Heeeeeeeeeeeeeeeem , jadi kapan paBUM akan dapat dimanfaatkan maksimal ? Kebetulan hari ini ada EBTKE CONEX , moga moga ada berita menggembirakan dari pak Wapres yang membuka.
si Abah ________________________________ From: ok.taufik <ok.tau...@gmail.com> To: bastian yan panggabean <bagas19te...@yahoo.co.id>; iagi-net <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Wednesday, July 11, 2012 1:37 PM Subject: [iagi-net-l] Re: Milist Economic Milisnya iagi-net Powered by Tekanlkomsel BlackBerry® ________________________________ From: bastian yan panggabean <bagas19te...@yahoo.co.id> Date: Wed, 11 Jul 2012 13:53:27 +0800 (SGT) To: ok.taufik<ok.tau...@gmail.com> ReplyTo: bastian yan panggabean <bagas19te...@yahoo.co.id> Subject: Milist Economic Pak Ok Yth, Perkenalkan saya Yan Bastian, Alumni GL ITB. Saya tertarik dengan pembahasan bapak melalui milist sinergi IA-ITB yang bapak posting tentang keekonomian geothermal seperti postingan di bawah. Yang saya mau tanyakan, apakah nama milist sebelah yang didalamnya Pak Ong memberikan pernyataan tersebut. Bolehkah saya ikut bergabung Pak, solanya saya sekarang memang terlibat dengan kajian dan evaluasi keekonomian di tempat saya bekerja. Saya masih ahrus belajar dengan Pak Ong yang ilmu keekonomiannya sudah world class. Terima kasih informasinya Pak, Salam Yan Bastian P Ulasan kondisi dan kendala pengembangan geothermal kita dari pak Ong di milis sebelah. Geothermal Indonesia tidak mungkin berkembang karena adanya subsidi BBM. PLN juga harus menghemat dan akan membandingkan harga geothermal dengan harga migas atau batubara. PLN cenderung mengunakan migas yang jauh lebih murah karena mendapat subsidi. Geothermal yang sekarang bisa berkembang di Indonesia hanyalah Geothermal yang premium seperti: dekat dengan gardu listrik, dry stream (ump.Kamojang), lean gas (low H2S), low carbonate (scaling), low silicate (scaling), tidak ada gas racun seperti Hg, lokasi dekat daerah yang membutuhkan, listrik belum ada, dsb. Begitu geothermal agak kotor seperti mengandung silica atau sour gas (Dieng), umpamanya, perlu dibersihkan dan harga akan naik dan tidak ekonomis. Setelah 10 tahun beroperasi, Pemerintah dua tahun yang lalu menaikkan harga geothermal menjadi sekitar 9.6 cent/kwh. Inipun masih terlalu rendah. Waktu diadakan tender setahun yang lalu hanya Pertamina yang ikut tender dan mendapatkan beberapa daerah baru. Swasta tidak ada karena mereka menganggap harga terlalu rendah, paling tidak mereka minta 12 cent/kwh.(Note: Swasta di Flores ikut tapi ini adalah BUMD). Pemerintah tidak rela memberikan swasta keuntungan yang memadai. PLN tetap lebih untung kalau beli diesel ataupun gas yang disubsidi ketimbang geothermal. ESDM gencar promosi geothermal. Setiap tahun diadakan World Geothermal Congress di Bali disponsori oleh Pemerintah. Indonesia selalu mendengungkan bahwa 40% potensi geothermal dunia ada di Indonesia. Benar potensi tinggi tetapi kalau harus bertanding dengan harga diesel dan gas yang disubsidi, sukar bagi PLN memilih Geothermal energi, kecuali Geothermal premium seperti diuraikan diatas. Bagaimana diluar negeri. Di Eropa, harga BBM dikenakan pajak sampai 300%. Jadi segala sesuatu yang bisa mengalahkan BBM plus 300% akan bisa dikembangkan dan dijadikan energi. Umpama di Paris basin, geothermal low enthalpy, temparaturnya hanya 50 derajat celcius. Tapi mereka bisa di manfaatkan untuk memanaskan gedung-gedung waktu musim dingin. Untuk mengalahkan harga BBM plus 300% mudah. Demikian juga geothermal di Filipina dan Jepang, harus melawan energi impor migas yang dikenakan pajak tinggi. Selain itu untuk renewable energy Pemerintah biasanya memberikan insentif. Geothermal di California sampai sekarang pun masih mendapatkan tax break dan VAT (Pajak Penambahan Nilai) dibebaskan. Di Indonesia renewable energy seperti Geothermal sangat dianjurkan Pemerintah tetapi harus melawan BBM yang disubsidi atau melawan BBM minus 50%, bukan melawan BBM plus 300% seperti yang terjadi di luar negeri. Moga-moga keterangan singkat ini berguna bagi Anda. HL Ong. Regards, Yan Bastian P