Apa gambar rancangan insinyur besar ini masih ada di arsip nasional atau di 
hankam?

----- Original Message -----
From: a...@geologist.com
Sent: 04 May 2012 10:46
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Fw: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno

Mumpung masih hangat soal tata ruang Indonesia... Sekedar sharing dari milist 
Unhas...

Regards,

Adie
3602
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From:  Mali menNoM Piero <mali_ant...@yahoo.co.id>
Sender:  ge...@yahoogroups.com
Date: Thu, 3 May 2012 21:51:12 +0800 (SGT)
To: ge...@yahoogroups.com<ge...@yahoogroups.com>
ReplyTo:  ge...@yahoogroups.com
Subject: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno

 
sekedar berbagi info yg cukup menarik untuk pengetahuan kita mengenai rencana 
besar presiden ri I Ir.sukarno dalam membangun indonesia agar menjadi kekuatan 
yg sangat disegani di asia bahkan dunia, silakan disimak ;


 Banyak orang yang nggak tau bahwa Bung Karno adalah salah satu Presiden yang 
amat mengerti tata ruang kota dan tata ruang wilayah geopolitik, dia sendiri 
sudah mendesain seluruh wilayah Indonesia dengan bagian-bagian pembangunannya, 
hal ini menjadi satu bagian dari dokumen Deklarasi Ekonomi Djuanda 1960.
 
 Kebanyakan dari orang-orang Sukarno hanyalah seorang arsitek yang gemar 
mendesain patung, hasil karyanya untuk rumah hanyalah beberapa rumah di Bandung 
yang ia gambar saat ia berkolaborasi dengan Insinyur Rooseno, atau ketika ia 
baru lulus kuliah THS (skg ITB) membuat jembatan-jembatan kecil. Bahkan secara 
sarkastis, mahasiswa-mahasiswa anti Sukarno di tahun 1965 meledek Bung Karno 
sebagai "Orang Tua Pikun, Patung kok dikira celana" samberan ini meledek soal 
pidato Sukarno, bahwa Patung itu seperti celana, sebagai sebuah kehormatan 
bangsa. 
 
 Padahal Sukarno adalah pemikir besar, ia mendesain bukan saja patung-patung 
yang banyak meniru model Eropa Timur, ia mendesain kota-kota besar masa depan 
Indonesia. Di tahun 1958 setelah pengusiran warga Belanda dan pengambilalihan 
modal-modal Belanda sebagai bagian pernyataan siap perang Indonesia dengan 
merobek-robek perjanjian KMB, Sukarno sebenarnya sudah merancang Djakarta 
menjadi kota tempur. 
 
 Seperti kota Singapura di mana seluruh bujur jalannya lurus-lurus dan lebar 
sekali, sebenarnya itu disiapkan untuk menjadi markas atas penguasaan wilayah 
Asia Tenggara. Bagi Bung Karno stabilitas Asia Tenggara adalah segala-galanya 
untuk melepaskan Indonesia dari politik ketergantungan modal dan politik invasi 
wilayah-wilayah produk ~apa yang ditakutkan Sukarno pernah diucapkan pada 
Djuanda "Amerika sekarang tak lebih dengan Belanda, mereka tak berminat 
terhadap kesatuan wilayah, mereka hanya berminat wilayah-wilayah kaya modal, 
wilayah produktie, inilah yang menyamakan mereka dengan Belanda di tahun 1947 
dimana agresi militer mereka dinamakan dengan sandi "Operatie Produkt". 
 
 Wilayah-wilayah yang jadi prioritas Sukarno setelah siap perang dengan Belanda 
adalah Irian Barat, merebut Irian Barat dan menjadi satu bagian NKRI adalah 
satu syarat agar bangsa ini menjadi paling kuat di Asia. Selain Irian Barat 
yang menjadi perhatian penting Bung Karno adalah Kalimantan. Awalnya Semaun 
yang membawa saran tentang perpindahan ibukota, -Semaun adalah konseptor besar 
atas tatanan ruang kota-kota satelit Sovjet Uni di wilayah Asia Tengah - dan 
ini kemudian disambut antusias oleh Bung Karno, selama 1 tahun penuh Bung Karno 
mempelajari soal Kalimantan ini, ia berkesimpulan "masa depan dunia adalah 
pangan, sumber minyak dan air. Pertahanan militer bertumpu pada kekuatan 
Angkatan Udara".
 
 Bung Karno membagi dua kekuatan itu besar pertahanan nasional dalam dua garis 
besar : Pertahanan Laut di Indonesia Timur dengan Biak menjadi pusat armada-nya 
(ini sesuai dengan garis geopolitik Douglas MacArthur) dan Pertahanan Udara di 
Kalimantan. Lalu Bung Karno mencari kota yang tepat untuk menjadi 'Pusat 
Kalimantan'. 
 
 Lalu pada satu malam di hadapan beberapa orang Bung Karno dengan intuisinya 
mengambil mangkok putih di depan peta besar Kalimantan, ia menaruh mangkok itu 
ke tengah-tengah peta, kemudian Sukarno berkata dengan mata tajam ke arah yang 
mendengarnya "Itu Ibukota RI" Bung Karno menunjuk satu peta di tepi sungai 
Kahayan. Lalu Bung Karno ke tepi Sungai Kahayan dan melihat sebuah pasar yang 
bernama Pasar Pahandut, dari Pasar inilah Bung Karno mengatakan "Ibukota RI 
dimulai dari sini" ini sama persis dengan ucapan Daendels di depan Asisten 
Bupati Sumedang saat membangun jalan darat Pos Selatan untuk gudang arsenal 
Hindia-Perancis, ketika itu ia menunjuk satu tempat yang kita kenal sekarang 
sebagai Bandung "Bandung jadi titik nol wilayah pertahanan Jawa". 
 
 Lalu Bung Karno menyusun dasar-dasar kota administrasi provinsi dengan dibantu 
eks Gubernur Jawa Timur RTA Milono, pada saat penyusunan birokrasi itu Bung 
Karno sedang menyiapkan cetak biru besar tentang rancangan tata ruang negara 
dari Sabang Sampai merauke. Antara Pulau Sumatera-Jawa dan Bali akan dibangun 
terowongan bawah tanah, karena rawan gempa Bung Karno meningkatkan armada 
pelabuhan antar pulau dipesan kapalnya dari Polandia. Tapi rencana membuat 
channel seperti di selat Inggris tetap diprioritaskan bahkan menjelang 
kejatuhannya di tahun 1966 ia bercerita tentang channel bawah tanah yang 
menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa dan Bali. 
 
 Pusat pelabuhan dagang bukan diletakkan di Jawa, tapi disepanjang pesisir 
Sumatera Utara- Kalimantan-Sulawesi, Sukarno mempersiapkan rangkaian pelabuhan 
yang ia sebut sebagai "Zona Tapal Kuda". Wilayah Jawa dan Bali dijadikan pusat 
lumbung pangan. 
 
 Kota-kota baru dibangun, pilot project-nya adalah Palangkaraya dan Sampit, 
setelah itu Djakarta juga dibangun untuk display ruang atau model kota modern, 
Jakarta tetap dijadikan pusat kota jasa Internasional sementara Palangkaraya 
menjadi pusat pemerintahan dan pertahanam militer udara, Biak di Irian Barat 
jadi perta

[The entire original message is not included]

Kirim email ke