Maksudnya si "mbilung" itu adalah tokoh wayang yg menggambarkan rakyat kecil, 
bodoh, tetapi harapan dan pemikirannya masuk akal, untuk disadari oleh para 
pemimpinnya, tetapi mustahil didengar olehnya(terbaca: yg buat permen tsb). 
Masalah penentuan WP. aja sebagai dasar penentuan WUP,WPN,WPR masih jalan 
ditempat, sebagai amanat dari uu. No 4 thn 2009, ini ditambah.  Permen, 
kemungkinan besar, akan menyebabkan terhentinya kegiatan iup operasi produksi 
yang sudah ada,  kalau dalam waktu 3 bln sejak keluar permen harus buat 
smelter. Ini karepe mbilung juga. Kalee..                            Suswanto 
npa-3813
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com>
Date: Tue, 21 Feb 2012 11:29:24 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Apakah indonesia Siap dgn Permen ESDM No.07 thn 
2012 (23 halaman, 6 feb 2012)
Mbingungi Lunga lungu?
Naamanya hidup di bawah tekanan, yaa jadi mbilung MBIngungi trus ngLUNGani 
(bingung sendir trus menghindar) 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: <lia...@indo.net.id>
Date: Tue, 21 Feb 2012 17:00:00 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Apakah indonesia Siap dgn Permen ESDM No.07 thn 
2012 (23 halaman, 6 feb 2012)
Kenapa listrik banyak dipakai di malam hari ,
Dulu itu Program listrik pedesaan salah satunya untuk menunjang
program KB. jadi kalau terang apalagi ada TV semalam suntuk
bisa terjaga KB nya..............saat ini rasio elektrifikasi
rata rata sudah lebih 70% , dulu masih rendah sekali dibawah 30
% didesa belum ada listrik.
Dalam tanya jawab SBY dg para wartawan bbrapa hari lalu yg live
di Metro dan TV One , terlontar ttg rencana Pembangunan PLTU
batubara di Batam untuk diekspor kenegeri Singa , sbg gantinya
ekpor gasnya dihentikan.kalau ini terlaksana Lebih Cepat Lebih
baik maka batubara bisa dioptimalkan di DN untuk listrik dan
gas untuk transportasi, dengan kondisi energy mix saat ini
porsi batubara 45 % dg kebutuhannya kira kira 55 Juta Ton, jadi
kalau 100 % batubara masih cukup.apalagi biaya produksi listrik
per Kwh dg batubara bisa seperlimanya dari BBM ( kalau listrik
dg batubara sudah tidak perlu subsidi )Untuk meningkatkan nilai tambah SDA 
sebaikanya semua SDA diolah
di DN dulu, spt minyak yg diekpor bukan minyak mentah tapi
turunannya ( BBM , dll )............. karepe mbilung.
ISM



> Kenapa ngga ekspor listrik saja sekalian ?
> Pak SBY pernah mencanangkan bahwa Indonesia supaya
> mengeksport energi, tentunya kalau kita lihat konteksnya
> ASEAN, semestinya energi yg dihasilkan Indonesia dapat
> dieksport dalam energi siap saji yaitu Listrik atau BBM.
> Produksi "sumberdaya energi" (minyak, gas dan batubara)
> Indonesia ini Indonesia diperkirakan setara minyak 6 juta
> barrel sehari, sedangkan daya serap enegi hanya sekitar
> setara minyak 3-4 juta barel sehari. Jadi masih ada sisa 2
> juta barel sehari. Tetapi kalau dilihat kebutuhan
> perkapitanya suangat rendah. Artinya energi di Indonesia
> masih anya dipakai untuk hidup, masih kurang untuk
> 'berproduksi'. Ini ditunjukkan dengan elastisitas energi
> yang rendah. Elastisitas akan menurun ketika digelontorkan
> energi ke masyarakat, nah untuk mencapai elastisitas tinggi
> ini harus melalui titik balik dimana kebutuhan untuk hidup
> sudah terpenuhi sehingga energinya dipergunakan untuk
> berproduksi. Mirip fisika, dimana gaya gesek statis harus
> dilewati dulu supaya mulai bergerak dan hanya terhambat oleh
> daya gesek mekanis. Seingat saya gaya gesek statis > gaya
> gesek negatip. Daya beli (energi) di dalam negeri tentusaja
> sangat rendah, karena energinya masih dipakai untuk hidup,
> bukan untuk berproduksi. Pola penggunaan listrik di
> Indonesia yang tinggi diwaktu malam dan lebih rendah disiang
> hari menunjukkan listrik untuk penerangan, bukan listrik
> untuk pabrik.
>
> Oleh sebab itu harus ada usaha pemerintah untuk melalui
> titik balik, ya salah satu mekanismenya dengan subsidi.
> Tetapi apakah yg disubsidi komoditinya atau subsidi daya
> belinya (misal dibantu dengan jaminan kemiskinan) ?
>
>
> RDP
>
> 2012/2/21 <dartadjud...@yahoo.co.id>
>
>> Jika larangan ekspor batubara diberlakukan sebelum adanya
>> teknologi upgrading yg terbukti feasible, hampir pasti
>> aktivitas eksplorasi low rank coal akan mati suri, bahkan
>> IUP terancam ditutup.
>> Batubara banyak dibutuhkan utk power plant dan semen.
>> Dengan eskpor listrik dan pembukaan pabrik semen baru serta
>> peningkatan eskpor semen mungkin bisa menjadi solusi?
>> Salam,
>> Dar
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> ------------------------------
>>  *From: *koeso...@melsa.net.id
>> *Date: *Tue, 21 Feb 2012 07:19:31 +0000
>> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>> *Subject: *Re: Bls: [iagi-net-l] Apakah indonesia Siap dgn
>> Permen ESDM No.07 thn 2012 (23 halaman, 6 feb 2012)
>>
>> Kalau batubara, export terbesar, harus diolah jadi apa yah,
>> supaya bisa diexpor dan tambangnya tdk ditutup? RPK
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> ------------------------------
>> *From: *Himawan Sutanto <sutanto...@yahoo.co.id>
>> *Date: *Tue, 21 Feb 2012 15:16:03 +0800 (SGT)
>> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
>> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>> *Subject: *Bls: [iagi-net-l] Apakah indonesia Siap dgn
>> Permen ESDM No.07 thn 2012 (23 halaman, 6 feb 2012)
>>
>>  Klo dilihat dari semangatnya sih, jelas bagus om Ok dan
>>  om2x lainnya,
>> mosok udah hari gini jualnya masih raw material aja. klo
>> perlu migas juga kayak gitu tuh.
>> Apalagi klo bahan galian C, mineral logam dll, harga raw
>> material bila dibanding dengan yg sedikit saja kena
>> sentuhan pengolahan, harganya sudah naik puluhan bahkan
>> ratusan kali lipat.
>>
>> Masalah ke khawatiran Geologist jadi sulit kerja karena
>> ditakutkan aktivitas eksplorasi menurun, klo menurut saya
>> terlalu paranoid. Klo nggak salah kan wajib melakukan
>> pengolahan di dalam negeri, tapi bukan berarti ngolah
>> sendiri, tapi yg penting ngolahnya di dalam negeri. Jadi
>> harusnya jika berjalan dengan benar maka akan terbuka
>> lapangan usaha baru, yaitu pengolahan barang tambang tsb.
>> Ketika kuliah di S2 Tambang ITB, ini menjadi rencana topik
>> penelitian saya juga. Terutama bahan galian gol. C, mudah
>> didapat, nggak repot nyari dan bisa padat karya. Harga Raw
>> material golongan C sangat memprihatinkan, misalnya Kaolin,
>> bentonit atw Zeolit bahkann BARIT yg kebutuhannya cukup
>> tinggi di Indonesia. Hanya dengan proses pemurnian sangat
>> sederhana, cuman diayak saja agar besar butir Kaolin bisa
>> terpisah secara seragam, harganya sudah beda jauh, raw
>> material Kaolin waktu itu hanya IDR 50/kg sementara yang
>> sudah diayak IDR 2500/kg. Sudah naik 50 x lipat, ini belum
>> klo kita bikin itu kaolin siap buat dipakai pabrik ban dll.
>> yang selama ini konon kita harus impor dari berbagai negara
>> tetangga yang justru raw materialnya dari negara kita
>> dengan harga SUPER MURAH.
>>
>> Lagi pula Geologist sekarang kan udah makin hebat, nggak
>> sekedar mencari..ada yg bikin uil kumpeni, perusahaan
>> tambang, pertanian, perkebunan, peternakan bahkan mungkin
>> sampai nyari Piramida. Nggak akan kuranglah lapangan kerja
>> buat GEOLOGIST.
>>
>> cheers,
>> HS
>>
>>   ------------------------------
>> *Dari:* kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
>> *Kepada:* iagi-net@iagi.or.id
>> *Dikirim:* Selasa, 21 Februari 2012 13:44
>> *Judul:* Re: [iagi-net-l] Apakah indonesia Siap dgn Permen
>> ESDM No.07 thn 2012 (23 halaman, 6 feb 2012)
>>
>>  optimis pak ok ,
>> makin banyak bahan olahan yang akan diekspor , akan
>> meningkatkan kebutuhan bahan bakunya yang akan meningkatkan
>> eksplorasi dan membutuhkan banyak geologist yang ok ok...
>>
>> 2012/2/21 Ok Taufik <ok.tau...@gmail.com>
>>
>> Seperti diketahui, pada 6 Februari 2012, Menteri ESDM Jero
>> Wacik baru saja menerbitkan Permen ESDM No.7 Tahun 2012
>> tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan
>> Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Dalam Permen tersebut,
>> beberapa tambang mineral termasuk dalam jenis komoditas
>> tambang
>> mineral logam yang wajib diolah dan/atau dimurnikan di
>> dalam negeri. “Pemegang IUP [Izin Usaha Pertambangan]
>> Operasi Produksi untuk mineral logam  wajib melakukan
>> pengolahan di dalam negeri.
>>
>> Jelas banyak lowongan untuk ekstraksi dan metalurgist,
>> kebutuhan Geologist explorasi mungkin akan tergantung akan
>> aktifitas produksi dalam negeri. Bahan tambang tidak bisa
>> di ekspor langsung ke LN. Bisa jadi ada penurunan kebutuhan
>> tenaga Geologist(?).
>>
>>
>> 2012/2/21 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
>>
>> Godang yang baik,
>> Memangnya ada apanya ?
>> Mungkin Mas Godang bisa menuliskan dan memaparkannya
>> disini.
>>
>> RDP
>> 2012/2/21 <god...@gmail.com>
>>
>> Mohon pendapat dr bpk2/ibu2 IAGI :
>>
>> Apakah indonesia Siap dgn
>> Permen ESDM No.07 thn 2012 (23 halaman, 6 feb 2012 : oleh
>> menteri ESDM, pak jero wacik).
>>
>> Dunia pertambangan mineral indonesia akan "mati suri".
>> Akan banyak geologist yg ngangur.
>>
>> GodangS
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>
>>
>>
>>
>> --
>> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>>
>>
>>
>>
>> --
>> Sent from my Computer®
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke