Terimakasih atas keterrangannya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Date: Sun, 11 Mar 2012 22:23:56 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen
Dibawah ini tulisan dua tahun lalu mengenai hidrogen yg salahnya sudah kaprah. 
Saya mencoba mendongengkannya.

http://rovicky.wordpress.com/2010/07/22/hydrogen-fuel-bukan-sekedar-bahan-bakar-hidrogen/

Ketika mendengar “hydrogen fuel” atau bahan bakarhidrogen, seringkali di benak 
ini yang terisi adalah pemikiran “membakar” hydrogen sehingga mendapatkan 
energi siap pakai (listrik, gerak, panas). Namun perlu diketahui FUELdalam hal 
ini jangan diterjemahkan “bahan bakar” yang mengandung pengertian “combustion” 
seperti motor bakar. Sehingga sering disebut juga FUEL CELL (bahan bakar sel)
Hydrogen fuel cell yang dipakai dalam transportasi adalah hydrogen yang 
dipergunakan untuk menghasilkan listrik. Kemudian listriknya dipergunakan untuk 
kebutuhan lain, misal penggerak motor elektrik.
Bagaimana bila hydrogen dipergunakan sebagai kompor ?
Beberapa kali kita membaca di koran atau media tentang bahanbakar air. Ya, 
karena hydrogen dapat dihasilkan dari elektrolisa air, sehingga terkesan murah. 
Walaupun prosesnya dimungkinkan, namun secara ekponomis dan keselamatan 
pemanfaatan hidrogen (dari eletrolisa) ini menyimpan risiko bahaya yang cukup 
besar.
 “Pakdhe, kok banyak yang bilang bahan bakar air itu gimana ta Pakdhe ?”
 “Ada beberapa jenis orang mengatakan bahan-bakar air yang sebenarnya bukan 
berarti airnya dibakar”
Istilah bahan bakar air ini malah mnurutku “MISLEADING” – Merancukan kalau 
tidak boleh disebut menyesatkan.
Saya dulu ketika berkemah tahun 1970-an sering menggunakan kompor pompa dengan 
minyak tanah, dan sering dicampur dengan air dengan asumsi untuk menghemat, 
tetapi tidak pernah meneliti lanjut. Hanya saran seorang kawan saja untuk 
menghemat katanya.Kompor yg digunakan ini prinsipnya hampir sama, Kalau kompor 
pompa, mungkin masih sering dipakai di penjual Martabak (Gleks !! jadi inget 
Martabak Nasional di alun-alun, makanan kesukaan di Jogja). Pemanasan 
(penguapan) kompor martabak menggunakan apinya sendiri, dimana pada tahap awal 
menggunakan minyak pada “sumbu penyalaan”. Dalam kompor ini penguapan atau 
pengkabutan awal digunakan pemanas filament pengganti “sumbu penyalaan”.
Yang saya duga terjadi dengan kompor ini adalah terjadinya peningkatan 
efisiensi pembakaran. Ya peningkatan efisiensi pemkaran akibat percampuran uap 
air, uap minyak tanah, serta udara. Pembakaran dalam kompor minyak tanah yang 
dibutuhkan untuk memasak akan berbeda dengan pembakaran minyak tanah dalam 
pembakaran sistem mesin penggerak. Saya setuju pendapatnya Mas Mahyudanil 
Buchari, air hanya berfungsi sebagai media pengkabutan. TIDAK ADA pemecahan H2O 
menjadi O2 dan H2 dalam kompor baru ini.
Yang sering menjadi pemikiran kita adalah keselamatan dalam pemanfaatan energi. 
Kita tahu banyak kebakaran disebabkan oleh minyak tanah dan listrik konslet 
(electric short). Bahkan akhir-akhir ini kita mendengar tabung gas meledak. 
Tentusaja menggunakan hydrogen sebagai bahan bakar, bahan yang dibakar, akan 
memiliki risiko keselamatan yang cukup tinggi. Untuk setingkat rakyat awam 
tentusaja sangat tidak ideal.
Kembali ke Hidrogen
Hydrogen memang merupakan bahan yang selalu menarik dipelajari tidak hanya 
karena mudah “terbakar” menghasilkan api atau bahkan ledakan. Tapi ingat ini 
juga berbeda dengan BOM ATOM hydrogen looh !
Hidrogen sebagai bahan bakar buatan
Sebagai “bahan bakar“, hydrogen tidak pernah dijumpai di alam. Hydrogen selalu 
berupa gas “buatan”, man made fuel. Nah pembuatannya memang bisa dilakukan 
dengan elektrolisa dari sumber air (H2O), atau dapat dihasilkan dari proses 
pemecahan Hydrocarbon (CH). Oleh sebab itu disinilah rumitnya perhitungan 
efisiensi energi yang akhirnya berujung pada nilai keekonomian pemanfaatan 
hydrogen fuel.
Untuk mengerti tentang bahan bakar serta sumber energi silahkan baca tulisan 
Pak Profesoor koeasoemadinata disini :
Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi
Efiesiensi
Nah ini sedikit berbicara tehnis

Sumber wikipedia
Sel bahan bakar (Fuel cell) tidak beroperasi pada siklus termal. Dengan 
demikian, mereka tidak dibatasi hukum-hukum termodinamika seperti mesin 
pembakaran, seperti efisiensi siklus Carnot. Namun, juga banyak yang salah 
mengartikan dengan mengatakan bahwa sel bahan bakar dibebaskan dari hukum 
termodinamika, karena sebagian besar orang berpikir termodinamika dalam hal 
proses pembakaran (entalpi pembentukan). Hukum termodinamika juga berlaku untuk 
proses kimia (energi bebas Gibbs) seperti sel bahan bakar, namun efisiensi 
maksimum teoritis lebih tinggi (83% efisien 298K dalam kasus hidrogen / reaksi 
oksigen) dari siklus Otto efisiensi termal ( 60% untuk rasio kompresi 10 dan 
rasio panas spesifik 1.4).
Membandingkan batas termodinamika bukanlah prediktor yang baik pada efisiensi 
praktis yang dicapai. Juga, jika “penggerak mekanik” adalah tujuan, output 
listrik dari sel bahan bakar harus masih dikonversi menjadi daya mekanik yang 
tentusaja menurunkan efisiensi. Dengan mengacu pada klaim diatas, klaim yang 
benar adalah bahwa “keterbatasan yang ditetapkan oleh hukum kedua termodinamika 
pada operasi sel bahan bakar jauh lebih parah daripada pembatasan yang 
dikenakan pada sistem konversi energi konvensional”. Akibatnya, mereka dapat 
memiliki efisiensi yang sangat tinggi dalam mengkonversi energi kimia menjadi 
energi listrik, terutama ketika mereka dioperasikan dengan kerapatan daya 
rendah, dan pemakaian bahan bakar hidrogen dan oksigen murni sebagai reaktan.
 “Whaduh pakdhe, aku mesti berpikir teori-teori jaman sekolah SMA dulu. Lah aku 
dulu ngga tahu sekarang lupa”
Harus digarisbawahi bahwa sel bahan bakar (terutama suhu tinggi) dapat 
digunakan sebagai sumber panas dalam mesin panas konvensional (sistem turbin 
gas). Dalam hal ini efisiensi yang dihasilkan menjadi sangat tinggi 
diperkirakan di atas 70%. Efisiensi yang cukup tinggi yang menggiurkan mengapa 
Hydrogen Fuel menjadi sangat penting.
Jadi perlu kita tahu istilah FUEL yang diterjemahkan sebagai bahan bakar tidak 
berarti pembakaran (combustion)
Bacaan lain :
Hydrogen – Ramah lingkungan, benarkah ?
Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi
Sent from my iPad

Kirim email ke