tuwuk makan asam garam drilling operation,
>> seismik, sekwen strat, petrophysik dll. Kita menilai bukan kita anti
>> pemerintah tapi sebagai saintis kita terpanggil untuk menkontribusikan
>> solusi yg paling tepat, dan kesimpulan kita, SETUJU dg DR Rubiandini at all.
>>
>> Kalo 3D seismik selain datanya akan tidak bagus at the end juga akan
>> mengarah ke relief well, ojo di cemplungin beton dari atas mas itu ga bener,
>> kita bor ke reservoirnya kemudian di spot lumpur berat shg lama2 aliran dari
>> bawah bisa di stop
>>
>> Salam
>> Avi****
>>
>> 2011/9/22 kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>****
>>
>> sepertinya kalau relief well sekarang sudah terlambat...sudah jebol
>> dan  rekah di mana mana...****
>>
>>  ****
>>
>> 3d seismic mungkin bisa untuk mendeteksi daerah mana yang memiliki rekahan
>> besar yang menyebabkan semburan ..tapi terus bagaimana menutupnya ,
>> apakah kita bisa  injeksikan semen di rekahan rekahan tersebut
>> ?                                                          Solusi terakhir
>> mungkin memang harus dialirkan ke sungai porong sehingga sedikit demi
>> sedikit dapat dibuang ke laut.... ****
>>
>> Untuk pengurangan pencemaran kalau memang ada zat berbahaya, maka bisa
>> dilakukan pengolahan limbah dulu sebelum dialirkan ke sungai porong atau ke
>> laut...pertanyaannya lagi ada budgetnya tidak ?****
>>
>>  ****
>>
>> 2011/9/22 <rakhmadi.avia...@gmail.com>****
>>
>> Masalah Lusi ini memang udah di plesetin ke yg kurang tepat tentunya ada
>> pihak2 dg kepentingan yg berbeda
>>
>> Kok saya stuju dg ide DR Rubiandini untuk di pake reief well yg lebih make
>> sense secara ilmiyah, untuk yg lain mungkin sudah terlanjur remek di near
>> surfacenya shg ide 3D seismik data yg akan diperoleh disangsikan akan bagus
>> krn noisenya udah terlalu kuat
>>
>> He he he baru gabung kok yo wis komentar
>>
>> Last but least miss you all dan salam kenal
>>
>> Sebagai perkenalan saya ini alumni Geologi UGM lulus 1982 kerja di Mobil
>> Oil Indonesia 82-94 Mobil Nigeria 95-97 jadi ExxonMobil 98-2006 sejak itu
>> nyangkul di Samudra Energy ltd
>> Pengalaman banyak di Exploration dan production
>> Tambahan saya itu musuh bebuyutan abah Yanto Sumatri di lapangan Golf
>>
>> Mungkin itu aja jati diri saya
>> Salam damai****
>>
>>
>> Avi
>>
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>
>> -----Original Message-----
>> From: "Yanto R.Sumantri" <yrs...@rad.net.id>
>> Date: Thu, 22 Sep 2011 13:40:11****
>>
>> To: <iagi-net@iagi.or.id>****
>>
>> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>****
>>
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi
>>
>>
>> Nyoto
>>
>> Amburadulnya , karena telah menyeleweng (dengan sadar lagi ) atau
>> selingkuh dari UUD - 45 dan Pancasila.
>> Kita meng-agung2 kan demokrasi liberal sembari lupa bahwa kita  bernegara
>> ini dalam bingkai NKRI yang sebenarnya sudah mempunyai budaya yang tidak
>> akan cocok dengan demokrasi liberal yang sangat individualistis.
>> Itu kata Bung Karno , dan saya percaya itu.
>>
>> ADB saya kira tidak memihak  , hanya dia tidak sependapat dengan Awang
>> mengenai apa yang men"triger" lumpur.
>>
>>
>>
>> si Abah.
>>
>>
>>
>> ****
>>
>> ** **
>>
>
>

Kirim email ke