setuju Prof. Kenapa pemerintah tidak memberlakukan pembangunan geothermal 
seperti pembangunan waduk2 untuk PLTA, karena bagaimanapun geothemal 
dikelompokkan sebagai renewable energy, dan juga sifat keberadaannya yg 
terlokasir saja. Pembangunan geothermal memang harus merupakan investasi life 
time.

 OKT
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "R.P.Koesoemadinata" <koeso...@melsa.net.id>
Date: Tue, 10 Apr 2012 17:41:59 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Re:  SDM Geoth > [iagi-net-l] hydroggi-net-l] Diskusi 
migas metro tivi
Soal Geothermal, tenaga ahli dan pendidikan tenaga akhli geothermal:
Kita selalu  lupa bahwa pemerintahan dan para ahli ekonomi kita itu sudah 
berhaluan dengan tegas ke kapitalisme liberal dengan free market economynya.
Ya apakah perlu adanya  pendidikan ahli geothermal, dan pada kemana ahli 
geothermal kita, ya jelas ditentukan oleh pasaran. Apakah ada pasaran untuk 
lulusan tenaga ahli geothermal?
Walaupun digembor-gemborkan mengenai sumber energi geothermal, pemerintah 
ingin mengandalkan pengembangan energi geothermal itu pada swasta, swasta 
asing khususnya. Yang dihasilkan sumber energi geothermal itu kan listrk, 
sulit untuk dieksport, sehingga hanya bisa dijual kepada rakyat Indonesia 
saja via PLN. Jelas rakyat kita tidak mampu membeli listrik dengan harga 
yang wajar untuk swasta yang mungkin sama dengan harga internasional, dan 
PLN atau Pemerintah tentu ogah untuk memberikan subsidi, karena dalam free 
market economy subsidu itu haram. Sejak Gunung Salak dan Darajat yang di 
Garut itu yang selesai pas mau reformasi beroperasi, sampai sekarang tidak 
ada lagi PLTG (PLTPB?) baru yang selesai untuk dioperasikan, bahkan pada 
umumnya yang sudah selesaipun menjadi dispute antara investor asing dengan 
pemerintah, di mana pemerintah selalu dikalahkan.
Memang kalau lihat jumlahnya block Geothermal itu banyak sekali yang 
dipegang swasta, tetapi tidak diapa-apakan, dipegang terus, mungkin hanya 
dianggap asset saja dalam portofolio perusahaan, bahkan mungkin juga 
diperjual-belikan.
Jadi jangan ngeluh soal geothermal ini, karena semua tergantung pasaran 
bebas! Untuk pasar bebas geothermal dengan harga PLN tidak menguntungkan 
sama sekali, sehingga tidak akan ada explorasi dan pengembangan sumber 
energi geothermal, tidak ada kebutuhan untuk tenaga ahli geothermal, tidak 
ada kebutuhan untuk research dalam geothermal, tidak ada kebutuhan untuk 
mendirikan prodi geothermal kecuali untuk teori saja. Pasaran sekarang ini 
tidak membutuhkan.
Kalau saja pemerintah itu mau mengikuti UUD-45 secara murni, sebetulnya 
untuk jangka waktu tertentu tidak apa sumber energi geothermal itu 
dikembangkan dengan memberikan subsidi. sampai habis masa kontraknya. Anggap 
saja subsidi itu sebagai life-time investment, karena sumber geothermal itu 
tidak akan habis-habisnya. Kalau masa kontraknya habis (investasi si swasta 
sudah kembali dan sudah meraup keuntungan yang besar sesuai dengan risiko 
explorasinya), harusnya diambil alih oleh PLN, sehingga PLN cukup membiayai 
maintenancenya saja, tidak perlu investasi lagi besar-besaran , sehingga 
harga listrik dapat jadi  murah tidak perlu disubsidi lagi, sehingga menjadi 
halal di mata liberal kapitalism juga. Tapi itulah, BUMN itu tidak boleh ada 
di dalam free-market economy itu, harus diprivatisasi semua.
Wassalam
RPK


----- Original Message ----- 
From: <anwar.tau...@gmail.com>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, March 12, 2012 4:36 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: SDM Geoth > [iagi-net-l] hydroggi-net-l] 
Diskusi migas metro tivi


>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: <lia...@indo.net.id>
> Date: Mon, 12 Mar 2012 15:53:18
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: [iagi-net-l] Re:  SDM Geoth > [iagi-net-l] hydroggi-net-l] 
> Diskusi migas metro tivi
> Geothermal ini tidak semeriah migas maupun Minerba., pada tahun
> "91 dulu atas batuan pemerintah NZ telah dilakukan pemetaan SDM
> geothermal baik di hulu ( G&G) maupun di Hilir ( meknikal,
> elektrikal, dll ) dan prediksi  kebutuhannya dalam rangka untuk
> mempersiapkan SDM untuk pengembangan panasbumi yang waktu itu
> akan dikembangkan secara besar besaran, kemudian tindak
> lanjutnya pada "93 dilakukan bantuan training geothermal ( atas
> bantuan NZ juga )  untuk tanaga pengajanya baik hulu maupun
> hilir ( kerjasama dg TM waktu itu ) untuk memepersiapkan SDM
> Geothermal, Tahun 97/98 terjadi krisis ekonomi , Seiring dg
> krisis ekonomi tsb rencana pengembangan geothermal tsb
> mengalami hambatan karena Proyek-proyek Infra struktur (
> termasuk listrik geothermal ) yg sdh ada kontrak kontaknya
> dihentikan ( Ada Keppres penghentian Proyek Proyek
> infrastuktur/listrik Geothermal ), sehingga Geothermal waktun
> itu "tiarap" , kemudian seiring dg kondisi ekonomi yg mulai
> membaik  dilakukan renegosiasi lagi tdp kontrak kontrak yg
> dihentikan tsb, namun ada beberapa yg keburu dibawa ke Arbitase
> oleh investornya.Seiring dg kondisi ekonomi dan kebutuhan listrik yg terus
> meningkat terutama untuk menggantikan listrik dari BBM yg
> semakin tinggi harganya  , maka Geothermal dilirik kembali ,
> terutama setelah adanya UU geothermal yg baru , dengan
> memberikan kewenangan kpd Pemda Pemda untuk melakukan tender
> Wilayah Kerja Geothermal , dengan adanya tender tender WK tsb
> banyak dibutuhkan tenaga ahli yg sdh berpengalaman ( di
> Perusahaan Geothermal), disisi lain tenaga ahli yg
> berpengalaman masih sedikit dan semuanya sdh terserap di
> kampeni yang sdh ada saat ini / sdh beroperasi , inipun tidak
> banyak , sedangkan tenaga ahli yang dari kampeni ( pensiunan )
> juga tidak banyak bahkan wis podo enak menikmati pensiunnya
> ...........akhirnya kalau memang butuh "Wani Piro".....
> ISM
>
>
>> Yth, Abah,
>>
>> Apakah jumlah geologist (tenaga ahli) nya berhubungan
>> langsung dengan besar potensi energy di suatu wilayah?
>> Khususnya geothermal... saya cuman berpikir sekilas, kalau
>> mungkin saja temen2 geologist geothermal pada "lari" ke
>> hidrocarbon; jadi belum tentu kalau tenaga ahli kurang
>> berarti potensi energy nya juga kecil toh?
>>
>> Sad Agus
>>
>> On Mar 12, 2012, at 10:06 AM, Yanto R. Sumantri wrote:
>>
>>>
>>>
>>> Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
>>> Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh
>>> !!!!
>>> Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?
>>>
>>> si Abah
>>>
>>> > Hehe.. agak terbawa suasana Pak..
>>> >
>>> > Dan saya setuju lagi Pak Franc!
>>> > Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
>>> > memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
>>> > pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
>>> > geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
>>> > tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang
>>> > konstan,
>>> > all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
>>> > Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
>>> > Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang
>>> > ada
>>> > potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan
>>> > karena
>>> > rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
>>> > daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
>>> > geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
>>> > rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
>>> > oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal)
>>> > dengan
>>> > alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
>>> > malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
>>> > batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
>>> > sedikit.. hehe..
>>> >
>>> >
>>> > Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
>>> > londobali..  hehehe..
>>> >
>>> > Salam,
>>> > WHY
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > ________________________________
>>> > From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
>>> > To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
>>> > Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
>>> > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>>> > Re:
>>> > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>> >
>>> >
>>> > Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he..
>>> > he..
>>> >
>>> > dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy
>>> > yang
>>> > paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari
>>> > RPK).
>>> >
>>> > dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
>>> > masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk
>>> > meningkatkan
>>> > efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
>>> >
>>> > selamat ber akhir pekan,
>>> > frank
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > ________________________________
>>> > From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
>>> > To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
>>> > Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
>>> > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>>> > Re:
>>> > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>> >
>>> >
>>> > Betul Pak Franc,
>>> >
>>> > Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung
>>> > energy
>>> > sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
>>> > sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk
>>> > mempermudah
>>> > kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
>>> > dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
>>> > ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat
>>> > menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
>>> > solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan
>>> > jumlah
>>> > energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
>>> > solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari.
>>> > atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
>>> > atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.
>>> >
>>> > Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
>>> > barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil
>>> > itu
>>> > juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan,
>>> > kemudian
>>> > diangkat ke permukaan, transportasi, refinery,
>>> > penyimpanan,
>>> > dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
>>> > The
>>> > bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih
>>> > belum
>>> > bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
>>> > cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
>>> > banyak yang beralih.
>>> >
>>> > Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah
>>> > energy
>>> > mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
>>> > secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
>>> > langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti
>>> > angin,
>>> > siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak,
>>> > arus,
>>> > dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas
>>> > yang
>>> > tidak konstan.  Lain halnya dengan energi yang non-surya:
>>> > geothermal dan nuklir.
>>> > Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat
>>> > saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain
>>> > dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting
>>> > untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat
>>> > jumlah
>>> > supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang
>>> > terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan
>>> > belum
>>> > ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale.
>>> > Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa
>>> > dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air,
>>> > lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.
>>> >
>>> > Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah
>>> > banyak
>>> > dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk
>>> > kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat
>>> > off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa
>>> > air
>>> > kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali
>>> > memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali
>>> > untuk
>>> > menggerakan turbin air pada saat peak-hours.
>>> >  http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
>>> > Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari
>>> > efisiensi pompa dan turbin, tapi ini juga sama halnya
>>> > dengan
>>> > storage kimiawi yang memiliki losses pada charging dan
>>> > discharging.
>>> >
>>> > Salam,
>>> > WHY
>>> > - masih geologist -
>>> >
>>> >
>>> > ________________________________
>>> > From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
>>> > To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
>>> > Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
>>> > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>>> > Re:
>>> > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>> >
>>> >
>>> > Pak WHY,
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy
>>> > sepanjang hari (kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
>>> > dan
>>> > yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel
>>> > minyak
>>> > diperlukan area yang cukup luas untuk solar cell nya
>>> > (pernah
>>> > lihat artikel yang kasih angka2 ini tetapi lupa lihat
>>> > dimana).
>>> >
>>> > jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam
>>> > hari
>>> > saja perlu solar cell yang luas sekali. jauh lebih luas
>>> > dari
>>> > Jakarta.  energy itu dipakai terus. jadi energy persatuan
>>> > waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali
>>> > permukaannya.
>>> >
>>> > dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy
>>> > chemical
>>> > kayak aki belum efisien dan kapasitas nya masih kecil.
>>> >
>>> > jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana
>>> > mana.  saya sendiri sudah posting berkali kali di milis
>>> > kita
>>> > ini. ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu
>>> > masih ada sinar matahari, atau waktu anginnya cukup
>>> > kencang,
>>> >  atau waktu ombaknya masih bergerak.
>>> >
>>> > hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa
>>> > lebih
>>> > mudah di transportasikan.
>>> >
>>> > jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga
>>> > hydrothermal yang susah ditransportasikan. sebenarnya ini
>>> > yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap
>>> > kebutuhan manusia, tetapi energy loss nya akan besar
>>> > sekali,
>>> > (soalnya pertama membuat energy listrik, lalu energy
>>> > listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu
>>> > hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang
>>> > akan memakai energy hydrogen ini). Siklus pembuatan
>>> > energy
>>> > hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas
>>> > apapun
>>> > sumber energy nya.
>>> >
>>> > yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.
>>> >
>>> >
>>> > ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
>>> > mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan
>>> > sumber
>>> > energy yang besar : 1. Penyimpan energy (energy bank)
>>> > belum
>>> > efisien dan tidak bisa menyimpan dalam jumlah besar. 2.
>>> > transportasi energy listrik masih dibatasi dengan
>>> > diperlukan
>>> > nya kabel dengan loss yang cukup besar  (sampai sekarang
>>> > masih banyak penelitian mengenai ini) 3. Sumber energy
>>> > alternative itu umumnya intermittent.
>>> > 4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu
>>> > equivalent dengan jumlah yang besar sekali dari sumber
>>> > energy lainnya (kecuali nuklir).
>>> >
>>> > nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat
>>> > tetes2 hydrogen disimpan disuatu tanki yang aman, dan
>>> > bisa
>>> > ditransportasikan ketempat lain kalau jumlahnya sudah
>>> > cukup
>>> > untuk menghasilkan energy listrik yang diperlukan.
>>> >
>>> > sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di
>>> > milis IAGI,tentang  riset menghasilkan energy di angkasa
>>> > luar dan mengirimkannya ke bumi, lewat alat komunikasi.
>>> >
>>> > fbs,
>>> > catatan:  kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai
>>> > energy
>>> > hydrogen untuk mendorong  roket dan pesawat nya ke
>>> > angkasa
>>> > luar.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > ________________________________
>>> > From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
>>> > To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
>>> > Sent: Friday, March 9, 2012 10:28 PM
>>> > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>>> > Re:
>>> > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari
>>> > (bukan dalam arti agama atau kepercayaan), mengenai fosil
>>> > fuel yang dikatakan sama dengan "ancient sunlight", yaitu
>>> > energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), yang
>>> > kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar
>>> > fosil.
>>> > Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses
>>> > tersebut,
>>> > dari begitu besarnya energi matahari yang sampai di Bumi,
>>> > hanya sebagian kecil sekali yang dapat diolah dengan
>>> > fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang
>>> > tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang
>>> > tertimbun itu juga sebagian kecil saja yang mendapatkan
>>> > kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, dan
>>> > seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi
>>> > bahan bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari
>>> > energy
>>> > storagenya.
>>> >
>>> > Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan
>>> > alangkah
>>> > baiknya jika kita memotong jalur yang sangat rumit,
>>> > panjang
>>> > (ratusan juta tahun..) dan highly inefficient  itu dan
>>> > langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik
>>> > yang
>>> > kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Rata-rata
>>> > solar
>>> > cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas
>>> > 10% dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan
>>> > "ancient
>>> > sunlight" yang tersimpan di fosil fuel. Rata-rata
>>> > fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya,
>>> > belum lagi menghitung energy-losses selama prosesnya
>>> > untuk
>>> > menjadi fosil fuel.
>>> >
>>> >
>>> > Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang
>>> > cukup mirip konsepnya:
>>> > http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html>>
>>> >  > 
>>> >  >
>>> >
>>> > Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula
>>> > (http://www.kajul.org/welcomeEN.php) membagi energi dari
>>> > asal muasalnya:  - Solar Radiation derived (solar, wind,
>>> > hydro, bio, all fosil fuels)   - non solar radiation
>>> > derived
>>> > (nuclear & geothermal)
>>> >
>>> > Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru:
>>> > burnivore.
>>> > Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore,
>>> > muncul
>>> > jenis baru: burnivore. <quote>
>>> > Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that
>>> > the
>>> > burnivore uses 10 up to 1 million times more energy than
>>> > its
>>> > own body is able to use. The Burnivore accesses an energy
>>> > flow through a process of burning all kinds of Chemical
>>> > Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and
>>> > sometimes a tiny bit of Light. Heat is used to cook food
>>> > to
>>> > make it easier to digest; and to expand air or gas to
>>> > create
>>> > kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat,
>>> > airplane
>>> > or rocket forward to transport either itself or goods
>>> > which
>>> > it thinks are needed to improve its quality of
>>> > life. <unquote>
>>> >
>>> >
>>> > Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat
>>> > tinggi dan "addicted to burning things" (dan juga
>>> > investasi
>>> > yang sudah ditanam di budaya membakar tersebut sudah
>>> > sangat
>>> > banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil
>>> > fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan
>>> > lain yang bisa dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang
>>> > tidak mengurangi pembakaran malah justru menambah masalah
>>> > dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan
>>> > pangan.
>>> >
>>> > =======================================================================================Saatnya>>>
>>> >  
>>> >  > geologist oil&gas cari perkerjaan baru?  Sepertinya
>>> > tidak!  Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n
>>> > gas.
>>> > Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan
>>> > masa transisi yang cukup lama (bayangkan untuk menunggu
>>> > sekian banyaknya mobil bensin perlahan-lahan habis
>>> > tergantikan dengan mobil listrik).  Kemudian bahkan
>>> > Setelah
>>> > semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih akan
>>> > tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan
>>> > bakar
>>> > pada keperluan khusus, dan secara tak terbatas
>>> > (limitless)
>>> > pada industri petrochemical untuk membuat berbagai macam
>>> > senyawa penting seperti plastik, polycarbon, dst  yang
>>> > sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti
>>> > peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in
>>> > google: "Oil is too Valuable to Burn" )
>>> >
>>> > Salam,
>>> > WHY
>>> >
>>> >
>>> > ________________________________
>>> > From: "koeso...@melsa.net.id" <koeso...@melsa.net.id>
>>> > To: iagi-net@iagi.or.id
>>> > Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
>>> > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>>> > Re:
>>> > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>> >
>>> >
>>> > Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu
>>> > biasanya
>>> > tdk bisa membedakan sumber energi dan penyimpan energi
>>> > (energy storage). Fuel cell disebut sebagai energy
>>> > source,
>>> > padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus
>>> > dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi
>>> > berupa listrik untuk electrolysis ini, jadi sumber energi
>>> > listrik ini dari mana? Dari solar cell kah, dari
>>> > hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU
>>> > (dg
>>> > batubara sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi
>>> > selalu kita harus bertanya: sumber energinya dari mana?
>>> > RPK
>>> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>> > ________________________________
>>> >
>>> > From:  Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com>
>>> > Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
>>> > To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> > ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id>
>>> > Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>>> > Re:
>>> > Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>> > http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm
>>> >
>>> > Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere
>>> > to
>>> > complete the burning of the hydrogen in the fuel cell.
>>> > What
>>> > comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, but
>>> > the oxygen originally came from the atmosphere, not from
>>> > the
>>> > fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor
>>> > contributes to the oxygen content of the air.
>>> >
>>> > Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not
>>> > need
>>> > oxygen from the atmosphere to burn, which is an
>>> > improvement
>>> > over fossil fuels in saving the oxygen in our air supply.
>>> > In
>>> > fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at all comes
>>> > out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to
>>> > create hydrogen, then there will be residues of that in
>>> > the
>>> > exhaust, but hydrogen fuel does not contribute oxygen to
>>> > the
>>> > atmosphere.
>>> >
>>> > Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for
>>> > running our vehicles. Like pure hydrogen, it is made from
>>> > water, i.e., hydrogen and oxygen, but it burns in the
>>> > combustion engine so that, depending on the setup, it may
>>> > actually release oxygen into the atmosphere. In that
>>> > case,
>>> > what comes out of the tail pipe is oxygen and water
>>> > vapor,
>>> > just as with fuel cells; but the oxygen comes from the
>>> > water
>>> > that's being used to create the Brown's gas fuel. So
>>> > burning
>>> > Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus
>>> > increase the oxygen content of our atmosphere.
>>>
>>>
>>>
>>> ___________________________________________________________
>>> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>>>
>>>
>>>
>>> -------------------------------------------------------------------------------->>
>>>  
>>> PP-IAGI 2011-2014:
>>> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
>>> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>>> -------------------------------------------------------------------------------->>
>>>  
>>> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20
>>> September 2012. Kirim abstrak ke email:
>>> pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak
>>> 28 Februari 2012.
>>> -------------------------------------------------------------------------------->>
>>>  
>>> To unsubscribe, send email to:
>>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email
>>> to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>> For topics not directly related to Geology, users are
>>> advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI
>>> Website: http://iagi.or.id
>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>> No. Rekening: 255-1088580
>>> A/n: Shinta Damayanti
>>> IAGI-net Archive 1:
>>> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
>>> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>> --------------------------------------------------------------------->> 
>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>>> IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be
>>> liable for any, including but not limited to direct or
>>> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>>> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
>>> or in connection with the use of any information posted on
>>> IAGI mailing list.
>>> --------------------------------------------------------------------->>
>>>
>>>
>>>
>>>
>
>
>
> ___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
> --------------------------------------------------------------------------------
> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
> abstrak 28 Februari 2012.
> --------------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
> email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to 
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
> 


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to