Sebetulnya yang paling menyedihkan adalah praktek-praktek manipulasi
transfer pricing karena tidak adanya standar harga komoditi untuk "raw ore",
sehingga exportir hasil tambang bisa buka "cabang" di luar negeri dan akan
bertindak sebagai importir... dengan harga yang di"murahkan". Akibatnya ya
pajak dan royalti  menjadi kecil..
Lain halnya kalau yang dijual bahan tambang yang sudah mateng.. harga
pasarnya jelas gak bisa dimanipulasi..
Kesimpulan kalau downstreamnya dibenahi upstream juga semakin membaik,
jangka panjang kebijakan tersebut sangat menguntungkan negara !  gitu kali
ya.
Ruskamto NPA 1061
  
      

-----Original Message-----
From: lia...@indo.net.id [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: 30 Juni 2012 12:01
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit 3m

Sebetulnya masalah ini sudah cukup lama ada dan sudah dapat
diantisipasi jauh jauh hari.Dalam UU Minerba 2009 sdh sangat jelas
disebutkan untuk
melakukan pengolahan  dan pemurnian di dalam negeri untuk
meningkatkan nilai tambah komodisti tambang yg selama ini
secara besar besar langsung di bawa keluar dalam bentuk raw
mineral yg diberi waktu selambat lambatnya 5 tahun sejak UU ini
berlaku ( 2014 ), kemudian UU ini ditindak lanjuti dg PP no.23
tahun 2010 kemudian teknisnya diatur melalui Permen 07 tsb.
Kenapa dulu nggak dimasalahkan pada waktu mencantumkan pasal
pada UU tsb. Memang kontribusi dari sektor tambang selama ini
kecil sekali tidak nyampai 10% dari sektor migas , padahal
daerah yg di kelupas / dikeruk sudah tidak bisa dihitung lagi
dg ribuan IUP yg sdh diterbitkan yg tdk terkontrol lagi karena
para kep daerah kayaknya berlomba lomba ngeluarkan IUP tsb.
Mungkin solusinya merger saja antar IUP untuk bikin unit
pengolahannya
ISM



> Rekan 
>
> Kalau akibat dari PerMen akan menyebakan adanya "lay off" ,
> saya kira itu sudah diperkirakan , mengenai jumlahnya ,
> mungkin perlu direkonfirmasi. Akan tetapi ini adalah contoh
> yang sangat gamblang bahwa untuk memperbaiki atau mengoreksi
> kebijakan yang salah ,(dalam hal ini adalah "kebebasan"
> melakukan bisnis ekstraksi SDA tanpa kontrol} akan
> mengakibatkan persoalan lain timbul.
>
> Tentu saja harus ada solusinya , akan tetapi solusinya TENTU
> bukan- nya mencabut PerMEn yang merupakan koreksi atas
> kebijakan "ngawur" dalam ekstraksi SDA .
>
> si Abah  
>
>
> ________________________________
> From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com>
> To: Iagi <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Saturday, June 30, 2012 6:46 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could
> hit 3m
>
>
> Kalau begitu, sudah sesuai dgn UUD pak. Daripada "dijual ke
> investor", dikelola oleh negara, akan lebih baik (asal tidak
> di korupsi dan pelaksanaannya benar-benar untuk
> kesejahteraan rAkyat). Swasta sebagai konsultan, maupun
> operator, tetapa dapat hidup,  memang tidak perlu menjadi
> pemilik lahan. Kalau jadi pemilik lahan hehehe sudah tidak
> ada negara KESATUAN RI lagi. Semoga lebih baik.
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
>
> From:  "S. (Daru) Prihatmoko" <sd...@indo.net.id>
> Date: Fri, 29 Jun 2012 19:07:57 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>;
> <economicgeol...@yahoogroups.com> ReplyTo:
> <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit
> 3m
>
> Mas Adji dkk MGEI-IAGI,
>
> Walau agak terlambat me-reply, saya rasa berita
> memprihatinkan ini perlu kita cermati. Nampaknya (yg saya
> dengar dr sumber lain) berita ini bersumber dari adanya
> pertemuan antara Spartan (Solidaritas Para Pekerja Tambang
> Nasional) dng Komisi 9 DPR RI pada 25 Juni lalu. 
>
> Pada acara tsb Spartan menyerahkan data terkait dengan
> 235.823 pekerja tambang yang mengalami Pemutusan Hubungan
> Kerja (PHK) di 499 perusahaan yang tersebar di enam provinsi
> yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
> Kalimantan Timur, Maluku, dan Nanggroe Aceh Darussalam.
> Pihak Spartan menyebutkan kegiatan tsb meeupakan "gelar
> data" terkait dng implikasi Permen ESDM No 07 serta revisi
> No. 11 tahun 2012 beserta Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
> Bea Ekspor 20 persen yang secara tiba-tiba memutuskan untuk
> melarang perusahaan tambang melakukan ekspor bahan mentah
> mineral per 6 Mei 2012 yang akibatnya, ribuan pekerja
> tambang harus menghadapi PHK massal. Dari data yang dihimpun
> sentral informasi Spartan, saat ini sudah terdapat 499
> perusahaan yang telah mem-PHK pekerja tambang sebanyak
> 235.823 orang. Berdasarkan data tersebut, pihak Spartan
> mengklaim kerugian diperkirakan mencapai Rp4,7 triliun lebih
> dari 499 perusahaan yang telah mem-PHK
> karyawannya tersebut. Selain itu, kerugian juga menimpa
> masyarakat yang memiliki usaha rumah kos serta warung makan
> di kawasan sekitar perusahaan.  
> Kegiatan tsb nampaknya luput dari pemberitaan media (atau
> berita spt ini memang tidak seksi untuk ditayangkan ??).
> Adakah yg tahu kontak person Spartan? Mungkin kita MGEI-IAGI
> dpt saling bahu membahu mencari solusi permasalahan ini,
> sekalian cross check ttg data-data yg ditampilkan Spartan.
> Isu lain yg juga sedang merebak adalah beredarnya draft RUU
> Minerba yg nampaknya dimaksudkan sbg pengganti UU No. 4/
> 2009. Agak aneh rasanya, karena UU No. 4 saja belum
> diimplementasikan (terutama berkaitan dng sistem lelang IUP
> baru yg regulasinya masih digodog  - dan tidak mateng2
> hehehe), eh....ini sudah keluar lagi draft UU utk
> menggantikannya. Saya sempat baca selintas draft UU tsb, yg
> intinya semua kegiatan usaha pertambangan hanya akan dapat
> dilaksanakan oleh BUMN dan BUMD. Peran perusahaan swasta
> baik asing maupun nasional hanya akan sebatas sbg kontraktor
> saja. Idenya mungkin bagus, yakni untuk mengembalikan SDA
> Indonesia sepenuhnya kedalam "kekuasaan" negara (yg
> diharapkan diwakili oleh BUMN dan BUMD). Bisa dibayangkan
> kalau system ini dijalankan, berapa ratus ribu lagi pekerja
> tambang terutama yg swasta akan kehilangan
> pekerjaan....wah...  Alternatifnya bisa saja kawan2 tsb
> berduyun-duyun masuk ke BUMN/ BUMD - tapi seberapa banyak
> bisa tertampung? Atau dengan terpaksa pindah ladang ke
> negeri seberang yg tentunya tidak gampang. Menyikapi hal
> ini, saya rasa tidak ada cara lain bagi kita-kita pelaku
> eksplorasi tambang untuk tetap rajin meningkatkan kemampuan
> teknis dan keprofesian masing2 melalui berbagai cara. MGEI
> sendiri akan coba semaksimal mungkin menghadirkan program
> pengembangan profesi yg bisa diikuti oleh para anggotanya.
> Dan bagi kawan2 yg memiliki "power" di lingkungan masing2
> akan baik sekali kalau bisa mendorong dan memfasilitasi
> geologistnya untuk berkembang dng mengikuti kursus,
> training, workshop dll. Salam akhir pekan,
> Daru
> Sent from my mobile device 2
>
> On Jun 28, 2012, at 11:59 AM, Adji Prihananto
> <adji.prihana...@gmail.com> wrote:
>
>
> Ini akurat nggak ya beritanya..? 
>>Ada yg bisa confirm?
>> 
>> 
>>Published June 27, 2012
>>Layoffs at Indonesia mines could hit 3m
>>print |email this article
>>South-east Asia's largest economy is home to some of the
>>world's richest mineral deposits, and its fast-growing
>>mining sector contributes about 12 per cent of GDP, drawing
>>nearly a fifth of foreign direct investment in the first
>>quarter - AFP [JAKARTA] Mining companies in Indonesia have
>>laid off more than 200,000 workers since a government ruling
>>in May halted exports of some minerals, and total dismissals
>>could swell to more than three million, a leading union said
>>yesterday, providing fresh evidence of disruption in the
>>major metals supplier. South-east Asia's largest economy is
>>home to some of the world's richest mineral deposits, and
>>its fast-growing mining sector contributes about 12 per cent
>>of GDP, drawing nearly a fifth of foreign direct investment
>>in the first quarter. Last month, in a move designed to
>>boost its share of mineral revenue, Indonesia imposed
>>regulations and a tax of 20 per cent on ore exports, and
>>told miners to submit plans to build local smelters or
>>process ore domestically by 2014. Workers have been laid off
>>in nickel, gold, iron and copper mines in six provinces on
>>resource-rich Kalimantan and Sulawesi islands, data gathered
>>by the union from mining companies shows. "They (mining
>>firms) have lost their financial potential . . . because
>>they've stopped exporting since the mining ministry
>>regulations and the 20 per cent export tax came into
>>effect,"Juanforti Silahahi, spokesman of the National Mining
>>Workers Union (Spartan), told Reuters. - Reuters
> Sent from my mobile device 2



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



----------------------------------------------------------------------------
----
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
----------------------------------------------------------------------------
----
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.
----------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke