Ujung ujung nya adalah pada biaya produksinya “Wani Piro“
Energi/sumber energi akan bisa berkembang kalau layak secara teknis dan 
ekonomis. Oleh krn itu pemilihan sumber energi yg tepat untuk suatu  daerah dan 
 penggunaanya menjadi penting { energy mapping } , minyak merupakan sumber 
energi yg paling fleksibel saat ini namun untuk pemakaian tertentu minyak ini 
juga gampang disubtitusi dg sumber energi yg lain , oleh karena itu program 
subtitusi ini yg perlu didorong , misalnya optimalisasi gas untuk listrik dan 
transportasi untuk menggantikan minyak makanya perlu ada incentif shg biaya 
produksinya bisa ditekan agar bisa berkembang , begitu juga dg yg lain. Yg 
intinya untuk mensubtitusi minyak , jadi bukan sebagai alternatif { energi 
alternatif } lagi.
 Akhir tahun 80 ~ 90 an Temen temen yg melakukan riset pencairan batubara { 
batubara cair } waktu itu bilang kalau batubara cair ini akan bisa berkembang. 
Kalau harga minyak  sdh 40$ { waktu itu harga minyak masih setengahnya }, namun 
saat ini harga minyak yg sudah 100$ namun belum juga bisa dikembangkan , karena 
harga bahan dasarnya dan peralatannya /plant nya juga akan naik ngikuti harga 
minyak nya

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-----Original Message-----
From: o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au>
Date: Sun, 11 Mar 2012 03:47:28 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy 



Yang saya tahu, sampai saat ini sumber hydrogen yang paling mudah dan murah ya 
masih natural gas.

Kalau sekedar untuk menjalankan mobil, ya mending natural gas itu langsung 
dipakai sebagai CNG atau LPG, ketimbang dijadikan hydrogen dulu.

Coal juga bisa diextraksi hydrogennya, tapi lagi-lagi mesti hitung ongkos 
terutama ongkos lingkungannya, kemudian dibandingkan dengan penggunaan langsung 
sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Kalau mengambil hydrogen dari air, harus pakai sistem elektrolisa. Perlu 
listrik yang lumayan besar. Sekali lagi pertanyaannya sumber listriknya dari 
mana ? BBM, gas, coal, renewables, geothermal, hydro atau apa ? Lha apa gak 
lebih gampang (at least untuk penggunaan dalam kota sehari-hari) bikin mobil 
dengan listrik yang bisa di charge langsung dari plugnya PLN.

Satu lagi yang perlu dipertimbangkan, energy density dari hydrogen jauh dibawah 
BBM. Jadi kalau mobil sedan dijalankan dengan hydrogen, untuk menempuh jarak 
yang sama dengan satu tanki bensin, bisa-bisa seluruh ruangan kecuali tempat 
duduk supir dipakai untuk tangkinya. Bisa dipampatkan sih dalam tekanan tinggi, 
tapi compression rationya tidak terlalu besar dan dinegara berkembang, dengan 
safety code yang masih longgar, bisa-bisa banyak mbledugnya (ingat kaleng LPG 3 
kilo ?)

Satu-satunya aplikasi (yang saya baca) kendaraan hydrogen yang 'feasible' saat 
ini adalah kapal samudra. Isi sedikit hydrogen dipelabuhan asal, begitu sampai 
dilaut lepas memanfaatkan kombinasi angin dan surya untuk membangkitkan listrik 
sebagai sumber tenaga untuk proses elektrolis.....

Maaf kalau sekedar mengulang-ulang apa yang sudah ditulis teman-teman lain...


------------------------------
On Sun, Mar 11, 2012 5:02 PM ICT Franciscus B Sinartio wrote:

>Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana.
>
>hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang 
>terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari)  dan kemudian 
>ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy 
>geothermal, oleh Pak Koesoema.
>
>efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan 
>disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk 
>dipakai.
>
>fbs
>
>
>
>
>
>
>________________________________
> From: Fatchur Zamil <fatchurza...@yahoo.co.id>
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> 
>
>Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding 
>energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja 
>
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>________________________________
>
>From:  "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> 
>Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 +0000
>To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau 
>dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung 
>digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan 
>untuk elektrolysa.
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>________________________________
>
>From:  Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> 
>Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST)
>To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>satu lagi tadi lupa.  yang disebutkan Pak Wayan (WHY),
>energy potential  air,  ini salah satu bank energy yang baik.  dan 
>penyimpanannya bisa bertahap.  Bedanya dengan hydrogen,  volume yang 
>diperlukan jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan 
>hydrogen.  juga transportasi nya terbatas.
>
>akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi 
>potential air.
>
>fbs
>
>
>
>________________________________
> From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
>To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
>Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> 
>
>benar Pak Avi.
>
>hampir lupa energy nuclear.
>
>fbs
>
>
>
>________________________________
> From: "rakhmadi.avia...@gmail.com" <rakhmadi.avia...@gmail.com>
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> 
>
>Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut 
>tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, 
>dg 250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan 
>untuk mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih 
>tentu memerlukan listrik yg banyak
>
>Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
>kita PLTN is the answer
>
>Avi 0666
>Nomor cantik
>
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>________________________________
>
>From:  Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> 
>Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST)
>To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..
>
>dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
>untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).
>
>dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
>riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
>menjadi energy listrik.
>
>selamat ber akhir pekan,
>frank
>
>
>
>
>
>________________________________
> From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
>To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
>Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> 
>
>Betul Pak Franc, 
>
>Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
>Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
>untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
>Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
>Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 
>1.62 MJ/m2 per hari.
>Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
>jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
>Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
>atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
>setara dengan ~ 2,5 boe.
>
>Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
>perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
>berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
>penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
>The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
>masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
>Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 
>
>Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
>storage. 
>Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun 
>secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, 
>siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya 
>memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
>Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
>Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
>sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
>Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
>saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
>sia-sia.
>Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
>untuk power-grid scale.
>Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
>dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.
>
>Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
>bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
>Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
>digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
>kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
>menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
>http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
>Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan 
>turbin, tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses 
>pada charging dan discharging.
>
>Salam,
>WHY 
>- masih geologist -
>
>
>________________________________
> From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
>To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
>Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> 
>
>Pak WHY,
>
>
>
>Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
>kalau dipasang di luar angkasa).
>dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
>yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
>ini tetapi lupa lihat dimana).
>
>jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
>cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
>jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
>permukaannya.
>
>dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
>efisien dan kapasitas nya masih kecil.
>
>jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
>sudah posting berkali kali di milis kita ini.
>ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
>atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.
>
>hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
>transportasikan.
>
>jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang susah 
>ditransportasikan.
>sebenarnya ini yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap kebutuhan 
>manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali, (soalnya pertama membuat 
>energy listrik, lalu energy listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu 
>hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang akan memakai energy 
>hydrogen ini).
>Siklus pembuatan energy hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas 
>apapun sumber energy nya.
>
>yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.
>
>
>ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
>mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber energy yang besar :
>1. Penyimpan energy (energy bank) belum efisien dan tidak bisa menyimpan dalam 
>jumlah besar.
>2. transportasi energy listrik masih dibatasi dengan diperlukan nya kabel 
>dengan loss yang cukup besar  (sampai sekarang masih banyak penelitian 
>mengenai ini)
>3. Sumber energy alternative itu umumnya intermittent.
>4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu equivalent dengan jumlah 
>yang besar sekali dari sumber energy lainnya (kecuali nuklir).
>
>nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat tetes2 hydrogen 
>disimpan disuatu tanki yang aman, dan bisa ditransportasikan ketempat lain 
>kalau jumlahnya sudah cukup untuk menghasilkan energy listrik yang diperlukan.
>
>sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di milis IAGI,tentang  
>riset menghasilkan energy di angkasa luar dan mengirimkannya ke bumi, lewat 
>alat komunikasi.
>
>fbs,
>catatan:  kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai energy hydrogen untuk 
>mendorong  roket dan pesawat nya ke angkasa luar.
>
>
>
>________________________________
> From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
>To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
>Sent: Friday, March 9, 2012 10:28 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> 
>
>
>
>Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari (bukan dalam arti 
>agama atau kepercayaan), mengenai fosil fuel yang dikatakan sama dengan 
>"ancient sunlight", yaitu energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), 
>yang kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. 
>Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut, dari begitu 
>besarnya energi matahari yang sampai di Bumi, hanya sebagian kecil sekali yang 
>dapat diolah dengan fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang 
>tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang tertimbun itu juga 
>sebagian kecil saja yang mendapatkan kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai 
>maturasi, dan seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi bahan 
>bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy storagenya.
>
>Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan alangkah baiknya jika kita 
>memotong jalur yang sangat rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly 
>inefficient  itu dan langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik 
>yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
>Rata-rata solar cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas 10% 
>dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan "ancient sunlight" yang 
>tersimpan di fosil fuel.
>Rata-rata fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya, belum lagi 
>menghitung energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel.
>
>
>Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang cukup mirip konsepnya:
>http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html 
>
>
>Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula 
>(http://www.kajul.org/welcomeEN.php) membagi energi dari asal muasalnya:
> - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all fosil fuels) 
> - non solar radiation derived (nuclear & geothermal) 
>
>Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru: burnivore.
>Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul jenis baru: 
>burnivore.
><quote>
>Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the burnivore uses 10 
>up to 1 million times more energy than its own body is able to use. The 
>Burnivore accesses an energy flow through a process of burning all kinds of 
>Chemical Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and sometimes a 
>tiny bit of Light. Heat is used to cook food to make it easier to digest; and 
>to expand air or gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck, 
>boat, airplane or rocket forward to transport either itself or goods which it 
>thinks are needed to improve its quality of life. <unquote>
>
>
>Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat tinggi dan "addicted to 
>burning things" (dan juga investasi yang sudah ditanam di budaya membakar 
>tersebut sudah sangat banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari 
>fosil fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan lain yang bisa 
>dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang tidak mengurangi pembakaran malah 
>justru menambah masalah dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan 
>pangan.
>
>=========================================================================================
>
>Saatnya geologist oil&gas cari perkerjaan baru? 
>Sepertinya tidak! 
>Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
>Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan masa transisi yang 
>cukup lama (bayangkan untuk menunggu sekian banyaknya mobil bensin 
>perlahan-lahan habis tergantikan dengan mobil listrik). 
>Kemudian bahkan Setelah semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih 
>akan tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan bakar pada 
>keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless) pada industri 
>petrochemical untuk membuat berbagai macam senyawa penting seperti plastik, 
>polycarbon, dst  yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti 
>peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in google: "Oil is too 
>Valuable to Burn" )
>
>Salam,
>WHY
>
>
>________________________________
> From: "koeso...@melsa.net.id" <koeso...@melsa.net.id>
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> 
>
>Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya tdk bisa membedakan 
>sumber energi dan penyimpan energi (energy storage). Fuel cell disebut sebagai 
>energy source, padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus 
>dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi berupa listrik untuk 
>electrolysis ini, jadi sumber energi listrik ini dari mana? Dari solar cell 
>kah, dari hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU (dg 
>batubara sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi selalu kita harus 
>bertanya: sumber energinya dari mana? RPK
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>________________________________
>
>From:  Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com> 
>Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
>To: <iagi-net@iagi.or.id>
>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id> 
>Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
>[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm 
>
>Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to complete the 
>burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe is 
>oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the atmosphere, 
>not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor 
>contributes to the oxygen content of the air.
>
>Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from the 
>atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving the 
>oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at 
>all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to create 
>hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but hydrogen 
>fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.
>
>Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for running our vehicles. 
>Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and oxygen, but it 
>burns in the combustion engine so that, depending on the setup, it may 
>actually release oxygen into the atmosphere. In that case, what comes out of 
>the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with fuel cells; but the 
>oxygen comes from the water that's being used to create the Brown's gas fuel. 
>So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus increase the 
>oxygen content of our atmosphere.

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke